Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

GANGGUAN PSIKOSOSIAL DIMENSIA PADA LANSIA DENGAN


INTERVENSI SENAM OTAK DI ERA COVID 19

Disusun oleh :
Ayu Sagita (1935025)

Dosen Pembimbing:
Ns. Lilik Pranata, M.KeS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis, kegagalan ini

berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan

kepekaan secara individual (Efendi & Makhfudly, 2009, p. 243). Dimensia

merupakan penyakit degeneratif yang sering menyerang pada orang lanjut usia akibat

kerusakan sel-sel otak (Pieter, Janiwarti, & Saragih, 2011, p. 320). Pada dimensia

terjadi kemunduran global fungsi mental yang mencakup memorii, bahasa,

kemampuan visuospasial (pengenalan ruang dan tempat) dan pengambilan keputusan

(Ikapi, 2008, p. 12)

Gejala lain yang mudah diketahui diantaranya yaitu gangguan memori,

kesulitan melakukan rutinitas sehari-hari, sulit berkonsentrasi serta suka menyendiri

(Ikapi, 2008, p. 17). Jika kondisi ini terus berlanjut tentu akan menjadi beban bagi

para lansia dan keluarga amupun orang sekitar (Ikapi, 2008, p. 17).

Prevalensi penderita dimensia di Dunia mencapai 46 juta jiwa mengalami

dimensia, dan di Asia mencapai 22 juta jiwa mengalami dimensia. Estimasi jumlah

penderita dimensia di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 1 juta orang (Kemenkes,

2019, p. 10)
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan laporan ini yaitu untuk mengetahui efektifitas senam

otak pada penderita dimensia pada lansia.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pembuatan laporan ini yaitu untuk mengetahui efektifitas

senam otak pada penderita dimensia pada lansia.

C. Manfaat

1. Responden

Setelah dilakukan senam otak diharapkan bisa membantu lansia untuk

memperbaiki memorinya kembali.

2. Pembaca

Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan dan informasi mengenai

dimensia pada lansia.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Lansia

1. Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun (Efendi &

Makhfudly, 2009, p. 243).

Lansia adalah seseorang yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan,

sosial serta perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek

kehidupan termasuk kesehatan (Utomo, 2019, p. 29)

Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

(Maryam, 2009, p. 32).

2. Klasifikasi Lansia

Ada lima klasifikasi lansia menurut (Maryam, 2009, p. 33) yaitu sebagai

berikut :

a. Pralansia

Yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

b. Lansia

Yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia Resiko Tinggi

Yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih yang mengalami

masalah kesehatan.

d. Lansia Potensial

Yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan

yang dapat menghasilkan barang dan jasa.

e. Lansia Tidak Potensial


Yaitu lansia yang tidak berdaya melakukan pekerjaan, sehingga

hidupnya bergantung pada orang lain.

3. Covid 19

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernafasan

akut corona virus (Ibadurrahman, 2020, p. 13)

Gejala umum Covid 19 adalah demam, batuk, sesak nafas, demam, nyeri

tenggorokan, diare dan nyeri otot (Ibadurrahman, 2020, p. 13)

4. Korelasi lansia terhadap Covid-19

Sejauh ini virus corona lebih sering menyebabkan infeksi berat dan kematian

pada orang lanjut usia dibandingkan orang dewasa dan anak-anak. Jumlah

penderita dan kasus kematian akibat virus Corona pada lansia setiap harinya terus

meningkat (Respati & Rathomi, 2020, p. 144)

a. Sistem Respirasi

Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, aktifitas silia

menurun, paru-paru dan bronkus kehilangan elastisitas, oksigen arteri

menurun, serta kemampuan refleks batuk berkurang. Pada proses penuaan

terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total tetap, tetap volume

cadangan paru dan udara yang mengalir ke paru bertambah untuk kompensasi

kenaikan ruang paru dan udara mengalir ke paru berkurang.

b. Sistem gastrointestinal

Kehilangan gigi adalah penyebab utama pada lansia, indra pengecap

menurun, hilangnya sensitifitas saraf pengecap terhadap rasa, esofagus

melebar, rasa lapar menurun, biasanya muncul konstipasi ataupun diare.


c. Sistem imun

Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika

masih muda. Inilah alasan kenapa orang lanjut usia rentan terserang berbagai

penyakit. Termasuk covid 19. Respon imun yang tidak adekuat menyebabkan

replikasi virus dan kerusan jaringan.

B. Konsep Dimensia

1. Pengertian

Dimensia adalah kondisi terjadi penurunan kondisi intelektual yang ditandai

dengan adanya gangguan fungsi bahasa, memori visuospasial dan emosional

(Utomo, 2019, p. 15).

Dimensia adalah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga

dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan aktivitas sosial (Tumipa, Bidjuni, &

Lolong, 2017, p. 2)

2. Penyebab

Dimensia dapat disebabkan karena pecahnya pembuluh darah diotak, cedera

kepala, infeksi otak, keracunan, kekurangan zat nutrisi, stres, dan pemakaian obat-

obatan (Pieter, Janiwarti, & Saragih, 2011, p. 15). Selain itu dimensia juga bisa

disebabkan oleh beberapa penyakit yaitu alzhaimer, Pick, Parkinson, huntington

dan ley body (IKAPI, 2013, p. 10).

3. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang dapat terjadi pada penderita dimensia menurut (Ikapi,

2008, p. 17) yaitu sebagai berikut :

a. Lupa dengan nama orang-orang sekitar

b. Lupa kata-kata atau bahasa yang tepat


c. Perasaan yang berubah-ubah

d. Sulit memahami konsep abstrak seperti matematika

e. Tersesat atau tidak ingat jalan pulang ke rumah

f. Kehilangan kemmapuan berkomunikasi

g. Gelisah

h. Halusinasi

i. Tidak ingat mengerjakan tugas sehari-hari

4. Penatalaksanaan Dimensia

Menurut Maryam (2008, p.72) tindakan yang dapat dilakukan pada dimensia

dengan dimensia adalah sebagai berikut :

a. Perbaiki lingkungan tempat tinggal untuk menghindari kecelakaan yang tidak

diinginkan

b. Bantu daya pengenalan terhadap waktu, tempat dan orang dengan sering

mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan kejadian dan hal yang

pernah terjadi

c. Upayakan lansia dapat mempertahankan kegiatan sehari-hari secara optimal

5. Pengkajian

a. Identitas (Nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan, budaya/suku

b. Keadaan umum

- Tingkat kesadaran

- Riwayat psikososial konsep diri ( Penyebab terjadinya pikun)

- Hubungan sosial

- Riwayat spiritual

- Status mental (penampilan, komunikasi, emosi, aktivitas motorik)

- Persepsi (pemahaman, proses berpikir, tingkat konsentrasi)


- Kebutuhan klien sehari (makan, minum, mandi berpakaian)

c. Pemeriksaan fisik head to toe (kepala, mata, hidung, mulut, tenggorokan,

telinga, dada, abdomen, ekstremitas, genitalia)

6. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat diambil pada penderita dimensia adalah

sebagai berikut :

a. Gangguan memori berhubungan dengan proses penuaan, faktor psikologis,

efek agen farmakologis, gangguan neurologis.

b. Defisit perawatn diri berhubungan gangguan neuromuskular

7. Intervensi keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI

Keperawatan

1. Gangguan memori Setelah dilakukan Latihan Memory :

berhubungan intervensi 3x24 jam 1. Identifikasi masalah

dengan proses kemampuan mengingat memori yang

penuaan. bebrapa informasi atau dialami

perilaku meningkat 2. Monitor perilaku

dengan kriteria hasil : dan perubahan

1. Verbalisasi memori

kemampuan 3. Fasilitasi mengingat

mempelajari hal kembali pengalaman

baru meningkat masa lalu

2. Verbalisasi 4. Stimulasi

kemampuan menggunakan
mengingat memori pada

informasi faktual peristiwa yang baru

meningkat terjadi

3. Verbalisasi 5. Ajarkan teknik

kemampuan memory (senam

mengingat perilaku otak)

tertentu yang pernah

dilakukan

meningkat

4. Verbalisasi

kemampuan

mengingat peristiwa

meningkat

5. Melakukan

kemampuan yang

dipelajari

meningkat

6. Verbalisasi

pengalaman lupa

menurun

7. Verbalisasi lupa

jadwal menurun

8. Verbalisasi mudah

lupa menurun
8. Implementasi Keperawatan

Latihan Memory :

a. Mengidentifikasi masalah memori yang dialami

b. Memonitor perilaku dan perubahan memori

c. Memfasilitasi mengingat kembali pengalaman masa lalu

d. Menstimulasi menggunakan memori pada peristiwa yang baru terjadi

e. Mengajarkan teknik memory (senam otak)

9. Evaluasi Keperawatan

S: Pasien mengatakan bisa mengikuti gerakan senam otak

O: Pasien tampak mengikuti gerakan senam

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi diteruskan

C. Konsep Senam Otak

1. Pengertian

Senam otak adalah serangkaian beberapa gerakan yang dapat merangsang

seluruh bagian otak untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan kemampuan

kognitif (Andani, 2016, p. 13).

Senam otak adalah olah raga serangkaian berbasis gerakan tubuh sederhana

(Prastyo & saputra, 2017, p. 5)

2. Tujuan Senam Otak

Senam otak bertujuan untuk meningkatkan penerimaan oksigen dan

menstimulasi aliran darah agar lebih lancar ke otak (Megawati, Ike, &

Maunaturrohmah, 2017, p. 26)


3. Manfaat Senam Otak

Senam otak memiliki beberapa manfaat yaitu dapat meningkatkan kemampuan

kognitif (Kartolo & Rantung, 2020, p. 259). Senam otak juga dapat meningkatkan

kemampuan belajar, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan daya ingat,

mengurangi stres (Ikbal, Sutria, & Hidayah, 2017, p. 53). Selain itu manfaat

senam otak adalah dapat membantu meningkatkan penglihatan dan pendengaran

(Kartolo & Rantung, 2020, p. 259).


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Senam otak adalah serangkaian beberapa gerakan yang dapat merangsang

seluruh bagian otak untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif

dan meningkatkan daya ingat pada lansia.

B. Saran

Bagi para lansia diharapkan dapat melakukan senam otak secara rutin minimal

3 kali dalam seminggu untuk menghambat penurunan fungsi kognitif pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Andani, F. T. (2016). Journal Of Nursing. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap
Kejadian Dimensia Pada Lansia Di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan Bantul , 13.

Efendi, F., & Makhfudly. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakrta: Salemba
Medika.

Ibadurrahman, M. A. (2020). Coronavirus. Jakarta: Salemba Medika.

Ikapi. (2008). Alzheimer. Jakarta: PT Gramedia.

IKAPI. (2013). Otak Sehat. Jakarta: PT elex Media Komputindo.

Ikbal, B., Sutria, E., & Hidayah, N. (2017). Journal Of Islamic Nursing. Pengaruh Senam
Otak Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa Keperawatan UIN Alaudin Makasar ,
53.

Kartolo, L. R., & Rantung, J. (2020). CHMK Nursing Scientific Journal. Pengaruh Senam
Otak Terhadap Fungsi Kognitif Usia Pralansia Di WIlayah Kerja Puskesmas
Parongpong Kabupaten Bandung Barat , 259.

Kemenkes. (2019). Infodatin Situasi dan Analisi Lanjut Usia. Jakarta: Kemenkes RI.

Maryam, R. S. (2009). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Megawati, W., Ike, H., & Maunaturrohmah, A. (2017). Journal Nursing. Pengaruh Senam
Otak Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Wonoayu
Kecamatan Pilang Kenceng Kabupaten Madiun Jawa Timur , 26.

Pieter, H. Z., Janiwarti, B., & Saragih, M. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk
Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Prastyo, W., & saputra, S. A. (2017). Jurnal Keperawatan. Pengaruh Senam Otak Terhadap
Daya Ingat Anak Kelas V Sekolah Dasar , 5.

Respati, T., & Rathomi, H. S. (2020). Artikel Jurnal. Bunga Rampai Virus Artikel Penyakit
Virus Korona (COVID 19) , 144.

Tumipa, S. Y., Bidjuni, H., & Lolong, j. (2017). e-Journal Keperawatan. Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Dimensia Pada Lansia Di Desa Tumpaan
Baru Kecamatan Tumpalan Amurang Minahasa Selatan , 2.

Utomo, A. S. (2019). Status kesehatan Lansia Berdayaguna. Surabaya: MSC.


SATUAN ACARA PENYULUHAN
GANGGUAN PSIKOSOSIAL DIMENSIA PADA LANSIA DENGAN
INTERVENSI SENAM OTAK DI ERA COVID 19

Disusun oleh :
Ayu Sagita (1935025)

Dosen Pembimbing:
Ns. Lilik Pranata, M.KeS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Senam Otak


Sub Pokok Bahasan : Manfaat Senam Otak
Sasaran : Lansia Penderita Dimensia
Hari/Tanggal : Selasa 09 juni 2020
Waktu : 15 menit 08.00- selesai
Tempat : Rumah Keluarga Lansia
Penyuluh : Ayu Sagita

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan senam otak selama 15 menit, diharapkan bisa membuat lansia
menjadi lebih berkonsentrasi dan memperbaiki ingatannya kembali

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 15 menit, diharapkan sasaran penyuluhan
dapat mengetahui tentang:
1. Manfaat senam otak
2. Gerakan Senam Otak
C. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode: Ceramah
2. Garis Besar Materi (penjelasan terlampir):
a. Pengertian Senam Otak
b. Tujuan Senam Otak
c. Manfaat Senam Otak

D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta


1 Pendahuluan 5Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Kontrak waktu  Menyimak
penyuluhan  Mendengarkan
 Doa pembuka  Doa
No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
2 Kerja 10  Penyampaian garis  Mendengarkan dengan
Menit besar materi: penuh perhatian
 Pengertian senam otak  Menanyakanhal-hal
 Tujuan senam otak yang belum jelas
 Manfaat senam otak  Mengikuti senam otak
 Melakukan gerakan  Menjawab pertanyaan
senam otak
 Evaluasi

3 Penutup 5 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan


 Doa penutup  Doa
 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan berikutnya

E. Setting Tempat

PENYULUH

SASARAN
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
a. Media sudah dipersiapkan, yaitu power point dan video
b. Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan

2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan keluarga memahami
materi penyuluhan yang diberikan.
b. Lansia dan keluarga memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Keluarga mampu menjelaskan tujuan senam otak
b. Keluarga mampu menjelaskan manfaat senam otak
c. Lansia mampu mengikuti gerakan senam otak
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun (Efendi & Makhfudly, 2009,

p. 243).

Lansia adalah seseorang yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, sosial

serta perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk

kesehatan (Utomo, 2019, p. 29)

Dimensia adalah kondisi terjadi penurunan kondisi intelektual yang ditandai dengan

adanya gangguan fungsi bahasa, memori visuospasial dan emosional (Utomo, 2019, p.

15)

Senam otak adalah serangkaian beberapa gerakan yang dapat merangsang seluruh

bagian otak untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif (Andani,

2016, p. 13).

B. Tujuan Senam Otak

Senam otak bertujuan untuk meningkatkan penerimaan oksigen dan menstimulasi

aliran darah agar lebih lancar ke otak (Megawati, Ike, & Maunaturrohmah, 2017, p. 26)

C. Manfaat Senam Otak

Senam otak memiliki beberapa manfaat yaitu dapat meningkatkan kemampuan

kognitif (Kartolo & Rantung, 2020, p. 259). Senam otak juga dapat meningkatkan

kemampuan belajar, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan daya ingat, mengurangi

stres (Ikbal, Sutria, & Hidayah, 2017, p. 53). Selain itu manfaat senam otak adalah dapat

membantu meningkatkan penglihatan dan pendengaran (Kartolo & Rantung, 2020, p.

259).
DAFTAR PUSTAKA

Andani, F. T. (2016). Journal Of Nursing. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap
Kejadian Dimensia Pada Lansia Di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan Bantul , 13.

Efendi, F., & Makhfudly. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakrta: Salemba
Medika.

Ikbal, B., Sutria, E., & Hidayah, N. (2017). Journal Of Islamic Nursing. Pengaruh Senam
Otak Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa Keperawatan UIN Alaudin Makasar ,
53.

Kartolo, L. R., & Rantung, J. (2020). CHMK Nursing Scientific Journal. Pengaruh Senam
Otak Terhadap Fungsi Kognitif Usia Pralansia Di WIlayah Kerja Puskesmas
Parongpong Kabupaten Bandung Barat , 259.

Megawati, W., Ike, H., & Maunaturrohmah, A. (2017). Journal Nursing. Pengaruh Senam
Otak Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Wonoayu
Kecamatan Pilang Kenceng Kabupaten Madiun Jawa Timur , 26.

Utomo, A. S. (2019). Status kesehatan Lansia Berdayaguna. Surabaya: MSC.

Anda mungkin juga menyukai