Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Kesehatan lingkungan


SUB TOPIK : Kesehatan lingkungan
SASARAN : Keluarga Tn. M
TEMPAT : Desa A
PEMATERI : Risha Risna Dewi
HARI/TANGGAL : Selasa, 28 April 2020
WAKTU : 30 menit

LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah
dalam kesehatan lingkungan antara lain : Air bersih, Pembuangan Kotoran/Tinja,
Kesehatan pemukiman, pembuangan sampah, makanan dan minuman,pencemaran
lingkungan . Masalah di atas sangat banyak faktor penyebabnya,salah satunya adalah
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
Dasar Pemikiran dilakukan penyuluhan tentang PHBS ini adalah karena faktor
perilaku secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan
dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai
upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga Tn. M dapat memahami
tentang kesehatan lingkungan dengan baik.

II. TUJUAN KHUSUS


Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1x 30 menit, diharapkan
keluarga Tn.M dapat mengetahui tentang:
a. Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
b. Mengetahui tujuan program kesehatan lingkungan
c. Mengetahui sasaran kesehatan lingkungan
d. Mengetahui upaya pencapaian lingkungan sehat
e. Mengetahui ruang lingkup kesehatan lingkungan
f. Mengetahui pengelolaan sampah
g. Mengetahui pembuangan kotoran manusia (jamban)

        STRATEGI PELAKSANAAN


No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1 Pendahuluan - Salam pembuka - Menjawab 5 menit
- Menyampaikan tujuan salam
penyuluhan - Menyimak

2 Kerja - Penyampaian garis besar - Mendengarkan 15 menit


materi tentang Kesehatan dengan penuh
Lingkungan perhatian dan
konsentrasi

3 Evaluasi - Memberikan kesempatan - Menanyakan 5 menit


kepada keluarga Tn.M hal-hal yang
untuk bertanya belum jelas
- Menjawab pertanyaan - Memperhatikan
- Menanyakan kembali jawaban yang
mengenai materi diberikan
penyuluhan yang telah - Menjawab
disampaikan kepada Tn.M pertanyaan

4 Penutup - Menyimpulkan - Mendengarkan 5 menit


- Salam penutup - Menjawab salam

III. GARIS BESAR MATERI (MATERI TERLAMPIR)


a. Pengertian kesehatan lingkungan
b. Tujuan program kesehatan lingkungan
c. Sasaran kesehatan lingkungan
d. Upaya pencapaian lingkungan sehat
e. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
f. Pengelolaan sampah
g. Pembuangan kotoran manusia (jamban)

IV. METODA
a. Ceramah
b. Tanya jawab
V. MEDIA
a. Leaflet (terlampir)
VI. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Media

: Pemateri

: Keluarga Tn. M

: Media

VII. PENGORGANISASIAN KELOMPOK

Pembicara/Fasilitator: Risha Risna Dewi (Mahasiswa Poltekkes Kemenkes


Palangka Raya).

VIII. EVALUASI
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai ......
A. Evaluasi proses
1. Keluarga Tn. M antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak ada Keluarga Tn. M yang meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum acara selesai
3. Keluarga Tn. M mengajukan pertanyaan.
B. Evaluasi hasil
1. 80% keluarga Tn. M mampu menyebutkan pengertian kesehatan
lingkungan.
2. 80% keluarga Tn. M mampu menyebutkan tujuan program kesehatan
lingkungan.
3. 80% keluarga Tn. M mampu menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan.
4. 80% keluarga Tn. M mampu menyebutkan upaya pencapaian lingkungan
yang sehat.
5. 80% keluarga Tn. M mampu menyebutkan ruang lingkup kesehatan
lingkungan.
6. 80% keluarga Tn.M mampu menyebutkan pengelolaan sampah
7. 80% keluarga Tn. M mampu menyebutkan pembuangan kotoran manusia
(jamban).

C. Pertanyaan yang diajukan kepada sasaran

1. Apa pengertian dari kesehatan lingkungan?


2. Apa tujuan program kesehatan lingkungan?
3. Siapa sasaran kesehatan lingkungan?
4. Bagaimana upaya pencapaian lingkungan yang sehat?
5. Bagaimana ruang lingkup kesehatan lingkungan?
6. Bagaimana cara pengelolaan sampah?
7. Bagaimana cara pembuangan kotoran manusia (jamban)?

IX. DAFTAR PUSTAKA


Direktorat Kesehatan Masyarakat (2015). Buku Pedoman Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan. Diproduksi oleh Proyek
Peningkatan Kesehatan.
Mukono.2016. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2014. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University
Pres
Sumijatun, et al.2015. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC.
Lampiran

MATERI

A. Definisi Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang mendasar
yang dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia (Notoadmojo, 2013).
Menurut WHO (2017), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

B. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan


1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam
menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular (Chandra, 2016).

C. Sasaran Kesehatan Lingkungan


Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan
lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan tempat usaha yang
sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tempat tinggal
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk
umum
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-
besaran.

D. Upaya Pencapaian Lingkungan Sehat


1. Rumah sehat
2. Pemeliharan rumah sakit
3. Sarana Pembangunan Air Limbah (SPAL) sederhana
4. Pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti (penularan demam berdarah)
5. Lindungi makanan dan minuman dari pengotoran oleh lalat, kecoa dan tikus
6. Biasakan makan dan minum secara sehat
7. Cara membuang sampah yang sehat
8. Sarana air bersih
9. Menampung air hujan untuk kepentingan umum
10. Jarak sumber air dengan sumber pencemaran
11. Pemeliharaan air bersih
12. Cara memperoleh air bersih dan sehat
13. Cara menjernihkan air
14. Penggunaan racun serangga yang salah
15. Jamban/ WC yang sehat

E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut World Health Organization (2016) ruang lingkup kesehatan lingkungan,
yaitu :
1. Rumah Sehat
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
(Notoatmodjo, 2016).
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas
bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap
penghuninya dapat berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai
tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial
(Sanropie, dkk, 2017).
Kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2014, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan
dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garissempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya
jatuh tergelincir.

Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang


harus diperhatikan :
1) Bahan bangunan
a) Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih
baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab
sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap
penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan lapisan yang
kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-
lain. (Notoatmodjo, 2014).
b) Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk
melindungi ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin,
serta melindungi dari pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan
dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu dinding
dari batu. (Sanropie, 2015) .
c) Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
d) Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan
angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran
udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah
atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan
hangat di musim hujan (Sanropie, 2016).
2) Ventilasi
Menurut Sanropie (2016), ventilasi sangat penting untuk suatu
rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi
pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari
luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar
(cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya
gerak udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi
adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya
matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang
hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang
memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.
Berdasarkan Notoatmodjo (2014), ada dua macam cara yang
dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik,
yaitu : (i) Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-
lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini
tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk
dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha
lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga tersebut. (ii)
Ventilasi buatan,yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap
udara.
3) Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya
yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang
nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam
rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata.
Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya
alamiah yaitu matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk
cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela)
luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat dalam
ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya
yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2007).
4) Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded). Hal ini
tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen
juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum
adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota
keluarga).

F. Pengolahan Sampah
Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan
pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak
mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
1. Penyimpanan
Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum
sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang
(dimusnahkan) dan untuk ini perlu disediakan tempat yang berbeda untuk
macam dan jenis sampah tertentu.
Syarat tempat sampah yang baik, antara lain:
a. Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya
sampah.
b. Mempunyai tutup, mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan,
sangat dianjurkan afar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa
mengotori tangan
c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh
satu orang.
2. Pengumpulan sampah
Setiap rumah tangga harus mengadakan tempat khusus untuk
mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan
sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)
sampah, dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Mekanisme,
sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung
jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh partisipan masyarakat
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah
pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga
tanpa memerlukan TPS maupun TPA.Sampah rumah tangga daerah pedesaan
umumnya dibakar atau dijadikan pupuk (Notoatmodjo, 2013).

3. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :
a. Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang
diatas tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan sampah;
b. Dibakar (incenerator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar
di dalam tungku pembakaran;
c. Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan
pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan
sampah lain yang dapat membusuk.
1) Berbagai Macam Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan
menurut UU no 18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses perubahan
bentuk sampah dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah. Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah sampah, disamping memanfaatkan nilai yang masih
terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan
energi). Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa: pengomposan,
daurulang, pembakaran (insinersi), dan lain-lain.

G. Pembuangan kotoran manusia (Jamban)


1. Syarat Jamban Sehat
Kementerian Kesehatan (2004) telah menetapkan syarat dalam membuat
jamban sehat.
Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan :
a. Tidak mencemari air
1) Letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih
2) Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan
terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan
tanah liat atau diplester.
3) Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor
dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
4) Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,
empang, danau, sungai.
b. Tidak berbau dan nyaman digunakan
1) Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup
setiap selesai digunakan
2) Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus
tertutup rapat oleh air
3) Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi
untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
4) Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan
harus dilakukan secara periodik
c. Tidak mencemari tanah
1) Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,
dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
2) Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras
kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
d. Bebas dari serangga
1) Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras
setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk
demam berdarah
2) Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat
menjadi sarang nyamuk.
3) Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
4) Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
5) Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
e. Aman digunakan
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu
atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat
f. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan
1) Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran
2) Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran
kotoran karena dapat menyumbat saluran
3) Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena
jamban akan cepat penuh
4) Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci.

g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan


1) Jamban harus berdinding dan berpintu
2) Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya
terhindar dari kehujanan dan kepanasan
KESEHATAN  Udara bersih

LINGKUNGA bebas polusi

N  Lingkungan

sungai bersih

bebas dari

Adalah suatu sampah

kondisi / keadaan  Lingkungan


lingkungan yang dan
optimal sehingga pekarangan
berpengaruh bersih bebas
positif terhadap
dari sampah
terwujudnya status
Komponen-
Disusun oleh :
kesehatan yang
komponen
Risha Risna Dewi
optimum pula.
PO.62.20.1.17.344 Lingkungan
Ciri-ciri Sehat
Poltekkes Kemenkes
lingkungan Perumahan
Palangka Raya

Sarjana Terapan sehat


Keperawatan

Reguler IV  Lingkungan
Tahun 2020
bersih
Kesehatan
Lingkungan
 Memiliki gangguan tikus,  Jarak lubang
kotoran ke sumur
ruangan yang kecoa, debu, dll.
sekurang-
cukup sehingga
kurangnya 10
penghuni tidak meter
Penyediaan Air
terlalu padat.  Letak lubang
Bersih kotoran serendah
 Lantai tidak
dari pada letak
berdebu saat Air sangat penting
sumur
bagi kehidupan
musim kemarau  tendon
manusia.
dan tidak basah penampung tinja
Di bawah ini meupakan sekurang-
saat musim
syarat air minum yang kurangnya 4 meter
hujan. sehat :  Mempunyai
 Memiliki  Syarat fisik : ventilasi / lubang
ventilasi yang tidak berwarna, angina

cukup. berbau, dan tidak Kesehatan


 Mempunyai berasa Pemukiman
pencahayaan  Bebas dari segala
 Memenuhi
yang cukup. bakteri
kebutuhan
 Bebas dari zat-
 Mempunyai fisiologis, yaitu :
zat kimia
tempat mandi pencahayaan,

dan pembuangan penghawaan dan


ruang gerak yang
air limbah
cukup, terhindar
rumah tangga.
dari kebisingan
 Memiliki tepat yang mengganggu
untuk  Memenuhi
Pembuangan
menyimpan persyaratan
Kotoran
pencegahan
makanan
Ciri-ciri Jamban yang terjadinya
sehingga sehat kecelakaan baik
terhindari dari yang timbul karena
keadaan luar sampah lain yang bias
maupun dalam membusuk)
rumah antara lain
persyaratan garis
sempadan jalan,
konstruksi yang
tidak mudah roboh,
tidak mudah
terbakar.
Penyakit-penyakit
Pembuangan yang dapat
Sampah ditimbulkan oleh
sampah:

 Diare
 Typus
 Penyakit jamur

Pengelolaan Sampah
Padat dapat
dilakukan:

 Ditimbun /
AYO JAGA
ditanam
 Dipakai ulang LINGKUNGAN DAN
 Di daur ulang KESEHATAN KITA

Pengelolaan
sampah organik :

Dibuat pupuk (khusus


untuk sampah organic

Anda mungkin juga menyukai