Anda di halaman 1dari 19

PRE PLANNING PENYULUHAN SAMPAH ORGANIK DAN

ANORGANIK SERTA PENGELOLAANNYA


DI RW 01 KELURAHAN DELIMA
KECAMATAN BINAWIDYA
PEKANBARU

DISUSUN OLEH:

Irawati, S.Kep Sarah Florencia Manurung, S.Kep


Rosa Fitria, S.Kep Wirdatul Jannah, S.Kep
Aninda Fitra Aulia, S.Kep Diny Refiani, S.Kep
Fachriza Yulia, S.Kep Meyshin Adelina, S.Kep
Ressy Herlina, S.Kep Raja Resta Asnawati, S.Kep
Ririn Anggreni, S.Kep Novita Dewi, S.Kep

DOSEN PEMBIMBING:
1. Dr. Reni Zulfitri, M.Kep., SP. Kom
2. Ns. Herlina, M. Kep., SP. Kom

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
PRE PLANNING PENYULUHAN SAMPAH ORGANIK DAN
ANORGANIK SERTA PENGELOLAANNYA
DI RW 01 KELURAHAN DELIMA
KECAMATAN BINAWIDYA
PEKANBARU

A. LATAR BELAKANG
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan
sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial dan tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan. Sedangkan menurut Undang- Undang
Kesehatan RI No 36 Th 2009 pasal 1 ayat 1 sehat adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Upaya yang ditempuh pemerintah untuk mendapatkan kehidupan
yang sehat bagi masyarakat adalah dengan menetapkan Visi Indonesia
sehat 2021 yang diupayakan melalui pembangunan kesehatan dengan
tujuan tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dalam
Rencana Pembangunan Kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara
yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku hidup sehat. Lingkungan yang sehat dan sejahtera hanya dapat
dicapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat, indikator lingkungan
sehat salah satunya adalah lingkungan yang terbebas dari sampah dan
warga mampu dalam mengelola sampah.
Timbulan sampah berdampak buruk bagi lingkungan dan
kesehatan, dampak bagi lingkungan sampah dapat mencemari sumber air
tanah, penurunan kualitas udara, pencemaran tanah, meningkatkan gas
rumah kaca, bencana banjir, dan permasalahan lainnya.. Dampak bagi
kesehatan adalah meningkatnya vektor penular penyakit seperti lalat,
nyamuk, tikus, kecoa yang berdampak pada peningkatan angka kesakitan
baik Diare, Tifus, ISPA, DHF dan sebagainya. Sampah yang berkontribusi
terhadap banjir, telah meningkatkan angka kejadian luar biasa penyakit
Diare dengan angka kematian (Case Fatality Rate) tahun 2016 mencapai
3,04 % (Safitri, Purba, & Zulkifli, 2018). Angka prevalensi Diare di
indonesia tahun 2018 juga mengalami peningkatan dari tahun 2013, yakni
sebesar 6,8% dari 3,5% (Kemenkes RI, 2013b, 2018).
Dari hasil analisa data yang dapatkan selama melakukan
whinshield survey dan observasi masih banyaknya terdapat bak sampah
dalam keadaan tidak tertutup, terdapat tumpukkan sampah yang melebihi
kapasitas bak sampah saat menunggu dijemput oleh petugas kebersihan
pada wilayah RW 01, terdapatnya tumpukkan sampah dibeberapa titik dan
belum terdapat bank sampah di wilayah RW 01, sedangkan dari hasil
wawancara dengan ketua RW dan RT pengelolaan sampah biasanya
diambil ole petugas kebersihan yang diambil 2x seminggu, dan belum
adanya bank sampah dikawasan RW 01 kelurahan Delima.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Agar masyarakat yang berada di RW 01 mengetahui
bagaimana memilah sampah organik dan anorganik serta bagaimana
pengelolaan sampah.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengetahui pengertian sampah
b. Masyarakat mengetahui sumber sampah
c. Masyarakat mengetahui jenis-jenis sampah
d. Masyarakat mengetahui pemilahan sampah sesuai jenis nya
e. Masyarakat mengetahui pengelolaan sampah
f. Masyarakat mengetahui manfaat pengelolaan sampah

C. RANCANGAN KEGIATAN
a. Topik Kegiatan
Penyuluhan sampah organik dan anorganik serta pengelolaannya
RW 01 Kelurahan Delima

b. Peserta
- Ketua RW 01 Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya
- Pengurus RW Siaga;
- Tokoh masyarakat;
- Ibu kader;
- Masyarakat;
- Mahasiswa Praktik Profesi Fakultas Keperawatan Komunitas
Universitas Riau.

c. Metode
- Diskusi;
- Ceramah.

d. Media dan alat


- LCD Proyektor;
- Laptop;
- Mikrofon;
e. Waktu dan Tempat
- Waktu : 20 September 2021
- Pukul : 16.00 WIB s/d selesai
- Tempat : Masjid Al-

f. Setting Tempat

1 2

4 3 4

5 6

Keterangan:
1. Moderator
2. Penyaji
3. Peserta
4. Fasilitator
5. Observer
6. Dokumentasi

g. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan Pembukaan
0 menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Memperhatikan
mahasiswa  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak
waktu
 Pembacaan ayat suci
al-Qur’an
2. Penyampaian Penyampaian materi
materi  Menjelaskan  Memperhatikan
(30 menit) pengertian sampah, dan
sumber sampah, mendengarkan
jenis dan bagaimana
cara pengelolaan
sampah serta
manfaat pengelolaan
sampah  Memperhatikan
 Meminta peserta dan
untuk mengulang mendengarkan
kembali, mengenai
pengertian
pengertian sampah,
sumber sampah,
jenis dan bagaimana
cara pengelolaan
sampah serta
manfaat pengelolaan
sampah
3. Penutup Penutup
(10 menit)  Memberikan  Mendengar
reinforcement positif
atas tindakan yang
dilakukan peserta  Memperhatikan
 Menyimpulkan dan
menutup diskusi  Menerima
 Pemberian kenang-
kenangan  Menjawab
 Mengucapkan salam salam

h. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Rosa Fitria, S.Kep

2. Ketua Panitia : Irawati, S.Kep


Tugas : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan
penyuluhan
3. Pembawa Acara : Aninda Fitra Aulia, S.Kep
Tugas:
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa
c) Membuat kontrak waktu
d) Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4. Pemateri : Duta
Lingkungan Tugas :
 Menyampaikan materi mengenai Indikator lingkungan sehat
dan akibat lingkungan yang tidak sehat
 Memberikan reinforcement positif terhadap peserta
 Melakukan feed back kepada peserta
5. Fasilitator : Ririn Anggreini, S.Kep
Sarah Florencia Manurung, S.Kep
Tugas:
a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b) Memberikan stimulus/motivasi pada peserta lain untuk
berpartisipasi aktif
c) Memberikan reinforcement terhadap keberhasilan peserta
lainnya
d) Membantu melakukan evaluasi hasil
6. Observer : Wirdatul Jannah, S.Kep
Tugas : Mengamati proses pelaksanaan kegiatan
penyuluhan dari awal sampai akhir dan
membuat laporan hasil penyuluhan
7. Dokumentasi : Fachriza yulia, S.Kep
Novita Dewi, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan kesehatan
8. Konsumsi : Meyshin Adelina, S.Kep
Raja Resta Asnawati, S.Kep
Tugas : Menyiapkan makanan bagi peserta yang
hadir
9. Perlengkapan : Dini Refiani, S. Kep
Ressy Herlina, S.Kep
i. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Evaluasi Struktur Kegiatan
a) 75% peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sampah organik
dan anorganik serta pengelolaannya
b) Anggota Kelompok hadir di tempat pelaksanaan penyuluhan
sampah organik dan anorganik serta pengelolaannya
c) Tersedianya alat dan Media yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tersedia
d) Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan sampah
organik dan anorganik serta pengelolaannya
2. Kriteria Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b) Seluruh peserta berperan aktif dalam pelaksanaan penyuluhan
sampah organik dan anorganik serta pengelolaannya
3. Kriteria Evaluasi Hasil
a) Di RW 01 dilaksanakan kegiatan penyuluhan sampah organik
dan anorganik serta pengelolaannya
b) Terdapat respon fisik dan verbal yang ditunjukkan peserta
penyuluhan sampah organik dan anorganik serta
pengelolaannya
c) Dilakukan penilaian ulang respon klien terhadap pemahaman
mengenai sampah organik dan anorganik serta pengelolaannya
d) 75% peserta memahami sampah organik dan anorganik serta
pengelolaannya
PRE PLANNING PENYULUHAN INDIKATOR LINGKUNGAN
SEHAT DAN AKIBAT DARI LINGKUNGAN YANG TIDAK SEHAT
DI RW 01 KELURAHAN DELIMA
KECAMATAN BINAWIDYA
PEKANBARU

Uraian Materi
A. Definisi Sampah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (Depkes RI, 2008).
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar,
perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan bahan
bangunan dan besibesi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan
hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai (Sucipto, 2012).

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud
padat baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai
maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang
ke lingkungan (Nasih, 2010).

Definisi sampah menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 adalah sisa kegiatan


sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah
merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di
seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya,
membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi
sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas.
Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan
kesehatan menusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah
juga diakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia
B. Dampak Sampah Bagi Kesehatan
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokan menjadi
dampak yang langsung dan tidak langsung. Yang dimaksud dengan langsung
adalah dampak yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan
sampah tersebut. Misalnya sampah beracun, sampah korosif terhadap tubuh,
yang karsinogenik, dan lain-lainya.
Selain itu ada pula sampah yang berdampak tidak langsung pada
kesehatan, sampah yang mengandung kuman pathogen, sehingga dapat
menimbulkan penyakit. Sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga
selain sampah industri. Dampak tidak langsung lainya berupa penyakit
bawaan vector yang berkembang biak di dalam sampah. Sampah bila
ditimbun sembarangan dapat dipakai sarang lalat dan tikus. Seperti kita
ketahui, lalat adalah vactor berbagai penyakit perut.
Pembusukan sampah dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, gangguan
estetika dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Berbagai penyakit yang dapat
muncul karena sampah yang tidak dikelola antara lain adalah diare, disentri,
cacingan, malaria, kaki gajah (elephantiasis) dan demam berdarah. Penyakit-
penyakit ini merupakan ancaman bagi manusia, yang dapat menimbulkan
kematian.
Penyakit tifus, diare, kolera dapat menyebar dengan cepat karena virus
tersebut berasal dari sampah apabila pengelolaannya tidak ditangani dengan
tepat dapat bercampur air minum. Selain itu peningkatan penyakit demam
berdarah dapat terjadi dengan cepat pada daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai. Penyakit jamur juga juga dapat menyebar, misalnya jamur
kulit. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai, misalnya cacing pita.
Penyakit ini dapat masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui
makanan yang berupa sisa makanan/sampah yang dimakan binatang ternak.
C. Sumber Sampah
Menurut Gilbert dalam Komang Ayu (2008) sumber - sumber timbulan
sampah adalah sebagai berikut :
1. Sampah dari Pemukiman Penduduk
Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga
yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang
bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.
2. Sampah dari Tempat – Tempat Umum dan Perdagangan
Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang
berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat – tempat tersebut mempunyai
potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat
perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan
umumnya berupa sisa – sisa makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas,
dan kaleng- kaleng serta sampah lainnya.
3. Sampah dari Sarana Pelayanan Masyarakat Milik Pemerintah
Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid,
rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang
menghasilkan sampah kering dan sampah basah.
4. Sampah dari Industri
Dalam pengertian ini termasuk pabrik – pabrik sumber alam perusahaan
kayu dan lain-lain, kegiatan industri, baik yang termasuk distribusi
ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat
ini biasanya sampah basah, sampah kering abu, sisa-sisa makanan, sisa
bahan bangunan.
5. Sampah Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian, misalnya
sampah dari kebun, kandang, ladang Pengelolaan Sampah Organik &
Anorganik 5 atau sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan pupuk
maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
D. Jenis Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah
sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu sebagai berikut :
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan – bahan
hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari
dapur, sisa – sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan
plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses
teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah an organik
dibedakan menjadi : sampah logam dan produk – produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan
keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat
diurai oleh alam/mikroorganisme secara keseluruhan
(unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan
kaleng (Gelbert dkk, 1996).
Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas :
1. Sampah basah (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa – sisa pengolahan atau sisa
sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan timbulan hasil
sisa makanan, seperti sayur mayur, yang mempunyai sifat mudah
membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air dan cepat
membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.

Gambar 8. Sampah Basah


2. Sampah kering (rubbish)
Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2 (dua)
jenis:
a. Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar
tak akan bisa lapuk secara alami, sekalipun telah memakan
waktu bertahun – tahun, contohnya kaca dan mika.
b. Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk,
sampah jenis ini akan bisa lapuk perlahan – lahan secara
alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan lagi atas
sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan
kayu, dan Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik 8
sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti
kaleng dan kawat.(Gelbert dkk., 1996).

Gambar 9. Sampah kering

E. Pemilahan Sampah
Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non
organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda. Pemilahan sampah
menjadi sangat penting untuk mengetahui sampah yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan.
Pemilahan sampah sebaiknya dilakukan sejak dari sumbernya,
termasuk sampah rumah tangga.

F. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah dengan menerapkan konsep 4R yaitu:
1. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah
tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai (penggunaan
kembali botol-botol bekas).
2. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang
dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang
sudah ada.
3. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah sampah tertentu untuk
diolah menjadi barang yang lebih berguna (daur ulang sampah organik
menjadi kompos atau sampah anorganik menjadi aneka kerajinan).
4. Replace (mengganti), adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan
cara mengganti barang- barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama. Pakailah barang- barangyang lebih ramah
lingkungan, misalnya kantong kresek plastik dengan keranjang di saat
berbelanja.
G. Manfaat Mengelola Sampah
Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari mengelola sampah,
diantaranya:
1. Sebagai pupuk organik, sampah dapat menyuburkan tanaman.
2. Lingkungan yang bersih dapat mencegah terjangkitnya berbagai macam
bibit penyakit.
3. Dengan tidak membuang sampah sembarangan seperti di sungai atau
saluran air, akan dapat mencegah terjadinya banjir.
4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dengan mendaur ulang sampah
menjadi barang yang bernilai ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, (2010). Buku profil Kesehatan Indonesia tahun 2010.


Sujarwo, Tristanti, Widyaningsih. (2014). Pengelolaan sampah organik &
anorganik. Yogyakarta : uny press
Undang- Undang Kesehatan RI No 36 Th 2009
Kompos
A. pengertian Kompos
Komposting adalah upaya mengelolah sampah organik melalui proses pembusukan yang
terkonrol dan terkendali. Produk utama komposting adalah kebersihan lingkungan, karena
jumlah sampah organik yang dibuang ke TPA menjadi berkurang. Adapun kompos sebagai
produk komposting adalah hasil tambahan atau bonus yang dapat kita gunakan untuk tanam
sendiri ataupun untuk dijual.

B. prinsip dasar pengomposan/komposting


proses perubahan sampah organik menjadi kompos merupakan proses metabolisme alami
dengan bantuan makhluk hidup. Beberapa faktor wajib yang dipenuhi

Anda mungkin juga menyukai