Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


CA RECTI DI RUANG BEDAH WANITA A2
RSUP Dr KARIADI
SEMARANG

OLEH

SITI SOLICHAH

P 17420613039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI D IV KEPERAWTAN MEDIKAL BEDAH

2014
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


CA RECTI DI RUANG BEDAH WANITA A2
RSUP Dr KARIADI
SEMARANG

A. PENGERTIAN
Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum
yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel
yang tidak terkendali.
Karsinoma rekti merupakan keganasan visera yang sering terjadi yang biasanya
berasal dari kelenjar sekretorik lapisan mukosa sebagian besar kanker kolostomy berawal
dari polip yang sudah ada sebelumnya.
Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar,
yang tumbuh ke dalam lumen dan dapat dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai
cincin anular (Price and Wilson, 2006).
B. ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko
telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah
serat. ( Brunner & Suddarth, 2002).
`a.    Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam
kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian
besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat
menjadi kanker.
b.      Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama
bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar.
c.       Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker  colorectal dapat
terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat
kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat
risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
d.      Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker
colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar,
khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
e.       Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi
lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar
terkena kanker colorectal.
f.       Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi  pada mereka yang berusia lebih tua.
Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50
tahun ke atas.

C. FAKTOR RESIKO
Kanker yang ditemukan pada kolon dan rectum. 16 % di antaranya menyerang
recti terutama terjadi di negara-negara maju dan lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita.
Beberapa faktor risiko telah diidentifikasi sebagai berikut:
a.       Kebiasaan diet rendah serat.
b.      Mengkonsumsi diet tinggi lemak dan rendah serat.
c.       Menahan tinja / defekasi yang sering.
d.      Faktor genetik.

D.TANDA GEJALA

a.       Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/konstipasi) 


b.      Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya 
c.       Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran  
d.      Kotoran lebih sempit dari biasanya 
e.       Sering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan 
f.       Kehilangan berat badan tanpa alasan 
g.      Selalu merasa sangat letih 
h.      Mual atau muntah-muntah.
Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan, obstruksi
bila membesar atau invasi menembus dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional.
Kadang-kadang bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses dalam peritoneum.
Keluhan dan gejala sangat tergantung dari besarnya tumor.

Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar sebelum
menimbulkan tanda-tanda obstruksi karena lumennya lebih besar daripada kolon
desendens dan juga karena dindingnya lebih mudah melebar. Perdarahan biasanya
sedikit atau tersamar. Bila karsinoma Recti menembus ke daerah ileum akan terjadi
obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian proksimal dan timbul nausea atau
vomitus. Harus dibedakan dengan karsinoma pada kolon desendens yang lebih cepat
menimbulkan obstruksi sehingga terjadi obstipasi.

E. KLASIFIKASI
●Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau
rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal
Stadium 0. 
●Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum
tumbuh menembus dinding.
●Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau
rektum.  Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi
sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening,
●Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
●Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru-
paru. 
●Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali
setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat
kambuh kembali dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain.
Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi
menjadi :
Kelas A        : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B        : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C        : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D        : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
( Brunner & Suddarth, 2002).

F.PATOFISIOLOGI
Brunner dan Suddart (2002), menjelaskan patofisiologi terjadinya karsinoma rektum
sebagai berikut :

Pathway
Kolistis ulceratif,polip colon,kebiasaan makan
rendah serat tinggi KH,faktor genetik

Kerusakan DNA

Polimerisasi karsinogen membuat DNA


Penggabungan DNA asing + induk
Ruptur jaringan rectum Disfungsi Gastrointestinal Tindakan
pembedahan
sfingter ani Mual,anoreksia
Perdarahan
nyeri konstipasi Gangguan
Sel darah kebutuhan
merah nutrisi kolostomi

anemia

G.  KOMPLIKASI
Komplikasi karsinoma rektum menurut Schrock (1991) adalah:
a)      obstruksi usus parsial
Obstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari usus yang
menyebabkan kegagalan dari isi usus untuk melewati usus.
b)      Perforasi atau perlobangan
c)      perdarahan
d)     Syok
Syok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat gangguan
peredaran darah atau hilangnya cairan tubuh secara berlebihan. 

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a)      Dengan "RECTAL – TOUCHER" biasanya diketahui :


      - Tonus sfingterani keras/lembek.
- Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
-Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat teraba ataupun
tidak.
b)      Foto sinar X Pemeriksaan radiologis dengan barium enema dianjurkan sebagai
pemeriksaan rutin sebelum dilakukan pemeriksaan lain. Pada pemeriksaan ini akan
tampak filling defect biasanya sepanjang 5 – 6 cm berbentuk anular atau apple core.
Dinding usus tampak rigid dan gambaran mukosa rusak.
c)      Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA)Pemeriksaan CEA dapat dilakukan,
meskipun antigen CEA mungkin bukan indikator yang dapat dipercaya dalam
mendiagnosa kanker karena tidak semua lesi menyekresi CEA.
d)     Tes-tes Khusus
1.    Proktosigmoidoskopi Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita
karsinoma usus besar. Jika tumor terletak di bawah, bisa terlihat langsung. Karsinoma
kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah
rektosigmoid.
2.    Sistoskopi Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai
invasi keganasan ke kandung kencing.
e)      Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test – FOBT):Terkadang kanker
atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang sangat
sedikit dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan
untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid), juga bisa
menyebabkan darah dalam kotoran.
f)       Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan bagian bawah kolon dengan tabung
cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi
kanker), maka polip bisa diangkat.
g)      Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan menggunakan
tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang
dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
h)      Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema): Prosedur ini mencakup
pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium) untuk meningkatkan
kualitas gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan (seperti polip) dapat terlihat
dengan jelas.
i)       Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal seringkali menjadi bagian
pemeriksaan (check-up) fisik rutin. Dokter akan memasukkan jari dengan sarung tangan
yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan ketidaknormalan. 

I.  PENATALAKSANAAN
Prinsip prosedur untuk karsinoma rektum menurut Mansjoer, et al, (2000) adalah :
a)      Low anterior resection / anterior resection. Insisi lewat abdomen. kolon kiri atau sigmoid
dibuat anastomosis dengan rektum.
b)      Prosedur paliatif, dibuat stoma saja.
c)      Reseksi abdomino perineal / amputasi rekti (Milles Procedure). Bagian Distal sigmoid,
rektosigmoid, dan rektum direseksi, kemudian dibuat end kolostomi.
d)     Pull through operation. Teknik ini sulit, bila tidak cermat dapat menyebabkan komplikasi
antara lain inkontinensia alvie.
e)      Fulgurasi (elektrokogulasi) untuk tumor yang keluar dari anus dan unresektabel.
Pengobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering dalam bentuk
pendukung/terapi ajufan yang mencakup kemoterapi, radiasi dan atau imunoterapi
(Brunner & Suddart, 2002, hal 1128).
Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
1.Pilihan utama adalah pembedahan
2.Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a.sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b.ada metastasis ke kelenjar limfe regional
c.masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis jauh.(Radiasi
pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
3.Obat sitostatika diberikan bila:
a.inoperabel
b.operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika muskularis
propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali.

Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
a)      Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian
berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
b)      Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
c)      Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
d)     Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya
pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar
Hb, leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil
yang memuaskan.

J.DIAGNOSA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O
1 Nyeri sehubungan Setelah dilakukan  Kaji tingkat nyeri. ●Untuk mengetahui
seberapa dalam nyeri
dengan adanya tindakan  yang dirasakan.
kanker pada keperawatan
daerah rektal. diharapkan nyeri
 Berikan tehnik  Agar membantu
distraksi dan relaksasi
mengurangi rasa sakit.
yang dirasakan oleh
klien hilang atau  Berikan lingkungan ●Meningkatkan relaksasi
yang nyaman pada dan membantu
tidak dirasakan lagi.
klien. memfokuskan kembali
 perhatian.

●Berikan analgetik Nyeri adalah komplikasi


sesuai serIng pada
prosedur/instruksi kanker,dengan memberi
dokter. analgetik dapat
mengurangi rasa nyeri
2 Cemas Setelah dilakukan  Kaji klien/orang  Pengetahuan
sehubungan terdekat terhadap tentang proses berduka
tindakan
dengan kurangnya duka yang dialami. memperkuat normalitas
pengetahuan dan keperawatan Jelaskan sesuai perasaan/reaksi terhadap
rasa takut karena kebutuhan. apa yang dialami dan
diharapkan klien
resiko kematian. dapat membantu pasien
dapat informasi yang menghadapi lebih efektif
diperukan dan dapat dengan mereka.
 Sedikit pasien yang
mengembalikan  Perkirakan benar-benar siap untuk
kepercayaan diri syok awal dan ketidak realita perubahan yang
yakinan setelah dapat terjadi.
seperti semula diagnosis kanker
dan/atau prosedur 
yang menimbulkan
trauma. ●Untuk menyampaikan
informasi yang dibutuhkan
●Diskusikan informasi oleh pasien.
yang diperlukan klien
●Pasien merasa
●Dorong terdukung
pengungkapan mengekspresikan
pikiran/masalah dan perasaan dengan
penerimaan ekspresi memahami bahwa konflik
kesedihan,marah dan emosi yang dalam dan
penolakan sering adalah normal dan
dapat dialami oleh orang
lain dalam situasi sulit.
3 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan  Pantau masukan  Mengidentifikasi
kebutuhan makanan tiap hari, kekuatan/defisiensi
tindakan
sehubungan biarkan pasien
dengan keperawatan menyimpan buku kekuatan.
hipermetabolik harian tentang
diharapkan BB stabil
akibat kanker. makanan sesuai
 Kebutuhan jaringan
dan pemahaman indikasi.
metabolik ditingkatkan
pengaruh individual  Dorong pasien begitu juga cairan (untuk
untuk makan diet tinggi menghilangkan produk
pada masukan kalori kaya nutrien sisa) dan suplemen dapat
adekuat dan pasien dengan masukan memainkan peran
cairan adekuat dan penting dalam
dapat berpartisipasi dorong penggunaan mempertahankan
dalam intervensi suplemen dan makan maskan kalori da protein
sering/lebih sedikit adekuat.
spesifik untuk dibagi-bagi selama
merangsang nafsu sehari.
makan
 Ciptakan
suasana makan malam  Membuat waktu makan
yang menyenangkan. lebih
Dorong pasien untuk menyenangkan,yang
berbagi makanan dapat meningkatkan
dengan masukan
keluarga/teman.
 Dorong komunikasi ●Sering sebagai sumber
terbuka mengenai distres emosi khususna
masalah anoreksia.
untuk orang terdekat yang
menginginkan untuk
memberi makan pasien
dengan sering. Bila
pasien menolak orang
terdekat dapat merasa
ditolak/frustasi
4 Nyeri pada post Setelah dilakukan  Kaji  Bermanfaat
operasi tingkat nyeri. dalam evaluasi.
tindakan
sehubungan
dengan keperawatan
pembedahan.  Atur posisi ●Nyeri menentukan
diharapkan nyeri pasien senyaman efektivitas terapi.
yang dirasakan oleh mungkin.
 Meningkatkan relaksasi
klien hilang atau
 Ajarkan tenik dan meningkatkan
tidak dirasakan lagi.  distraksi dan relaksasi. kemampuan koping
pasien.

●Membantu
●Kolaborasi dengan tim memfokuskan perhatian
dokter dalam dan membantu pasien
pemberian terapi untuk mengatasi nyeri.
analgetik
5 Resiko infeksi  Observasi  Pengontrolan tanda-
sehubungan tanda-tanda infeksi. tanda infeksi sejak dini.
dengan adanya
luka akibat Setelah dilakukan

pembedahan. tindakan  Gunakan  Mencegah
keperawatan tehnik septik dalam masuknya
diharapkan klien setiap tindakan mikroorganisme melalui
tidak akan keperawatan terhadap luka pembedahan.
mengalami infeksi luka pembedahan.
akibat
mikroorganismelalui ●Tekankan higiene
luka pembedahan.
personal.
●Membantu potensial
sumber infeksi dan/atau
pertumbuhan sekunder.
6 Defisit perawatan  Ajakan pada  Salah satu
diri sehubungan keluarga untuk pemenuhan rasa
dengan Setelah dilakukan membantu nyaman.
keterbatasan tindakan pemenuhan
aktivitas fisik. keperawatan kebutuhan dasar klien
diharapkan defisit seperti mandi dan
keperawatan diri makan.
pasien dapat
teratasi. Dengan
●Bantu perawatan
kriteria hasil : kuku ●Salah satu pemenuhan
dan kulit pasien tidak diri/personal hygiene rasa nyaman.
kotor.
klien seperti perawatan
kuku,rambut dan kulit.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002.Buku ajar medikal bedah,edisi 8 vol 1,alih bahasa oleh Andy Hartono
dkk.Jakarta:EGC
Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

www.google.com//kanker rectum/PCC (Parkway Cancer Centre).

Anda mungkin juga menyukai