Sub Pokok Bahasan : Pengolahan Sampah dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
A. LATAR BELAKANG
Desa Banding memiliki 10 dusun dengan pembagian 4 dusun yang kami intervensi, dengan rata-
rata kesejahteraan masyarakat di 4 dusun tersebut tergolong menengah ke bawah namun tidak merata.
Dengan wilayah pemukiman penduduk yang terpisah oleh sawah dan kebun dimana mayoritas
kesejahteraan penduduknya menengah kebawah. Berdasarkan data survei yang telah dilakukan oleh
kelompok kami, rata-rata dalam satu rumah dihuni oleh 2-3 kepala keluarga, dimana proses aktivitas
sehari-hari dilakukan bersama terutama pada proses pembuangan sampah. Terlebih lagi di Desa
Banding tidak memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah sehingga masyarakat dalam
menangani masalah sampah selalu dibakar.
Berdasarkan data pengkajian yang telah dilakukan, masyarakat di Desa Banding dengan
persentase sebesar 96% masih melakukan proses limbah dengan cara dibakar, hal tersebut
menyebabkan pencemaran udara, dan kesehatan. Serta kondisi pembuangan sampah yang terbuka
dengan persentase sebesar 96%. Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya warga yang belum
memahami cara hidup bersih dan sehat yang benar, dan belum memahami mengenai gangguan yang
terjadi dengan melakukan kegiatan 3M (Menguras, Menutup, Memanfaatkan) dan 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah dan sanitasi. Dengan gangguan yang ada di Desa
Banding oleh masyarakat yaitu Bau, dan pencemaran udara dengan persentase sebesar 26%.
Berdasarkan data pengkajian yang telah dilakukan untuk jentik-jentik nyamuk masih terdapat di
beberapa bak di masyarakat di Desa Banding.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas
dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat
dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku
terkait cara hidup yang bersih dan sehat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 35 menit diharapkan masyarakat dapat memahami dan
mengerti tentang PHBS yang berfokus pada pengelolaan sampah dan pemberantasan sarang
nyamuk.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melakukan penyuluhan tentang PHBS yang berfokus pada pengelolaan sampah dan
pemberantasan sarang nyamuk diharapkan masyarakat dapat:
C. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab
D. MEDIA
1. PPT
2. Video
E. SUSUNAN ACARA
2. Tujuan 3. Mendengarkan
3. Kontrak waktu
4. Susunan acara
5. Sambutan
Koordinator Desa
6. Pembukaan acara
dengan berdoa
a) Pengertian, jenis
sampah
b) Cara pengolahan
jenis sampah
c) Dampak negatif
dari sampah
d) Konsep 3R
e) Pengertian Bank
Sampah
f) Proses Bank
Sampah
2. Menjelaskan dan
mendemontrasikan
materi 3M
(menguras, menutup,
memanfaatkan)
3. Menjelaskan dan
mendemontrasikan
materi 3R (Reuse,
Reduce, Recyle)
4. Menampilkan video
cara pembuatan
perangkap nyamuk
sederhana
a) Mengetahui dan
memahami materi
yang diberikan
2. Menyimpulkan
3. Salam Penutup
F. SETTING TEMPAT
Keterangan:
A
A : Pemateri
B : Peserta
B
G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
2.1 Peserta hadir tidak sesuai dengan kontrak wkaru yang telah ditentukan.
2.2 Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya.
3. Evaluasi Hasil
3.1 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan wakti yang telah ditentukan.
3.2 Adanya tambahan pengetahuan tentang PHBS, 3M, dan 3R, cara pembuatan nyamuk
sederhana yang diterima oleh peserta dengan melakukan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arianru, V. A. (2020). Upaya Peningkatan Kesadaran Kebersihan Diri Pada Siswa SD Melalui Gerakan
Mencuci Tangan Dan Menyikat Gigi. In Prosiding SNP2M (Seminar Nasional Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat) UNIM (No. 2, pp. 220-225).
Dorothea Ririn. (2021). Buku Saku Membangun Kepedulian Masyarakat Untuk Berperilaku Pola Hidup
Bersih Sehat. Surakarta : UNISRI Press
Gabur, M. G. J., Yudiernawati, A., & Dewi, N. (2017). Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Terhadap Personal Hygiene Anak Usia Sekolah Di SDN Tlogomas 2 Malang. Malang
Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(1).
Hasnidar, dkk. (2020). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Hoesein, asrul. (2019). Masalah dan Solusi Bank Sampah. Jakarta: CV. SYAHADAH CREATIVE
MEDIA (SCM)
Inayah, R., Arfajah, A., & Aini, L. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (Phbs) Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 1
Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember. The Indonesian Journal of Health Science, 137-140.
Julianti, R., Nasirun, M., & Wembrayarli, W. (2018). Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(Phbs) di Lingkungan Sekolah. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(2), 76-82.
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju Peningkatan Kualitas
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kemenkes Kesehatan RI.
Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Trans Info Media.
Yudiyanto, dkk. (2019). Pengelolaan Sampah. Metro: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Institute Agama Islam Negri Metro Sai Wawai Publishing.
LAMPIRAN
A. MATERI
a. Pengertian Sampah
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan,
industri, dan kegiatan pertanian.
b. Sumber Sampah
1) Sampah domestik, berasal dari rumah tangga dan pemukiman.
2) Sampah non-domestik, berasal dari perkantoran, industri, pariwisata, restoran, pertanian.
c. Jenis Sampah
1) Sampah organik
2) Sampah anorganik
3) Sampah pecah belah
d. Sampah Organik
Sampah organik atau juga disebut sampah basah yaitu jenis sampah yang berasal dari jasad
hidup sehingga mudah busuk dan hancur secara alami. Contohnya seperti sayuran, daging, ikan,
nasi, rumput, daun, dan ranting. Sampah organik juga bisa digunakan sebagai pupuk/kompos.
Cara mengelola sampah organic antara lain:
1) Cara pewadahan
Sampah organik atau sampah yang mengandung air dan berbau seperti popok/pembalut
simpan dalam kantong terpisah, kemudian simpan dalam tong sampah di rumah masing-
masing.
2) Pembuangan
Petugas kebersihan akan mengambil sampah di masing-masing rumah sesuai dengan jadwal
yang disepakati.
e. Sampah Anorganik
Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastik, kaleng, sampah bekas alat-alat
elektronik dan lain-lain. Sampah plastic bisa bertahan sampai ratusan tahun, sehingga dampaknya
akan sangat lama. Untuk mengatasi masalah sampah anorganik, dapat dilakukan dengan cara 3R.
Sampah anorganik juga dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan.
g. Pengertian 3R
1) Reduce, kegiatan mengurangi sampah misalnya membawa tas/kantong pada saat belanja,
disarankan membeli produk isi ulang atau tidak membeli barang sekali pakai.
2) Reuse, kegiatan menggunakan kembali misalnya menggunakan kertas bekas untuk catatan
memo atau memilih produk berupa botol yang dapat digunakan kembali.
3) Recycle, kegiatan mendaur ulang misalnya memanfaatkan ban bekas untuk pot bunga,
mengumpulkan kardus/kertas untuk dijual ke bank sampah atau ke pengepul, berpartisipasi
dalam kegiatan bank sampah dan lain-lain.
Selain itu, dalam aspek lingkungan juga banyak sekali manfaat yang didapatkan seperti:
a) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik akibat bakteri yang membusuk.
b) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
2) Sampah organik sebagai eco-enzyme
Eco-enzyme adalah cairan fermentasi yang terbuat dari bahan-bahan organik. Setelah
difermentasi selama 3 bulan, cairan akan mencapai acidity serupa vinegar (<4 pH) dan
menjadikannya cairan pembersih natural yang ampuh, bahkan terbilang ajaib. Eco enzyme
dapat digunakan sebagai cairan pembersih lantai, dapur, detergent, hand sanitizer, campuran
di shampoo, dan pasta gigi.
3) Sampah organik sebagai briket
Briket adalah bahan yang dapat dibakar untuk kemudian digunakan menjadi bahan
bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket terbuat dari campuran bahan
bakar padat seperti arang, serbuk kayu, batubara, atau limbah pertanian, yang dicetak
menggunakan mesin briket. Briket umumnya digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang
leboh ramah lingkungan dan ekonomis dibandingkan dengan bahan bakar fossil.