KELOMPOK VI
SITI MAWADDATI 17031001
RIKA AMELIA 17031032
EGA YUNIA 17031030
RANDA MARDIANSYAH 17031024
RILANDA ANDREAN HANAFI 17031040
Materi : GerakanMasyarakatHidupSehat
Pokok bahasan : Menjagakebersihanlingkungan
Hari/tanggal : Rabu, 23 November 2020
Waktu pertemuan : 10.00-10.30 WIB / 30 Menit
Tempat : BalaiDesa
Sasaran : Masyarakat RT 05 DesaHangtuah
A. Latar Belakang
Pemerintahmembuatsuatu program yaitu GERMAS (gerakanmasyarakathidupsehat),
denganmelakukanbeberapakegiatansepertimelakukanaktivitasfisik,
mengkonsumsisayurdanbuah, tidakmerokok, tidakmengkonsumsi alcohol,
memeriksakesehatansecaraberkaladanmenjagakebersihanlingkungan.
Dimanakegiataninibertujuanuntukmeningkatkankesadaran, kemauan,
dankemandirianmasyarakatuntukhidupsehatsalahsatunyadenganmelakukankebersihanlingk
ungan. (Kemenkes RI, 2017).
Kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak
mudah terserang berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah, muntaber dan lainnya.
Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman
(Buhungo, 2012).
Masalah tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat
tidak sadar akan menjaga kebersihan lingkungan, misalnya lingkungan yang kotor karena
membuang sampah sembarangan hingga mengakibatkan bencana banjir saat musim
penghujan tiba, ataupun masalah limbah yang dibuang secara sembarangan sehingga
membuat air bersih menjadi tercemar. Hal Ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran
masyarakat akan lingkungan, dan belum adanya tindakan yang serius dalam
mengupayakan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Ini adalah salah satu contoh nyata
bahwa masyarakat belum benar-benar menyadari tentang arti pentingnya kebersihan dan
kelestarian lingkungan (Dayatri, 2012).
Dari data riset Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen dari total
masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Ini berarti, dari 262 juta
jiwa di Indonesia, hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan.
Data profil Dinas Kesehatan Ponorogo Tahun 2011-2012 menunjukkan bahwa
angka kejadian penyakit diare yang di akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga kesehatan lingkungan masih cukup tinggi, khususnya di cakupan Puskesmas
Jambon pada tahun 2011 sebesar 1600 dan pada tahun 2012 sebesar 1603 (Dinas
Kesehatan Ponorogo, 2012).
Pemerintah dalam upayanya untuk mewujudkan kehidupan negara yang adil dan
makmur mencanangkan program pembangunan berwawasan lingkungan, atau juga dikenal
sebagai pembangunan berkelanjutan. Program ini merupakan upaya peningkatan kualitas
hidup dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan. Pada tahun 1991, pemerintah
membentuk suatu badan khusus untuk melakukan pengendalian dan pelestarian
lingkungan hidup.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit di harapkan
pesertamemilikikemauandankesadaranuntukmenjagakebersihanlingkungan.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat:
a) Memahamitentangkebersihanlingkungan
b) Memahamitentangcaramenjagakebersihanlingkungan
c) MemahamitentangTindakan yang
PerluDilakukanUntukMenjagaKebersihanLingkungan
C. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
D. Media
1. Standing banner
2. leaflet
E. Waktu dan tempat
Waktu : 10.00-1030 WIB / 30 Menit
Tempat : balaidesa
F. Perorganisasian
Penanggung Jawab : Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep.,Sp.Kep.KOM
1. Leader : Rika Amelia
2. Co. Leader : SitiMawaddatiMazirah
3. Fasilitator : RilandaAndreanHanafi
4. Fasilitator : RandaMardiyansyah
5. Observer : EgaYunia
G. Uraian Tugas
1. Leader
a. Mengatur jalannya selama acara berlangsung
b. Membuka acara
c. Memperkenalkan Mahasiswa
d. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
e. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
f. Mengatur jalannya diskusi
g. Menyajikan isi materi yang sudah disiapkan
h. Menjawab pertanyaan audince
2. Co. Leader
a. Mengatur jalannya selama acara berlangsung
b. Membuka acara
c. Memperkenalkan mahasiswa
d. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
e. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
f. Mengatur jalannya diskusi
g. Menggantikan tugas leader jika tidak ditempat
3. Fasilitator
a. Memberikan motivasi kepada audience untuk aktif
b. Memfasilitasi audience untuk berinteraksi atau bertanya
c. Memfasilitasi selama kegiatan berlangsung
4. Observer
a. Mencatat jalannya acara dan hasil acara dan pertahanan audience
b. Mengobservasi jalannya penyuluhan
c. Mengamati penyuluhan kesehatan
d. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
e. Membuat laporan hasil penyuluhan yang sudah dilaksanakan
H. Setting tempat
: Leader
: Co. Leader
: Fasilitator
: Obsever
: Audiens
I. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1. Pembukaan 5 menit Salam perkenalan
Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
masyarakatuntuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di BalaiDesaHangtuah
c. Peserta sepakat mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co.Leader, Fasilitator, Observer berperan sebagai mana mestinya
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co. Leader membantu mengkoordinir seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam mengantisipasi masalah
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Mahasiswa mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat mengetahui
b. Peserta dapat mengetahui
K. Materi Penyuluhan
a. KebersihanLingkungan
Kebersihan lingkungan mempunyai arti sebuah keadaan bebas dari kotoran, termasuk
diantaranya, debu, sampah, dan bau. Kebersihan merupakan upaya menusia untuk
memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka
mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman (Nazaruddin, 2014).
Sampah adalah salah satu masalah penyebab lingkungan kotor, umumnya sampah
terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain keras, karet, tanah dan
lainlain. Pencemaran lingkungan akibat sampah, seperti perilaku manusia yang
membuang sampah sembarangan danmenumpukkan sampah akan menimbulkan bau dan
gas-gas berbahaya sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Lingkungan adalah
faktor-faktor yang membentuk lingkungan sekitar organisme, terutama
komponenkomponen yang mempengaruhi perilaku, reproduksi, dan kelestarian
organisme. Kebersihan merupakan suatu keadaan yang tampak bersih, sehat dan indah.
Lingkungan yang bersih merupakan hak dasar setiap manusia dalam memperoleh
kesehatan dalam penghidupannya. Segala sesuatu yang terjadi di lingkungan akan
berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Dalam menjaga lingkungan yang bersih perlu kesadaran diri manusia
sebagai makhluk yang memiliki pikiran (Arifin, 2012).
Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta (1976),
adalah berasal dari kata lingkungan yaitu sekeliling, sekitar. Lingkungan adalah bulatan
yang mengelilingi atau melingkari, sekalian yang terlingkung di suatu daerah sekitarnya.
Menurut Ensiklopedia Indonesia (1983) dalam Neolaka (2008) Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di luar suatu organism, meliputi :
(1) Lingkungan Mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri
atas benda atau foktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya,
gravitasi, atmosfer, dan lainnya,
(2) Lingkungan Hidup (biotik), yaitu lingkungan di luar suatu organism yang terdiri
atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Kebersihan
lingkungan mempunyai arti sebuah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
antaranya, debu, sampah, dan bau.
Kebersihan merupakan upaya menusia umtuk memelihara diri dan lingkungannya dari
segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang
sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat
adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja
merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan
sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan
berbagai sarana umum yang bertujuanuntukmenjagadanmeningkatkankesehatan.
Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah
tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan
(misalnya dengan abu gosok), membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang
sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan,
dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.Kebersihan lingkungan adalah
menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit
seperti diare, demam berdarah, muntaber dan lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan
menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman (Buhungo, 2012).
Alfa yosi. 2012. Hubungan Antara Aspek Kesehatan Lingkungan Dalam PHBS Rumah
Tangga Dengan Kejadian Penyakit
Diare .https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/3058. diakses tanggal
23 Maret 2020
Angelina. 2012. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA.
https://www.neliti.com/publications/18802/hubungan-kondisi-lingkungan-fisik-rumah-
dengan-kejadian-ispa-pada-balita-di-wila. diakses tanggal 23 Maret 2020
Arief Rakhman. 2008. Faktor-Faktor Resiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam
Tifoid Pada Orang Dewasa.
https://pdfs.semanticscholar.org/a377/d35d50541419ab79e028f310371bdfd895a4.pdf.
diakses tanggal 23 Maret 2020
Heru. 2012. Hubungan Faktor-Faktor Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Pneumonia
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/5031/4562. diakses tanggal 23
Maret 2020
Kasnodiharjo, Elsa Elsi. 2013. Deskripsi Sanitasi Lingkungan, Perilaku Ibu, Dan Kesehatan
Anak. http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/download/14/17. diakses tanggal 23
Maret 2020
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Rifiqi ulfa ali. 2016. Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Angka
Kejadian Kecacingan (Soil Transmitted Helminth).
https://dli.ejournal.unri.ac.id/index.php/DL/article/view/3288/3199. diakses tanggal 23
Maret 2020