Anda di halaman 1dari 11

D

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Stimulasi Persepsi Halusinasi : Cuci Tangan

DISUSUN OLEH :

Kristiana Natalia ( RP23320019 )


Puji Hastuti ( RP23320015 )
Senni Saragih ( RP23320051 )
Efi Widawati ( RP23320067 )
Falentina Sunarty ( RP23320060 )

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT
2023
PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI : STIMULASI PERSEPSI SENSORI

A. TOPIK :
Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Persepsi Sensori
Dengan Kegiatan : Cuci Tangan 6 Langkah

B. TUJUAN :

1) Tujuan umum :

Klien mampu memahami tentang cara mencuci tangan yang benar

2) Tujuan khusus :
a. Klien mampu melakukan cuci tangan yang benar didalam kelompok
b. Klien mampu berdiskusi antara anggota kelompok tentang cuci tangan
6 langkah
c. Klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan aktivitas

C. LANDASAN TEORITIS

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dalam suatu objek tanpa


adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh
pancaindra. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sendiri persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
pengelihatan, pengecap, perabaan atau penghidupan. Pasien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada (Keliat, 2014).

Klien yang mengalami halusinasi akan muncul perilaku yang sangat khas,
antara lain senyum dan bicara sendiri, mengatakan mendengar suara-suara, mel
ihat, mengecap, menghirup dan merasakan sesuatu yang tidak nyata, respon
verbal lambat, merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan, tidak mampu
berkomunikasi, tentang perhatian sempit dan kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dengan realita. Untuk itu perlu kegiatan atau aktifitas
yang dapat memutuskan / mengontrol halusinasi klien. Halusinasi dapat
berkembang melalui 4 tahap, yaitu:
1. Fase yang menyenangkan, dimana individu mengalami stress dan
kecemasan serta rasa perpisahan dan kesepian yang memuncak dan semua
itu tidak terselesaikan sehingga individu mulai sering melamun dan
memikirkan hal-hal yang menyenangkan dirinya.
2. Fase menyalahkan, dimana kegiatan melamun dan memikirkan dirinya
menjadi dominan sehingga mulai timbul suara-suara atau bisikan yang tidak
jelas.
3. Fase mengontrol, dimana bisikan dan suara semakin menonjol, menguasai
dan mengontrol.
4. Fase menguasai, dimana halusinasi mulai mengancam, memerintah dan
memarahi klien sehingga klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol
dan tidak dapat berhubungan dengan lingkungan. (Damaiyanti dkk, 2012)

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu upaya untuk


memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada waktu yang sama
untuk memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota. Dimana salah satu
terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai
terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Prabowo, 2014). Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Sutejo, 2018).
D. KLIEN
1. Kriteria Anggota Kelompok
a. Klien kelolaan yang mengalami halusinasi pada fase I dan II yang
mampu melakukan kegiatan.
b. Klien kelolaan yang mengalami halusiasi pada fase III dan IV yang
sudah mampu mengontrol / mengendalikan halusinasinya.
c. Klien diluar kelolaan mahasiswa yang mengalami halusinasi fase I dan
II yang mampu melakukan kegiatan dan mengendalikan halusinasinya.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien halusinasi.
b. Mengidentifikasi klien yang termasuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut kelompok
1) Menjelaskan tujuan terapi pada klien atau kelompok
2) Menjelaskan rencana kegiatan kelompok
3) Menjelaskan aturan main dalam kelompok
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari dan tanggal : 12 April 2023
b. Tempat : Ruang Banteng RSJ Provinsi Kal-Bar
c. Pukul : 09.00 – 09.30 WIB
2. Tim terapis :
a. Leader : Falentina Sunarty
b. Co leader : Puji Hastuti
c. Fasilitator : Senni Saragih, Kristiana Natalia
d. Observer : Efi Widawati
3. Uraian tugas pelaksana (terapis)
a. Leader :
1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapy
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4) Memimpin diskusi kelompok.
b. Co leader:
1) Membuka acara.
2) Mendampingi Leader.
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5) Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator:
1) Memotifasi anggota dalam perkenalan kelompok
2) Memotifasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan TAK
3) Mengatur posisi kelompok dan lingkungan untuk pelaksanan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan dan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan TAK
6) Bertanggung jawab terhadap program antisifasi masalah
d. Observer:
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatannya kepada leader dan semua
anggota kelompok sebagai self evaluasi kelompok
4. Metoda dan media
a. Metode Kegiatan : mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan
cara 3 : Beraktivitas
b. Media :
1) Nametag, bola dan music
2) Gambar alat dan bahan cuci tangan, gambar cara cuci tangan 6
langkah

5. Setting tempat

P P F P P

L
O
CL

P P F P
P

Keterangan Gambar :
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
1. Jamal
2. Abun
3. Zakaria
4. Acung
5. Hariyanto
6. Martin
7. Bung kim boy
8. Riswan
F. TATA TERTIB DAN PROGRAM ANTISIPASI
1. Tata Tertib Kegiatan
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanandan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
2. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah
yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:

a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun
pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil
adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai
dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.

b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati


tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur
terlebih dahulu dan bila masih tidak kooperatif maka dikeluarkan dari
kegiatan.

c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader


memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan

G. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam perkenalan
1) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua petugas
2) Menanyakan nama panggilan dari semua klien
b. Penjelasan tujuan dan aturan main.
“Sebelum kita memulai permainannya saya akan menjelaskan tujuan
dari TAK ini yaitu agar kita dapat menjaga kebersihan dengan cara
mencuci tangan. Aturan mainnya diharapkan bapak-bapak semua
mengikuti kegiatan TAK ini dari awal sampai akhir, jika ada yang ingin
meninggalkan permainan TAK ini atau kekamar mandi, bapak-bapak
harus izin dengan perawat yang ada disini”.
2. Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu tentang 6
langkah mencuci tangan yang benar dan perawat akan
memperagakannya, untuk itu diharapkan semua memperhatikan.
b. Setelah itu, nanti saat musik dihidupkan perawat akan memberikan bola
yang akan diputar searah jarum jam. Lalu jika musik berhenti dan
bolapun berhenti pada salah satu diantara klien. Klien yang memengang
bola berdiri dan menyebutkan nama, lalu mempraktekkan 6 langkah
mencuci tangan
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik

3. Terminasi

a. Evaluasi respons subyektif klien

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK


2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Evaluasi respons obyektif klien


1) Klien mampu melakukan cuci tangan yang benar didalam
kelompok
2) Klien mampu berdiskusi antara anggota kelompok tentang cuci
tangan 6 langkah
3) Klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
aktivitas
c. Tindak lanjut
Terapis berharap peserta semua bisa menerapkan cara mencuci tangan 6
langkah ini diruangan.

d. Kontrak yang akan datang

1) Terapi menyepakati kegiatan Terapi Aktifitas Kelompok


berikutnya

2) Perawat menyepakati waktu dan tempat Terapi Aktivitas


Kelompok

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur:
a. Lingkungan disusun sesuai rencana, memungkinkan klien
berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Peserta yang hadir sesuai kriteria yang telah ditetapkan
c. Posisi lingkaran yang dibentuk menunjang untuk perkenalan
d. Sosialisasi berlangsung dengan hangat, seluruh peserta
memperkenalkan diri
e. Peserta sepakat untuk mengikuti permainan
f. Leader, co leader dan fasilitator berperan / berposisi sebagaimana
fungsinya.
g. Alat bantu tersedia
2. Evaluasi proses:
a. Peserta membentuk posisi duduk dikursi yang membentuk lingkaran
dengan jarak yang sudah ditentukan
b. Peserta konsentrasi pada permainan yang akan dilakukan
c. Alat sudah diberikan, peserta mulai melihat dan mempraktekkan
d. Leader, co leader, fasilitator berperan sebagaimana mestinya
e. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi hasil:
a. Peserta menceritakan kepada co leader
b. Peserta menyampaikan hasil permainannya, mengungkapkan
perasaannya
c. Peserta menyampaikan manfaat permainan

DAFTAR PUSTAKA
- Damaiyanti Mukhripah,dkk.2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: PT
Refika Aditama
- Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
- Keliat, B. (2014). Terapi Aktivitas Kelompok (B. Angelina, Ed.). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
- Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Lampiran Lembar Observasi

Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan manfaat cuci tangan


2 Menyebutkan alat dan bahan cuci
tangan

3 Mempraktekkan cara cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai