Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULUS SENSORI SESI 2

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

1. LALANG ROGA IRIANTI : 3021041065 8. M FAJAR NUGRAHA : 3021041072

2. LILI AMBARWATI : 3021041066 9. MASFIROH : 3021041073

3. LILI SYUHADAH : 3021041067 10. MEIDA SILVIANA : 3021041074

4. LILIS SUNAWATI : 3021041068 11. MELDA PUTRI R : 3021041075

5. LOLA MARLINA : 3021041069 12. MILDA RAHIMA : 3021041076

6. LUSIANI FUJI L : 3021041070 13. MOH GHAZI A : 3021041077

7. M. ARDIANSYAH MAGRIBI : 3021041071

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2023


A. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah
klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien
gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi: Halusinasi dan merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu
gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan pikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.

B. Topik

Terapi aktivitas kelompok halusinasi, yaitu:

Sesi II: Klien mengontrol halusinasi dengan menghardik

C.Tujuan

1. Tujuan umum

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik saat terjadi halusinasi.

2. Tujuan khusus

a. Klien dapat mejelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasinya

b. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

D. Landasan Teori

1. Pengertian Halusinasi

Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi pada keadaan
kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan menilai realitas (Sunaryo, 2004).
2. Tanda dan Gejala:

a. Bicara, senyum, tertawa sendiri

b. Mengatakan mendengarkan suara

c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya

d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata

e. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.

f. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.

g. Menarik diri menghindar dari orang lain.

h. Sulit membuat keputusan.

i. Ketakutan.

j. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang rapi.

k. Mudah tersinggung, jengkel, marah.

l. Menyalahkan diri atau orang lain.

m. Muka marah kadang pucat.

3. Penyebab

Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara klien menarik diri dan
harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan berhubungan sosial klien
menjadi menarik diri dari lingkungan Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya.
Stimulus internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan
kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan stimuluiuis eksternal.
4. Akibat

Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa membahayakan
diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan).

E. Klien

a. Kriteria klien

1) Klien dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi

2) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam
keadaan tenang

3) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

4) Sudah mengikuti sesi I.

b.Proses seleksi

1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria

2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria

3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria

4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada
klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

F. Tata Tertib

a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK

b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai

c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi d. Tidak diperkenankan makan, minum,
merokok selama kegiatan TAK

e. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan kanan dan
berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai

g. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai, maka pemimpin
akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

G. Program antisipasi

Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi pada
pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah:

a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan
TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah mempersiapkan klien cadangan yang
telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.

b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata tertib yang telah
disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila tidak kooperatif
maka dikeluarkan dari kegiatan.

c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan kepada
anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.

H. Pengorganisasian

1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Rabu, 17 Mei 2023

b. Jam : 10.00 s.d Selesai

c. Acara : 15 Menit

Fase Orientasi : 3 menit

Fase Kerja : 10 menit

Fase Terminasi : 2 menit

d. Tempat : Aula Rumah Sakit Jiwa

e. Jumlah pasien : 4 Orang


2. Tim terapis

a. Leader: Lusiani fuji lestari

Tugas:

1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok

2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi

3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

4) Memimpin diskusi kelompok

b. Co. Leader: Milda Rahima

Tugas:

1) Membuka acara

2) Mendampingi Leader

3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking

4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader

5) Menutup acara diskusi

c. Fasilitator: ( Lola Marlina, Lili ambarwati,M. Ardiansyah, Lalang Roga , Lilis Sunawati,
Moh.Ghazi, Lili Syuhadah)

Tugas:

1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok

2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya
terapi

d. Observer: M.Fajar Nugraha, Melda Putri Rahmania

Tugas:

1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)

2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.
e. Dokumentasi : Meida Silviana, Masfiroh

Tugas :

1). Mendokumentasikan selama berjalannya TAK

3. Metode dan media

a. Metode

1) Dinamika kelompok

2) Diskusi dan tanya jawab

b. Alat

1) Setting tempat

-Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

- Tempat tenang dan nyaman

Keterangan:

K : Klien L : Leader CL : Co Leader

O: Obbserver F : Fasilitator D : Dokumentasi


I. Langkah-langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang akan mengikuti kegiatan TAK

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis pada klien, klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi atau validasi

Leader menanyakan perasaan klien saat ini.

3. Kontrak

a. Menjelaskan tujuan kegiatan: yaitu mengontrol halusinasi dengan menjelaskan


menghardik

b. Menjelaskan aturan main

-Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader.

-Lama kegiatan 15 menit.

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

4. Tahap kerja

a. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengontrol Halusinasi.

b. Leader meminta klien menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi
halusinasinya

c. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: "PERGI JANGAN GANGGU


SAYA"," SAYA TIDAK MAU DENGAR" KAMU SUARA PALSU....

d. Leader meminta masing-masing klien untuk memperagakan cara menghardik


halusinasi

e. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita


5. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

-Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

-Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b . Tindak Lanjut

- Menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul

-Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien

6. Kontrak yang akan datang

a. Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap.

b. Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

J. Evaluasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan TAK untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan
yang diharapkan adalah klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik.
Formulir evaluasi sebagai berikut

Petunjuk:

-Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

-Untuk setiap klien beri penilaian tentang kemampuan menghardik halusinasi.

-Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.
K. Proses Pelaksanaan Tindakan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

Selamat Pagi! Perkenalkan nama saya adalah perawat Desti Agustina, saya biasa dipanggil suster
Desti, saya disini sebagai leader, disamping kanan saya ada perawat Naning Dian Sulastri biasa di
panggil suster Naning sebagai co-leader. Disamping perawat Naning ada suster Onah dan Adah
sebagai fasilitator, dan di depan saya ada perawat Sarah Nurhikmah biasa dipanggil sarah sebagai
observer.

b. Evaluasi Validasi

Bagaimana perasaan ibu-ibu saat ini? Apakah ibu-ibu sebelumnya sudah pernah mengikuti TAK
seperti sekarang?

c. Kontak

1) Topik

Sekarang kita akan melakukan TAK sesi 2 yakni mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik. Apakah ibu bersedia?

2) Waktu

Kita akan melakukan TAK selama 15 menit?

3) Tempat

Bagaimana kalau kita lakukan disini saja?

4) Tujuan

Agar ibu-ibu dapat mengetahui dan dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
pada saat halusinasi itu terjadi.

2. Fase Kerja

Menjelaskan pada seluruh klien bahwa kegiatan ini akan diiringi musik dari laptop/handphone, seluruh
klien berkumpul didampingi fasilitator mengelilingi kursi yang sudah dipersiapkan oleh terapis.
Kemudian, musik akan dinyalakan dan seluruh klien diminta berpegangan tangan sambil berjoget. Pada
saat musik di matikan, maka peserta TAK harus segera mencari tempat duduk pada kursi yang sudah
disediakan oleh terapis. Klien yang tidak mendapatkan kursi untuk duduk, maka harus menyebutkan cara
yang selama ini digunakan mengatasi halusinasinya dan memperagakan cara menghardik halusinasi.
Sebelumnya kita contohkan terlebih dahulu ya bu..." (tim terapis memberikan contoh) nah.. jadi seperti
itu permainannya bu, apakah ibu-ibu sudah mengerti?"

"baik kita mulai permainannya ya buu..."(permainan dimulai). "nah... yang tidak dapat duduk di kursi
di ibu D, silahkan ibu D menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi halusinasinya dan
memperagakan cara menghardik halusinasi.". Jadi seperti itu ya bu yang sering ibu rasakan, bagus...ibu B
sudah bisa menghardik halusinasinya, sekarang permainan dilanjutkan ya bu" (permainan dilanjutkan
sampai semua pasien mendapat giliran)." "bagus sekali... ibu-ibu, semuanya bisa menghardik
halusinasinya, kita beri tepuk tangan untuk semuanya...."

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subyektif

"Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah mengikuti TAK ini? Jadi masing- masing ibu sudah bisa

menghardik halusinasinya ya"

b. Evaluasi Objektif

"Coba salah satu ibu-ibu memperagakan cara menghardik halusinasinya? Iya, bagus"

c. Rencana tindak lanjut

“Saya harap ibu-ibu dapat menghardik halusinasi yang dialami jika halisinasi itu datang dan

masukkan kejadwal kegiatan harian ya bu?

4. Kontrak yang akan datang

a. Topik

"Karna waktunya sudah habis, jadi terapi aktifitas kelompok untuk sesi 2 kita sudahi sampai disini.
Nanti kita akan lanjutkan lagi pada sesi ke 3 ya bu yakni mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap yang akan dibawakan oleh perawat 1

b. Waktu

"waktu untuk terapi aktivitas kelompok sesi 3 yaitu selama 15 menit ya bu" c. Tempat: "Bagaimana
kalau tempatnya disini saja? Baiklah
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Maramis, W.F. 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press. Stuart G.W, 2006. Buku
Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai