Oleh:
NAMA : NUNUNG KURNIAWATI
NIM : NH0117097
CI INSTITUSI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes merupakan masalah kesehatan yang serius baik di negara maju
maupun berkembang seperti di indonesia. Setiap tahunnya Diabetes mengalami
penungkatan. Badan kesehatan Dunia (WHO) terdapat 277 juta jiwa penduduk
dunia yang menderita diabetes. Tahun 2005 menunjukan prevalensi DM dari
tahun 2001sebesar 7,5% menjadi 10,4% pada tahun 2004. (Rumahorbo, 2014)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Ny.N dengan Diabetes Melitus di Desa
moncongloe Kabupaten Maros
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan Asuhan Keperawatan Ny.N dengan Diabetes Melitus di
Desa moncongloe Kabupaten Maros dengan menerapkan proses
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi
b. Melaksanakan Pendokumentasian Asuhan Kperawatan Diabetes Melitus
di Desa moncongloe Kabupaten Maros
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Keilmuan
Dapat membantu dan mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan
menambah pengalaman dalam asuhan keperawatan psien penderita Diabetes
Melitus.
2. Bagi Aplikatif
a. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat bermanfaat dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan khususnya tentang Diabetes Melitus.
b. Bagi Keluarga
Dihrapkan keluarga berperan aktif dalam memberikanrikam asuhan
keperwatan sehingga mencapai tujuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
Kerusakan pancreas dan resistensi jaringa terhadap insulin merupakan penyebab
tidak adekuat kerja insulin. Mekanisme ang tepat yang menyebabkan resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin pada BMT2 masih belum diketahui. Faktor
resiko yang tidak dapat di ubah antara lain faktor genetik, gender, usia,
gasteroinal diabetes dan ras. (Rumahorbo, 2014)
3. Kasifikasi
a. Diabetes type I yaitu diabetes bergantung insulin atau insulin dependen
diabetes melitus (IDDM) tipe ini juga dikenal sebagai onset diabetes (JOD).
Penyadang IDDM, hidupnya tergantung pada insulin dari luar tubuh karena
pancreas sebagai organ penghasil insulin insulin tidak adekuat
mkencukupkan k kebutuhan tubuh akan insulin
b. Diabetes type II yaitu diabetes tidak tergantung insuli8n atau non insulin
dependen diabetes melitus (NIDDM). Dikenal juga sebagai maturity onset
diabetes (MOD). Tipe Obesitas dan Non Obesitas
c. Diabetes melitus type lain seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal,
karena obat kimia/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan
lain-lain.
d. Diabetes gestasional (diabetes kehamilan) yaitu intolenrannsi glukosa yang
terjadi selama khamilan (Rumahorbo, 2014)
4. Patofisiologi
Diabetes dan Prediabetes merupakan penyakit kronik, berkembang secara
perlahan seiring dengan berkembangnya berbagai faktor risiko. Perjalanan
penyakit ini menunjukan perubahan yang terjadi secara bertahap seperti yang
dijelaskan oleh. (Rumahorbo, 2014)
Resistensi insulin berdampak pada menurunnya kekuatan kerja insulin sehingga
menimbulkan peningkatan kadar glukosa darah sehingga merangsang
kompetensi pankreas untuk menghasilkan insulin sehinnga terjadi peningkatan
kadar insulin di dalam darah yang disebut hiperinsulinemia. Selain itu, hati, otot
dan jaringan.
5. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik utama diabetes berupa polifagia, poliuria, polidipsia,
kelemahan, berat badan turun tanpa sebab yang jelas,mengantuk. Kondisi ini
dapat berlangsung selama beberapa hari. Mnisfestasi lain yang berlangsung
perlahan dari beberapa hari atau beberapa minggu berupa kesemutan, gatal,
mata kabur, impotensi pada pria, dan pruritus vulva pada wanita. Manisfestasi
klinik lainnya dapat berkembang tergantung pada komplikasi yang sedang
berkembang seiring dengan perjalanan penyakit. (Rumahorbo, 2014)
Gejala yang sering di timbul pada Diabetes Melitus
1. Sering kecing
Keadaan ini diakibatkan oleh beberapa faktor berikut :
- Kadar gula darah terlalu tinggi
Dalam keadaan normal, gula darah akan disaring oleh ginjal dan di serap
kembali ke darah (tidak di buang ke dalam urine) namun pada diabetes,
kadar gula darah yang berlebihan membuat ginjal tidak dapat menyerap
semua gula kembali ke dalam darah, sehingga ada sebagian gula yang
keluar dalam urine. (Damayanti, 2016)
Gula yang keluar dalam urine memiliki sifat osmotik alis menarik
banyak air untuk turut keluar melalui urine. Akibatnya, penderita
diabetes akan mengalami sering buang kecil (Damayanti, 2016)
- Keinginana minum lebih tinggi
sering buang air kecil akibat kadar gula darah tinggi pada penderita
diabetes menuntut mereka untuk mengirimkan sinyal haus ke otak
berulang-ulang kali peristiwa tersebut membuat penderita diabetes sering
minum. Pada akhirnya, hal ini akan membuat mereka sering buang air
kecil (Damayanti, 2016)
2. Sering haus/minum
Hal ini meyebabkan urine menjadi lebih kental, sehingga membutuhkan
banyak minum. Jika seseorang banyak minum, maka buang air kecilnya juga
akan menjadi sering (Damayanti, 2016)
3. Sering makan
Orang yang memiliki kadar gula darah tinggi biasanya akan lebih banyak
makan. Karena semakin tinggi kadar gula di darah maka tubuh akan selalu
menyampaikan pesan ke otak untuk meningkatkan nafsu makan maka
dengan cara menimbulkan rasa lapar
Kadar gula darah lebih tinggi berarti terdapat banyak glikosa (gula) di dalam
darah (Damayanti, 2016)
6. Komplikasi
a. Komplikasi akut
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu kondisi yang menunjukan kadar glukosa dalam
darah rendah. Kadar glukosa darah turun dibawah 50 mg/dl. Pada
penyandang diabetes. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau
preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau
karena aktivitas fisik yang berat dan berlebihan. Gejala hipoglikemia dapat
dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu gejala adrenergik dan gejala
sistem saraf pusat.
b. Komplikasi kroni
Komplikasi kronik diabetes dapat menyerang semua sistem organ tubuh.
Kerusakan organ tubuh disebabkan oleh menurunnya sirkulasi darah ke
organ akibat kerusakan pada embuluh darah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi
kronis mikrovaskular, makrovaskuler, dan neuropati
B. Saran
Meningkatkan riset dalam bidang keperawatan agar pada saat menentukan
perencananaan sera pelaksanaan dalam pemberian asuhan keperawatan lebih
tepat dan lebih spesifik dengan melihat respon pasien dan keluarga pasien.
DAFTAR REFERENSI
Kholifah, N. (2016). Keperawatan Gerontik.Ist edn. Jakarta Selatan:: Pusdik ADM Kesehatan
Kemenkes RI.
Putra, V. J. (2019). Asuhan Keperawatan Hipertensi dengan Pemberian Slow. Jurnal kesehatan,
11.