Anda di halaman 1dari 16

KEGAWAT DARURATAN

INTOKSIKASI

MISNAWATI
190402010
KEPERAWATAN 6A
DEFINISI

Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang
menimbulkan gejala klinis.

Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut,
hidung, suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme
hidup dengan dosis relative kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu
dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan.
ETIOLOGI
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan
berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
● Polusi limbah industri yang mengandung logam berat,
● Bahan makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme seperti kuman, bakteri,
protozoa, parasit, jamur beracun.
● Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal, tidak
menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang merupakan
racun bagi tubuh. 
KLASIFIKASI

Klasifikasi Keracunan ada 2 yaitu :


● Keracunan korosif : keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi produk
alkali, pembersih toilet, deterjen.

● Keracunan Non korosif : keracunan yang disebabkan oleh zat non korosif meliputi
makanan, obat-obatan, gas.
PATOFISIOLOGI

Keracunan dapat disebabkan oleh bebebrapa hal, diantaranya faktor bahan


kimia,mikroba,makanan,toksin,dll. Penyebab tersebut mempengaruhi vaskuler sistemik
sehingga terjadi penurunan organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung. gangguan pernafasan, gangguan
sirkulasi darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia).
PATOFISIOLOGI
Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun sampai di lambung, lalu lambung akan
mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri terhadap benda atau zat asing yang masuk ke
dalam lambung dengan gejala mual, lalu lambung akan berusaha membuang zat tersebut dengan cara
memuntahkannya. Karena seringnya muntah maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibat banyaknya
cairan tubuh yang keluar bersama dengan muntahan. Karena dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan
tubuh akan lemas dan banyak mengeluarkan keringat dingin. Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya
dehidrasi, dan keluarnya keringat dingin akan merangsang kelenjar hipopisis anterior untuk
mempertahankan homeostasis tubuh dengan terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak segera diatasi
maka dehidrasi berat tidak dapat dihindari, bahkan dapat menyebabkan pingsan sampai kematian.
PATOFISIOLOGI

Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat
penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga
terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah
perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi
mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia
terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin
tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang
terjadi akan memperberat syok,asidemia,dan hipoksia (Brunner and Suddarth, 2010).
MANIFESTASI KLINIS
● Mual
● Muntah-muntah
● Diare
● Hipertermi/hipotermia
● Sering BAB
● Rasa lemas dan mengigil
● Hilang nafsu makan
● Dehidrasi
● Kram perut
● Kejang
● Mulut kering
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si
kecil terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat
hari, tapi hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang
keracunan masih mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.
KOMPLIKASI

1. Henti nafas
2. Henti jantung
3. Syok
4. Koma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Elektrokardiografi
EKG dapat memberikan bukti-bukti dari obat-obat yang menyebabkan penundaan
disritmia atau konduksi.
● Radiologi
Banyak substansi adalah radioopak, dan cara ini juga untuk menunjukkan adanya
aspirasi dan edema pulmonal.
● Analisa GasDarah, elektrolit dan pemeriksaan laboratorium lain
Keracunan akut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, termasuk
natrium, kalium, klorida, magnesium dan kalsium.
● Tes fungsi ginjal
Beberapa toksik mempunyai efek nefrotoksik secara lengsung.
● Skrin toksikologi
Cara ini membantu dalam mendiagnosis pasien yang Keracunan. Skrin negatif tidak
berarti bahwa pasien tidak Keracunan, tapi mungkin racun yang ingin dilihat tidak ada.
Adalah penting untuk mengetahui toksin apa saja yang bisa diskrin secara rutin di dalam
laboratorium, sehingga pemeriksaannya bisa efektif.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Stabilisasi
• Jalan nafas (A)
• Pernafasan (B)
• Sirkulasi (C)
 Dekomentaminasi
• Mata
• Kulit
• Gastroinstestinal
 Eliminasi
Indikasi melakukan eliminasi:
• Tingkat keracuan berat
• Terganggu rute elimiunasi normal (gagal ginjal)
• Menelan zat dengan dodsis letal
• Pasien dengan klinkis yang dapat memperpanjang koma
PENGKAJIAN

● Kaji gejala klinis yang tampak pada klien


● Anamnesis informasi dan keterangan tentang keracunan dari korban atau dari orang-
orang yang mengetahuinya.
● Identifikasi sumber dan jenis racun
● Kaji tentang bentuk bahan racun
● Kaji tentang bagaimana racun dapat masuk dalam tubuh pasien
● Identifikasi lingkungan dimana pasien dapat terpapar oleh racun
● Pemeriksaan fisik
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

● Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
● Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, dan diare.
● Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak
adekuat ( Anoreksia, Mual dan Muntah )
● Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan nyeri kepala dan otot.
● Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan pergerakan.
● Gangguan integritas kulit berhubungan dengan nyeri lokal dan kemerahan.
INTERVENSI
DX Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
Bersihan jalan nafas Setelah diberikan a. Pantau a. Mengetahui
tidak efektif berhubungan asuhan keperawatan tingkat/kedalema tingkat
diharapkan pola nafas
dengan obstruksi jalan n dan pola pernafasan klien
klien kembali efektif
nafas. (D.0001) dengan Kriteria hasil: pernafasan. b. Mengetahui bunyi
• Pasien mampu b. Auskultasi bunyi pernafasan klien
mempertahankan nafas. c. Meningkatkan
pola nafas yang c. Pertahankan inspirasi
efektif dengan posisi tidur yang maksimal,
tingkat pernafasan
yang normal.
nyaman, meningkatkan
• Paru-paru pasien biasanya dengan ekspansi paru.
bersih, bebas dari peninggian d. Meningkatkan
cianosis, dan kepala tempat pernafasan klien
tanda-tanda/ tidur.
gejala-gejala d. Berikan
hipoksia yang lain.
tambahan O2
KESIMPULAN

Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui


saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa
yang menimbulkan gejala klinis
TERIMA KASIH !

Anda mungkin juga menyukai