Di Susun Oleh:
KELOMPOK V
YOGYAKARTA
2019
REFERENSI
MATERI
PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pengertian
Adalah suatu kegiatan atau upaya untuk menjamin tersedianya fasilitas
pembuangan sampah yang sehat dan baik dalam pengurusan suatu barang
atau benda baik padat maupun cair yang dibuang dan tidak terpakai lagi
oleh manusia, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
a) Klasifikasi sampah meliputi antara lain :
1) Sampah organik : yaitu sampah yang berasal dari hasil alam
yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya seperti,
sisa-sisa makanan, ataupun dari kegiatan-kegiatan persiapan
makanan yang menimbulkan sisa-sisa baik cair maupun padat
yang tidak terpakai.
2) Sampah anorganik : yaitu sampah yang dihasilkan oleh buatan
manusia dengan proses kimia dan industri seperti : botol-botol,
kaleng-kalengan, plastik dan yang sejenisnya.
b) Jenis Sampah :
1) Sampah Basah yaitu, sampai yang masih mengandung cairan
didalamnya.
2) Sampah kering yaitu, sampah yang tidak mengandung cairan
didalamnya /kering.
3. Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah
Organik dan Sampah Anorganik.
a) Sampah Organik
b) Sampah Anorganik.
Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak
terbarui seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses
industri. Beberapa bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik
dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara
lambat. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa botol,
botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain. Kertas, koran dan karton
merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran dan
karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran dan
karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya
gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan sampah
anorganik.
4. Pengaruh sampah
Selain cara di atas ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkan sampah
menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat,
diantaranya adalah:
a) Makanan Ternak, Banyak sisa kegiatan rumah tangga atau
kegiatan pabrik yang bisa dijadikan makanan ternak. Sebagai
contoh, sayur-mayur sisa di dapur, bisa dijadikan makanan sapi,
kambing atau binatang ternak lainnya. Nasi yang basi bisa
dicampur dengan dedak untuk makanan ayam. Kulit singkong,
kulit pisang dan sejenisnya bisa juga dijadikan makanan ternak. Di
beberapa peternakan, ampas tahu dijadikan makanan domba,
sehingga domba tumbuh dengan gemuk.
b) Daur Ulang (Recycling), Sampah-sampah yang dibuang karena
dianggap sudah tidak berguna lagi, sebenarnya masih dapat
dimanfaatkan. Benda-benda itu bisa diubah menjadi benda lain
atau dicetak ulang untuk benda yang sama, seperti : plastik, kertas,
kaca, dan botol bekas. Beberapa contoh daur ulang dapat
disebutkan sebagai berikut:
c) Daur ulang plastik, Plastik-palstik yang dikumpulkan diproses
melalui beberapa tahapan, yaitu : sortir, pemotongan, pencucian,
pengeringan, pemanasan, penyaringan, pendinginan, pencetakan
pembungkusan dan pemeriksaan. Pada tahap ini dihasilkan biji
plastik yang selanjutnya diolah menjadi barang-barang keperluan
rumah tangga yang memiliki nilai jual.
d) Daur ulang kaca, Daur ulang kaca dapat dilakukan dengan cara
pecahan kaca atau botol yang ada dibersihkan, dicuci dan dilebur
dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat celcius selama 24
jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca dibentuk sesuai
dengan keinginan. Pecahan kaca atau botol dapat pula langsung
dibuat benda hias yang memiliki nilai seni yang tinggi.
e) Daur ulang kaleng bekas, Kaleng-kaleng bekas dapat didaur ulang
menjadi berbagai barang kerajinan yang berguna, misalnya vas
bunga, tempat pensil, wadah kosmetik atau perhiasan, mainan anak
atau toples tempat permen.
f) Daur ulang bunga kering, Agar bunga dapat bertahan lebih lama
dan memiliki nilai seni yang tinggi, bunga dapat dikeringkan dan
dikombinasikan dengan bahan limbah lain seperti ranting tanaman,
daun, kulit dan biji buah. Semua bahan tersebut dirangkai melalui
pengeleman dan dibentuk menjadi booklet yang indah atau asesoris
lain sebagai dekorasi ruangan.
g) Daur ulang bahan kain, Kain yang sudah tidak dipakai lagi dapat
dimanfaatkan untuk membuat boneka, washlap, tas, tempat pensil
dan lain-lain. Selain itu limbah dari pabrik yang berupa bahan kain
dapat dimanfaatkan untuk membuat keset, hiasan dinding dan lain
sebagainya.
h) Daur ulang bahan kertas, Kertas yang sudah tidak dipakai lagi
dapat dimanfaatkan untuk membuat kartu undangan, kotak
perhiasan, kotak pensil, buku dan lain-lain dengan cara mengubah
kertas-kertas bekas menjadi bubur kertas. Selanjutnya dicetak,
dikeringkan dan kemudian dapat dibentuk sesuai dengan
keperluan.
i) Pengomposan (Composting), Pemusnahan sampah dengan cara
pengomposan sudah banyak dilakukan orang, baik secara pribadi
maupun kelompok. Mereka menggunakan teknik pengomposan
untuk memanfaatkan benda tak berguna itu untuk dijual sebagai
pupuk kompos. Dengan cara, sampah yang berupa sampah basah
(garbage) dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Komposisi
untuk membuat kompos ini adalah 2 – 4 m kubik sampah basah,
6,5 m kubik kulit buah kopi, 750 kg kotoran hewan memamah biak
(kira-kira 50 blek minyak tanak isi 20 liter), dan 30 kg abu dapur
atau abu kayu. Cara pembuatan kompos ini cukup mudah, yaitu:
1. Semua bahan dicampur kecuali abu dan disimpan di tempat
pengomposan setinggi 1 m. Kemudian atasnya ditaburi abu
secara merata.
2. Cairan yang keluar dari bak pengomposan ditampung dan
disiramkan kembali ke permukaan kompos untuk
meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses
pengomposan.
3. Setelah 2 -3 minggu kompos perlu dibolak-balik dengan baik
setiap minggu.
4. Biasanya 2-3 bulan kompos sudah matang dengan sempurna.
5. Setiap dimanfaatkan sebaiknya kompos dijemur dulu sampai
agak kering dan kadar airnya kira-kira tinggal 50-60 % saja.
8. Dampak Pembakaran Sampah
1. Menganggu pernapasan
Sampah non organic terutama yang tebuat dari karet, cat, dan bahan
asbes lainya menghasilkan vartikel berbahaya partikel yang cukup
besar ini ikut terbawa angin dan akhirnya masuk ke pernapasan.
Kalau
kondisi ini dibiarkan akan menyebabkan masalah lebih serius
disaluran
napas seperti brongkitis, kanker paru dan asm.
2. Menyebabkan iritasi mata
1. Evaluasi Struktur
b. Persiapan Media
Persiapan media dibuat bersama oleh kelompok
c. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan menggunakan leaflet
yang dibuat berdasarkan konsep dan teori materi SAP, ceramah dan
tanya jawab.
2. Evaluasi Proses
a. Proses
Penyuluhan berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan tentang pemanfaatan dan
pengelolaan sampah. Peserta penyuluhan memperhatikan materi
yang disampaikan oleh penyaji. Selama pelaksanaan acara, suasana
tenang dan para peserta antusias mengikuti penyuluhan. Para
peserta yang hadir dapat mengikuti dengan aktif dan memberikan
pertanyaan atau jawaban terkait materi yang diberikan oleh
mahasiswa.
Pertanyaan :
1. Apa pengertian pengelolaan sampah ?
2. Bagaimana Prinsip pengelolaan sampah ?
3. Apa pengaruh sampah ?
4. Bagaimana mengelola sampah yang baik ?
5. hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah ?
6. bagaimana cara pemanfaatan sampah ?
b. penyuluh
1) Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
2) Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab
3) Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
c. Kehadiran
Peserta hadir sebanyak 25 orang dan tidak ada peserta yang
meninggalkan penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Beberapa ibu-ibu mampu mengulang tentang materi tentang
pemanfaatan dan pengelolaan sampah. dilihat dari ketika di evaluasi
pertanyaan audiens mampu menjawab dan menyampaikan kesimpulan
dari materi penyuluhan.
LAMPIRAN
PENYULUHAN PEMANFAATAN DAN
PENGELOLAAN SAMPAH