NAMA KELOMPOK 4
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT’Shalawat berserta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa kami dari alam ketidak tahuan ke alam berilmu pengetahuan seperti
yang kami rasakan saat sekarang ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,baik secara langsung
maupun tidak langsung .
Kamijuga menyadari bahwa tugasmakalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
isi, maupun dari segi penulisan,untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan............................................................................................................................2
2.1 Konsepkeracunan...........................................................................................................3
2.1.1 Defenisi...........................................................................................................3
2.1.2 Penyebab.........................................................................................................4
2.2.3 FaktorResiko...................................................................................................6
2.2.3 Jenis-JenisKeracunan......................................................................................7
2.2.5 AsuhanKeperawatan.......................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 KesesuainTeoriDenganKasus............................................................................10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan kegawatdaruratan keracunan dan mampu
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan gawat darurat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui konsep kegawatdaruratan keracunan
2. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan kegawatdaruratan keracunan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Keracunan
2.1.1 Definisi
Keracunan adalah masuknya suatu zat racun ke dalam tubuh yang mempunyai efek
membahayakan atau mengganggu fungsi organ dan tidak ditentukan oleh jumlah, jenis,
frekuensi dan durasi yang terjadi karena disengaja maupun tidak disengaja bahkan dapat
menimbulkan kematian. Keracunan bisa disebabkan karena makanan, zat kimia, gas
beracun, obat-obatan/narkotika, pestisida maupun binatang berbisa (Rudi Hamarno, 2016).
2.1.2 Penyebab
Menurut Laila, 2016 Penyebab keracunan dibedakan atas beberapa macam yakni
gigitan hewan, obat, makanan, alkohol, hidrokarbon, racun tanaman, shellfish, dan pestisida.
1. Gigitan hewan
a. Gigitan ular
b. Bisa ular di mata
c. Gigitan kalajengking
d. Gigitan tikus
2. Obat
a. Alprazolam
b. Obat (tidak spesifik)
3. Makanan
a. Roti
b. Gulai kambing
c. Makanan (tidak spesifik)
4. Alkohol
5. Hidrokarbon
a. Minyak tanah
b. Tiner
6. Racun tanaman
a. Jengkol
b. Buah kecubung
7. Shellfish
a. Tongkol
b. Ikan buntal
c. Ciguatera fish
8. Pestisida
a. Non spesifik pestisida
b. Organofosfat
c. Karbamat
d.
BAB III
KASUS
Tuan A dibawa kepuskesmas Kertapati oleh istrinya setelah makan tempe. Istri klien mengatakan
bahwa klien muntah 4 jam yang lalu setelah makan tempe bongkrek. Kondisi klien mengalami
penurunan kesadaran somnolen, muntah, diare, dehidrasi dan pusing. Dari hasil pengkajian
sementara didapatkan: Tekanan darah 100/60 mmHg; BB 54 kg (BB semula 55 kg); Nadi 67 x/
menit; RR 32 x/menit; Suhu 36oC.Istri klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat
alergi sebelumnya.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama klien : Tn. A
Usia : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk: 14 Juni 2017
No. Register : 0903055
Diagnosa medik: Keracunan Makanan
b. Keluhan Utama / Alasan MRS
Klien mengalami penurunan kesadaran yaitu somnolen, muntah setelah makan tempe,
pusing.
c. Pengkajian Primer
1) Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas. RR: 32 x/ menit, cepat dan dangkal.
2) Breathing
Irama pernafasan cepat, Kedalaman dangkal, RR : 32 x/menit.
3) Circulation
Tekanan Darah pasien : 100/60 mmHg (kuat dan regular), Nadi : 67 x/menit,
capillary refill : <2 dtk, EKG menunjukkan sinus bradikardia.
4) Disability
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan 2/kiri 2. Tingkat
kesadaran somnolen.
5) Exposure
Tidak terkaji
d. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Istri klien mengatakan bahwa klien muntah 4 jam yang lalu setelah makan tempe
bongkrek.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Istri klien mengatakan klien belum pernah dirawat dirumah sakit.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama
dengan klien.
4) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala: klien berambut lurus dan panjang, dan tidak rontok.
b) Mata: besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil keduanya (+) terhadap cahaya
kunjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c) Telinga: bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan
pendengaran
d) Hidung: Bentuk hidungnya simetris, tidak terdapat polip pada hidung.
e) Wajah: wajah klien tampak simetris.
f) Mulut: tampak hipersekrasi kelenjar ludah, mukosa mulut basah, bibir basah.
g) Leher: Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
h) Dada: Simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 32 x/menit, cepat dan dangkal,
HR 55x/menit, suara jantung S1 dan S2 tunggal
i) Abdomen: tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites, tidak ada luka
memar, peristaltik usus 8x/mnit, perkusi hipertimpani.
j) Ekstremitas: Tidak terdapat luka, capilari revil <2 detik, akral dingin
k) Genetalia: Bersih tidak ada kelainan, Tidak terdapat luka/ulkus, tidak terpasang
kateter.
e. Pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD : 100/60 mmHg
BB : 54 kg (BB semula 55 kg)
Nadi : 67 x/ menit
RR :32 x/menit
Suhu : 36oC
2. Diagnosa
a. Pola nafas tidak efektif b/d distress pernafasan.
b. Defisit volume cairan b/d muntah, diare.
3. Intervensi
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign
keperawatan 1x 24 jam diharapkan 2. Identifikasi kebutuhan insersi
pola nafas menjadi efektif dengan jalan nafas buatan
kriteria hasil: 3. Posisikan pasien untuk
NOC : Status Pernapasan : memaksimalkan ventilasi
Pertukaran Gas 4. Monitor status respirasi: adanya
tidak akan terganggu dibuktikan suara nafas tambahan
dengan : 5. Kolaborasi dengan tim medis:
Kesadaran composmentis, TTV pemberian oksigen
menjadi normal, pernafasan menjadi
normal yaitu tidak mengalami nafas
Dangkal
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake dan output,
keperawatan selama 1x24 jam karakter serta jumlah feses
diharapkan kebutuhan cairan 2. Observasi kulit kering berlebihan
terpenuhi dengan kriteria hasil: dan membran mukosa, penurunan
a. Tidak adanya tanda-tanda turgor kulit
dehidrasi 3. Anjurkan klien untuk
b. Vital sign dalam batas normal meningkatkan asupan cairan per
oral
4. Kolaborasi pemberian cairan
paranteral sesuai indikasi
4. Evaluasi
PEMBAHASAN
1. Didalam teori disebutkan bahwa keracunan adalah masuknya suatu zat racun ke dalam
tubuh yang mempunyai efek membahayakan atau mengganggu fungsi organ dan tidak
ditentukan oleh jumlah, jenis, frekuensi dan durasi yang terjadi karena disengaja maupun
tidak disengaja bahkan dapat menimbulkan kematian. Keracunan bisa disebabkan karena
makanan, zat kimia, gas beracun, obat-obatan/narkotika, pestisida maupun binatang
berbisa. Ditandai dengan adanya Muntah, Pucat, Kejang, Koma, Somnolen, luka bakar di
mulut, demam, hipereksitabilitas, dan diare. Sesuai dengan kasus dimana pasien
keracunan setelah memakan tempe dan mengalami tanda dan gejala sesuai dengan teori
yaitu pasien mengalami penurunan kesadaran somnolen, muntah, diare, dehidrasi dan
pusing.
2. Pengkajian keperawatan gawat darurat pada pasien dengan keracunan juga sesuai dengan
teori, diteori dijelaskan pengkajian keperawatan gawat darurat meliputi :
a. Pengkajian Primer terdiri dari: Status A-B-C, jenis, durasi, frekuensi, lokasi dan
tingkat kesadaran.
b. Pengkajian Sekunder meliputi: Hasil laboratorium dan riwayat kontak dengan racun.
c. pemeriksaan fisik bisa didapatkan adanya penurunan kesadaran, pupil
konstriksi/dilatasi, sianosis, dan keringat dingin.
Didalam kasus didapatkan hasil pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas. RR: 32 x/ menit, cepat dan dangkal.
2) Breathing
Irama pernafasan cepat, Kedalaman dangkal, RR : 32 x/menit.
3) Circulation
Tekanan Darah pasien : 100/60 mmHg (kuat dan regular), Nadi : 67 x/menit,
capillary refill : <2 dtk, EKG menunjukkan sinus bradikardia.
4) Disability
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan 2/kiri 2. Tingkat
kesadaran somnolen.
5) Exposure
Tidak terkaji
b. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Istri klien mengatakan bahwa klien muntah 4 jam yang lalu setelah makan tempe
bongkrek.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Istri klien mengatakan klien belum pernah dirawat dirumah sakit.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama
dengan klien.
4) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala: klien berambut lurus dan panjang, dan tidak rontok.
b) Mata: besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil keduanya (+) terhadap cahaya
kunjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c) Telinga: bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan
pendengaran
d) Hidung: Bentuk hidungnya simetris, tidak terdapat polip pada hidung.
e) Wajah: wajah klien tampak simetris.
f) Mulut: tampak hipersekrasi kelenjar ludah, mukosa mulut basah, bibir basah.
g) Leher: Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
h) Dada: Simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 32 x/menit, cepat dan dangkal,
HR 55x/menit, suara jantung S1 dan S2 tunggal
i) Abdomen: tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites, tidak ada luka
memar, peristaltik usus 8x/mnit, perkusi hipertimpani.
j) Ekstremitas: Tidak terdapat luka, capilari revil <2 detik, akral dingin
k) Genetalia: Bersih tidak ada kelainan, Tidak terdapat luka/ulkus, tidak terpasang
kateter.
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD : 100/60 mmHg
BB : 54 kg (BB semula 55 kg)
Nadi : 67 x/ menit
RR :32 x/menit
Suhu : 36oC
Sehingga, diagnosa keperawatannya :
a. Pola nafas tidak efektif b/d distress pernafasan.
b. Defisit volume cairan b/d muntah, diare.
9. Didalam jurnal Optimalisasi Kemampuan Penanganan Kegawatdaruratan
Keracunan Bahan Kimia Rumah Tangga Menggunakan Sarana Telenursing Di
Desa Karang Rau Sokaraja oleh Nurul Fatwati Fitriana tahun 2019 menyatakan bahwa:
a. Ada lima zat yang bisa menyebabkan keracunan yaitu makanan, analgesik atau zat
pereda nyeri, kosmetik, zat pembersih rumah tangga, benda asing seperti mainan dari
plastik, sesuai dengan teori dimana didalam teori menyebutkan bahwa, keracunan
dapat disebabkan oleh gigitan hewan, obat, makanan, alkohol, hidrokarbon, racun
tanaman, shellfish, pestisida.
b. Kasus keracunan bahan kimia beracun ini ssering menimpa anak-anak, terutama balita
karena nalurinya untuk meminum dan makan sesuatu cairan atau benda dan belum
mengerti untuk membedakan mana yang beracun dan mana yang tidak beracun.
Disamping pada umur-umur tersebut, anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar
terhadap sesuatu yang ada di sekelilingnya. Sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa Usia anak-anak berisiko mengalami keracunan yang tidak disengaja atau akibat
kecelakaan karena rasa ingin tahu, penyimpanan obat dan bahan kimia berbahaya di
rumah yang tidak benar terutama bahan kimia cair seperti pada keracunan minyak
tanah diatas terjadi pada anak-anak (1– tahun) sedangkan usia remaja dan dewasa
berisiko untuk menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan yang mengakibatkan
keracunan yang lebih fatal dibanding anak-anak seperti halnya keracunan alkohol dan
obat yang terjadi pada usia remaja antara 16–18 tahun.
c. Pertolongan pertama atau penatalaksanaan keracunan pada pasien keracunan :
1) Cari racun penyebab dengan mencari wadah / kemasan sisa racun
2) Kotoran muntahan lendir dari saluran nafas penderita dibersihkan
3) Tidak boleh melakukan nafas buatan
4) Apabila racun penyebab tidak diketahui, sementara diberikan norit (larutan arang
batok kelapa dalam air)
5) Pertolongan pertama pada keracunan bahan kimia rumah tangga seperti spirtus ,
asam cuka, aseton, kaporit : lakukan pemberian cairan yang banyak, usahakan
dimuntahkan apabila korban sadar supaya racun keluar , pada korban tidak sadar
tidak boleh di rangsang muntah karena akan berisiko cairan muntahan masuk ke
dalam perut.
6) Keracunan produk hasil olahan minyak bumi, dilarang memuntahkan cairan, namun
diberi zat penetral racun seperti norit atau dengan diberikan putih telur.
7) Penanganan dari keracunan yang masuk melalui mulut adalah dengan memberikan
cairan atau air putih dalam jumlah banyak untuk menetralkan jumlah racun. Pada
dasarnya budaya pemberian susu putih dan air kelapa muda yang banyak tujuannya
sama yaitu menetralkan racun di saluran pencernaan. Salah satu tindakan lain dalam
pertolongan pertama menangani keracunan makanan adalah melakukan rangsang
muntah. Namun, tindakan rangsang muntah tidak boleh dilakukan apabila korban
menelan minyak tanah, bensin, dan korban pingsan karena akan dikhawatirkan
cairan dari lambung masuk ke paru-paru.
Sesuai dengan teori dimana didalam teori disebutkan bahwa penatalaksanaan atau
intervensi pada pasien keracunan :
1) Kaji penyebab keracunan
2) Bersihkan jalan nafas dari kotoran
3) muntahan atau lendir
4) Berikan bantuan nafas jika terjadi henti nafas
5) hindari bantuan nafas dari mulut ke mulut atau gunakan panghalang (kain kasa,
sapu tangan)
6) Hindari aspirasi gas beracun dari pasien
7) Cegah/hentikan penyerapan racun
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain: Pengobatan simtomatik, spesifik, dan
antidotum.
d. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam penanganan keracunan dengan
pemberdayaan telenursing menggunakan aplikasi whatsapp untuk edukasi masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanganan
keracunan. Maka Tujuan program ini adalah masyarakat dapat melakukan penanganan
cedera dengan baik , benar dan tepat. Penanganan cedera yang tepat dan cepat dapat
mengurangi angka mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh cedera rumah
tangga melalui telenursing dengan aplikasi Whatsapp.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya suatu zat racun ke dalam tubuh yang mempunyai efek
membahayakan atau mengganggu fungsi organ dan tidak ditentukan oleh jumlah, jenis,
frekuensi dan durasi yang terjadi karena disengaja maupun tidak disengaja bahkan dapat
menimbulkan kematian. Keracunan bisa disebabkan karena makanan, zat kimia, gas
beracun, obat-obatan/narkotika, pestisida maupun binatang berbisa. Ditandai dengan adanya
Muntah, Pucat, Kejang, Koma, Somnolen, luka bakar di mulut, demam, hipereksitabilitas,
dan diare.
1.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, maka dari itu bagi
pembaca yang mempunyai kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA