Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUT

USIA DI PSTW KHUSNUL KHOTIMAH KOTA


PEKANBARU

Disusun Oleh:
Alya Nabila Meilisa, S.Kep
NIM. 2111437292

Pembimbing Akademik:
Dr. Reni Zulfitri, M.Kep., Sp.Kom.,
Ns. Taufik Hidayat, S.Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PROFESI KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

NAMA : Alya Nabila Meilisa, S.Kep


NIM :2111437292
TANGGAL : 10-24 Januari 2022
PERTEMUAN : Minggu Ke-1 (Kunjungan 1 - 6)

I. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses
alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Menurut World Health
Organization (WHO) lansia adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau
lebih. Lansia akan mengalami berbagai perubahan akibat terjadinya penurunan dari
semua aspek diantaranya fungsi biologi, psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan ini
akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk status kesehatan.
Setiap lansia akan mengalami sebuah proses yang alami, yaitu proses menua (Dewi &
Asnita, 2016). Pada tahun 2019 jumlah lansia 25,9 juta jiwa (9,7%) dan diperkirakan
akan terus meningkat di tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%).

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia dikelompokan menjadi


usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan). Departemen kesehatan RI (2006) memberikan
batasan lansia dengan 3 kategori yaitu Virilitas (prasenium) yang merupakan masa
persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa yakni dengan rentang usia
55 sampai 59 tahun, usia lanjut dini (senescen) yakni kelompok yang mulai
memasuki masa usia lanjut dini dengan rentang usia 60 sampai 64 tahun, dan lansia
berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif yakni dengan usia di
atas 65 tahun (Fatmah, 2010).

Golongan di atas merupakan orang-orang yang mengalami pertambahan usia


dimana pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan
fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia.
Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai
dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan
memburuk, gerakan lambat, dan kelainan di berbagai organ vital. Sedangkan
kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional, menurunnya gairah,
bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan,
meningkatnya minat terhadap
material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah hanya orientasi dan subyek yang
berbeda.
Kemunduran-kemunduran yang dialami oleh lansia berdampak pada penyakit
yang dideritanya. Beberapa penyakit yang ditemukan pada lansia memiliki
karakteristik tertentu yaitu penyakit yang sering multiple (berhubungan satu sama lain),
penyakit b ersifat degenerative (sering menimbulkan kecacatan), gejala sering tidak
jelas yakni berkembang secara perlahan), sering bersama-sama problem psikologis dan
sosial, lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut, dan sering terjadi penyakit
yang bersifat iatrogenik (Mubarak, 2006).
Proses asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu proses kompleks dengan
pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi keperawatan keluarga untuk
bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi serta evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap utama dimana seorang perawat harus mengumpulkan data
dan menggali informasi secara bertahap dan terus-menerus terhadap lansia. Data yang
telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga mendapatkan suatu rumusan masalah dan
dapat ditegakkan suatu diagnosa keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan
ditegakkan maka perawat akan merumuskan rencana asuhan keperawatan yang
kemudian akan di implementasikan kepada lansia binaan.
1. Data yang perlu dikaji
Data yang perlu dikaji pada tahap penjajakan 1, meliputi :
a. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat dan nomor
telepon, komposisi keluarga, suku, agama, status social ekonomi keluarga
dan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat kesehatan sebelumnya
c. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran serta nilai dan norma budaya.
d. Stress dan koping terdiri dari stress jangka pendek, stress jangka panjang,
kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping yang
digunakan, dan strategi adaptasi disfungsional.
e. Pemeriksaan fisik secara head to toe.
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum dapat dirumuskan karena mahasiswa belum
melakukan pengkajian terhadap klien. Masalah kesehatan baru bisa ditemukan
pada hari ketiga setelah melakukan pengkajian terhadap klien.

II. Rencana Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum bisa ditegakkan karena belum melakukan
pengkajian terhadap klien. Pengkajian dilakukan mulai tanggal 10-14 Januari
2022. Diagnosa keperawatan bisa ditegakkan pada hari kelima pada tanggal 15
Januari 2022.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 6 pertemuan x 60 menit dapat mengidentifikasi dan membuat
asuhan keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga
dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa, dan menyusun rencana asuhan
keperawatan.
3. Tujuan Khusus
Tujuan khusus harus sesuai dengan prinsip SMART, artinya Spesifik
(S) yaitu rumusan tujuan harus jelas, Measurable (M) yaitu dapat diukur,
Achievable (A) yaitu dapat dicapai, Realistic (R) yaitu dapat tercapai dan nyata,
Timing (T) yaitu memiliki target waktu.
a. Lansia menerima kunjungan mahasiswa dalam 1 x 60 menit
b. Lansia memberikan informasi masalah kesehatan yang dialami lansia,
pemeriksaan fisik.
c. Mengidentifikasi masalah keperawatan
d. Menentukan diagnose dan prioritas utama dari masalah kesehatan keluarga
e. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan pada keluarga.
III. Rancangan kegiatan
1. Topik
Melakukan pengkajian secara menyeluruh dari berbagai aspek lansia binaan.
2. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu dengan cara
wawancara, observasi, pemerikasaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi).
3. Media dan alat
Media dan alat yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu format
pengkajian, nursing kit, alat tulis.
4. Waktu dan tempat
Waktu kunjungan dengan keluarga binaan berlangsung yang dimulai dari tahap
pengkajian sampai dengan implementasi dan evaluasi selama dua minggu dimulai
dari tanggal 10-24 Januari 2022. Kegiatan dilakukan di PSTW Khusnul Khotimah
kota Pekanbaru.
5. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria terstruktur
1) Menyiapkan laporan pendahuluan.
2) Menyiapkan alat bantu dan media yang digunakan.
3) Mendapatkan lansia binaan dan membuat kontrak selanjutnya.
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan tempat yang ditetapkan
2) Keluarga menerima mahasiswa dan aktif dalam kegitan.
c. Kriteria Hasil
1) Diperoleh data umum keluarga, riwayat kesehatan, kebiasaan sehari- hari
dan pemeriksaan fisik
2) Teridentifikasi masalah kesehatan lansia
3) Diagnosa dapat ditegakkan
4) Menetapkan skala prioritas dari diagnosa yang diangkat
5) Rencana keperawatan disusun berdasarkan diagnosa

6. Konsep lansia
a. Definisi Lansia
World Health Organization (WHO), lansia merupakan seseorang yang telah
berusia 60 tahun atau lebih. Lansia merupakan kelompok usia yang telah
memasuki fase kehidupan. Kategori usia tersebut disebut aging process atau
proses penuaan. seseorang dikatakan lansia saat usia 60 tahun atau lebih dan
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar secara baik dari jasmani, rohani dan
sosial (Nugroho, 2012)
b. Batasan Umur Lansia
Menurut Aspiani (2014) membagi lansia menjadi 3 kelompok, yaitu lanjut usia
peralihan awal (50-55 tahun), lanjut usia peralihan menengah (55-60 tahun) dan
lanjut usia peralihan akhir (60-65 tahun). Sedangkan menurut World Health
Organization (WHO) dalam Fatmah (2010), membagi batasan lansia dalam 4
tahap yaitu usia pertengahan (middle age) (usia 45-59 tahun), lansia (elderly)
(usia 60-74 tahun), lansia tua (old) (usia 75- 90 tahun) dan usia sangat tua (very
old) ( usia> 90 tahun).

c. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Dewi (2014), ada beberapa tugas perkembangan pada lansia yaitu:
1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang semakin menurun.
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3) Membentuk hubungan baik dengan orang yang seusianya.
4) Mempersiapkan kehidupan yang baru.
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat secara
santai.
6) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangannya.

d. Perubahan Pada Lansia


Menurut Aspiani (2014) ada beberapa perubahan yang terjadi pada usia lanjut
yaitu:
1) Perubahan fisiologis
a) Sel
Perubahan yang terjadi pada sel ini seperti lebih sedikitnya jumlah sel, sel
berubah menjadi besar, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan
bertambahnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein.
b) Sistem kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler ini seperti menurunnya
dinding aorta, katup jantung aorta menjadi menurun, kemampuan jantung
memompa darah menurun.
c) Sistem pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan seperti otot-otot pernafasan
kehilangan kekuatan dan mejadi kaku, terjadi penurunan aktivitas silia,
kehilangan elastisitas pada paru-paru, alveoli melebar dari biasanya.
d) Sistem persarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persarafan ini seperti berat otak
menurun 10-20%, cepatnya menurun hubungan persarafan, lambat dalam
respon dan waktu untuk bereaksi, terjadi pengecilan pada panca indra.
e) Sistem gastrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal seperti kehilangan
gigi. Kehilangan gigi disebabkan karena adanya
periodontal disease yang terjadi setelah umur 30 tahun, adapun
penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi buruk. Pada
perubahan sistem gastrointestinal indra pengecap juga menurun karena
adanya iritasi yang kronis dan selaput lendir, atrofi indra pengecap (+ 80
%), hilangnya sensitivitas dari indra pengecap di lidah terutama rasa manis
dan asin, hilangnya sensivitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam
dan pahit. Selain itu perubahan lainnya pada gastrointestinal seperti
esophagus membesar, lambung (rasa lapar menurun, asam lambung
menurun, waktu pengosongan juga menurun), peristaltik lemah dan
biasanya timbul konstipasi.
f) Sistem genitourinaria
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinaria seperti pada ginjal.
g) Sistem endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin pada usia lanjut seperti
produksi dari hampir seluruh hormon menurun, fungsi parathoid dan
sekresinya tidak berubah, perubahan juga terjadi pada pituitari
(pertumbuhan ada tetapi lebih rendah dan hanya di pembuluh darah,
berkurangnya produksi dari ACTH (Adrenocortikotropic Hormone),
TSH (Thyroid Stimulating Hormone), FSH (Folikel Stimulating
Hormone) dan LH (Leutinezing Hormone).
h) Sistem indera: pendengaran, penglihatan, perabaan dan pengecap atau
penhidu mengalami penurunan fungsi.
i) Sistem integumen
Dengan bertambahnya usia, terjadilah perubahan instrinsik dan ekstriksik
yang dapat mempengaruhi penampilan kulit seperti kulit menjadi
mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak, permukaan kulit
menjadi kasar dan bersisik karena akibat kehilangan proses keratinisasi
serta perubahan ukuran dan bentuk- bentuk sel epidermis.
j) Sistem muskuloskeletal
Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi sebelum usia
40 tahun seperti tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh serta
osteoporosis, mengalami kifosis, pinggang dan lutut serta jari-jari
pergelangan terbatas, discus intervertebralis menjadi menipis.
k) Sistem reproduksi dan seksualitas
Perubahan pada sistem ini pada lanjut usia seperti pada vagina (selaput
lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi mejadi
berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna).
2) Perubahan psikososial lansia
Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), perubahan psikososial pada lansia yaitu:
Psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami pensiun. Berikut ini
adalah hal-hal yng akan terjadi pada masa pensiun.
a) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan berkurang.
b) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya.
c) Kehilangan teman atau relasi.
d) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
e) Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awarensess of
mortality).

Menurut Aspiani (2014) perubahan mental yang terjadi pada usia lanjut yaitu:
a) Kenangan (memory). Kenangan jangka panjang (berjam-jam hingga berhari-
hari yang lalu mencakup beberapa perubahan).Kenangan jangka pendek 0-
10 menit, kenangan buruk.
b) IQ (Intellegentia Quantion). Tidak berubah dengan informasi matematika
dan perkataan verbal. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan.

e. Psikososial Lansia
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada seseorang yang mencakup
aspek psikis dan sosial. Psikososial menunjukan pada hubungan yang dinamis
antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial.sosial mengacu
pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang disekitarnya (Padila,
2013).

f. Kondisi Kesehatan Psikologis


Kata psiko mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan
perilaku), jadi yang dimaksud dengan kondisi kesehatan psikologis itu adalah
kondisi individu atau seseorang sehat secara pikiran, perasaan dan juga perilaku
(Padila, 2013). Kondisi kesehatan psikologis ini dapat ditinjau dari konsep diri
seseorang.
1. Konsep diri
Konsep diri merupakan ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian
yang dapat diketahui oleh individu mengenai diri sendiri dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan kepada orang lain). Menurut Yusuf, Fitryani, &
Nihayati (2015), ada beberapa komponen konsep diri diantaranya adalah:
a) Citra tubuh
Citra tubuh atau Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya,
baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi
penampilan, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2013).
b)Ideal diri
Ideal diri merupakan suatu persepsi seseorang tentang bagaimana ia harus
berperilaku sesuai dengan standar perilaku (Tarwoto & Wartonah, 2010).
c) Harga diri
Harga diri adalah suatu penilaian seseorang tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri
(Dalami et al., 2009).
d)Peran
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang
berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial,
dimana tiap individu mempunyai berbagai peran yang terintegrasi dalam
pola fungsi individu. Peran ini memberikan sarana untuk berperan serta
dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas
dengan memvalidasi pada orang yang berarti (Dalami et al., 2009).
e) Identitas diri
Identitas diri merupakan kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber
dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek
konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh (Tarwoto & Wartonah,
2010).

g. Kondisi Kesehatan Sosial


Kata sosial mengacu pada hubungan eksternal individu dengan orang- orang
disekitarnya. Jadi kondisi kesehatan sosial itu adalah kondisi dimana seseorang
atau individu mampu berhubungan (berinteraksi) dengan orang disekitarnya
(Padila, 2013).
1) Interaksi sosial merupakan suatu hubungan manusia dengan manusia lainnya,
atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan
kelompok (Sarwono, 2014).

h. Masalah Psikososial
Ada beberapa masalah psikososial yang terjadi pada usia lanjut yaitu:
1) Kecemasan (ansietas)
Menurut Direja (2011), kecemasan (ansietas) adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan adanya perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya. Biasanya keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik.
2) Kehilangan
Menurut Yusuf, Fitryani, & Nihayati (2015), kehilangan merupakan suatu
keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan
dimiliki. Menurut Direja (2011), kehilangan adalah suatu keadaan individu
berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian ataupun
keseluruhan.
3) Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan merupakan persepsi bahwa segala tindakannya akan
mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (Direja,
2011).
4) Keputusasaan
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif terus menerus, dimana
seseorang individu tidak melihat alternatif atau tersedia pilihan pribadi
untuk memecahkan masalah-masalah atau mencapai apa yang diinginkan
dan tidak dapat menggerakkan energi atas namanya sendiri untuk
menentapkan suatu tujuan (Direja, 2011).
5) Isolasi sosial
Menurut Yusuf, Fitryani, & Nihayati (2015), isolasi sosial adalah keadaan
seseorang mengalami penurunan atau bahkan individu tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
6) Harga diri rendah
Harga diri rendah adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(Direja, 2011).
7) Depresi
Menurut Lubis (2016) depresi adalah suatu gangguan perasaan atau afek
yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/ gairah)
DAFTAR
PUSTAKA

Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info
Media
Depkes RI. (2006). Pedoman Perawatan Kesehatan Usia Lanjut di Rumah. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Dewi, A. P & Asnita, L. (2016). Buku ajar perawatan lansia penderita nyerisendi dalam
keluarga dan masyarakat. Riau: Ur Press
Dewi, S.R. (2014). Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Deepublish.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kemenkes Kesehatan Tahun 2015-2019.
Jakarta.
Lubis, L.N. (2016). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta : Kencana Nugroho.
(2012). Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika Yusuf,
A.h., Fitryani, R., dan Nihayati, H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakaerta: Salemba Medika
LAPORAN PENDAHULUAN
PROFESI KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

NAMA : Alya Nabila Meilisa, S.Kep


NIM 2111437292
TANGGAL : 17-22 Januari 2022
PERTEMUAN : Minggu Ke-2 (Kunjungan 7 - 12)

I. Latar Belakang
1. Karateristik Lansia
Pada minggu pertama Ners Muda telah dilakukan bina hubungan saling percaya
(BHSP), menjelaskan tujuan, dan waktu pelaksanaan binaan terhadap Nenek N selama
dua minggu. Saat awal pengkajian Nenek N terlihat terbuka dan mau menjawab
pertanyaan yang disampaikan. Kegiatan difokuskan pada pengkajian secara holistik
yang menunjang tegaknya diagnosa keperawatan dan membuat rencana kegiatan yang
akan diimplementasikan pada minggu kedua. Diagnosa pertama yang diangkat yaitu
gangguan pola tidur.
Hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik didapatkan data Nenek N mengalami
kesulitan dalam tidur, nenek terlihat lemas.
Nenek N sangat aktif dalam sehari-hari. Aktifitas Nenek N untuk mandi, makan,
dan memakai baju tidak dibantu oleh pramulansi. Aktifitas Nenek N dimulai dari
bangun tidur pukul 04.00 WIB, mandi, sholat subuh, lalu sarapan pagi dan beraktivitas.
Nenek N jarang shalat berjamaah di Masjid 5 waktu. Nenek N sering mengikuti
kegiatan pengkajian di mesjid ataupun berbagai kegiatan lainnya. Nenek N sehari-hari
sering mengabiskan waktunya dengan berkumpul bersama lansia lainnya, serta berjalan
jalan disekeliling kompleks PSTW. Pada siang hari nenek N selalu tidur siang sambil
menonton TV.

2. Masalah Keperawatan
a. Gangguan pola tidur
b. Nyeri Akut
II. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur
b. Nyeri Akut
2. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa 1: Gangguan pola tidur
b. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3×60 menit diharapakan pola tidur
membaik dengan kriteria Hasil
1) Keluhan silit tidur menurun
2) Merasa puas selama tidur
3) Waktu tidur tercukupi
NIC:Melakukan prosedur yang dapat
meningkatkan kenyamanan
Observasi:
1) Identifikasi pola aktifitas dan tidur
2) Identifikasi faktor pengganggu tidur
3) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
4) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeurik:
1) Medikasi lingkungan (pencahayaan,kebisingan, suhu, tempat tidur)
2) Batasi waktu tidur
3) Laukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis: pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
Edukasi:
1) Jelaskan pentingnya tidur cukup
2) Anjurkan makanan atau minuman yang menganggu tidur
c. Diagnosa 2: Nyeri Akut
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukannya asuhan keperawatan 3 x 60 menit diharapkan tingkat nyeri
menurun dengan kriteria hasil :
1) Nyeri klien berkurang atau hilang
2) Skala nyeri 0
3) Klien dapat relaks
4) Keadaan umum klien baik
NIC: Manajemen nyeri
Observasi:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
Teraupetik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( terapi pijat dan akupresure)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
1. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Topik : gangguan pola tidur
b. Metode : Diskusi, demonstrasi, observasi, tanya jawab, redemonstrasi
c. Media : poster sticker, liflet, Nursing kit.
d. Waktu : 17-22 Januari 2022
e. Tempat : wisma Seruni
f. Strategi pelaksanaan
Waktu Fase Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga

10 Orientasi  Mengucapkan salam  Menjawab salam


menit  Memperkenalkan diri  Menjawab
 Memvalidasi keadaan  Mendengarkan
keluarga  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
kunjungan
40 Kerja  Melakukan pemeriksaan  Mendengarkan
menit fisik dan Menjawab
 Mengidentifikasi masalah  Memperhatikan
 Melakukan pendidikan proses
kesehatan tentang cara pendidikan
kesehatan
mengontrol pola tidur

10 Terminasi  Evaluasi pemahaman nenek N


menit tentang cara mengontrol pola  menjawab dan
tidur. mendengarkan
 Memberikan reinforcement  Menyepakati
positif kontrak
Membuat kontrak Menjawab salam
selanjutnya Mengucapkan
Salam

2. Kriteria Hasil
a. Kriteria struktur
1) Menyiapkan LP
2) Menyiapkan alat bantu atau media
3) Kontrak dengan keluarga, tempat dan sesuai rencana.
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi
pelaksanaan
2) Nenek N aktif dalam kegiatan.
c. Kriteria Hasil
1) Nenek N mampu mengenal tentang masalah kesehatan kolesterol:
pengertian, etiologi, tanda dan gejala, dampak dan cara mengatasi

2) Nenek N mampu mengambil keputusan untuk merawat dan


mengendalikan kolesterol

3) Nenek N mampu melakukan perawatan sederhana pada dirinya


FORMULIR PENGKAJIAN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK

Nama KK (Inisial) : Nenek N


Tanggal Pengkajian : Selasa, 11 Januari 2022
Alamat : Wisma Seruni

I. IDENTITAS KLIEN (L/P)


Nama : Nenek N
Tanggal Masuk : 20 April 2017
Umur : 61 tahun
No.Pendaftaran : -
Alamat rumah : Wisma Seruni
Agama : ISLAM
Suku : Minang
Status Perkawinan: Janda
Pendidikan terakhir: SMP
Pekerjaan : -

II. ALASAN MASUK


Nenek N yang sudah lama pisah dengan suami, memutuskan untuk pergi ke
pekanbaru tepatnya ke tempat adik perempuannya, adik perempuan nenek N
mengajak nenek N untuk tinggal bersama nya, namun nenek N merasa
takutmerepotkan adiknya jika harus tinggal disana, akhirnya nenek N memutuskan
untuk tinggal di panti jopmpo Khusnul Khotimah agar nenek N lebih leluasa dan
tidak merasa menjadi tangggungan siapa pun. Nenek N juga senang tinggal di panti
jompo karena disitu nenek N bisa banyak mengenal teman, bisa banyak beraktivitas
dan menghabiskan waktu di panti jompo Khusnul Khotimah.

III.RIWAYAT KESEHATAN
1. Masalah kesehatan: Nenek N ssering mengalami asma terlebih lagi 4 tahun terakhir
nenek N mengalami gastritis, hal itu membuat nenek N sulit untuk tidur dimalam
hari nya. Nenek N sudah berkonsultasi mengenai penyakit yang dideritanya dan
mulai untuk menjaga pola makanannya untuk sehari-hari.
2. yang dirasakan saat ini: Nenek N merasakan gatal-gatal pada sela sela jari
kaki, dan merasakan pedih karena luka gatal tersebut di garuk hingga
berdarah. Nenek N juga mengatakan susah tidur dan nyeri di perut bagian atas
dikarenakan gastritis.

IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Biologis :


1. Pola makan dan status nutrisi (IMT)
Nenenk N memiliki pola makan yang teratur yang sudah sesuai dengan jadwal
makan yang telah PSTW Khusnul Khotimah berikan. Di PSTW tersebut Nenek
N mendapatkan makanan pagi, siang dan malam. Biasanya lauk yang disediakan
oleh PSTW berupa nasi, sayuran serta lauk yang disediakan setiap makan nya.
Nenek N mengatakan tidak ada gangguan menelan dan mengunyah. Nenek N
memiliki berat badan 65 Kg dan tinggi badan 160 cm, sehingga didapatkan
status nutrisi (IMT) nya 25 (berat badan normal).
2. Pola minum
Nenek N sehari-hari sering mengkonsumsi air putih sekiranya dalam satu hari
Nenek N menghabiskan 2-3 liter, Nenek N juga mengatakan sering
mengkonsumsi ramuan herbal berupa daun salam yang digunakan untuk
menurunkan asam urat Nenek N.
3. Pola tidur
Nenek N mengatakan sulit untuk mengatur tidur, Nenek N sering mengalami
susah tidur ketika malam hari, nenek mengatakan biasanya paling lama tidur
malam pukul 03.00 WIB dan paling cepat pukum 23.00 WIB. Pada siang hari
Nenek N selalu tidur siang selama 1 jam. Nenek N mengatakan pola tidurnya
tidak teratur tergantung dengan aktivitas yang Nenek N lakukan sebelumnya dan
penyakit gastritis yang membuat nenek N susah tidur.
4. Aktifitas/Latihan
Nenek N mengatakan aktif melakukan jalan santai sewaktu sore hari, namun
dikarenakan kaki nenek N mengalami lecet, hal tersebut membuat nenek N susah
untuk berjalan dan membuat nenek N tidak bisa melakukan jalan santai lagi.
Selain itu Nenek N juga selalu rajinmengikuti acara yang dilakukan di Aula
PSTW Khusnul Khotimah seperti Wirid, Bimbingan, Kerajinan tangan dan lain-
lainnya. Sewaktu dirumah nenek sering menonton TV bersama teman sewisma
nenek.
5. Pola eliminasi (BAB/BAK)
Nenek N mengatakan tidak ada keluhan saat BAB/BAK saat ini. Nenek N
melakukan BAB setiap hari dan BAK yang lancar.
6. Rekreasi
Nenek N mengatakan biasanyanenek N menghabiskan waktu rekreasi bersama
dengan PSTW Khusnul Khotimah yang mengadakan acara rekreasi tiap
bulannya.

B. Aktifitas sehari-hari :
Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
A berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup
B sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
C dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
D berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
E berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
F berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di
Lain- klasifikasikan sebagai C, D, E atau F
lain
Kesimpulan : Nenek N tidak memiliki gangguan mobilitas fisik dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Nenek N mampu buang air kecil maupun buang air besar di
kamar mandi, bergerak dan berpindah tempat, mandi dan berpakaian secara
mandiri, mengambil makanan dan makan sendiri tanpa bantuan. Maka dapat
disimpulkan kemandirian Nenek N terletak pada skor A

C. Psikologis
1. Keadaan emosi: Nenek N tampak senang dengan kedatangan ners muda. Saat
pengkajian, Nenek N menjawab pertanyaan dengan baik serta terbuka dengan
ners muda. Kondisi emosi Nenek N terlihat stabil. Ia mampu berinteraksi
dengan siapapun.
2. Persepsi Klien: Nenek N mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan harus
mensyukuri karena telah diberikan kesehatan pada dirinya. Menurut nenek N
selagi masih diberikan kesempatan untuk hidup lebih baik kita menikmati
setiap waktu selagi kita bisa.
3. Konsep Diri:
Nenek N merasa dirinya sudah tua dan Nenek N menerima keadaannya saat ini
dan bersyukur atas apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dirinya.
1. Gambaran diri: Nenek N mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang
tidak ia sukai, ia bersyukur atas pemberian Allah SWT. Hanya saja Nenek
N mengeluhkan tidak kuat berjalan lama karena luka yang dialami tapat
nya di bagian sela-sela jari.
2. Ideal diri: Ideal diri Nenek N cukup tinggi. Saat ini Nenek Semengat
akan dimasa tuanya hanya ingin sekali selalu sehat dan bisa beraktivitas.
3. Hargadiri: Harga diri Nenek N baik. Ia selalu percaya dengan apa yang
dimilikinya dan menerima apa yang terjadi padanya.
4. Peran: Nenek N mengatakan ingin menghabiskan masa tuanya dengan
baik dan sehat.
5. Identitas diri: Nenek N merasa bahagia dan menerima dirinya sebagai
lansia dengan baik.
4. Kemampuan Adaptasi:
Kemampuan adaptasi Nenek N baik. Hubungan Nenek N dengan
tetangga dii lingkungan sekitar juga baik, dimana hal ini juga terlihat bahwa
Nenek N sering mengikuti kegiatan di PSTW Khusnul Khotimah seperti
pengajian, kerajinan, dan juga bimbingan . Setiap pagi dan sore Nenek N juga
senang sekali berjalan jalan ke sekitar rumah dan berkumpul bersama teman
teman Nenek N.
5. Mekanisme Pertahanan Diri
Nenek N mengatakan jika ada masalah, Nenek N selalu bercerita dengan
pramulansia yang berada di wisma nya. Nenek N merasa lebih lega ketika sudah
menceritakan masalahnya kepada pramulansia di wismanya.
SKALA DEPRESI PADA LANSIA (Yesavage)
NO. PERTANYAAN YA TIDAK
1. Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup anda  *
saat ini?
2. Apakah anda membatalkan banyak dari rencana  *
kegiatan/minat anda?

3. Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? * 

4. Seringkah anda merasa kebosanan? * 

5. Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa  *


depan?
6. Apakah anda terganggu dengan memikirkan  *
kesulitan anda tanpa jalan keluar?

7. Apakah anda sering kali merasa bersemangat?  *

8. Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal  *


buruk bakal menimpa anda?

9. Apakah anda seringkali merasa gembira?  *

10. Apakah anda sering kali merasa tak terbantukan? * 

11. Apakah anda seringkali merasa gelisah dan 


resah?
12. Apakah anda lebih menyukai tinggal di rumah * 
daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu
hal baru?
13. Apakah anda seringkali mengkhawatirkan masa  *
depan anda?

14. Apakah anda merasa kesulitan dengan daya ingat * 


anda?
15. Apakah anda berpikir/bersyukur masih hidup  *
saat ini?
16. Apakah anda seringkali merasa kelabu dan * 
berputus asa?
17. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? * 

18. Apakah anda sering menyesalkan masa lalu * 


anda?
19. Apakah menurut anda hidup ini penuh tantangan * 
yang menyenangkan?

20. Apakah anda merasa kesulitan untuk mengawali * 


suatu kegiatan tertentu?

21. Apakah anda merasa penuh daya (energy)?  *

22. Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi * 


tanpa harapan?
23. Apakah menurut anda keadaan orang lain lebih * 
dari dari anda?
24. Apakah anda sering kali marah hanya karena * 
alasan sepele?
25. Apakah anda sering merasa bagaikan menangis? * 

26. Apakah anda sulit berkonsentrasi? * 

27. Apakah anda bangun pagi dengan perasaan  *


menyenangkan?
28. Apakah anda lebih suka menghindari * 
acara/sosialisasi?
29. Apakah mudah bagi anda dalam mengambil  *
keputusan?
30. Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana  *
biasanya?
Skor = 6 (Normal)

Sumber: Yesavage, H.A. et al. (Pengembangan dan validasi skala depresi


Geriatri dalam Community Health
Nursing, Stanhope & Lancaster, 2004)

Keterangan:
- Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung satu (1) point
- Total Skore max: 30 point
- Skore: 15 – 22 : Depresi Ringan, > 22 : Depresi berat, 5 – 9: suspek
depresi, > 9 : umumnya depresi
D. Sosial
1. Dukungan keluarga : Keluarga nenek N sangat menyayangi nenek N dan
selalu mendukung kegiatan atau keputusan yang sudah dibuat oleh nenek N.
2. Hubungan antar keluarga : hubungan keluarga baik. Nenek N sering di
kunjungi anak dan cucunya, serta adik nya.
3. Hubungan dengan teman : Nenek N menjalin hubungan yang baik dengan
teman yang berada di sekitar wisma dan juga dengan petugas yang ada di
panti. Namun karena nenek N merupakan tipe orang yang frontal nenek N
sering tidak disukai oleh teman-temannya.

Status Kognitif/Mental:
...................................................................

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PORTABEL


SINGKAT (Short Portables Mental Status
Questionnaire/ SPMSQ) menurut Watson
(2003)
No. Set Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa sekarang? 
2. Hari apa sekarang? 
3. Apa nama tempat ini? 
4. Berapa nomor telepon? 
5. Berapa umur sekarang? 
6. Kapan anda lahir? 
7. Siapakah presiden sekarang? 

8. Siapakah presiden sebelumnya? 

9. Siapa nama ibu anda semasa gadis? 

10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap kurangi 3 


dari setiap nomor yang baru. Semua
dilakukan dengan cara ke bawah

Keterangan:
- Kesalahan 1: Fungsi mental utuh

E. Spiritual
1. Pelaksanaan ibadah : Nenek N rajin mengerjakan ibadah sholat 5 waktu, namun
jika sakit atau tidak enak badan Nenek N malas melaksanakan shalat. Nenek N
biasanya melaksanakan shalat di musholah PSTW Husnul Khotimah, selain itu
Nenek N jika selalu mengikuti dakwah dan mengaji di mushola.
2. Keyakinan tentang kesehatan : Nenek N mengatakan sakit itu ujian dari Allah dan
jika sakit kita harus memohon kesembuhan kepada Allah dan berobat ke
pelayanan kesehatan
F. PEMERIKSAAN FISIK (Head to Toe)
1. Tanda vital :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Nadi : 85x/menit (teraba lemah), TD:132/85 mmHg, P: 17 x/menit
S: 36 0C, TB :160 cm, BB : 65 Kg

2. Kebersihan perorangan :
1. Kepala
Rambut : berwarna putih, lurus, bersih
Mata : simetris, bersih, tidak ada gangguan penglihatan dan konjungtiva
anemis
Hidung: bersih, tidak ada sekret/benda lainnya, tidak menggunakan cuping
hidung saat bernafas
Mulut : gigi tidak lengkap, mokosa lembab, pucat,
Telinga : simetris, tidak ada lesi, tidak ada gangguan pendengaran,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
3. Dada / thorak:
Dada : simetris dan tidak ada lesi, pergerakan dada normal
Paru-paru : simetris, suara nafas vesikuler, RR 16 x/ menit
Jantung: tidak ada pembesaran jantung, suara jantung (s1 dan s2 Lup dup)
4. Abdomen : tidak ada lesi, bising usus 12x/ menit
5. Muskuloskeletal :
Nenek N dapat berjalan dan melakukan aktivitas secara mandiri tanpa
menggunakan alat bantu. Namun belakangan ini Nenek N tidak bisa berjalan
jauh dikarenakan terdapat lecet dibagian sela-sela jari. Nenek N dapat merespon
nyeri saat diberi rangsangan nyeri. Turgor kulit kurang elastis, CRT <2 detik,
kulit teraba hangat, jari lengkap, ROM normal. Reflek patella (+).

Kekuatan otot Nenek N baik:


5 5

5 5
G. INFORMASI PENUNJANG
1. Diagnosa medis : Gastritis
2. Laboratorium :
Asam urat : 5,6
Gula darah 124 mg/dL

Terapi medis : Berdasarkan riwayat medis Nenek N pernah mengalami


Gastritis. Nenek N merasakan kembung dibagian perut atas dan hal tersebut
merupakan salah satu alasan yang membuat Nenek N sulit tidur. Saat ini
tidak ada terapi medis yang nenek N lakukan.
Analisis Data
MASALAH
NO ANALISA DATA
KEPERAWATAN
1. Data Subjektif : Gangguan pola tidur
- Nenek N mengatakan sulit tidur di
malam hari
- Nenek N mengatakan paling cepat tidur
pada jam 23.00 WIB.
- Nenek N mengatakan pada siang hari
Nenek N tidur siang

Data Objektif :
- Jumlah tidur kurang dari kebutuhan
2. Data Subjektif : Nyeri akut
- Nenek N mengatakan ketika gastritisnya
muncul nenek merasakan nyeri di bagian
perut atas
- Nenek mengatakan sedikit sulit
mengontrol pola makanan
- Nenek N mengatakan nyeri sering
muncul bersamaan dengan perut nenek
yang terasa kembung.
Data Objektif :
- Skala nyeri 5
- Nenek N terlihat meringis
- Nenek N terlihat lemas dan pucat
C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN URUTAN
PRIORITAS
1. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan nyeri
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri Akut berhubungan dengan ketidakefetifan
pemeliharan kesehaatn (Gastritis)

Pekanbaru, 15 Januari 2022

Alya Nabila Meilisa


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
INDIVIDU/KELOMPOK

Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukannya asuhan keperawatan Edukasi kesehatan tentang kolesterol
diharapkan pola tidur membaik dengan kriteria Observasi:
hasil: 5) Identifikasi pola aktifitas dan tidur
1. Keluhan silit tidur menurun 6) Identifikasi faktor pengganggu tidur
2. Merasa puas selama tidur 7) Identifikasi makanan dan minuman
3. Waktu tidur tercukupi yang mengganggu tidur
8) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Terapeurik:
1. Medikasi lingkungan
(pencahayaan,kebisingan, suhu,
tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur
3. Laukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis:
pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)

Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
2. Anjurkan makanan atau minuman yang
menganggu tidur
Gangguan rasa nyaman : Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x Manajemen energi
Akut 24 dengan kriteria hasil : Observasi:
1. Nyeri klien berkurang atau hilang 4. Identifikasi skala nyeri
2. Skala nyeri 0
5. Identifikasi faktor yang
3. Klien dapat relaks
4. Keadaan umum klien baik memperberat dan
memperingan nyeri
6. Identifikasi pengaruh nyeri
terhadap kualitas hidup
Teraupetik
3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( terapi pijat
dan akupresure)
4. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
Edukasi:
3. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai