A. Pengertian
Gerontologi adalah pegetahuan yang mencakup segala bidang persoalan mengenai orang berusia lanjut, yang
didasarkan pada hasil – hasil pendidikan ilmu : antropologi, sosiologi, peksos, kedokteran geriatric, psikiatrik dan
ekonomi ( menurut Pergeri, 1990 ).
Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia
( miller, 1990).
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh askep menua, termasuk masalah – masalah yang dialami pada
usia lanjut ( kozier, 1987).
B. Tujuan
1. Tujuan Gerontologi
a. Membantu mempertahankan identitas kepribadian lansia.
b. Mempertahankan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan lansia baikjasmani atau rohani dan
sosialnya.
c. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat.
2. Tujuan Geriatric
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi- tingginya, sehingga terhindar dari
penyakit/ gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas – aktivitas fisik dan mental.
c. Merangsang petugas kesehatan ( dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnose yag
tepat dan dini. Bila mereka menjumpai kelainan tertentu.
d. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita penyakit / gangguan masih dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa suatu perlu pertolongan ( memelihara kemandirian secara
maksimal).
D. Proses menua
Suatu proses menurunnya daya than tubuh dalam menghadapi rangsangan dari luar tubuh, proses terus –
menerus ( alamiah). Atau suatu proses menghilangnya secara [perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiaki dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Proses menua terladi secara individu, pada orang dengan usia yang berbeda dan masing –
masing memiliki kebiasaan yang berbeda.
1. Teori – teori proses menua
a. Teori genetic clock
Teori ini menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetic untuk spesies – spesies tertentu. Tiap
spesias di dalam nucleus mempunyai suatu “ jam genetic “ yang berbedaa – beda dan telah di atur menurut
replikasi tertentu. Bial berhanti berputar maka manusia akan mati.
b. Teori mutasi somatic
Terjadinya penuaan akibat adanya mutasi somatic yang diakibatkan pengaruh lingkingan yang jelek.
Terjadinya kesalahan dalam proses transkripsi DNA/RNA secara terus – menerus, sehingga terjadi
menurunnya fungsi organ atau perubahan sel – sel menjadi kanker atau penyakit.
c. Teori menurunnya system imun tubuh ( auto immune theory )
Mutasi yang berlangsung bias mengakibatkan kurangnya system imun tubuh sehingga menyebabkan system
imun rusak yang dapat mengakbatkan menungkatnya insiden penyakit auyo imun pada lansia.
d. Teori kerusakan akibat radikal bebas
Teori radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas maupun didalam tubuh karena adanya proses metabolism
atau pernafasan di dalam mitokondria. Radikal bebas terjadi karena suatu atom yang tidak stabil karena
mempunyai electron yang tidak berpasangan, sehingga tidak reaktir mengikat atom lain yang menimbulkan
kerusakan pada tubuh.
e. Teori menua akibat metabolism
f. Telah dibuktikan dalam berbagai percobaan hewan, bahwa penguraian intake kalori ternyat bias menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur, sedangkan perubahan intake kalori yang menyebabkan kegemukan
memperpendek umur.
g. Teori rantai silang ( Cross link teoty )
Teori ini menjelaskan bahwa molekul – molekul kolagen dan zat kimia mengubah fungsi jaringan,
mengakibatkan jaringan kaku. Kurang elastic dan hilangnya fungsi pada proses menua.
h. Teori fisiologi
Teori ini terdiri dari teori intrinsic dan ekstrinsic. Terdisi dari teori oksidasi stress dan teori dipakai usah. Disini
terjadi lebih besar usaha dan stress menyebabkan sel – sel tubuh lelah terpakai.
2. Teori kejiwaan social
a. Aktifitas / kegiatan ( activity theory )
Ketentuan akan menin gkatnya pada menurunya kegiatan secara langsung. Teori ini mengatakan bahwa pada
lansia yang sukses adalah mereka yang aktif yang ikut bertambah dalam kegiatan social. Ukuran optimum
( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup lansia. Mempertahankan hubungan antara system social dan individu
agar tetap stabil dalam usia pertengahan ke lanjut usia.
b. Kepribadian Berlanjut ( Continuity theory )
Dasar kepribadian/ tingkah laku yang tidak berubah pada lansia. Teori ini gabungan dari yang diatas, pada
teori ini menyatakan bahwa perubahan – perubahan yang terjadi pada seseorang yang sangat lansia
dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c. Teori pembebasan ( Disangagement theory )
Putusnya pergaulan dengan m asyarakat dan kemunduran dalam individu dengan individu lainnya. Teori ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang secara berangsur- angsur mulai melepaskan diri
dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lansia menurun, baik secara kualitas maupun kwantitas sehingga
lansia sering mengalami kehilangan ganda ( triple loss) :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontak social
3) Berkurangnya komitmen
Dari penyebab – penyebab terjadinya proses menua tersebut ada beberapa peluang yang memungkinkan
dapat diintervensi agar proses menua dapat diperlambat :
1) Mengurangi radikal bebas
2) Memanipulasi system imun tubuh
3) Menjaga makanan
4) Mengontrol factor lingkungan dan budaya serta gaya hidup
3. Mitos dan pengertian yang salah serta kenyataan tentang lanjut usia
a. Mitos kedamaian dan ketenangan hidup
Santai menikmati jerih payah di masa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan hidup telah
berhasil dilewati, namun pada kenyataannya sering ditemui lansia yang stress akibat kemiskinan dan berbagai
keluhan serta penderitaan penyakit, depresi, kekhawatiran, paranoid, madalah psikotik.
b. Konversatisme dan kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya konversatif, tidak reaktif, menolak inovasi dan berorientasi pada
masa lalu, merindukan masa lalu, kembali ke masa kanak – kanak, susah berubah, keras kepala dan cerewet.
Namun pada kenyataannya tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikir demikian.
c. Mitos berpenyakit
Lansia sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderita penyakit yang menyertai
proses menua masa berpenyakitan dan kemunduran. Namun kenyataannya memang proses menua disertai
denga menurunnya daya tahan tubuh tetapi banyak penyakit ynag saat ini bisa dikontrol dan diobati.
d. Mitos senilitas
Lansia sebagai masa pikun yang disebabkab oleh kerusakan otak. Namun kenyataannya banyak yang tetap
sehat dan bugar dan banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.
e. Mitos aseksualitas
Lansia hubungan seks menurun, yaitu minat. Gairah, dorongan, kebutuhan, daya seks. Namun kenyataannya
kehidupan seks pada lansia itu normal saja, memang frekuensinya menurun tapi masih tetap meningkat.
f. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia tidak jatuh cinta tapi pada kenyataannya perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa.
g. Mitos ketidakproduktifan
Merupakan beban bagi keluuarga namun kenyatannya banyak lansia yang mencapai kematangan ,
kemantapan dan produktifitas mental dan material.
h. Mitos tidak menikmati hidup
Apakah lansia berencana untuk berhenti bersenang- senang saat menjadi tua.
4. Faktor – factor yang mempengaruhi proses menua dalah
a. Herediter / genetic
b. Nutrisi / makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan dan stress
f. Terjadinya proses menua bukanlah suatu penyakit sebab orang mati bukan karena tua, orang mudapun bisa
5. Perubaan – perububahan yang terjadi pada lanjut usia
a. Perubahan – perubahan fisik
1) Sel
Lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati. Jumlah sel otak
menurun, tergantungnya mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5 – 10 %.
2) Sistem persarafan
Cepat menurunnya persarafan, lambat dalam respon untuk bereaksi, khususnya dengan stress,
mengecilnya saraf panca indera, berkurangnya saraf penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, lebih
sensitive terhadap perubahan suhu.
3) System pendengaran
Terjadi gangguan pada pendengaran, membrane timpani ,menjadi atropi menyebabakan orosklerosis,
terjadinya pengumpulan serumen.
4) System penglihatan
Retina lebih keruh, fungsi penglihatan menurun
5) System kardiovaskular
6) System respirasi
7) System gassrtointestinal
8) System genitourynari
9) System endokrinsistem kulit
10) System muskoloskeletal
b. Perubahan fisiologis
c. Perubahan mental
d. Perubahan spiritual
LAMPIRAN MATERI
OSTEOARTRITIS
A. Pengertian
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana
sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-
ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut
dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis
satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu
sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa
nyeri.
B. Penyebab
Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri sendi. Masyarakat awam dan bahkan beberapa dokter (secara
keliru) langsung beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam urat.Sebagian lagi berpikir akibat
osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab utamanya nyeri sendi (khususnya yang dialami oleh yang berusia lebih
dari 45 tahun) adalah osteoartritis. Penyebab osteoartritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga
menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun demikian,
beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
Wanita berusia lebih dari 45 tahun
Kelebihan berat badan
Aktivitas fisik yang berlebihan, seperti para olahragawan dan pekerja kasar
Menderita kelemahan otot paha
Pernah mengalami patah tulang disekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat
C. Pengobatan
Rasa nyeri yang diderita oleh penderita penyakit ini dapat dikurangi dengan berbagai macam cara seperti
pengompresan atau penyuntikan cairan sinovial ke bagian sendi.Pengobatan untuk pengapuran sendi berbeda beda
tergantung stadiumnya.
1. Osteoartritis derajat ringan (stadium 1 dan 2)
terapi non obat terdiri atas:
menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan
latihan menguatkan otot paha dan pinggul untuk menjaga kebugaran tubuh
memakai knee brance selama diperlukan
terapi obat terdiri atas:
obat antiradang dan nyeri
suplemen untuk menumbuhkan tulang rawan
obat pelumas sendi yang disuntikkan ke sendi
2. Osteoartritis derajat berat (stadium 3 dan 4)
Pilihan pengobatan terbaik sampai saat ini adalah operasi penggantian sendi. Operasi penggantian sendi adalah
operasi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan
prostesis.
D. Pencegahan
Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi.Beberapa
suplemen makanan juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan
antara lain adalah glukosamin dan kondroitin.
1. Glukosamin
Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan),
artropoda, dan dinding sel cendawan. Di Indonesia, glukosamin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen
makanan komersial atau minuman susu tersuplementasi.
2. Kondroitin
Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang biasa digunakan bersama glukosamin. Ia merupakan
senyawa rantai gula bercabang yang menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat diperoleh dari
langsung dari suplemen makanan.
KEPERAWATAN GERONTIK
PENGKAJIAN INDIVIDU
I. IDENTITAS
a. Nama : Ny. M
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 63 tahun (18 September 1955)
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : single
f. Pendidikan terakhir : SD
g. Pekerjaan : Tidak bekerja
h. Alamat rumah : Pati jawa timur
b. Psikologis
1. Keadaan emosi
Saat berinteraksi dengan Ny. M, Ny. M tampak kooperatif dan tenang namun ada raut kesedihan pada muka
Ny. M. Ny. M mengatakan merasa sedih berada di panti. Saat Ny. M menceritakan tentang masa lalunya,
saat dirinya bekerja dan Ny. M terjatuh, Ny. M dibohongi oleh majikannya yang menjanjikan akan
dibawa pulang kekampung halamannya tetapi malah dibawa ke panti Ny. M tampak emosi dan nafas
menjadi cepat. Saat topik pembicaraan diganti Oma N terlihat tenang kembali.
2. Adaptasi lingkungan
Ny. M merasa cukup senang bisa tinggal di lingkungan PSTW budi mulia cengkareng dengan lansia lainnya.
Teman Ny. M adalah Ny. S dan Ny. N, namun Ny. M mengatakan jarang ngobrol terlalu lama . Ny. M tidak
pernah terlibat pertengkaran dan tidak memiliki masalah dengan teman-temannya. Dengan mahasiswa Ny.
M sangat kooperatif dan mau diajak bekerja sama melakukan kegiatan.
3. Sikap terhadap keluarga
Ny. M mengatakan tidak memiliki masalah dengan keluarga karena tidak punya keluarga lagi.
c. Sosial
1. Dukungan keluarga
Ny. M mengatakan tidak punya keluarga lagi
2. Hubungan antar keluarga
Ny. M mengatakan tidak punya keluarga lagi sehingga tidak ada yang mengunjungi lagi
3. Hubungan dengan orang lain
Ny. M mengatakan memiliki teman yang biasanya diajak berbincang – bincang yaitu Ny. S dan Ny. N. Ny. M
tidak terlalu membeda-bedakan teman, dengan siapa saja Ny. M mau berteman.
d. Spiritual/kultural
1. Pelaksanaan ibadah
Ny. M beragama islam, Ny. M mengatakan menjalankan ibadah shalat wajib 5 waktu dan shalat sunat di
malam hari. Setiap Shalat berjamaah di Masjid. Ny. M juga mengatakan masih menjalankan ibadah puasa
jika bulan Ramadhan tiba.
2. Keyakinan tentang kesehatan
Ny. M mengatakan bahwa tetap bersyukur dengan kondisinya sekarang karena di usia yang sudah tua masih
diberi kesehatan seperti sekarang ini.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
a) Keadaan umum: cukup kooperatif, kulit bersih, baju rapi, tidak tercium bau badan, penampilan sesuai.
b) Kesadaran: composmentis
c) Suhu: 36,5oC
d) Nadi: 80 x/menit
e) Tekanan darah: 120/80 mmHg
f) Pernafasan: 20 x/menit
g) Tinggi badan: 154 cm
h) Berat badan: 54 kg
2. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan
a) Kepala
1) Rambut: pendek, berwarna putih semuanya, rambut halus, cukup bersih, terdistribusi dengan merata
pada kulit rambut, tidak ada lesi pada kulit kepala, tidak ada rasa gatal, tidak berminyak, tidak ada
ketombe, tidak ada kutu.
2) Mata: masih dapat melihat mahasiswa dengan jelas tanpa menggunakan kaca mata, dengan jarak
pandang ± 30 cm. Tidak anemis dan anikterik. kadang-kadang menggunakan kacamata,
3) Hidung: Ny. M tidak mengalami gangguan penciuman, cukup bersih, berfungsi baik, dan tidak ada
polip.
4) Mulut: keadaan mulut Ny. M cukup bersih, gigi tidak lengkap, gigi yang ada berwarna putih
kekuningan, bau mulut tidak ada, sariawan tidak ada.
5) Telinga: tidak mengalami gangguan pendengaran, tidak ada serumen yang keluar dari telinga.
b) Leher
Pada bagian leher nenek R tidak mengalami pembesaran vena jugularis dan nodul. Tidak terlihat adanya
bekas alergi obat/gatal.
c) Dada/thorak
1) Dada dan paru-paru: bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri, tidak ada sesak napas,
warna kulit putih terdistribusi merata, taktil fremitus antara posterior dan anterior sama, perkusi bunyi
paru resonan, suara paru vesikuler, ronkhi -/-, whezing -/-, frekuensi napas 20 x/menit.
2) Jantung: Tidak teraba pulsasi pada interkosta ke dua kiri, pada daerah apeks jantung teraba vibrasi
lembut <2 cm, bunyi jantung tunggal (lup dup), tidak ada murmur, tidak ada gallop, frekuensi jantung
80 x/menit.
d). Abdomen: simetris, datar, tidak ada kemerahan, tidak ada scar, tidak ada luka dan peradangan, BU + 6
x/menit, perkusi: timpani, tidak ada nyeri abdomen, tidak ada nyeri saat dilakukan perkusi pada ginjal,
abdomen teraba lemas, limfa tidak teraba.
e). Muskuloskeletal: warna kulit sama dengan warna tubuh (putih), bentuk ekstermitas atas dan bawah tidak
ada atropi, tidak ada pucat dan sianosis pada telapak tangan dan kaki, turgor kulit tidak elastis, kembali
dengan lambat >2 detik, capillary refill time <2 detik, terdapat kemerahan dan bengkak pada persendian
ekstermitas, terasa sakit pada lutut kanan, dan mengganggu aktifitas sehari-hari Ny. M, refleks fisiologis
+/+ agak lambat, refleks patologis -/-. Tidak terdapat kelemahan pada kedua tangan. Kekeuatan otot
ekstermitas atas 5555/5555 dan kekuatan otot ekstermitas bawah 4444/4444, tidak terdapat kekakuan
pada jari-jari kaki.
f). Keadaan lingkungan
Lingkungan klien cukup baik. Penerangan ruangan cukup, lantai tidak licin dan kamar klien dalam
keadaan bersih, jarak kamar mandi dan tempat tidur tidak begitu jauh sekitar 2-3 meter. Lantai kamar
mandi klien tidak licin, dan keadaan kamar mandi klien bersih
Klien masuk dalam kategori A (Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK,
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi
Keterangan :
- 130 : mandiri
- 65-125 : ketergantungan sebagian
- 60 : ketergantungan total
3.Bartel Index Capacity
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang ini ?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa Presiden Indonesia pertama?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Skor :
0
Interprestasi : Fungsi Intelektual Utuh
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam) :
Orientasi
Registrasi
Perhatian
Kalkulasi
Mengingat kembali
Bahasa
NO ASPEK NILAI NILAI KLIEN KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun (2018)
Musim (panas)
Tanggal (7)
Hari (Selasa)
Bulan (Agustus)
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada ?
negara indonesia
propinsi jakarta
Kota ( cengkareng)
PSTW (Panti)
Wisma (mangga)
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksaan)
1 detik untuk mengatakan masing-masing
objek.
Kemudian tanyakan kepada klien ketiga
tadi (untuk disebutkan)
Objek (TV)
Objek (Kipas)
Objek (Kursi)
3 Perhatian dan 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat.
93
86
79
72
65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada No. (registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing-masing objek
TV
Kipas
Kursi
5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya kepada klien
(misal jam tangan)
(Misal pensil)
Minta klien untuk mengulang kata berikut :
“tak ada jika dan tetapi”. Bila benar, nilai
satu point
Pernyataan benar 2 buah : tak ada,
tetapi
44444 4444
44444 4444
2 Gangguan Rasa Setelah dilakukan a. Nyeri berkurang atau hilang a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan a. Membantu dalam menentukan
nyaman Nyeri tindakan keperawatan b. Skala nyeri 0-3 intensitas. Catat faktor yang memperberat / managemen nyeri
berhubungan kepada Ny. M selama c. Tidak memegang kaki yng mempercepat tanda – tanda nyeri. b. posisi yg tepat akan membantu
dengan destruksi 3 x pertemuan sakit b. Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman mengurangi rasa nyeri, membatasi
pada waktu istirahat ataupun tidur. nyeri
sendi masalah Nyeri d. Wajah rileks
c. Hangat dapat meningkatkan relaksasi
berkurang atau hilang c. Anjurkan pasien untuk mandi menggunakan
otot dan mobilitas, menurunkan rasa
air hangat.
sakit dan kekakuan sendi
d. Menghindari rasa dingin akibat
d. Anjurkan klien menggunakan alas kaki di bersentuhan dengan lantai (konduksi)
wisma e. Meningkatkan relaksasi / mengurangi
ketegangan otot.
e. Berikan massage lembut menggunakan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Hari/ No Implementasi Evaluasi Nama
Tanggal diagnosa /ttd
Selasa, 1 1. Mengkaji derajat gangguan S: andri
9-8-18 kemampuan, penurunan persepsi - Klien mengatakan bisa aktifitas
Pkl secara mandiri
17.00 visual. - Klien mengatakan bila berjalan
Hasil : Klien bisa aktifitas sendiri pelan-pelan
tanpa dibantu O:
2. Mengidentifikasi faktor resiko - Klien tampak berhati-hati bila
penyebab jatuh berjalan
- Klien selalu menggunakan
Hasil : kamar mandi tidak licin
walkernya saat berjalan
3. Menciptakan lingkungan yang
- Fall Morse Scale 75
bebas dari bahaya missal : A : Masalah Belum teratasi
tempatkan klien pada tempat tidur P : Intervensi 2,3,4 dilanjutkan
rendah, berikan penerangan yang
cukup, tempatkan klien pada
ruangan yang mudah untuk
diobservasi
4. Menganjurkan Menggunakan
pakaian sesuai dengan lingkungan
fisik/kebutuhan klien.
Hasil : klien menggunakan daster
yang tidak panjang
5. Mengobservasi klien saat berjalan
dengan walker
Hasil : Klien tampak berhati-hati
bila berjalan dengan walker
Selasa, 2 1. Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi S: andri
9-8-18 nyeri dan intensitas. Catat faktor yang - Klien mengatakan nyeri jika berjalan,
Pkl memperberat / mempercepat tanda – terutama saat bangun dari duduk
17.00 - Klien mengatakan lebih nyaman
tanda nyeri.
setelah di masase
Hasil : klien mengatakan nyeri jika O:
berjalan, terutama saat bangun dari - Wajah tampak tegang saat
duduk bangun dari duduk
2. Membiarkan klien mengambil posisi - Tampak memegangi kaki
yang nyaman pada waktu istirahat yang sakit
ataupun tidur. A : Masalah Neri belum teratasi
P : Intervensi no 3 dan 5 dilanjutkan
3. Menganjurkan pasien untuk mandi
menggunakan air hangat.
Hasil : klien mengatakan akan
mengikuti
4. Menganjurkan klien menggunakan
alas kaki di wisma
Hasil ; Klien mengatakan selelu
menggunakan sandal
5. Memberikan massage lembut
menggunakan balsem pada
persendian.
Hasil : Klien mengatakan lebih
nyaman setelah di masase
Selasa, 3 1. Menginstruksikan pasien untuk S : andri
9-8-18 melakukan gerakan seperti - Klien mengatakan kalau
Pkl
17.00 mengangkat bahu, meregangkan beraktivitas/mobilisasi dibantu dengan
jari-jari, menggenggam tangan walker
pemeriksa atau melepas - Klien mengatakan dapat beraktivitas
genggaman pemeriksa.
sendiri,
2. MemBantu melakukan latihan
ROM pada semua ekstremitas dan O :
sendi, pakailah gerakan perlahan - Kekuatan otot
dan lembut. Lakukan 5555 5555
hiperekstensi pada paha secara
44444 4444
teratur (periodic).
3. Meletakkan tangan dalam posisi - KATZ indeks : termasuk kategori A
(melipat) kedalam menuju pusaran
- Nilai barthel indeks 120
90 derajat dengan teratur.
4. Mempertahankan sendi pada 90 (Ketergantungan sebagian).
derajat terhadap papan kaki, - Barthel Index Capacity :
sepatu dengan hak yang tinggi Nilai 18 criteria ketergantungan ringan.
dan sebagainya, gunakan rol A : Masalah belum teratasi
trokhanter di bawah bokong
P : Intervensi No 2,5,7,8 dilanjutkan
selama berbaring di tempat tidur.
5. Meninggikan ekstremitas bawah
beberapa saat sewaktu duduk
atau angkat kaki/bagian bawah
tempat tidur jika diinginkan pada
keadaan tertentu. Kaji adanya
edema pada kaki/pergelangan
tangan.
6. Membuat rencana aktivitas untuk
pasien sehingga pasien dapat
beristirahat tanpa terganggu.
Anjurkan pasien untuk berperan
serta dalam aktivitas sesuai
dengan kemampuan/sesuai
dengan toleransi.
7. Anjurkan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi.
8. Kaji rasa nyeri, kemerahan,
bengkak, ketegangan otot jari.
9. Kolaborasi
Konsultasi dengan ahli terapi fisik/
Hari/ No Nama
Implementasi Evaluasi
Tanggal diagnosa /ttd
Rabu 1 2. Mengidentifikasi faktor resiko S: andri
9-8-18 penyebab jatuh - Klien mengatakan bisa aktifitas
Pkl secara mandiri
17.00 Hasil : kamar mandi tidak licin - Klien mengatakan bila berjalan
3. Menciptakan lingkungan yang pelan-pelan
bebas dari bahaya missal : O:
tempatkan klien pada tempat tidur -Klien tampak berhati-hati bila
rendah, berikan penerangan yang berjalan
- Klien selalu menggunakan
cukup, tempatkan klien pada
walkernya saat berjalan
ruangan yang mudah untuk
- Fall Morse Scale 75
diobservasi A : Masalah Belum teratasi
4. Menganjurkan Menggunakan P : Intervensi 3 dilanjutkan
pakaian sesuai dengan lingkungan
fisik/kebutuhan klien.
Hasil : klien menggunakan daster
yang tidak panjang
Disusun Oleh :
ANDRI FEBRIANSYAH, S.Kep
44170262
Disusun Oleh :
ANDRI FEBRIANSYAH, S.Kep
44170262