HANA WAHYUNINGTYAS
1911040039
B. ETIOLOGI
Menurut Mayer (2012) etiologi pneumonia antara lain:
1. Bakteri, merupakan mikroorganisme bersel tunggal sederhana dan memiliki
dinding sel yang melindunginya terhadap banyak mekanisme tubuh manusia.
2. Virus, merupakan organisme subseluler yang tersusun hanya dari nukleus RNA
atau nukleus DNA yang terbungkus oleh protein. Virus merupakan organisme
terkecil bahkan begitu kecilnya hanya mampu dilihat menggunakan mikroskop.
G. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan suportif / simptomatik
2. Pemberian terapi oksigen
3. Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
4. Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik , Pengobatan antibiotik
harus diberikan sesuai dengan etiologi kurang dari 8 jam
A. FOCUS PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat mengidap
b. Riwayat penyakit
c. Riwayat penggunaan obat-obat ulserogenik
2. Kebiasaan/gaya hidup
3. Pengkajian Umum
4. Pengkajian Fisik
5. Studi diagnostic
6. Pemeriksaan darah
7. Pemeriksaan urin
8. Pemeriksaan penunjang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda lain:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas:
spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan,
sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
NIC :
Kriteria Hasil
:mampu mengeluarkan pursed lips, klien tidak merasa tercekik, irama,
sputum, mampu bernafas frekwency dalam batas normal, tidak ada bunyi
dengan mudah, tidak ada abnormal.
NIC :
4) Berikan bronkodilator
NIC :
1) Pertahankan intake dan output yang akurat
2) Monitor status hidrasi
NIC :
NIC :
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang prose
penyakit yang spesifik
2) Jelaskan patofisiologi tentang penyakit
Komplikasi
Efusi pleura dan emfisema. Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada infeksi
bakterial akut berupa efusi para pneumonik gram negatif sebesar 60%,
staplilococus aureus 50%, S. Pneumoniae 40-60%, kuman anaerob 35%. Sedang
pada mycoplasma pneumoniae sebesar 20%. Cairannya transudat dan sterill,
Komplikasi sistemik, dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
menungitis. Dapa juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksi
kronik, peningkatan ureum dan enzim hati, Hipoksemia
DAFTAR PUSTAKA
(Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2010; Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014)
Muttaqin, A. 2012. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi pada Praktek
Klinik Keperawatan. Jakarta: EGC
Samsuhidayat. 2005.Buku Ajar Ilmu Bedah; alih bahasa: Monics, Ester, Edisi
2.Jakarta:EGC