Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK

A. Pengertian
Gerontologi adalah pegetahuan yang mencakup segala bidang persoalan mengenai orang berusia lanjut, yang
didasarkan pada hasil – hasil pendidikan ilmu : antropologi, sosiologi, peksos, kedokteran geriatric, psikiatrik dan
ekonomi ( menurut Pergeri, 1990 ).
Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia
( miller, 1990).
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh askep menua, termasuk masalah – masalah yang dialami pada
usia lanjut ( kozier, 1987).

B. Tujuan
1. Tujuan Gerontologi
a. Membantu mempertahankan identitas kepribadian lansia.
b. Mempertahankan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan lansia baikjasmani atau rohani dan
sosialnya.
c. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat.
2. Tujuan Geriatric
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi- tingginya, sehingga terhindar dari
penyakit/ gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas – aktivitas fisik dan mental.
c. Merangsang petugas kesehatan ( dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnose yag
tepat dan dini. Bila mereka menjumpai kelainan tertentu.
d. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita penyakit / gangguan masih dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa suatu perlu pertolongan ( memelihara kemandirian secara
maksimal).

C. Batasan – batasan usia lanjut


1. UU No. 13 tahun 1998
Seseorang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
2. WHO
a. Usia pertengahan ( midlle age ) ; 45 – 50 yahun
b. Lanjut usia ( old ) : 60 – 74 tahun
c. Usia sangat tua ( very old ) : > 90 tahun

D. Proses menua
Suatu proses menurunnya daya than tubuh dalam menghadapi rangsangan dari luar tubuh, proses terus –
menerus ( alamiah). Atau suatu proses menghilangnya secara [perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiaki dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Proses menua terladi secara individu, pada orang dengan usia yang berbeda dan masing –
masing memiliki kebiasaan yang berbeda.
1. Teori – teori proses menua
a. Teori genetic clock
Teori ini menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetic untuk spesies – spesies tertentu. Tiap
spesias di dalam nucleus mempunyai suatu “ jam genetic “ yang berbedaa – beda dan telah di atur menurut
replikasi tertentu. Bial berhanti berputar maka manusia akan mati.
b. Teori mutasi somatic
Terjadinya penuaan akibat adanya mutasi somatic yang diakibatkan pengaruh lingkingan yang jelek.
Terjadinya kesalahan dalam proses transkripsi DNA/RNA secara terus – menerus, sehingga terjadi
menurunnya fungsi organ atau perubahan sel – sel menjadi kanker atau penyakit.
c. Teori menurunnya system imun tubuh ( auto immune theory )
Mutasi yang berlangsung bias mengakibatkan kurangnya system imun tubuh sehingga menyebabkan system
imun rusak yang dapat mengakbatkan menungkatnya insiden penyakit auyo imun pada lansia.
d. Teori kerusakan akibat radikal bebas
Teori radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas maupun didalam tubuh karena adanya proses metabolism
atau pernafasan di dalam mitokondria. Radikal bebas terjadi karena suatu atom yang tidak stabil karena
mempunyai electron yang tidak berpasangan, sehingga tidak reaktir mengikat atom lain yang menimbulkan
kerusakan pada tubuh.
e. Teori menua akibat metabolism
f. Telah dibuktikan dalam berbagai percobaan hewan, bahwa penguraian intake kalori ternyat bias menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur, sedangkan perubahan intake kalori yang menyebabkan kegemukan
memperpendek umur.
g. Teori rantai silang ( Cross link teoty )
Teori ini menjelaskan bahwa molekul – molekul kolagen dan zat kimia mengubah fungsi jaringan,
mengakibatkan jaringan kaku. Kurang elastic dan hilangnya fungsi pada proses menua.
h. Teori fisiologi
Teori ini terdiri dari teori intrinsic dan ekstrinsic. Terdisi dari teori oksidasi stress dan teori dipakai usah. Disini
terjadi lebih besar usaha dan stress menyebabkan sel – sel tubuh lelah terpakai.
2. Teori kejiwaan social
a. Aktifitas / kegiatan ( activity theory )
Ketentuan akan menin gkatnya pada menurunya kegiatan secara langsung. Teori ini mengatakan bahwa pada
lansia yang sukses adalah mereka yang aktif yang ikut bertambah dalam kegiatan social. Ukuran optimum
( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup lansia. Mempertahankan hubungan antara system social dan individu
agar tetap stabil dalam usia pertengahan ke lanjut usia.
b. Kepribadian Berlanjut ( Continuity theory )
Dasar kepribadian/ tingkah laku yang tidak berubah pada lansia. Teori ini gabungan dari yang diatas, pada
teori ini menyatakan bahwa perubahan – perubahan yang terjadi pada seseorang yang sangat lansia
dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c. Teori pembebasan ( Disangagement theory )
Putusnya pergaulan dengan m asyarakat dan kemunduran dalam individu dengan individu lainnya. Teori ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang secara berangsur- angsur mulai melepaskan diri
dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lansia menurun, baik secara kualitas maupun kwantitas sehingga
lansia sering mengalami kehilangan ganda ( triple loss) :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontak social
3) Berkurangnya komitmen
Dari penyebab – penyebab terjadinya proses menua tersebut ada beberapa peluang yang memungkinkan
dapat diintervensi agar proses menua dapat diperlambat :
1) Mengurangi radikal bebas
2) Memanipulasi system imun tubuh
3) Menjaga makanan
4) Mengontrol factor lingkungan dan budaya serta gaya hidup
3. Mitos dan pengertian yang salah serta kenyataan tentang lanjut usia
a. Mitos kedamaian dan ketenangan hidup
Santai menikmati jerih payah di masa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan hidup telah
berhasil dilewati, namun pada kenyataannya sering ditemui lansia yang stress akibat kemiskinan dan berbagai
keluhan serta penderitaan penyakit, depresi, kekhawatiran, paranoid, madalah psikotik.
b. Konversatisme dan kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya konversatif, tidak reaktif, menolak inovasi dan berorientasi pada
masa lalu, merindukan masa lalu, kembali ke masa kanak – kanak, susah berubah, keras kepala dan cerewet.
Namun pada kenyataannya tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikir demikian.
c. Mitos berpenyakit
Lansia sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderita penyakit yang menyertai
proses menua masa berpenyakitan dan kemunduran. Namun kenyataannya memang proses menua disertai
denga menurunnya daya tahan tubuh tetapi banyak penyakit ynag saat ini bisa dikontrol dan diobati.
d. Mitos senilitas
Lansia sebagai masa pikun yang disebabkab oleh kerusakan otak. Namun kenyataannya banyak yang tetap
sehat dan bugar dan banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.
e. Mitos aseksualitas
Lansia hubungan seks menurun, yaitu minat. Gairah, dorongan, kebutuhan, daya seks. Namun kenyataannya
kehidupan seks pada lansia itu normal saja, memang frekuensinya menurun tapi masih tetap meningkat.
f. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia tidak jatuh cinta tapi pada kenyataannya perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa.
g. Mitos ketidakproduktifan
Merupakan beban bagi keluuarga namun kenyatannya banyak lansia yang mencapai kematangan ,
kemantapan dan produktifitas mental dan material.
h. Mitos tidak menikmati hidup
Apakah lansia berencana untuk berhenti bersenang- senang saat menjadi tua.
4. Faktor – factor yang mempengaruhi proses menua dalah
a. Herediter / genetic
b. Nutrisi / makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan dan stress
f. Terjadinya proses menua bukanlah suatu penyakit sebab orang mati bukan karena tua, orang mudapun bisa
5. Perubaan – perububahan yang terjadi pada lanjut usia
a. Perubahan – perubahan fisik
1) Sel
Lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati. Jumlah sel otak
menurun, tergantungnya mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5 – 10 %.
2) Sistem persarafan
Cepat menurunnya persarafan, lambat dalam respon untuk bereaksi, khususnya dengan stress,
mengecilnya saraf panca indera, berkurangnya saraf penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, lebih
sensitive terhadap perubahan suhu.
3) System pendengaran
Terjadi gangguan pada pendengaran, membrane timpani ,menjadi atropi menyebabakan orosklerosis,
terjadinya pengumpulan serumen.
4) System penglihatan
Retina lebih keruh, fungsi penglihatan menurun
5) System kardiovaskular
6) System respirasi
7) System gassrtointestinal
8) System genitourynari
9) System endokrinsistem kulit
10) System muskoloskeletal
b. Perubahan fisiologis
c. Perubahan mental
d. Perubahan spiritual
LAMPIRAN MATERI
OSTEOARTRITIS

A. Pengertian
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana
sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-
ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut
dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis
satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu
sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa
nyeri.

B. Penyebab
Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri sendi. Masyarakat awam dan bahkan beberapa dokter (secara
keliru) langsung beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam urat.Sebagian lagi berpikir akibat
osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab utamanya nyeri sendi (khususnya yang dialami oleh yang berusia lebih
dari 45 tahun) adalah osteoartritis. Penyebab osteoartritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga
menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun demikian,
beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
 Wanita berusia lebih dari 45 tahun
 Kelebihan berat badan
 Aktivitas fisik yang berlebihan, seperti para olahragawan dan pekerja kasar
 Menderita kelemahan otot paha
 Pernah mengalami patah tulang disekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat

C. Pengobatan
Rasa nyeri yang diderita oleh penderita penyakit ini dapat dikurangi dengan berbagai macam cara seperti
pengompresan atau penyuntikan cairan sinovial ke bagian sendi.Pengobatan untuk pengapuran sendi berbeda beda
tergantung stadiumnya.
1. Osteoartritis derajat ringan (stadium 1 dan 2)
terapi non obat terdiri atas:
 menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan
 latihan menguatkan otot paha dan pinggul untuk menjaga kebugaran tubuh
 memakai knee brance selama diperlukan
terapi obat terdiri atas:
 obat antiradang dan nyeri
 suplemen untuk menumbuhkan tulang rawan
 obat pelumas sendi yang disuntikkan ke sendi
2. Osteoartritis derajat berat (stadium 3 dan 4)
Pilihan pengobatan terbaik sampai saat ini adalah operasi penggantian sendi. Operasi penggantian sendi adalah
operasi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan
prostesis.

D. Pencegahan
Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi.Beberapa
suplemen makanan juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan
antara lain adalah glukosamin dan kondroitin.
1. Glukosamin
Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan),
artropoda, dan dinding sel cendawan. Di Indonesia, glukosamin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen
makanan komersial atau minuman susu tersuplementasi.
2. Kondroitin
Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang biasa digunakan bersama glukosamin. Ia merupakan
senyawa rantai gula bercabang yang menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat diperoleh dari
langsung dari suplemen makanan.
KEPERAWATAN GERONTIK
PENGKAJIAN INDIVIDU

NAMA PANTI : Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia


ALAMAT PANTI : Jln. Cendrawasih X no 8 Cengkareng Jakarta Barat
TANGGAL MASUK : 6 Agustus 2018
NO. REGISTER :-

I. IDENTITAS
a. Nama : Ny. M
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 63 tahun (18 September 1955)
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : single
f. Pendidikan terakhir : SD
g. Pekerjaan : Tidak bekerja
h. Alamat rumah : Pati jawa timur

II. ALASAN KUNJUNGAN KE PANTI/PUSKESMAS


Ny. M dibawa ke PSTW Budi Mulia Cengkareng dibawa oleh majikannya. Ny. M tidak menikah dan tidak punya sanak
saudara lagi.

III. RIWAYAT KESEHATAN


Masalah kesehatan yang dirasakan oleh Ny. M selama berada di panti cukup beragam, diantaranya adalah :
Ny. M mengeluhkan sakit pada kaki terutama kaki kanannya, jika digunakan berjalan juga saat tidak
digunakan berjalan. Pada malam hari Ny. M juga mengeluh hal yang sama. Walaupun ada keluhan
tersebut, Ny. M tetap berusaha untuk berjalan dan melakukan aktivitas seminimal mungkin. Tekanan darah
Ny. M terkontrol. Ny. M mengatakan melakukan pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh perawat
yang ada di panti. Ny. M mengatakan pernah 2x jatuh. Yang pertama jatuh di kamar mandi sekitar 5 tahun
yang lalu dan yang kedua jatuh di samping tempat tidur sekitar 1 tahun yang lalu, menurut Ny. M hasil foto
dari tulangnya patah, sehingga Ny. M pernah dioperasi di RSUD Cengkareng sekitar 1 tahun yang lalu. Ny.
M mengalami gangguan yang berarti pasca jatuh, saat ini Ny.M selalu menggunakan Walker saat
beraktifitas, Ny. M juga menjadi lebih hati – hati lagi saat beraktivitas termasuk bangkit dari tempat tidur
maupun kursi. Ny. M mengatakan tidak pernah tidur siang karena berisik oleh teman-temannya.

IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI


a. Biologis
1. Pola makan
Ny. M memiliki pola makan 3x sehari (pagi, siang, dan sore) sesuai dengan jadwal yang ada di panti dan
dengan menu yang disediakan oleh panti. Menu yang disedikan bervariasi yaitu nasi, lauk (ayam, daging,
ikan, telor, tahu, tempe), sayur-sayuran, dan buah-buahan.
2. Pola minum
Ny. M lebih sering meminum air putih, setiap hari 6-8 gelas sehari. Selain itu Ny. M juga sangat senang
kopi, sehari 2x Ny. M meminum kopi
3. Pola tidur
Ny. M mengatakan sehari-harinya saat tidur malam dimulai pada pukul 22.00 WIB dan akan bangun pada
pukul 04.00 WIB, setelah Ny. M shalat Subuh dan tidak dapat tidur kembali. Kegiatan yang dilakukan pagi
hari biasanya berjalan-jalan mengelilingi panti. Kadang-kadang Ny. M sulit tidur malam dikarenakan teman-
temannya dikamar berisik. Pola eliminasi
Ny. M mengatakan memiliki pola BAB setiap hari pada pagi atau siang hari, dan selama ini belum pernah
mengalami masalah dengan BAB. Untuk BAK menurut Ny. M tergantung seberapa banyak dirinya minum,
semakin banyak Ny. M minum, maka akan semakin sering juga Ny. M ke kamar kecil. Biasanya Ny. M dapat
BAK 5-6 kali sehari, tidak ada keluhan nyeri saat melakukan BAK dan BAB.
4. Aktivitas sehari-hari
Ny. M mengatakan kegiatan sehari-hari selama di panti yaitu mandi 2 x sehari pagi dan sore, senam pada
pagi hari setiap selasa dan jumat namun Ny. M tidak bisa mengikuti karena kakinya sakit, shalat
berjamaah di mushalla, memeriksakan tekanan darah di ruang mangga pada pagi hari . Mencuci pakaian
dibantu olehpetugas panti, kerena Ny. M sulit berjalan dan melakukan aktivitas dalam jangka waktu yang
lama.
5. Rekreasi
Ny. M mengatakan tidak pernah melakukan rekreasi, paling jika diajak oleh petugas panti, sehingga rekreasi
yang dilakukan Ny. M hanya berjalan-jalan keliling panti menggunakan walkernya.

b. Psikologis
1. Keadaan emosi
Saat berinteraksi dengan Ny. M, Ny. M tampak kooperatif dan tenang namun ada raut kesedihan pada muka
Ny. M. Ny. M mengatakan merasa sedih berada di panti. Saat Ny. M menceritakan tentang masa lalunya,
saat dirinya bekerja dan Ny. M terjatuh, Ny. M dibohongi oleh majikannya yang menjanjikan akan
dibawa pulang kekampung halamannya tetapi malah dibawa ke panti Ny. M tampak emosi dan nafas
menjadi cepat. Saat topik pembicaraan diganti Oma N terlihat tenang kembali.
2. Adaptasi lingkungan
Ny. M merasa cukup senang bisa tinggal di lingkungan PSTW budi mulia cengkareng dengan lansia lainnya.
Teman Ny. M adalah Ny. S dan Ny. N, namun Ny. M mengatakan jarang ngobrol terlalu lama . Ny. M tidak
pernah terlibat pertengkaran dan tidak memiliki masalah dengan teman-temannya. Dengan mahasiswa Ny.
M sangat kooperatif dan mau diajak bekerja sama melakukan kegiatan.
3. Sikap terhadap keluarga
Ny. M mengatakan tidak memiliki masalah dengan keluarga karena tidak punya keluarga lagi.
c. Sosial
1. Dukungan keluarga
Ny. M mengatakan tidak punya keluarga lagi
2. Hubungan antar keluarga
Ny. M mengatakan tidak punya keluarga lagi sehingga tidak ada yang mengunjungi lagi
3. Hubungan dengan orang lain
Ny. M mengatakan memiliki teman yang biasanya diajak berbincang – bincang yaitu Ny. S dan Ny. N. Ny. M
tidak terlalu membeda-bedakan teman, dengan siapa saja Ny. M mau berteman.
d. Spiritual/kultural
1. Pelaksanaan ibadah
Ny. M beragama islam, Ny. M mengatakan menjalankan ibadah shalat wajib 5 waktu dan shalat sunat di
malam hari. Setiap Shalat berjamaah di Masjid. Ny. M juga mengatakan masih menjalankan ibadah puasa
jika bulan Ramadhan tiba.
2. Keyakinan tentang kesehatan
Ny. M mengatakan bahwa tetap bersyukur dengan kondisinya sekarang karena di usia yang sudah tua masih
diberi kesehatan seperti sekarang ini.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
a) Keadaan umum: cukup kooperatif, kulit bersih, baju rapi, tidak tercium bau badan, penampilan sesuai.
b) Kesadaran: composmentis
c) Suhu: 36,5oC
d) Nadi: 80 x/menit
e) Tekanan darah: 120/80 mmHg
f) Pernafasan: 20 x/menit
g) Tinggi badan: 154 cm
h) Berat badan: 54 kg
2. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan
a) Kepala
1) Rambut: pendek, berwarna putih semuanya, rambut halus, cukup bersih, terdistribusi dengan merata
pada kulit rambut, tidak ada lesi pada kulit kepala, tidak ada rasa gatal, tidak berminyak, tidak ada
ketombe, tidak ada kutu.
2) Mata: masih dapat melihat mahasiswa dengan jelas tanpa menggunakan kaca mata, dengan jarak
pandang ± 30 cm. Tidak anemis dan anikterik. kadang-kadang menggunakan kacamata,
3) Hidung: Ny. M tidak mengalami gangguan penciuman, cukup bersih, berfungsi baik, dan tidak ada
polip.
4) Mulut: keadaan mulut Ny. M cukup bersih, gigi tidak lengkap, gigi yang ada berwarna putih
kekuningan, bau mulut tidak ada, sariawan tidak ada.
5) Telinga: tidak mengalami gangguan pendengaran, tidak ada serumen yang keluar dari telinga.
b) Leher
Pada bagian leher nenek R tidak mengalami pembesaran vena jugularis dan nodul. Tidak terlihat adanya
bekas alergi obat/gatal.
c) Dada/thorak
1) Dada dan paru-paru: bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri, tidak ada sesak napas,
warna kulit putih terdistribusi merata, taktil fremitus antara posterior dan anterior sama, perkusi bunyi
paru resonan, suara paru vesikuler, ronkhi -/-, whezing -/-, frekuensi napas 20 x/menit.
2) Jantung: Tidak teraba pulsasi pada interkosta ke dua kiri, pada daerah apeks jantung teraba vibrasi
lembut <2 cm, bunyi jantung tunggal (lup dup), tidak ada murmur, tidak ada gallop, frekuensi jantung
80 x/menit.
d). Abdomen: simetris, datar, tidak ada kemerahan, tidak ada scar, tidak ada luka dan peradangan, BU + 6
x/menit, perkusi: timpani, tidak ada nyeri abdomen, tidak ada nyeri saat dilakukan perkusi pada ginjal,
abdomen teraba lemas, limfa tidak teraba.
e). Muskuloskeletal: warna kulit sama dengan warna tubuh (putih), bentuk ekstermitas atas dan bawah tidak
ada atropi, tidak ada pucat dan sianosis pada telapak tangan dan kaki, turgor kulit tidak elastis, kembali
dengan lambat >2 detik, capillary refill time <2 detik, terdapat kemerahan dan bengkak pada persendian
ekstermitas, terasa sakit pada lutut kanan, dan mengganggu aktifitas sehari-hari Ny. M, refleks fisiologis
+/+ agak lambat, refleks patologis -/-. Tidak terdapat kelemahan pada kedua tangan. Kekeuatan otot
ekstermitas atas 5555/5555 dan kekuatan otot ekstermitas bawah 4444/4444, tidak terdapat kekakuan
pada jari-jari kaki.
f). Keadaan lingkungan
Lingkungan klien cukup baik. Penerangan ruangan cukup, lantai tidak licin dan kamar klien dalam
keadaan bersih, jarak kamar mandi dan tempat tidur tidak begitu jauh sekitar 2-3 meter. Lantai kamar
mandi klien tidak licin, dan keadaan kamar mandi klien bersih

IV. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL KLIEN


1. KATZ Indeks
Termasuk kategori yang manakah klien :
A. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan
mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas
C. Mandiri kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang lain
F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas

Klien masuk dalam kategori A (Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK,
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi

2. Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ?
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 5 10 Frekuensi : 3 x sehari
Jumlah : 1 porsi makan
Jenis : nasi + lauk +sayur +
buah.
2. Minum 5 10 Frekuensi : 6 – 8 gelas perhari
Jumlah : ±1500 cc
Jenis : air putih / teh / susu.
3. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15 klien dapat pindah dari tempat
tidur ke tempat lain dengan
tempat tidur, sebaliknya
bantuan walker dan klien tidak
menggunakan kursi roda
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi : 2x sehari, klien
mandiri saat melakukan
menyisir rambut, gosok gigi)
personal hygiene
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10 Ny. M Bisa mandiri ke kamar
mandi
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 2 kali sehari
menggunakan air biasa

7. Jalan dipermukaan datar 0 5 klien menggunakan walker

8. Naik turun tangga 5 10 klien menggunakan walker

9. Mengenakan pakaian 5 10 Dapat melakukannya dengan


mandiri

10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1 kali sehari.


Konsistensi : lembek

11. Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : ± 3 kali malam


hari dan 3 kali siang hari.
Warna : kuning
12. Olahraga/latihan 5 10 Frekuensi : 2 x dalam
seminggu
Jenis :
senam lansia
13. Rekresi / pemanfaatan waktu 5 10 Pada saat waktu luang klien
senang pergi ke luar kamar
luang
untuk mengobrol dengan yang
lain.
Nilai barthel indeks 120 (Ketergantungan sebagian)

Keterangan :
- 130 : mandiri
- 65-125 : ketergantungan sebagian
- 60 : ketergantungan total
3.Bartel Index Capacity

NO AKTIFITAS KEMAMPUAN SKOR


1. Berpindah Mandiri 3
Di bantu satu orang 2
Dibantu dua orang 1
Tidak mampu 0
2. Mobilisasi (berjalan) Mandiri 3
Di bantu 1 orang (walker) 2
Dibantu 2 orang 1
Tidak mampu 0
3. Penggunaan toilet (pergi ke dn dari Mandiri 2
WC, membuka dan memakai celana, Di tolong sebagian 1
menyek dan menyiram) Tergntung orang lain 0
4. Membersihkan diri (lap muka, sisir Mandiri 1
rambut, gosok gigi) Perlu pertolongan 0
5. Mengontrol BAB Kontinen teratur 2
Kadang kontinen 1
inkontinen 0
6. Mengontrol BAK Kontinen teratur 2
Kadang kontinen 1
Inkontinen/kateter 0
7. Mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0
8. Berpakaian Mandiri 2
Sebagian dibantu 1
Tergantung orang lain 0
9. Makan Mandiri 2
Sebagian dibantu 1
Tergantung orang lain 0
10. Naik turun tangga Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tidak mampu 0
11. SKOR TOTAL 18
Skor total : 18 (12-19) criteria ketergantungan ringan.
Criteria :
Mandiri : 20
Ketergantungan Ringan : 12-19
Ketergantungan Sedang : 9-11
Ketergantungan Berat : 5-8
Total : 0-4

4. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status Quesioner
(SPMSQ)

Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang ini ?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa Presiden Indonesia pertama?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Skor :
0
Interprestasi : Fungsi Intelektual Utuh

 Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh


 Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
 Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
 Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam) :
 Orientasi
 Registrasi
 Perhatian
 Kalkulasi
 Mengingat kembali
 Bahasa
NO ASPEK NILAI NILAI KLIEN KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
 Tahun (2018)
 Musim (panas)
 Tanggal (7)
 Hari (Selasa)
 Bulan (Agustus)
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada ?
 negara indonesia
 propinsi jakarta
 Kota ( cengkareng)
 PSTW (Panti)
 Wisma (mangga)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksaan)
1 detik untuk mengatakan masing-masing
objek.
Kemudian tanyakan kepada klien ketiga
tadi (untuk disebutkan)
 Objek (TV)
 Objek (Kipas)
 Objek (Kursi)
3 Perhatian dan 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat.
 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada No. (registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing-masing objek
 TV
 Kipas
 Kursi
5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya kepada klien
 (misal jam tangan)
 (Misal pensil)
Minta klien untuk mengulang kata berikut :
“tak ada jika dan tetapi”. Bila benar, nilai
satu point
 Pernyataan benar 2 buah : tak ada,
tetapi

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut


yang terdiri dari 3 langkah : “Ambil kertas di
tangan Anda, lipat dua dan taruh di lantai”
 Ambil kertas di tangan kanan anda
 Lipat dua
 Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut


(bila aktifitas sesuai dengan perintah nilai 1
point)
 Tutup mata anda
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
Interpretasi hasil :
Jumlah total klien dan masukkan ke dalam kategori berikut:
24-30 : Tidak ada gangguan kognitif
18-23 : Gangguan kognitif sedang Total Skor : 30
0-7 : Gangguan kognitif berat
Tidak ada gangguan
5. FALL MORSE SCALE kognitif
Fall Morse Scale (FMS) merupakan sebuah metode yang cepat dan sederhana untuk menilai
kemungkinan jatuhnya klien.
No Item Skala Skor
1 Riwayat Jatuh Tidak : 0
Ya : 25 25

2 Diagnosis Sekunder Tidak : 0


Ya : 15 15
3 Bantuan Berjalan
 Bedrest/bantuan perawat 0
 Kruk/tongkat/walker 15 15
 Furnitur 30
4 Terapi intravena/heparin lock Tidak : 0 0
Ya : 25
5 Gaya Berjalan
 Normal / bedrest/immobile 0
 Lemah 10
 Dengan bantuan 20 20
6 Status Mental
 Orientasi terhadap kemampuan diri sendiri 0 0
 Melebih-lebihkan/ melupakan keterbatasan
15
Total 75

Kesimpulan : Level Resiko Resiko tinggi (implementasi standar pencegahan jatuh)

Level Resiko Skor FMS Tindakan


Tidak ada resiko 0 – 24 Tidak ada tindakan
Resiko rendah 25 – 50 Implementasi standar perlindungan jatuh
Resiko tinggi ≥ 51 Implementasi standar pencegahan jatuh

6. PENGUKURAN TINGKAT DEPRESI


No Pernyataan Iya Tidak
1 Apakah bapak/ibu sekarang ini merasa puas dengan kehidupannya? 
2 Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau 
kesenangan akhir-akhir ini?
3 Apakah bapak./ibu sering merasa hampa/kosong di dalam hidup ini? 
4 Apakah bapak/ibu sering merasa bosan? 
5 Apakah bapak/ibu mempunyai harapan yang baik di masa depan? 
6 Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang mengganggu terus 
menerus?
7 Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? 
8 Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada 
anda?
9 Apakah bapak/ibu merasa bahagia sebagian besar waktu? 
10 Apakah bapak/ibu merasa tidak mampu berbuat apa-apa? 
11 Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan gelisah? 
12 Apakah bapak/ibu lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan 
mengerjakan sesuatu?
13 Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir akan masa depan? 
14 Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering pelupa? 
15 Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu sekarang ini 
menyenangkan?
16 Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus asa? 
17 Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini? 
18 Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa lalu? 
19 Apakah bapak/ibu merasa hidup ini menggembirakan? 
20 Apakah sulit bagi bapak/ibu untuk memulai kegiatan yang baru? 
21 Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat? 
22 Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan? 
23 Apakah bapak/ibu berfikir orang lain lebih baik keadaannya daripada 
bapak/ibu?
24 Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang sepele? 
25 Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis? 
26 Apakah bapak/ibu sulit berkonsentrasi? 
27 Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun di pagi hari? 
28 Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul dipertemuan sosial? 
29 Apakah mudah bagi bapak/ibu dalam membuat keputusan? 
30 Apakah pikiran bapak.ibu masih mudah dalam memikirkan sesuatu 
seperti dulu?
DATA FOKUS

Data Subyektif Data Fokus


- Klien mengatakan kakinya yang - TTV : TD = 120/80 mmHg
sebelah kanan sakit, saat digerakkan S = 36,5 0c
maupun saat diam dan bengkak N = 80 x/mnt
- Klien mengatakan suka memijit kedua RR = 20 x/mnt
kakinya bila terasa nyeri - Kaki sebelah kanan tampak bengkak
- Klien mengatakan skala nyeri 6 - Skala nyeri 6
- Klien mengatakan pernah jatuh 2x, 5 - Klien tampak menahan sakit dan ekspresi
tahun yang lalu di kamar mandi dan 1 wajah meringis saat kakinya digerakkan
bulan yang lalu disamping tempat tidur. - Klien tampak berpegangan saat bangkit
- Klien mengatakan pernah operasi kaki dari duduknya.
kanannya 1 tahun yang lalu di RSUD - Postur tubuh klien bungkuk, bentuk tulang
belakang kifosis
Cengkareng.
- Klien mengatakan kalau - Fall Morse Scale, score 75 (resiko tinggi).
beraktivitas/mobilisasi dibantu dengan - Kekuatan otot 5555 5555
walker
44444 4444
- Klien mengatakan dapat beraktivitas
sendiri, - KATZ indeks : termasuk kategori A.
- Klien mengatakan sulit tidur malam hari - Nilai barthel indeks 120 (Ketergantungan
karena Berisik sebagian).
- Barthel Index Capacity :
Nilai 18 criteria ketergantungan ringan.
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 Data Subjektif
Resiko cedera jatuh Penurunan fungsi
- Klien mengatakan pernah jatuh 2x,
berulang postural
5 tahun yang lalu di kamar mandi
dan 1 tahun yang lalu disamping
tempat tidur.
Data Objektif
- TTV : TD = 120/80 mmHg
S = 36,5 0c
N = 80 x/mnt
RR = 20 x/mnt
- Klien tampak berpegangan saat
bangkit dari duduknya.
- Klien selalu menggunakan
walkernya saat berjalan
- Postur tubuh klien bungkuk,
bentuk tulang belakang kifosis
- Fall Morse Scale, score 75 (resiko
tinggi).
- Kekuatan otot
5555 5555

44444 4444

2 Data Subjektif Gangguan rasa Destruksi sendi


nyaman nyeri
- Klien mengatakan kaki sebelah
kanan sakit, saat digerakkan
maupun saat diam dan bengkak
- Klien mengatakan suka memijit
kedua kakinya bila terasa nyeri
- Klien mengatakan skala nyeri 6
Data Objektif
- TTV : TD = 120/80 mmHg
S = 36,5 0c
N = 80 x/mnt
RR = 20 x/mnt
- kaki sebelah kanan tampak
bengkak
- Skala nyeri 6
- Klien tampak menahan sakit dan
ekspresi wajah meringis saat
kakinya digerakkan
3 Data Subjektif Resiko Keterbatasan Penurunan
Mobilitas Fisik kekuatan
- Klien mengatakan kalau
muskuloskeletal
beraktivitas/mobilisasi dibantu
dengan walker
- Klien mengatakan dapat
beraktivitas sendiri,
Data Objektif
- Kekuatan otot
5555 5555

44444 4444

- KATZ indeks : termasuk kategori A


- Nilai barthel indeks 120
(Ketergantungan sebagian).
- Barthel Index Capacity :
Nilai 18 criteria ketergantungan
ringan.
RENCANA KEPERAWATAN
GANGGUAN MOBILISASI FISIK
Nama : Ny. M Ruangan: Mangga
No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan Rasional
1 Resiko Cedera jatuh Setelah dilakukan a. Klien tidak jatuh dan tidak 1. Kaji derajat gangguan kemampuan, 1. Mengidentifikasi risiko di
berulang tindakan keperawatan mengalami fraktur tingkah laku impulsive dan penurunan lingkungan dan mempertinggi
berhubungan selama 3x24 jam b. Klien dapat menghindari persepsi visual. kesadaran perawat akan bahaya.
dengan penurunan diharapkan cedera aktivitas yang mengakibatkan Klien dengan tingkah laku
Fungsi Postural tidak terjadi fraktur impulsive berisiko trauma karena
c. dapat beradaptasi dengan 2. Identifikasi faktor resiko penyebab jatuh kurang mampu mengendalikan
lingkungan untuk mengurangi 3. Ciptakan lingkungan yang bebas dari perilaku. Penurunan persepsi
risiko trauma/cedera bahaya missal : tempatkan klien pada visual berisiko jatuh.
d. tidak mengalami tempat tidur rendah, berikan penerangan 2. Untuk mengetahui penyebab klien
trauma/cedera yang cukup, tempatkan klien pada jatuh
e. meningkatkan tingkat aktivitas ruangan yang mudah untuk diobservasi 3. menciptakan lingkungan yang
4. Gunakan pakaian sesuai dengan aman mengurangi risiko terjadinya
lingkungan fisik/kebutuhan klien. kecelakaan

5. Alihkan perhatian saat perilaku 4. Perlambatan proses metabolisme


terigitasi/berbahaya, seperti memanjat mengakibatkan hipotermia.
pagar tempat tidur. Hipotalamus dipengaruhi proses
6. Perhatikan klien saat berjalan dengan penyakit yang menyebabkan rasa
walker kedinginan.
5. Mempertahankan kemanan
dengan menghindari konfrontasi
yang meningkatkan risiko
terjadinya trauma
6. Meminimalkan terjadinya cedera

2 Gangguan Rasa Setelah dilakukan a. Nyeri berkurang atau hilang a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan a. Membantu dalam menentukan
nyaman Nyeri tindakan keperawatan b. Skala nyeri 0-3 intensitas. Catat faktor yang memperberat / managemen nyeri
berhubungan kepada Ny. M selama c. Tidak memegang kaki yng mempercepat tanda – tanda nyeri. b. posisi yg tepat akan membantu
dengan destruksi 3 x pertemuan sakit b. Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman mengurangi rasa nyeri, membatasi
pada waktu istirahat ataupun tidur. nyeri
sendi masalah Nyeri d. Wajah rileks
c. Hangat dapat meningkatkan relaksasi
berkurang atau hilang c. Anjurkan pasien untuk mandi menggunakan
otot dan mobilitas, menurunkan rasa
air hangat.
sakit dan kekakuan sendi
d. Menghindari rasa dingin akibat
d. Anjurkan klien menggunakan alas kaki di bersentuhan dengan lantai (konduksi)
wisma e. Meningkatkan relaksasi / mengurangi
ketegangan otot.
e. Berikan massage lembut menggunakan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Hari/ No Implementasi Evaluasi Nama
Tanggal diagnosa /ttd
Selasa, 1 1. Mengkaji derajat gangguan S: andri
9-8-18 kemampuan, penurunan persepsi - Klien mengatakan bisa aktifitas
Pkl secara mandiri
17.00 visual. - Klien mengatakan bila berjalan
Hasil : Klien bisa aktifitas sendiri pelan-pelan
tanpa dibantu O:
2. Mengidentifikasi faktor resiko - Klien tampak berhati-hati bila
penyebab jatuh berjalan
- Klien selalu menggunakan
Hasil : kamar mandi tidak licin
walkernya saat berjalan
3. Menciptakan lingkungan yang
- Fall Morse Scale 75
bebas dari bahaya missal : A : Masalah Belum teratasi
tempatkan klien pada tempat tidur P : Intervensi 2,3,4 dilanjutkan
rendah, berikan penerangan yang
cukup, tempatkan klien pada
ruangan yang mudah untuk
diobservasi
4. Menganjurkan Menggunakan
pakaian sesuai dengan lingkungan
fisik/kebutuhan klien.
Hasil : klien menggunakan daster
yang tidak panjang
5. Mengobservasi klien saat berjalan
dengan walker
Hasil : Klien tampak berhati-hati
bila berjalan dengan walker
Selasa, 2 1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi S: andri
9-8-18 nyeri dan intensitas. Catat faktor yang - Klien mengatakan nyeri jika berjalan,
Pkl memperberat / mempercepat tanda – terutama saat bangun dari duduk
17.00 - Klien mengatakan lebih nyaman
tanda nyeri.
setelah di masase
Hasil : klien mengatakan nyeri jika O:
berjalan, terutama saat bangun dari - Wajah tampak tegang saat
duduk bangun dari duduk
2. Membiarkan klien mengambil posisi - Tampak memegangi kaki
yang nyaman pada waktu istirahat yang sakit
ataupun tidur. A : Masalah Neri belum teratasi
P : Intervensi no 3 dan 5 dilanjutkan
3. Menganjurkan pasien untuk mandi
menggunakan air hangat.
Hasil : klien mengatakan akan
mengikuti
4. Menganjurkan klien menggunakan
alas kaki di wisma
Hasil ; Klien mengatakan selelu
menggunakan sandal
5. Memberikan massage lembut
menggunakan balsem pada
persendian.
Hasil : Klien mengatakan lebih
nyaman setelah di masase
Selasa, 3 1. Menginstruksikan pasien untuk S : andri
9-8-18 melakukan gerakan seperti - Klien mengatakan kalau
Pkl
17.00 mengangkat bahu, meregangkan beraktivitas/mobilisasi dibantu dengan
jari-jari, menggenggam tangan walker
pemeriksa atau melepas - Klien mengatakan dapat beraktivitas
genggaman pemeriksa.
sendiri,
2. MemBantu melakukan latihan
ROM pada semua ekstremitas dan O :
sendi, pakailah gerakan perlahan - Kekuatan otot
dan lembut. Lakukan 5555 5555
hiperekstensi pada paha secara
44444 4444
teratur (periodic).
3. Meletakkan tangan dalam posisi - KATZ indeks : termasuk kategori A
(melipat) kedalam menuju pusaran
- Nilai barthel indeks 120
90 derajat dengan teratur.
4. Mempertahankan sendi pada 90 (Ketergantungan sebagian).
derajat terhadap papan kaki, - Barthel Index Capacity :
sepatu dengan hak yang tinggi Nilai 18 criteria ketergantungan ringan.
dan sebagainya, gunakan rol A : Masalah belum teratasi
trokhanter di bawah bokong
P : Intervensi No 2,5,7,8 dilanjutkan
selama berbaring di tempat tidur.
5. Meninggikan ekstremitas bawah
beberapa saat sewaktu duduk
atau angkat kaki/bagian bawah
tempat tidur jika diinginkan pada
keadaan tertentu. Kaji adanya
edema pada kaki/pergelangan
tangan.
6. Membuat rencana aktivitas untuk
pasien sehingga pasien dapat
beristirahat tanpa terganggu.
Anjurkan pasien untuk berperan
serta dalam aktivitas sesuai
dengan kemampuan/sesuai
dengan toleransi.
7. Anjurkan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi.
8. Kaji rasa nyeri, kemerahan,
bengkak, ketegangan otot jari.
9. Kolaborasi
Konsultasi dengan ahli terapi fisik/
Hari/ No Nama
Implementasi Evaluasi
Tanggal diagnosa /ttd
Rabu 1 2. Mengidentifikasi faktor resiko S: andri
9-8-18 penyebab jatuh - Klien mengatakan bisa aktifitas
Pkl secara mandiri
17.00 Hasil : kamar mandi tidak licin - Klien mengatakan bila berjalan
3. Menciptakan lingkungan yang pelan-pelan
bebas dari bahaya missal : O:
tempatkan klien pada tempat tidur -Klien tampak berhati-hati bila
rendah, berikan penerangan yang berjalan
- Klien selalu menggunakan
cukup, tempatkan klien pada
walkernya saat berjalan
ruangan yang mudah untuk
- Fall Morse Scale 75
diobservasi A : Masalah Belum teratasi
4. Menganjurkan Menggunakan P : Intervensi 3 dilanjutkan
pakaian sesuai dengan lingkungan
fisik/kebutuhan klien.
Hasil : klien menggunakan daster
yang tidak panjang

Rabu 3. Menganjurkan pasien untuk mandi S: andri


9-8-18 menggunakan air hangat. - Klien mengatakan nyeri jika berjalan,
Pkl Hasil : klien mengatakan akan terutama saat bangun dari duduk
17.00 - Klien mengatakan lebih nyaman
mengikuti
setelah di masase
5. Memberikan massage lembut O:
menggunakan balsem pada - Wajah tampak tegang saat bangun
persendian. dari duduk
Hasil : Klien mengatakan lebih - Tampak memegangi kaki yang sakit
nyaman setelah di masase A : Masalah Nyeri belum teratasi
P : Intervensi 5 dilanjutkan
Rabu 2. MemBantu melakukan latihan S: andri
9-8-18 ROM pada semua ekstremitas dan - Klien mengatakan kalau
Pkl beraktivitas/mobilisasi dibantu dengan
17.00 sendi, pakailah gerakan perlahan
walker
dan lembut. Lakukan
- Klien mengatakan dapat beraktivitas
hiperekstensi pada paha secara
sendiri,
teratur (periodic). O:
5. Meninggikan ekstremitas bawah - Kekuatan otot
beberapa saat sewaktu duduk 5555 5555
atau angkat kaki/bagian bawah
tempat tidur jika diinginkan pada 44444 4444
keadaan tertentu. Kaji adanya - KATZ indeks : termasuk kategori A
edema pada kaki/pergelangan - Nilai barthel indeks 120
tangan. (Ketergantungan sebagian).
7. Anjurkan pasien untuk - Barthel Index Capacity :
Nilai 18 criteria ketergantungan ringan.
menggunakan teknik relaksasi.
A : Masalah belum teratasi
8. Kaji rasa nyeri, kemerahan,
P : Intervensi No 2,5,7,8 dilanjutkan
bengkak, ketegangan otot jari.
Hari/ No Nama
Implementasi Evaluasi
Tanggal diagnosa /ttd
S:
- Klien mengatakan bisa aktifitas
3. Menciptakan lingkungan yang secara mandiri
- Klien mengatakan bila berjalan
bebas dari bahaya missal :
pelan-pelan
Jumat tempatkan klien pada tempat tidur O:
11-8-18 rendah, berikan penerangan yang -Klien tampak berhati-hati bila
1 andri
Pkl cukup, tempatkan klien pada berjalan
17.00 - Klien selalu menggunakan
ruangan yang mudah untuk
diobservasi walkernya saat berjalan
- Fall Morse Scale 75
A : Masalah Belum teratasi
P : Intervensi 3 dilanjutkan
S:
- Klien mengatakan nyeri jika berjalan,
5. Memberikan massage lembut terutama saat bangun dari duduk
menggunakan balsem pada - Klien mengatakan lebih nyaman
Jumat
persendian. setelah di masase
11-8-18
2 O: andri
Pkl Hasil : Klien mengatakan lebih - Wajah tampak tegang saat bangun
17.00 nyaman setelah di masase dari duduk
- Tampak memegangi kaki yang sakit
A : Masalah Nyeri belum teratasi
P : Intervensi 5 dilanjutkan
S:
- Klien mengatakan kalau
beraktivitas/mobilisasi dibantu dengan
walker
2. MemBantu melakukan latihan - Klien mengatakan dapat beraktivitas
ROM pada semua ekstremitas dan sendiri,
O:
sendi, pakailah gerakan perlahan
Jumat - Kekuatan otot
dan lembut. Lakukan
11-8-18 5555 5555
3 hiperekstensi pada paha secara andri
Pkl
17.00 teratur (periodic). 44444 4444
7. Anjurkan pasien untuk - KATZ indeks : termasuk kategori A
menggunakan teknik relaksasi. - Nilai barthel indeks 120
(Ketergantungan sebagian).
- Barthel Index Capacity :
Nilai 18 criteria ketergantungan ringan.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi No 2, 7 dilanjutkan
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA WBS Ny. M DENGAN OSTEOARTHRITIS
DI PSTW BUDI MULYA 02 CENGKARENG

Disusun Oleh :
ANDRI FEBRIANSYAH, S.Kep
44170262

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA
2018
LAPORAN RESUME
PADA WBS Ny. E DENGAN GLAUKOMA
DI PSTW BUDI MULYA 02 CENGKARENG

Disusun Oleh :
ANDRI FEBRIANSYAH, S.Kep
44170262

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA
2018

Anda mungkin juga menyukai