Anda di halaman 1dari 5

Ayo Cegah Dimensia Melalui Kegiatan Promitif dan Senam Otak pada Lansia di Era

Pandemi Covid-19
Ruslang*, Tetty Surianti, Barangkau, Jusriani, Salmudi Arismunandar, Nur Ilmi Haq,
Hermawin, Siti Hardianti
Program Studi S-1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Puangrimaggalatung

Abstrak
Kegiatan pengabdian ini didasari oleh adanya masalah fungsi otak yang terjadi pada lansia, salah
satunya yaitu demensia. Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi
perlahan-lahan yang dapat menganggu kinerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari orang yang
terkena. Adapun tindakan promotif yang dapat dilakukan pada kasus demensia ini yaitu senam otak
(brain gym). Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tonrong Tengnga Kecamatan Pammana Kabupaten
Wajo. Proses pelaksanaannya dimulai dengan memberikan penyuluhan mengenai materi demensia,
selanjutnya dilakukan kegiatan praktik senam otak sebagai salah satu pencegahan dari demensia ini.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu agar lansia mampu menjelaskan demensia sesuai dengan bahasa
sendiri, lansia mampu menguraikan kembali tanda dan gejala dari demensia, lansia mampu
menyebutkan kembali pencegahan demensia dan lansia mampu memperagakan kembali gerakan
senam otak pada lansia. Melalui kegiatan ini, diharapkan lansia dapat melakukan praktik senam
otak secara mandiri dan berulang pada kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Lansia, Demensia, Senam Otak

1. Pendahuluan
Di Indonesia penuaan penduduk semakin berkembang pesat dimana lanjut usia yang
semakin hari semakin mengalami peningkatan yang dimana dari sebelumnya pada tahun 2020
berjumlah sekitar 24 juta dan di perkirakan akan meningkat sekitar 30-40 juta jiwa pada tahun 2021
(Kartikasari, 2019).
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk kelompok negara dengan
struktur tua (Ageing Structure Population), dibuktikan dengan fakta bahwa presentase penduduk
lansia yang mencapai angka di atas 70% (Murdiyanti, 2017).
Lansia adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, dimana proses penuaan ini yang akan
terjadi pada setiap manusia baik secara fisik, mental dan sosial. Masalah kesehatan yang lazim
terjadi pada lansia dimana akan banyak terjadi penurunan-penurunan fungsi sistem penglihatan,
sistem pendengaran, gangguan orientasi waktu dan tempat, tingkat kemandirian dalam melakukan
aktivitas serta penurunan fungsi otak (Kartikasari, 2019).
Salah satu dampak dari penurunan fungsi otak yaitu demensia, dimana demensia ini
merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi perlahan-lahan dan dapat menganggu
kinerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari orang yang terkena. Selain itu, lansia yang mengalami
demensia juga akan sulit untuk memecahkan masalah, mengontrol emosi, dan dampak terburuknya
adalah lansia dapat mengalami gangguan tingkah laku (Jahid, 2018).
Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya demensia pada lansia,
salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan senam otak. Senam otak (Brain gym) adalah
serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan
belajar dengan menggunakan keseluruhan otak. Senam otak (Brain gym) dapat memberi stimulasi
untuk meningkatkan kemampuan otak kanan sehingga fungsi otak menjadi semakin relevan serta
aliran darah dan oksigen ke otak menjadi lancar (Dennison, 2019).
Namun, pada era pandemi COVID-19 ini dengan banyaknya pembatasan kegiatan sosial
lansia mengalami kesulitan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai senam otak. Maka dari itu,
penulis berinisiatif melakukan pengabdian kepada masyarakat mengenai “Ayo Cegah Dimensia
Melalui Kegiatan Promitif dan Senam Otak pada Lansia di Era Pandemi Covid-19”, dengan
tetap memperhatikan protokol kesehatan.

2. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) secara ringkas dapat digambarkan dalam bentuk diagram (Gambar 1) :

Penyuluhan Mengenai Demensia

Praktik Senam Otak

Evaluasi

Laporan Akhir

Gambar 1. Diagram metode pelaksanaan PKM

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan pengabdian yang telah dilaksanakan, hasil yang dicapai melalui kegiatan ini
adalah sebagai berikut : (a) Lansia mampu menjelaskan demensia atau kepikunan sesuai dengan
bahasa sendiri (b) Lansia mampu menguraikan kembali tanda dan gejala yang muncul pada
kepikunan/demensia yang dialami lansia (c) Lansia mampu menyebutkan kembali hal-hal yang
dilakukan untuk pencegahan kepikunan/demensia pada lansia dengan bahasa sendiri (d) Lansia
mampu memperagakan kembali gerakan senam otak pada lansia. Kegiatan PKM ini dituangkan
dalam bentuk hasil kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan sebagai berikut :
3.1 Perencanaan Kegiatan
Pada tahap perencanaan yaitu dengan mengajukan permohonan izin pada kepala desa tujuan
yaitu Desa Tonrong Tengnga Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo dimana setelah mendapatkan
izin dari kepala desa setempat, tim pengabdi menentukan lokasi/tempat PKM di adakan. Kemudian,
mengundang para aparat desa beserta sasaran lansia untuk menghadiri kegiatan PKM. Selanjutnya,
tim pengabdi mempersiapkan media-media yang digunakan dalam proses pelaksanaan PKM ini.
3.2 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan PKM dilaksanakan pada hari Kamis, 18 November 2021 dimulai pada pukul 10:00
WITA. Sasaran lansia dengan jumlah 18 orang, laki-laki 5 orang (27,7%) dan perempuan 13 orang
(72,2%) telah diberikan upaya promotif mengenai demensia serta diberikan praktek senam otak.
Dimana pada saat pelaksanaan kegiatan, lansia sangat antusias serta sangat kooperatif pada saat
proses pengabdian berlangsung. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
sebagai berikut :

Gambar 2. Pembukaan oleh moderator Gambar 3. Sambutan Oleh Dosen Pendamping

Pertama, pembukaan oleh moderator yang merupakan bagian dari tim pengabdi.
Selanjutnya, pada saat pembukaan ini moderator mempersilahkan dosen pendamping untuk
membawakan sambutan sebagai ketua pelaksana kegiatan PKM.

Gambar 4. Penyuluhan Demensia

Kedua, Penyuluhan mengenai topik demensia. Pada kegiatan penyuluhan ini pemateri
menyampaikan mengenai pengertian kepikunan/demensia pada lansia, tanda dan gejala
kepikunan/demensia pada lansia, dan pencegahan kepikunan/demensia pada lansia. Media yang
digunakan adalah Leaflet dan Speaker.

Gambar 5. Praktik Senam Otak

Ketiga, dilakukan praktik senam otak pada lansia dan dipandu oleh fasilitator senam untuk
mempermudah lansia untuk memahami gerakan-gerakan senam otak. Sebelum lansia
mempraktikkan secara mandiri, fasilitator mengajarkan gerakan senam otak satu persatu secara
lambat, lalu setelah mulai paham dan mampu melakukan gerakan secara mandiri fasilitator
mengintruksikan lansia untuk melakukan senam otak dengan menggunakan musik. Adapun media
yang digunakan yaitu LCD, Labtop, Speaker dan PPT.

Gambar 6. Evaluasi & Games

Keempat, dilakukan evaluasi pada lansia mengenai materi yang telah disampaikan baik dari
materi demensia maupun senam otak. Untuk meningkatkan antusiasme lansia maka tim pengabdi
melakukan games terkait materi yang telah disampaikan, dengan menjawab pertanyaan maka lansia
akan mendapatkan penghargaan/reward dari tim pengabdi.

3.3 Review
Pada tahap ini tim pengabdi mereview kembali mengenai kelebihan dan kekurangan dari
kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan, dimana kelebihannya disini adalah sasaran lansia
sangat antusias mengenai kegiatan pengabdian yang dilakukan. Sedangkan kekurangan dari
kegiatan pengabdian ini yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan lansia masih perlu selalu dihimbau
untuk menjaga jarak untuk mematuhi protokol kesehatan.
4. Kesimpulan
Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini adalah sebagai berikut : (a) Lansia mampu
menjelaskan demensia atau kepikunan sesuai dengan bahasa sendiri (b) Lansia mampu
menguraikan kembali tanda dan gejala yang muncul pada kepikunan/demensia yang dialami lansia
(c) Lansia mampu menyebutkan kembali hal-hal yang dilakukan untuk pencegahan
kepikunan/demensia pada lansia dengan bahasa sendiri (d) Lansia mampu memperagakan kembali
gerakan senam otak pada lansia.

5. Ucapan Terima Kasih


Tim pengabdi menguncapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Universitas Puangrimaggalatung, Kepala Desa Tonrong Tengnga, Dosen
Pendamping, serta sasaran Lansia yang telah berkontribusi dalam kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) yang telah terlaksana dengan baik.

Referensi

Dennison. (2019). Senam Otak (Brain Gym). Manfaat Senam Otak, IV(1), 47–53.
Jahid, A. (2018). PENGARUH. Jurnal Kesehatan, 9(2), 112–118.
Kartikasari, D. (2019). Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Pada Lansia Demensia Oleh
Keluarga. Journal of Nursing, 1(1), 175–182.
Murdiyanti, D. (2017). Pengaruh Latihan Senam Otak Dan Art Therapy Terhadap Fungsi Kognitif
Lansia Dengan Demensia Di Pstw Yogyakarta Unit Budi Luhur Dan Abiyoso. Universitas
Indonesia, 1–7. https://doi.org/10.31227/osf.io/db3a9

Anda mungkin juga menyukai