OLEH :
NAMA : DIAH FIFI AGUSTINA
NIM : 1914314901029
TIK :
Dapat melakukan pengkajian pada pasien geriatric (dengan kasus CVA Infark)
Dapat berkomunikasi secara aktif
Mampu menganalisa data pada pasien geriatric dengan kasus CVA.I
Mampu menemukan masalah yang muncul dan membaginya sesuai dengan
prioritas
Mampu menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah
Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
B. Rencana kegiatan
A. KONSEP LANSIA
1. Pengertian
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi ransangan dari dalam dan luar tubuh. Menua tau menjadi tua adalah suatu
keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu.(Nugroho, 2006).
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses penuaan
benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya proses ini
menjadi beban bagi orang lain dibadingkan dengan proses lain yang terjadi. Secara
biologis lansia adalah proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Wulansari, 2011).
2. KLASIFIKASI
A. Menurut perjalanan penyakit (Hock,2009:384) :
1) Transient Ischemic Attack (TIA)
Defisit neurologis yang terjadi dalam durasi kurang dari 12 jam. Sebagian besar
terjadi 5-30 menit. Serangan disebabkan karena adanya emboli dan trombus lokal.
Gejala akan hilang jika oklusi dikeluarkan atau dilarutkan (sebagian atau seluruhnya)
2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit
Gejala stroke berlangsung antara 24 jam hingga beberapa minggu. Pasien mengalami
kerusakan minimal, sedang atau tidak ada kerusakan permanen.
3) Stroke in Evolution
Gejala berlangsung lebih dari 24 jam dengan kerusakan neurologis yang progresif.
Terdapat gejala sisa dari kerusakan neurologis.
4) Completed Stroke
Timbulnya kerusakan neurologis yang permanen.
B. Menurut Price (2005:114-115) Stroke dibagi menjadi 4 subtipe, yaitu :
1) Stroke Lakunar
Infark lakunar terjadi karena pembuluh halus hipertensife dan menyebabkan
sindrome stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-kadang
lebih lama. Merupakan infark yang terjadi setelah oklusi aterotrombotik atau
hialin lipid. Penyebabnya: Microatheroma, Lipohyalinosis, hipertensi sekunder
atau vaskulitis nekrosis fibrinoid, hialin arteriosklerosis, amiloid angiopathy.
2) Stroke Trombotik Pembuluh Besar
Sebagian besar pada stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relatif
mengalami dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke ini sering berkaitan
degan lesi ateroskelrotik yang menyebabkan penyempitan atau stenosis dia erteria
karotis interna atau yang lebih jarang di pangkal arteria serebri media atau ditaut
arteria vertebralis dan basilaris.
3) Stroke Embolik
Stroke embolik diklasifikasikan berdasarkan arteri yang terlibat (misalnya stroke
arteria vertebralis),atau asal embolus. Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau
jantung.
4) Stroke Kriptogenik
Suatu keadaan dimana pasien mengalami oklusi mendadak pembuluh intrakranium
besar tanpa penyebab yang jelas karena sumber penyebabnya tersembunyi bahkan
setelah dilakukan pemeriksaan diagnostic dan evaluasi klinis yang ekstensif.
3. ETIOLOGI
1. Trombosis serebral
Thrombosis pada arteri serebri yang memasok darah dalam otak atau thrombosis
pembuluh darah intracranial yang menyumbat aliran darah. Thrombosis pembuluh darah besar
dengan aliran darah lambat adalah sebagian besar CVA ini sering berkaitan dengan lesi
aterosklerotik yang menyebabkan penyempitan atau stenosis di aorta karotis interna atu
yang kebih jarang, di pangakal arteria serebri media atau di taut arteria vertebralis dan asilaris
Keadaan yang menyebabkan thrombosis:
a. Arterosklerosis
Akibat mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan
elastisitas dinding PD. Oklusi mendadak pembuluh darah.
b. Hiperkoagulasi pada polysitemia
Darah yang bertambah kental akan menyebabkan viskositas/hematoksit
meningkat dan melambatkan aliran darah cerebral.
c. Arteritis ( radang pada arteri)
Radang pada arteri temporalis yang dapat meyebabkan defisit non-reversible
fokal yang parah (kebutaan dan stroke).
2. Emboli serebral
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembulu darah otak oleh bekuan
darah, lemak, dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang telepas dan menyumbat sistem arteri. emboli tersebut berlangsung cepat dan
gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini yang dapat
menimbulkan emboli:
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Disease (RHD)
b. Myokard infark
c. Atrial Fibrilasi
Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama
sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endokardium.
3. Hemoragik
Perdarahan intrakranal dan intraserebri meliputi perdarahan di dalam ruang
subarakhnoid atau di dalam jaringan otak sendiri yang terjadi karena aterosklerosis
dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke
dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan sehingga otak membengkak, jaringannya
tertekan mengakibatkan infark otak, edema dan herniasi otak.
4. Gangguan aliran
Gejala Stroke dapat disebabkan oleh aliran darah ke otak yang tidak adekuat karena
penurunan tekanan darah (terutama penurunan perfusi ke otak) atau akibat peningkatan
viskositas darah karena sickle cell disease atau karena penyakit hematologi
seperti multiple myeloma dan polycythemia vera. Dalam hal ini, trauma cerebral
dapat timbul karena kerusakan sistem organ lain (Cruz,2013).
5. Oklusi Arteri besar
Oklusi arteri besar biasanya diakibatkan oleh emboli yang berasal dari serpihan
artherosklerosis dari dalambiasanya mempengaruhi arteri carotis atau bersumber
dari jantung.sebagian kecil oklusi aretri besar terjadi karena ulserasi plak dan
trombosis (Cruz,2013).
6. Watershed Infarcts
Infark pada batas air dari pembuluh darah muncul pada area paling distal dari
arteri. Hal tersebut dipercaya merupakan penyebab sekunder dari fenomena embolik
atau disebabkan oleh hipoperfusi yang parah, antara lain oklusi pada carotis dan
hipotensi yang berkepanjangan (Cruz, 2013)
4. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum tanda dan gejala dari stroke atau CVA berupa lemas mendadak di
daerah wajah, lengan atau tungkai, terutama di salah satu sisi tubuh, gangguan
penglihatan seperti ganda atau kesulitan melihat pada salah satu atau kedua mata,
bingung mendadak, tersandung selagi berjalan, pusing bergoyang, hilangnya
keseimbangan atau koordinasi, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas.
Menurut Kowalak (2011), keluhan dan gejala umum stroke meliputi :
1) Kelemahan ekstrimitas yang unilateral
2) Kesulitan bicara
3) Patirasi pada salah satu sisi tubuh
4) Sakit kepala
5) Gangguan penglihatan (diplopia, hemianopsia, ptosis)
6) Rasa pening
7) Kecemasan (ansietas)
8) Perubahan tingkat kesadaran
Menurut Stillwell (2011), Korelasi arteri serebri yang terkena stroke :
1) Arteri Carotis Interna
Parestesia kontralateral (sensasi abnormal) dan hemiparesis (kelemahan) pada lengan,
wajah dan tungkai. pada akhirnya terjadi hemiplegia kontralateral komplit
(paralisis) dan hemianesthesia (kehilangan sensasi). Pandangan kabur atau berubah,
hemionopsia (kehilangan sebagaian lapang pandang), terjadi seranga kebutaan
berulang pada mata ipsi lateral, disfasia pada hemisfer dominan yang terkena.
2) Arteri Cerebri Anterior
Kebingungan, amnesia dan perubahan kepribadian, hemparesis, kontralateral atau
hemiplegia dengan penurunan atau kehilangan fungsi morik yang kebigungan dan
sering terjadi pada tungkai dari pada lengan. Kehilangan fungsi sensorik pada
kaki, tungkai dan kaki, ataksia(Inkoordinasi motorik), gangguan gaya berjalan dan
inkontinensia. timbulnya reflex primitif (menggengam, menghisap) (Cruz,2013).
3) Arteri Cerebri Medial
Tingat kesadararan bervariasi dari kebingungan sampai koma, Hemiparesis,
kontralateral atau hemiplegia dengan penurunan atau kehilangan fungsi motorik
yang lebih sering terjadi pada wajah dan lengan dari pada tungkai. Ganguan sensorik
pada area yang sama dengan hemplegia. Afasia (ketidakmampuan untuk
mengekspresikan atau mengintepretasikan perkataan), atau disfasia (gangguan
bicara) pada hemisfer dominan yang terkena. Hemianopsia homoning (kehilangan
penglihatan pada sisi yang sama dikedua lapang pandang), ketidakmampuan
melirikkan mata ke sisi yang paralisis.
4) Arteri Cerebri Posterior
Hemiplegia, kontralateral dengan kehilangan fungsi sensorik, kebingungan,
mempengaruhi memori, defisit kemampuan bicara reseptif pada hemisfer
dominan yang terkena, hemianopsia homonim. Pertanda dari stroke pada sirkulasi
posterior ialah defisit saraf kranial ipsilateral, bertolak belakang dengan stroke
anterior yang unilateral (Cruz, 2013).
5) Arteri Vertebrobasilaris
Pusing, vertigo, mual, ataksia dan sincope, gangguan penglihatan, nistagmus, diplopia,
defisit lapang pandang dan kebutaan. kebas dan paresis (wajah, lidah, mulut,
satu atau lebih ektrimitas), disfagia (ketidakmampuan untuk menelan), dan
disartria (kesulitan dalam artikulasi).
6) Lakunar Stroke
Stroke lakunar diakibatkan dari oklusi dari arteri kecil yang perforasi pada area
subcortikal yang dalam. Diameter infark biasanya 2-20 mm, biasanya yang
termasuk sindrom lakunar ialah murni motor, murni sensory, dan stroke ataxic
hemiparetic, infark lakunar tidak menyebabkan kerusakan kognitif, memori,
bicara atau tingkat kesadaran (Cruz,2013).
DAFTARA PUSTAKA
1. Sarif La Ode. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC,
Dilengkapi dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika
2. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta, EGC ,2002
3. http://www.scribd.com/doc/22475411/KTI-Hemiparese-Post-Stroke-Non-Hemoragik
4. Moorhead S, dkk.2013.Nursing Outcames Clasification(NOC).Third Edition.Mosby :
Lowa city.
5. Nanda Internasional.Diagnosis Keperawatan 2015-2017. EGC : Jakarta
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data umum klien
Nama :Ny. S
Usia :66 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :……………………………………………………
Status perkawinan :Janda
Agama :Kristen
Suku :Jawa
Pendidikan :S1
TB/BB :155/60
Penampilan umum : Rapi
Orang terdekat yg bisa dihubungi :Anak
Hubungan dengan usila :Anak Kandung
Tanggal Masuk panti :-
Dx medis :CVA Infark
Tgl pengkajian :20/04/20
Reg :-
2. Keluhan utama
Saat Masuk panti : -
Saat pengkajian :…Klien mengatakan bila badan terasa sakit semua dan tangan, kaki
sebelah kanan agak lemah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan sakit stroke sudah lama dan rutin minum obat hipertensi dan
antiplatelet, bila saat ada keluhan melakukan cek kesehatan tensi ke petugas kesehatan
terdekat.
4. Riwayat penyakit dahulu
1 tahun yang lalu
tidak ada
5 tahun yang lalu
Pasien mengatakan mengalami stroke penyumbatan pada tahun 2012
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Hubungan pernikahan
: Klien
: Tinggal dalam satu rumah
: Meninggal dunia
Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Pensiunan
Alamat pekerjaan : …………………………………………………..
………………………………………………………………………………
Jarak dari rumah : 1km
Alat transportasi : sepeda motor
Pekerjaan sebelumnya : Guru
Berapa jarak dari rumah :1km
Sumber –sumber pendapatan dan kecukupan thdp kebutuhan : Dari uang pensiun setiap
bulannya
Riwayat Lingkungan hidup Panti
Tipe tempat tinggal :-
Jumlah kamar :-
Kondisi tempat tinggal :-
(pencahayaan cukup terang, ventilasi baik tidak lembab, bersih tidak pengap)
Jumlah org yg tinggal dirumah :laki laki: - orang/ perempuan - orang
Derajat privasi :-
Tetangga terdekat :-
Alamat / telpon :-
6. Sistem Pendukung
Perawat/Bidan/Dokter/ Fisioterapi : Bidan dan perawat
Jarak dari rumah : 1km
Rumah Sakit/klinik :Balai Pengobatan Jarak: 5 km
Pelayanan kesehatan di rumah : Posyandu Lansia
Perawatan yang dilakukan keluarga:
Olahraga kecil di pagi hari seberti jalan di sekitar rumah dan berjemur sambil
menggerak-gerakan tangan dan kaki untuk melatih ekxtremitas yang lemah.
Lain-lain:
Rutin minum obat
7. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat :-
Keanggotaan organisasi: tidak ada
Liburan perjalanan : 1 tahun 1x
Sistem pendukung : keluarga
8. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual : ibadah minggu di gereja dan ibadah keluarga
Hal lainnya : tidak ada
Obat-obatan
N Nama Obat Dosis Keterangan
O
1. Aspilet 1 x 1 tablet
2. Amlodipin 1 x 5 mg
3. Captopril 3 x 12,5 mg
Eliminasi Mandiri -
Aktivitas Mandiri -
Personal Mandiri -
hygiene
Analisa
klien A
JUMLAH 27 3
Analisis hasil :
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif
d. Inventaris Depresi Beck
Inventaris Depresi Beck
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya sia – sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk masa depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa saya benar – benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami,
istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apa pun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah – olah saya sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahyakan diri
sendiri
H. Menarik Diri Dari Lingkungan Social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan – perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri sya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari yang biasanya.
Nilai total = 3
Keterangan :
0–4 : Depresi Tidak Ada Atau Minimal
5–7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
> 16 : Depresi Berat
f. Apgar Keluarga
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 2
(teman - teman) saya untuk membantu pada saat
saya sedang mengalami kesusahan.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan 2
mengungkapkan masalah dengan saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman - teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan baru.
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman) 1
saya mengekpresikan afek, dan berespon terhadap
emosi – emosi saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman – teman saya dan saya 1
menyediakan waktu bersama – sama.
Keterangan : jika pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan kata selalu (poin
2), kadang – kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)
Analisa klien :
Total 8
Keterangan:
Tingkat resiko:
1. Resiko rendah bila skor 1-3 : lakukan intervensi resiko rendah
2. Resiko tinggi bila skor > 4 : lakukan intervensi resiko tinggi
ANALISA DATA
DO :
- Hipertympani
- Pasien sering ke kamar
mandi tapi tidak bisa
BAB
- Pasien tampak sesekali
memegang perutnya
Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d Ganguan sirkulasi ke otak
2. Hambatan mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot
3. Konstipasi b/d Proses Penuaan
No Diagnosa NOC NIC