DI RT 02 RW 01 KELURAHAN DELIMA
KOTA PEKANBARU
Pembimbing Akademik:
Dr. Reni Zulfitri M.Kep, Sp.Kom
Disusun Oleh:
Sarah Florencia Manurung, S. Kep
NIM. 2011437718
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Lansia
Menurut Muhith dan Siyoto (2016), lansia adalah seseorang individu yang berumur
diatas 60 tahun, pada umumnya terjadi penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial
dan ekonomi. Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun keatas baik pria maupun
wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya
untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi
dirinya (Ineko, 2012).
Proses menua adalah proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa anak,
masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh individu. Menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO), sesorang yang dikatakan lanjut usia (lansia) meliputi usia
pertengahan (middle age) dengan rentang usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjut (elderly)
antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua
(very old) di atas 90 tahun (Mubarak dkk, 2006). Departemen kesehatan RI (2006)
memberikan batasan lansia dengan 3 kategori yaitu Virilitas (prasenium) yang merupakan
masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa yakni dengan rentang usia
55 sampai 59 tahun, usia lanjut dini (senescen) yakni kelompok yang mulai memasuki
masa usia lanjut dini dengan rentang usia 60 sampai 64 tahun, dan lansia berisiko tinggi
untuk menderita berbagai penyakit degeneratif yakni dengan usia di atas 65 tahun (Fatmah,
2010). Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1965 pasal 1 “seseorang dinyatakan sebagai
orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-
hari dan menerima nafkah dari orang lain”.
Golongan di atas merupakan orang-orang yang mengalami pertambahan usia
dimana pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan
fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses
ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, dan kelainan di berbagai organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi
peningkatan sensitivitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri,
berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya minat terhadap material, dan
minat kegiatan rekreasi tidak berubah hanya orientasi dan subyek yang berbeda.
Kemunduran-kemunduran yang dialami oleh lansia berdampak pada penyakit yang
dideritanya. Beberapa penyakit yang ditemukan pada lansia memiliki karakteristik tertentu
yaitu penyakit yang sering multiple (berhubungan satu sama lain), penyakit bersifat
degenerative (sering menimbulkan kecacatan), gejala sering tidak jelas yakni berkembang
secara perlahan), sering bersama-sama problem psikologis dan sosial, lansia sangat peka
terhadap penyakit infeksi akut, dan sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik
(Mubarak, 2006).
Proses asuhan keperawatan individu gerontik merupakan suatu proses kompleks
dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi keperawatan keluarga
untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi serta evaluasi. Pengkajian
merupakan tahap utama dimana seorang perawat harus mengumpulkan data dan menggali
informasi secara bertahap dan terus-menerus terhadap lansia. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisa sehingga mendapatkan suatu rumusan masalah dan dapat ditegakkan
suatu diagnosa keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan maka perawat akan
merumuskan rencana asuhan keperawatan yang kemudian akan di implementasikan kepada
lansia binaan.
2. Data yang Perlu Dikaji
Data yang perlu dikaji pada tahap pertemuan 1, meliputi :
a. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat dan nomor telepon,
komposisi keluarga, suku, agama, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat kesehatan sebelumnya
c. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran serta nilai dan norma budaya.
d. Stres dan koping terdiri dari stres jangka pendek, stres jangka panjang, kemampuan
keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan, dan strategi
adaptasi disfungsional.
e. Pemeriksaan fisik secara head to toe
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum dapat dirumuskan karena ners muda belum
melakukan pengkajian secara mendalam terhadap klien. Masalah kesehatan baru bisa
ditemukan pada hari ketiga setelah melakukan pengkajian terhadap klien.
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum bisa ditegakkan karena belum melakukan pengkajian
mendalam terhadap klien. Pengkajian dilakukan mulai tanggal 04 Oktober 2021. Diagnosa
keperawatan bisa ditegakkan pada hari ketiga tanggal 06 Oktober 2021.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 3 pertemuan x 60 menit dapat mengidentifikasi dan membuat asuhan
keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga dimulai dari tahap
pengkajian, diagnosa, dan menyusun rencana asuhan keperawatan.
3. Tujuan Khusus
1) Lansia menerima kunjungan mahasiswa dan terbina hubungan saling percaya dalam 1 x
60 menit
2) Lansia memberikan informasi masalah kesehatan yang dialami lansia, pemeriksaan fisik
3) Teridentifikasi masalah keperawatan
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Topik
Melakukan pengkajian secara menyeluruh dari berbagai aspek lansia binaan
2. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu dengan cara
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
8. Masalah Psikososial
Menurut Maas, Buckwalter, Hardy, Tripp-Reimer, Titler dan Specht (2011),
ada beberapa masalah psikososial yang terjadi pada usia lanjut yaitu:
a. Kecemasan (ansietas)
Menurut Direja (2011), kecemasan (ansietas) adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan adanya perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya. Biasanya keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
b. Kehilangan
Menurut Yusuf et al., (2015), kehilangan merupakan suatu keadaan
individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki.
Menurut Direja (2011), kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian
ataupun keseluruhan.
c. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan merupakan persepsi bahwa segala tindakannya akan
mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (Direja,
2011).
d. Keputusasaan
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif terus menerus,
dimana seseorang individu tidak melihat alternatif atau tersedia pilihan pribadi
untuk memecahkan masalah-masalah atau mencapai apa yang diinginkan dan
tidak dapat menggerakkan energi atas namanya sendiri untuk menentapkan suatu
tujuan (Direja, 2011).
e. Isolasi sosial
Menurut Yusuf et al. (2015), isolasi sosial adalah keadaan seseorang
mengalami penurunan atau bahkan individu tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya.
I. Latar Belakang
Setelah melakukan pengkajian dan kunjungan pada lansia selama 6 hari pada minggu
pertama dengan menjelaskan tujuan, maka Ners Muda memutuskan bahwa Nenek A
dikelola sebagai lansia binaan selama dua minggu. Pada minggu pertama, kegiatan
difokuskan pada pengkajian selengkap-lengkapnya, terutama data yang dapat menunjang
tegaknya diagnosa dan membuat rencana kegiatan yang akan diimplementasikan pada
minggu kedua. Diagnosa pertama yang diangkat yaitu Risiko Cedera pada Nenek A dengan
Katarak.
Pada saat dilakukan pengkajian Nenek A mengatakan mengalami gangguan dalam
penglihatan. Pandangan Nenek A terasa seperti ada kabut yang menutupinya. Nenek A
mengatakan takut untuk pergi berobat dimasa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Nenek A
hanya pergi ke klinik untuk memeriksakan diri. Dari klinik, Nenek A diberikan obat tetes
mata dan disarankan menggunakan kacamata untuk membantu penglihatannya. Nenek A
mengatakan menggunakan kacamata ketika membaca dan saat berada di luar rumah.
II. Masalah Keperawatan
Risiko cedera pada Nenek A dengan Katarak
III. Proses Kelompok
a. Diagnosa keperawatan
Risiko cedera pada Nenek A dengan Katarak
b. Tujuan umum dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 60 menit, diharapkan cedera tidak
terjadi dengan kriteria hasil:
1. Klien terbebas dari cidera
2. Klien mampu menjelaskan cara untuk mencegah cidera
3. Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah cidera
4. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. Mampu mengenali perubahan status kesehatan
c. Intervensi keperawatan
1. Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan kemungkinan bahaya:
a. Singkirkan penghalang dari jalur berjalan
b. Pastikan pintu dan laci tertutup atau terbuka sempurna
c. Lantai rata, tidak licin, dan bersih
2. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
3. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
4. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
5. Menempatkan saklar lampu di tempat yang mudah dijangkau
d. Rencana kegiatan
1. Topik : Katarak
2. Metode : Diskusi, demonstasi, observasi, tanya jawab
3. Media : PPT, leaflet, dan nursing kit
4. Waktu : Kamis, 14 Oktober 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga nenek A (RT 02/RW 01)
6. Strategi pelaksanaan :
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien Waktu
b) Katarak toksika
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan
kimia tertentu. Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat
seperti kortikosteroid dan chlorpromazine.
c) Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai
itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes
mellitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis,
glaucoma, dan miopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya.
Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi:
a) Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk
bercak – bercak kekeruhan yang tidak teratur.
b) Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung,
menyebabkan terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata
depan menjadi dangkal.
c) Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi
kekeruhan lensa.
d) Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa
dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa
(Tamsuri, 2008).
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Doengoes A Marylin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC ; Jakarta
Ilyas, 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. FKUI, Jakarta
Istiqomah, 2003. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. EGC : Jakarta
Muttaqin, 2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi. Salemba
Medika ; Jakarta
PENGKAJIAN INDIVIDU LANSIA
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nenek A
Umur : 67 tahun
Alamat rumah : Jl. Permadi II Kel. Delima Kec. Binawidya
Agama : Islam
Suku : Minang
Status perkawinan : Cerai Mati
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Kesimpulan :
Nenek A tidak memiliki gangguan mobilitas fisik, Nenek A dapat melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri. Nenek A mampu buang air kecil maupun buang
air besar di kamar mandi, bergerak dan berpindah tempat, mandi dan berpakaian
secara mandiri, mengambil makanan dan makan sendiri tanpa bantuan. Maka dapat
disimpulkan kemandirian Nenek A terletak pada skor A.
C. Psikologis
1. Keadaan Emosi
Saat awal pengkajian, Nenek A terlihat terbuka dengan kehadiran Ners Muda dan
mau menceritakan masalahnya kepada Ners Muda. Menurut Nenek A, ia lebih nyaman
berbicara dan lebih tenang setelah bercerita. Disamping itu Nenek A juga merasa
senang dengan kehadiran Ners Muda yang lebih sering berada disampingnya untuk
berbagi keluh kesah. Nenek A mengatakan dirinya adalah seorang yang pemarah dan
cerewet, hal itu dilakukan Nenek A dikarenakan kepeduliannya. Nenek A terlihat
mensyukuri kehidupannya dan selalu semangat untuk beraktifitas.
2. Persepsi Nenek A
Nenek A tidak merasa sendiri karena ada keluarga yang selalu menemani setiap
harinya dirumah walaupun Nenek A seorang janda. Nenek A mengatakan bahwa
harus selalu bersyukur kepada allah SWT karena masih diberi kesehatan jasmani dan
rohani walaupun hidup sederhana Nenek A tetap bersyukur.
3. Konsep Diri
Nenek A merasa dirinya sudah menua dan Nenek A menerima keadaannya saat
ini.
- Gambaran diri: Gambaran diri Nenek A positif ditandai dengan pakaiannya yang
sesuai, bersih, dan rapi.
- Ideal diri: Ideal diri Nenek A cukup tinggi. Saat ini nenek A mengatakan dimasa
tuanya hanya ingin selalu sehat dan bisa beraktivitas.
- Harga diri: Harga diri Nenek A baik, Nenek A selalu merasa dirinya dihargai dan
semangat walaupun sedang disaat pandemi seperti ini.
- Peran: Nenek A mengatakan ingin menghabiskan masa tuanya dengan baik dan
sehat. Sebagai seorang Ibu, Nenek A ingin melihat anaknya sukses dan sebagai
seorang Nenek, Nenek A ingin melihat cucunya tumbuh besar.
- Identitas diri: Nenek A mengatakan bahwa sejak kecil ia adalah orang yang mandiri
dan bukan orang yang senang untuk bermalas-malasan. Sejak dulu Nenek A tinggal
di Solok dan pindah ke Pekanbaru sejak suaminya meninggal. Di Pekanbaru Nenek
A tinggal bersama orang tuanya dan merawat orang tuanya yang sudah sakit. Saat
ini, Nenek A tinggal bersama kedua putranya yang belum berkeluarga.
4. Kemampuan Adaptasi
Kemampuan adaptasi Nenek A baik, ia mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan. Nenek A sering berkumpul dan mengobrol sore dengan tetangga di depan
rumahnya.
5. Mekanisme Pertahanan Tubuh
Nenek A menceritakan kepada anak yang serumah dengan dirinya jika ada
masalah. Nenek A bergantung pada kedua anaknya dalam aspek ekonomi.
SKALA DEPRESI PADA LANSIA (Yesavage)
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup
anda saat ini?
2. Apakah anda membatalkan banyak dari rencana
kegiatan/minat anda?
3. Apakah anda merasa hidup anda ini hampa?
4. Seringkah anda merasa kebosanan?
5. Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa
depan?
6. Apakah anda terganggu dengan memikirkan
kesulitan anda tanpa jalan keluar?
7. Apakah anda sering kali merasa bersemangat?
8. Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal
buruk bakal menimpa anda?
9. Apakah anda seringkali merasa gembira?
10. Apakah anda seringkali merasa tak
terbantukan?
11. Apakah anda seringkali merasa gelisah dan
resah?
12. Apakah anda lebih menyukai tinggal di rumah
dari pada keluar rumah dan melakukan sesuatu
hal baru?
13. Apakah anda seringkali mengkhawatirkan masa
depan anda?
14. Apakah anda merasa kesulitan dengan daya
ingat anda?
15. Apakah anda berpikir/bersyukur masih hidup
saat ini?
16. Apakah anda seringkali merasa kelabu dan
berputus asa?
17. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini?
18. Apakah anda sering menyesalkan masa lalu
anda?
19. Apakah menurut anda hidup ini penuh
tantangan yang menyenangkan?
20. Apakah anda merasa kesulitan untuk
mengawali suatu kegiatan tertentu?
21. Apakah anda merasa penuh daya (energy)?
22. Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi
tanpa harapan?
23. Apakah menurut anda keadaan orang lain lebih
dari anda?
24. Apakah anda sering kali marah hanya karena
alasan sepele?
25. Apakah anda sering merasa bagaikan
menangis?
26. Apakah anda sulit berkonsentrasi?
27. Apakah anda bangun pagi dengan perasaan
menyenangkan?
28. Apakah anda lebih suka menghindari
acara/sosialisasi?
29. Apakah mudah bagi anda dalam mengambil
keputusan?
30. Apakah anda berfikir jernih sebagaimana
biasanya?
Keterangan:
Total skore 5: suspek depresi
D. Sosial
1. Dukungan Keluarga
Nenek A mengatakan tinggal bersama 2 anak laki-lakinya. Nenek A sudah 10
tahun ditinggal oleh suaminya. Nenek A memiliki 1 putri yang sudah menikah dan
tinggal di Solok.
2. Hubungan Antar Keluarga
Nenek A dengan saudaranya berhubungan baik. Salah satu adik dari Nenek A
tinggal tidak jauh dari rumahnya. Nenek A yang tinggal bersama dengan anaknya yang
sibuk bekerja, sering dikunjungi oleh adik iparnya bersama dengan cucu. Nenek A
mengatakan sangat kompak dengan adik iparnya walaupun terkadang sering cekcok.
Nenek A dengan saudara yang lain juga sering rekreasi bersama.
3. Hubungan dengan Teman
Nenek A memiliki teman disekitar rumahnya. Nenek A mengatakan berteman
baik dengan tetangga di wilayah RT nya. Nenek A sering ngobrol bersama tetangga di
sore hari.
Status Kognitif/Mental
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PORTABEL SINGKAT
(Short Portables Mental Status Questionnaire/ SPMSQ) menurut Watson (2003)
No Set Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa sekarang?
2. Hari apa sekarang?
3. Apa nama tempat ini?
4. Berapa nomor telepon?
5. Berapa umur sekarang?
6. Kapan anda lahir?
7. Siapakah presiden sekarang?
8. Siapakah presiden sebelumnya?
9. Siapa nama ibu anda semasa muda?
10. Kurang 3 dari 20 dan tetap kurang 3 dari setiap
nomor yang baru. Semua dilakukan dengan cara ke
bawah
Keterangan:
Total kesalahan 1 : fungsi mental utuh
E. Spiritual
1. Pelaksanaan Ibadah
Nenek A mengatakan selalu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu tepat waktunya.
Setelah sholat Nenek A sering mengaji. Sebelum pandemi Covid-19, Nenek A
mengatakan sering menjadi guru ngaji bagi anak-anak di sekitar rumahnya.
C. Dada/thorak
o Dada
Tidak ada luka, tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan.
o Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka, dan pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus sama kiri dan kanan, ekspansi
paru normal
Perkusi : resonan di semua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler
o Jantung
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, nadi apical teraba
Perkusi : bunyi dullness pada jantung ICS 2-5
Auskultasi : bunyi normal (lup dup), tidak ada bunyi tambahan
D. Abdomen
Inspeksi : perut simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada bekas
operasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
Perkusi : terdengar bunyi timpani pada keempat kuadran
Auskultasi : bising usus normal 9 kali/ menit
E. Muskuloskeletal
Turgor kulit kurang elastis, CRT < 3 detik, kulit teraba hangat, jari lengkap, ROM
normal. Nenek A berjalan baik tanpa alat bantu. Reflek patella (-).
Kekuatan otot Nenek A baik:
5 5
5 5
V. INFORMASI PENUNJANG
A. Diagnosa medis
- Katarak
B. Laboratorium
C. Terapi medis
VI. ANALISA DATA
2 Ansietas pada Nenek A Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
dengan stresor selama 3 x 60 menit diharapkan kecemasan 2. Pahami perspektif pasien terhadap situasi
berkurang pada Nenek A stres
Kriteria hasil: 3. Lakukan back/neck rub
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 4. Bantu pasien mengenal situasi yang
mengungkapkan gejala cemas menimbulkan kecemasan
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 5. Instruksikan pasien menggunakan teknik
menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas relaksasi
3. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan