Disusun Oleh:
Alya Nabila Meilisa, S.Kep
NIM. 2111437292
Pembimbing Akademik:
Dr. Reni Zulfitri, M.Kep., Sp.Kom.,
Ns. Taufik Hidayat, S.Kep
I. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses
alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Menurut World Health
Organization (WHO) lansia adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau
lebih. Lansia akan mengalami berbagai perubahan akibat terjadinya penurunan dari
semua aspek diantaranya fungsi biologi, psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan ini
akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk status kesehatan.
Setiap lansia akan mengalami sebuah proses yang alami, yaitu proses menua (Dewi &
Asnita, 2016). Pada tahun 2019 jumlah lansia 25,9 juta jiwa (9,7%) dan diperkirakan
akan terus meningkat di tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%).
6. Konsep lansia
a. Definisi Lansia
World Health Organization (WHO), lansia merupakan seseorang yang telah
berusia 60 tahun atau lebih. Lansia merupakan kelompok usia yang telah
memasuki fase kehidupan. Kategori usia tersebut disebut aging process atau
proses penuaan. seseorang dikatakan lansia saat usia 60 tahun atau lebih dan
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar secara baik dari jasmani, rohani dan
sosial (Nugroho, 2012)
b. Batasan Umur Lansia
Menurut Aspiani (2014) membagi lansia menjadi 3 kelompok, yaitu lanjut usia
peralihan awal (50-55 tahun), lanjut usia peralihan menengah (55-60 tahun) dan
lanjut usia peralihan akhir (60-65 tahun). Sedangkan menurut World Health
Organization (WHO) dalam Fatmah (2010), membagi batasan lansia dalam 4
tahap yaitu usia pertengahan (middle age) (usia 45-59 tahun), lansia (elderly)
(usia 60-74 tahun), lansia tua (old) (usia 75- 90 tahun) dan usia sangat tua (very
old) ( usia> 90 tahun).
Menurut Aspiani (2014) perubahan mental yang terjadi pada usia lanjut yaitu:
a) Kenangan (memory). Kenangan jangka panjang (berjam-jam hingga berhari-
hari yang lalu mencakup beberapa perubahan).Kenangan jangka pendek 0-
10 menit, kenangan buruk.
b) IQ (Intellegentia Quantion). Tidak berubah dengan informasi matematika
dan perkataan verbal. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan.
e. Psikososial Lansia
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada seseorang yang mencakup
aspek psikis dan sosial. Psikososial menunjukan pada hubungan yang dinamis
antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial.sosial mengacu
pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang disekitarnya (Padila,
2013).
h. Masalah Psikososial
Ada beberapa masalah psikososial yang terjadi pada usia lanjut yaitu:
1) Kecemasan (ansietas)
Menurut Direja (2011), kecemasan (ansietas) adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan adanya perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya. Biasanya keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik.
2) Kehilangan
Menurut Yusuf, Fitryani, & Nihayati (2015), kehilangan merupakan suatu
keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan
dimiliki. Menurut Direja (2011), kehilangan adalah suatu keadaan individu
berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian ataupun
keseluruhan.
3) Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan merupakan persepsi bahwa segala tindakannya akan
mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (Direja,
2011).
4) Keputusasaan
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif terus menerus, dimana
seseorang individu tidak melihat alternatif atau tersedia pilihan pribadi
untuk memecahkan masalah-masalah atau mencapai apa yang diinginkan
dan tidak dapat menggerakkan energi atas namanya sendiri untuk
menentapkan suatu tujuan (Direja, 2011).
5) Isolasi sosial
Menurut Yusuf, Fitryani, & Nihayati (2015), isolasi sosial adalah keadaan
seseorang mengalami penurunan atau bahkan individu tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
6) Harga diri rendah
Harga diri rendah adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(Direja, 2011).
7) Depresi
Menurut Lubis (2016) depresi adalah suatu gangguan perasaan atau afek
yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/ gairah)
DAFTAR
PUSTAKA
Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info
Media
Depkes RI. (2006). Pedoman Perawatan Kesehatan Usia Lanjut di Rumah. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Dewi, A. P & Asnita, L. (2016). Buku ajar perawatan lansia penderita nyerisendi dalam
keluarga dan masyarakat. Riau: Ur Press
Dewi, S.R. (2014). Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Deepublish.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kemenkes Kesehatan Tahun 2015-2019.
Jakarta.
Lubis, L.N. (2016). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta : Kencana Nugroho.
(2012). Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika Yusuf,
A.h., Fitryani, R., dan Nihayati, H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakaerta: Salemba Medika
LAPORAN PENDAHULUAN
PROFESI KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
I. Latar Belakang
1. Karateristik Lansia
Pada minggu pertama Ners Muda telah dilakukan bina hubungan saling percaya
(BHSP), menjelaskan tujuan, dan waktu pelaksanaan binaan terhadap Nenek N selama
dua minggu. Saat awal pengkajian Nenek N terlihat terbuka dan mau menjawab
pertanyaan yang disampaikan. Kegiatan difokuskan pada pengkajian secara holistik
yang menunjang tegaknya diagnosa keperawatan dan membuat rencana kegiatan yang
akan diimplementasikan pada minggu kedua. Diagnosa pertama yang diangkat yaitu
gangguan pola tidur.
Hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik didapatkan data Nenek N mengalami
kesulitan dalam tidur, nenek terlihat lemas.
Nenek N sangat aktif dalam sehari-hari. Aktifitas Nenek N untuk mandi, makan,
dan memakai baju tidak dibantu oleh pramulansi. Aktifitas Nenek N dimulai dari
bangun tidur pukul 04.00 WIB, mandi, sholat subuh, lalu sarapan pagi dan beraktivitas.
Nenek N jarang shalat berjamaah di Masjid 5 waktu. Nenek N sering mengikuti
kegiatan pengkajian di mesjid ataupun berbagai kegiatan lainnya. Nenek N sehari-hari
sering mengabiskan waktunya dengan berkumpul bersama lansia lainnya, serta berjalan
jalan disekeliling kompleks PSTW. Pada siang hari nenek N selalu tidur siang sambil
menonton TV.
2. Masalah Keperawatan
a. Gangguan pola tidur
b. Nyeri Akut
II. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur
b. Nyeri Akut
2. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa 1: Gangguan pola tidur
b. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3×60 menit diharapakan pola tidur
membaik dengan kriteria Hasil
1) Keluhan silit tidur menurun
2) Merasa puas selama tidur
3) Waktu tidur tercukupi
NIC:Melakukan prosedur yang dapat
meningkatkan kenyamanan
Observasi:
1) Identifikasi pola aktifitas dan tidur
2) Identifikasi faktor pengganggu tidur
3) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
4) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeurik:
1) Medikasi lingkungan (pencahayaan,kebisingan, suhu, tempat tidur)
2) Batasi waktu tidur
3) Laukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis: pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
Edukasi:
1) Jelaskan pentingnya tidur cukup
2) Anjurkan makanan atau minuman yang menganggu tidur
c. Diagnosa 2: Nyeri Akut
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukannya asuhan keperawatan 3 x 60 menit diharapkan tingkat nyeri
menurun dengan kriteria hasil :
1) Nyeri klien berkurang atau hilang
2) Skala nyeri 0
3) Klien dapat relaks
4) Keadaan umum klien baik
NIC: Manajemen nyeri
Observasi:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
Teraupetik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( terapi pijat dan akupresure)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
1. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Topik : gangguan pola tidur
b. Metode : Diskusi, demonstrasi, observasi, tanya jawab, redemonstrasi
c. Media : poster sticker, liflet, Nursing kit.
d. Waktu : 17-22 Januari 2022
e. Tempat : wisma Seruni
f. Strategi pelaksanaan
Waktu Fase Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
2. Kriteria Hasil
a. Kriteria struktur
1) Menyiapkan LP
2) Menyiapkan alat bantu atau media
3) Kontrak dengan keluarga, tempat dan sesuai rencana.
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi
pelaksanaan
2) Nenek N aktif dalam kegiatan.
c. Kriteria Hasil
1) Nenek N mampu mengenal tentang masalah kesehatan kolesterol:
pengertian, etiologi, tanda dan gejala, dampak dan cara mengatasi
III.RIWAYAT KESEHATAN
1. Masalah kesehatan: Nenek N ssering mengalami asma terlebih lagi 4 tahun terakhir
nenek N mengalami gastritis, hal itu membuat nenek N sulit untuk tidur dimalam
hari nya. Nenek N sudah berkonsultasi mengenai penyakit yang dideritanya dan
mulai untuk menjaga pola makanannya untuk sehari-hari.
2. yang dirasakan saat ini: Nenek N merasakan gatal-gatal pada sela sela jari
kaki, dan merasakan pedih karena luka gatal tersebut di garuk hingga
berdarah. Nenek N juga mengatakan susah tidur dan nyeri di perut bagian atas
dikarenakan gastritis.
B. Aktifitas sehari-hari :
Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
A berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup
B sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
C dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
D berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
E berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
F berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di
Lain- klasifikasikan sebagai C, D, E atau F
lain
Kesimpulan : Nenek N tidak memiliki gangguan mobilitas fisik dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Nenek N mampu buang air kecil maupun buang air besar di
kamar mandi, bergerak dan berpindah tempat, mandi dan berpakaian secara
mandiri, mengambil makanan dan makan sendiri tanpa bantuan. Maka dapat
disimpulkan kemandirian Nenek N terletak pada skor A
C. Psikologis
1. Keadaan emosi: Nenek N tampak senang dengan kedatangan ners muda. Saat
pengkajian, Nenek N menjawab pertanyaan dengan baik serta terbuka dengan
ners muda. Kondisi emosi Nenek N terlihat stabil. Ia mampu berinteraksi
dengan siapapun.
2. Persepsi Klien: Nenek N mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan harus
mensyukuri karena telah diberikan kesehatan pada dirinya. Menurut nenek N
selagi masih diberikan kesempatan untuk hidup lebih baik kita menikmati
setiap waktu selagi kita bisa.
3. Konsep Diri:
Nenek N merasa dirinya sudah tua dan Nenek N menerima keadaannya saat ini
dan bersyukur atas apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dirinya.
1. Gambaran diri: Nenek N mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang
tidak ia sukai, ia bersyukur atas pemberian Allah SWT. Hanya saja Nenek
N mengeluhkan tidak kuat berjalan lama karena luka yang dialami tapat
nya di bagian sela-sela jari.
2. Ideal diri: Ideal diri Nenek N cukup tinggi. Saat ini Nenek Semengat
akan dimasa tuanya hanya ingin sekali selalu sehat dan bisa beraktivitas.
3. Hargadiri: Harga diri Nenek N baik. Ia selalu percaya dengan apa yang
dimilikinya dan menerima apa yang terjadi padanya.
4. Peran: Nenek N mengatakan ingin menghabiskan masa tuanya dengan
baik dan sehat.
5. Identitas diri: Nenek N merasa bahagia dan menerima dirinya sebagai
lansia dengan baik.
4. Kemampuan Adaptasi:
Kemampuan adaptasi Nenek N baik. Hubungan Nenek N dengan
tetangga dii lingkungan sekitar juga baik, dimana hal ini juga terlihat bahwa
Nenek N sering mengikuti kegiatan di PSTW Khusnul Khotimah seperti
pengajian, kerajinan, dan juga bimbingan . Setiap pagi dan sore Nenek N juga
senang sekali berjalan jalan ke sekitar rumah dan berkumpul bersama teman
teman Nenek N.
5. Mekanisme Pertahanan Diri
Nenek N mengatakan jika ada masalah, Nenek N selalu bercerita dengan
pramulansia yang berada di wisma nya. Nenek N merasa lebih lega ketika sudah
menceritakan masalahnya kepada pramulansia di wismanya.
SKALA DEPRESI PADA LANSIA (Yesavage)
NO. PERTANYAAN YA TIDAK
1. Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup anda *
saat ini?
2. Apakah anda membatalkan banyak dari rencana *
kegiatan/minat anda?
Keterangan:
- Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung satu (1) point
- Total Skore max: 30 point
- Skore: 15 – 22 : Depresi Ringan, > 22 : Depresi berat, 5 – 9: suspek
depresi, > 9 : umumnya depresi
D. Sosial
1. Dukungan keluarga : Keluarga nenek N sangat menyayangi nenek N dan
selalu mendukung kegiatan atau keputusan yang sudah dibuat oleh nenek N.
2. Hubungan antar keluarga : hubungan keluarga baik. Nenek N sering di
kunjungi anak dan cucunya, serta adik nya.
3. Hubungan dengan teman : Nenek N menjalin hubungan yang baik dengan
teman yang berada di sekitar wisma dan juga dengan petugas yang ada di
panti. Namun karena nenek N merupakan tipe orang yang frontal nenek N
sering tidak disukai oleh teman-temannya.
Status Kognitif/Mental:
...................................................................
Keterangan:
- Kesalahan 1: Fungsi mental utuh
E. Spiritual
1. Pelaksanaan ibadah : Nenek N rajin mengerjakan ibadah sholat 5 waktu, namun
jika sakit atau tidak enak badan Nenek N malas melaksanakan shalat. Nenek N
biasanya melaksanakan shalat di musholah PSTW Husnul Khotimah, selain itu
Nenek N jika selalu mengikuti dakwah dan mengaji di mushola.
2. Keyakinan tentang kesehatan : Nenek N mengatakan sakit itu ujian dari Allah dan
jika sakit kita harus memohon kesembuhan kepada Allah dan berobat ke
pelayanan kesehatan
F. PEMERIKSAAN FISIK (Head to Toe)
1. Tanda vital :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Nadi : 85x/menit (teraba lemah), TD:132/85 mmHg, P: 17 x/menit
S: 36 0C, TB :160 cm, BB : 65 Kg
2. Kebersihan perorangan :
1. Kepala
Rambut : berwarna putih, lurus, bersih
Mata : simetris, bersih, tidak ada gangguan penglihatan dan konjungtiva
anemis
Hidung: bersih, tidak ada sekret/benda lainnya, tidak menggunakan cuping
hidung saat bernafas
Mulut : gigi tidak lengkap, mokosa lembab, pucat,
Telinga : simetris, tidak ada lesi, tidak ada gangguan pendengaran,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
3. Dada / thorak:
Dada : simetris dan tidak ada lesi, pergerakan dada normal
Paru-paru : simetris, suara nafas vesikuler, RR 16 x/ menit
Jantung: tidak ada pembesaran jantung, suara jantung (s1 dan s2 Lup dup)
4. Abdomen : tidak ada lesi, bising usus 12x/ menit
5. Muskuloskeletal :
Nenek N dapat berjalan dan melakukan aktivitas secara mandiri tanpa
menggunakan alat bantu. Namun belakangan ini Nenek N tidak bisa berjalan
jauh dikarenakan terdapat lecet dibagian sela-sela jari. Nenek N dapat merespon
nyeri saat diberi rangsangan nyeri. Turgor kulit kurang elastis, CRT <2 detik,
kulit teraba hangat, jari lengkap, ROM normal. Reflek patella (+).
5 5
G. INFORMASI PENUNJANG
1. Diagnosa medis : Gastritis
2. Laboratorium :
Asam urat : 5,6
Gula darah 124 mg/dL
Data Objektif :
- Jumlah tidur kurang dari kebutuhan
2. Data Subjektif : Nyeri akut
- Nenek N mengatakan ketika gastritisnya
muncul nenek merasakan nyeri di bagian
perut atas
- Nenek mengatakan sedikit sulit
mengontrol pola makanan
- Nenek N mengatakan nyeri sering
muncul bersamaan dengan perut nenek
yang terasa kembung.
Data Objektif :
- Skala nyeri 5
- Nenek N terlihat meringis
- Nenek N terlihat lemas dan pucat
C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN URUTAN
PRIORITAS
1. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan nyeri
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri Akut berhubungan dengan ketidakefetifan
pemeliharan kesehaatn (Gastritis)
Terapeurik:
1. Medikasi lingkungan
(pencahayaan,kebisingan, suhu,
tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur
3. Laukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis:
pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
2. Anjurkan makanan atau minuman yang
menganggu tidur
Gangguan rasa nyaman : Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x Manajemen energi
Akut 24 dengan kriteria hasil : Observasi:
1. Nyeri klien berkurang atau hilang 4. Identifikasi skala nyeri
2. Skala nyeri 0
5. Identifikasi faktor yang
3. Klien dapat relaks
4. Keadaan umum klien baik memperberat dan
memperingan nyeri
6. Identifikasi pengaruh nyeri
terhadap kualitas hidup
Teraupetik
3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( terapi pijat
dan akupresure)
4. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
Edukasi:
3. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri