Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“CUCI TANGAN”

DI RW 05 DESA SUGIH MUKTI KECAMATAN PASIR JAMBU KABUPATEN


BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh:

Kelompok II

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN R.I

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

PRODI PROFESI NERS

2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“ SOSIALISASI PADA LANSIA : CUCI TANGAN “

A. Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Corona virus disease 2019 (COVID-19) adalah infeksi akut pernapasan
dengan penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2)
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Penyakit ini ditemukan di akhir
tahun 2019 untuk pertama kali di kota Wuhan, Provinsi Hubei Cina, dan menyebar
dengan cepat ke seluruh negara Timur lainnya. Maret 2020, World Health
Organization (WHO) menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi global (Beiu
dkk., 2020). Indonesia melaporkan kasus COVID-19 pertama kali pada l 2 Maret
2020 dengan jumlah dua kasus dan bertambah menjadi 70.736 kasus per tanggal 9 Juli
2020 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Berdasarkan penelitian
WHO, COVID-19 dapat ditransmisikan dengan berbagai cara seperti kontak, droplet,
airborne, fomite serta urin dan feses (Health dkk., 2020). Salah satu pencegahan
penyebaran penyakit ini adalah menjaga kebersihan diri terutama kebersihan tangan
(hand hygiene)
Salah satu upaya untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan mencuci
tangan. Cuci tangan merupakan tindakan membersihkan tangan menggunakan sabun
biasa atau sabun antimikroba dan air (WHO, 2017). Mencuci tangan adalah salah satu
tindakan yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Pemakaian produk cuci tangan yang mengandung deterjen atau alkohol serta tata cara
cuci tangan yang kurang tepat dapat menimbulkan kelainan kulit seperti dermatitis
(Abtahi-Naeini, 2020).
B. Topik
Cara mencuci tangan
C. Tujuan Pelaksanna
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti TAK, klien dapat meningkatkan kemampuan cara
mencuci tangan
2. Tujuan Khusus :
a. Klien mampu mengikuti cara mencuci tangan
b. Klien mampu memberikan umpan balik yang positif
c. Klien mampu mengidentifikasi manfaat kegiatan yang dilakukan

D. Metode
Metode yang digunakan dalam TAK ini adalah sosial therapeutic model
interpersonal yang didasari pada kognitif, afektif dan psikomotor.

E. Media
1. Tape Recorder
F. Sasaran
Klien di RW 05 Desa Sugih Mukti kecamatan Pasir Jambu kabupaten
Bandung
G. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jumat, 02 April 2021
Waktu : 60 Menit, (Pukul 15.00 – 16.00 WIB)
Tempat : Masjid RW 05 Desa Sugih Mukti Kecamatan Pasir Jambu
Jumlah Pasien : 9 orang
H. Uraian Struktur kelompok
Pengorganisasian dan uraian tugas therapis :
1. Leader
Tugas :
a. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
b. Membuka acara
c. Memimpin jalannya TAK
d. Menjelaskan tujuan TAK
e. Memperkenalkan anggota TAK
f. Mengatur jalannya TAK
g. Menetapkan jalannya tata tertib
h. Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan dapat menyimpulkan hasil
TAK pada kelompok terapi tersebut
i. Menutup jalannya TAK
2. Co Leader
Tugas :
a. Membantu tugas leader.
b. Mengambil alih posisi leader jika terjadi bloking.
c. Menjadi motivator.
d. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader.
e. Mengingatkan leader bila diskusi menyimpang.
f. Mengingatkan lamanya waktu pelaksanan.
g. Bersama leader memberi contoh kerja sama yang baik
3. Fasilitator
Tugas :
a. Membantu meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien
sebagai peserta TAK.
b. Mendampingi peserta diskusi.
c. Memotivasi peserta biar aktif dalam TAK.
d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
4. Observer
Tugas :
a. Mengamati dan mencatat respon klien selama kegiatan.
b. Mengidentifikasi motivasi strategi untuk kelompok berikutnya.
c. Mencatat hasil dari diskusi.
d. Memberikan tanggapan terhadap jalannya kegiatan.

I. Tata Tertib
Adapun tata tertib untuk pelaksanaan TAK adalah sebagai berikut:
1. Peserta bersedia mengikuti TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum TAK dimulai.
3. Anggota wajib memberi tahu leader jika tidak hadir.
4. Peserta berpakaian rapi dan sudah mandi.
5. Jika ada klien yang ada meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
therapis.
6. Lama kegiatan 60 menit.
7. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
8. Klien tidak boleh makan dan minum selama kegiatan
9. Jika ada klien yang mengacaukan jalannya TAK maka tersebut dikeluarkan dari
TAK

J. Strategi Pelaksanaan
1. Fase perkenalan 5 menit
a. Therapis mempersiapkan lingkungan dan selanjutnya mengatur posisi.
b. Mengucapkan salam.
c. Memperkenalkan anggota yang hadir.
d. Therapis menjelaskan tujuan TAK.
e. Menjelaskan topik yang akan dibahas.
f. Membuat kontrak waktu.
g. Membacakan tata tertib
2. Fase kerja 45 menit
a. Season 1
Menjelaskan materi tentang mencuci tangan (Pengertian, Tujuan dan
Manfaat)
b. Season 2
1) Hidupkan tape recorder (music)
2) Memberikan contoh cara mencuci tangan
3) sebagai berikut :
1. Basahi tangan dan tuangkan atau oleskan produk sabun di telapan
tangan.
2. Tangkupkan kedua telapak tangan dan gosokkan produk sabun yang
telah dituangkan.
3. Letakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari
yang terjalin dan ulangi untuk sebaliknya.
4. Letakkan telapak tangan kanan ke telapak tangan kiri dengan jari saling
terkait.
5. Tangan kanan dan kiri saling menggenggam dan jari bertautan agar
sabun mengenai kuku dan pangkal jari.
6. Gosok ibu jari kiri dengan menggunakan tangan kanan dan sebaliknya.
7. Gosokkan jari-jari tangan kanan yang tergenggam di telapak tangan kiri
dan sebaliknya.
8. Bilas dan keringkan. Setelah kering, tangan Anda sudah aman dari
bakteri dan kotoran.
c. Fase terminasi 10 menit
1) Leader memberikan kesempatan kepada klien untuk beristirahat sejenak.
2) Leader meminta tanggapan dari klien terhadap kegiatan yang telah
dilakukan.
3) Therapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAK
tersebut.
4) Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan dan memotivasi anggota
kelompok untuk mengikuti kegiatan lainnya yang positif.
5) Obsever memberikan tanggapan terhadap jalannya TAK.
6) Menutup acara.
K. Setting Tempat
1. Klien dan therapis duduk bersama membentuk setengan lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan :
L : Leader
CL : Co Leader
F1 – F5 : Fasilitator
K1 – K9 : Klien
OB : Observer

L. Landasan Teori
1. Konsep dasar lansia
Lanjut usia merupakan kelanjuatan dari usia dewasa (Dra.Ny.Jos Psikolog
dari UI). Seseorang dapat dikatakan jompo atau lanjut usia setelah 55 tahun tidak
mempunyai nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain (UU.No IV tahun 1965 ).Menua adalah satu proses yang
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri dan mempertahankan sruktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas ( termasuk infeksi dlam
memperbaiki kerusakan yang diderita ( konstantinides tahun 1994 ).Sistem
Muskoloskeletal adalah berkaitan dengan atau terdiri dari langkah dan otot
( Dorlan 1998 Hal.690 ).
2. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Akibat Proses Penuaan
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-perubahan
yang menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus menerus. Apabila
proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulnya
berbagai masalah. Hurclock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto
(1994) menyebutkan masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu :
a. Ketidak berdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang
lain.
b. Ketidak pastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola
hidupnya.
c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal atau pindah.
d. Mengembangan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah
banyak.
e. Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa.
3. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia lainnya pada sistem tubuh.
a. Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan curah jantung,penurunan kemampuan merespon
stress,frekuensi jantung dan volume tidak meningkat dengan kebutuhan
maksimal,kecepatan pemulihan jantung lebih lambat,peningkatan tekanan
darah.
b. Sistem Pernafasan
Terjadi peningkatan volume residual paru,penurunan kapasitas
vital,penurunan pertukaran gas dan kapasitas difusi,penurunan efisiensi
batuk.
c. Sistem Integumen
Penurunan perlindungan terhadap trauma dan pajanan matahari,
penurunan perlindungan terhadap suhu yang ekstrim,berkurangnya sekresi
minyak alami dan keringat.
d. Sistem Reproduksi
Wanita mengalami penyempitan dan penurunan elastisitas vagina,
penurunan sekresi vagina, sedangkan Pria pengalami penurunan ukuran
penis dan testis. Pria dan wanita sama-sama mengalami respon seksual yang
melambat.
e. Sistem Muskuloskeletal
Kehilangan kepadatan tulang, kehilangan ukuran dan kekuatan
otot,degenerasi tulang rawan sendi.
f. Sistem Gastrointestinal
Penurunan salivasi, kesulitan menelan makanan, perlambatan
pengosongan esopagus dan lambung, penurunan motilitas gastrointestinal.
g. Sistem Syaraf
Penurunan kecepatan konduksi syaraf, cepat bingung saat sakit fisik
dan kehilangan orientasi lingkungan, penurunan sirkulasi serebral (pingsan,
kehilangan keseinbangan).
h. Sistem Indra Khusus
Penglihatan : berkurangnya kemampuan memusatkan pada benda
dekat,ketidak mampuan menerima cahaya yang menyebabkan,kesulitan
menyesuaikan terhadap perubahan intensitas cahaya,penurunan kemampuan
membedakan warna.
Pendengaran : penurunan kemampuan untuk mendengarkan suara
dengan frekuensi tinggi.
Kecap dan penghidu : penurunan kemampuan terhadap pengecapan
dan penciuman.
i. Perubahan Kondisi Mental
Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan mental ini erat kaitannnya dengan perubahan fisik,
keadaan kesehatan, tingkat pendidikan, serta situasi lingkungan. Adapun
faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah:
1) Pertama- tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
6) Gangguan saraf panca indra
j. Perubahan Psikososial
Masalah- masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat
beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada
saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak
diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Perubahan
mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat mereka merasa
kurang melaukukan kegiatan yang berguna antara lain:
1) Minat
2) Isolasi dan kesepian
3) Iman
k. Perubahan Kognitif
Perubahan fungsi kognitif diantaranya :
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas- tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosa kata) akan menetap
bila tidak ada penyakit.
l. Perubahan Spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970)
2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaan
3) Perkembangan spiritual dapat dicapai pada tingkat ini adalah berfikir
dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan
keadilan
M. Konsep Cuci Tangan
A.Pengertian
Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan membersihkan
tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau Hand rub dengan
antiseptik (berbasis alkohol). Sedangkan menurut James (2008), mencuci tangan
merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan
infeksi. Tangan tenaga pemberi layanan kesehatan seperti perawat merupakan sarana
yang paling lazim dalam penularan infeksi nosokomial, untuk itu salah satu tujuan
primer cuci tangan adalah mencegah terjadinya infeksi nosokomial .serta mengurangi
transmisi mikroorganisme
B. Tujuan
tujuan dilakukan cuci tangan yaitu untuk:
a) menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan,
b) mencegah infeksi silang (cross infection),
c) menjaga kondisi steril,
d) melindungi diri dan pasien dari infeksi
e) memberikan perasaan segar dan bersih.
C. Indikasi Cuci Tangan
Indikasi cuci tangan atau lebih dikenal dengan five moments (lima waktu) cuci
tangan menurut SPO gizi adalah:
a) Sebelum masuk ke dalam area produksi dan distribusi,
b) Setelah memegang bahan mentah/ kotor,
c) Setelah memegang anggota tubuh,
d) Sebelum dan setelah memporsikan makanan di plato/ alat saji pasien,
e) Setelah keluar dari kamar mandi/ toilet.

D. Cuci Tangan 6 Langkah dengan Hand wash dan Hand rub


a. Cuci Tangan Hand-Wash
Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa adalah
setiap wastafel dilengkapi dengan peralatan cuci tangan sesuai sesuai standar rumah
sakit (misalnya kran air bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat
sampah injak tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung plastik
berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi, alat pengering
seperti tisu, lap tangan (hand towel), sabun cair atau cairan pembersih tangan yang
berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan, serta dibawah wastafel terdapat alas kaki
dari bahan handuk. Oleh karena itu sarana serta prasarana juga harus memadai untuk
mendukung cuci tangan supaya dapat dilakukan dengan maksimal.
Prosedur Hand-wash sebagai berikut:
a) melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin
atau jam tangan
b) membuka kran air dan membasahi tangan.
c) menuangkan sabun cair ke telapak tangan secukupnya.
d) melakukan gerakan tangan, mulai dari meratakan sabun dengan kedua
telapak tangan.
e) kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.
f) bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang.
g) membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan.
h) membersihkan ibu jari secara bergantian.
i) posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan telapak
tangan secara bergantian.
j) bilas tangan dengan air yang mengalir.
k) keringkan tangan dengan tisu sekali pakai.
l) menutup kran air menggunakan siku atau siku, bukan dengan jari karena jari
yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih. Lakukan semua prosedur
diatas selama 40 – 60 detik.
b. Cuci Tangan Hand-Rub
Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan cairan berbasis
alkohol, dilakukan sesuai lima waktu. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci
tangan Hand-rub hanya cairan berbasis alkohol sebanyak 2 – 3 cc.
Prosedur cuci tangan Hand-rub sebagai berikut:
a) melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin
atau jam tangan.
b) cairan berbasis alkohol ke telapak tangan 2 – 3 cc.
c) melakukan gerakan tangan.mulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak
tangan.
d) kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.
e) bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang.
f) membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan.
g) membersihkan ibu jari secara bergantian.
h) posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan telapak
tangan secara bergantian. Lakukan semua prosedur diatas selama 20 – 30
detik.

N. Penutup
Demikian proposal ini kami susun atas perhatian dan dukungannya kami
ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan proposal ini bermanfaat bagi yang
membacanya.

Anda mungkin juga menyukai