Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CUCI TANGAN 6 LANGKAH

OLEH
KELOMPOK D :
1. NORA AGUSTINA (171211302)
2. NUR GUSTIA ADIA (171211302)
3. NURUL HUDA (171211302)
4. PRITA IRMA ELSANI (171211302)
5. PUTRI WAHYUNI (171211302)
6. RAFNA LOEREF (171211302)
7. RAHMI EKA PUTRI (171211302)
8. SHINDY TANNIA (171211302)
9. SINTIA TRIO PUTRI (171211302)
10. SISI DANIATI (171211302)
11. SONYA MUSTIKA (171211302)

DOSEN : Ns. RIA DESNITA, M.Kep,Sp Kep.MB

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH

Pokok pembahasan : Cuci Tangan 6 Langkah


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Tempat : Di Ruang Paru Rumah Sakit RSUD Dr. M. Zein
Painan
Hari/tanggal : Sabtu, 27 Februari 2021
Pukul : 09.00 – 09.30 wib

A. LATAR BELAKANG
Perilaku sehat cuci tangan pakai sabun yang merupakan salah satu Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS), saat ini telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena
masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di Negara
berkembang saja, tetapi ternyata di Negara maju pun kebanyakan masyarakatnya
masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan. Menurut data WHO (2014),
mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi 40% risiko diare, dan 20% risiko
infeksi saluran pernapasan akut, termasuk pneumonia (Dinas Kominfo Jateng,
2017).
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup
keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota
keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan
dan dapat berperanaktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat
(Proverawati dan Rahmawati, 2012).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun (CTPS) dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini
dilakukan karena tangan sering kali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain
seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia
dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan.
Tangan tersebut selanjutnya menjadi perantara dalam penularan penyakit (DEPKES
,2020).
Pandemi virus corona (COVID 19) saat ini telah melanda berbagai negara di
belahan dunia. Hingga saat ini belum ada vaksin ataupun obat yang terbukti efektif
dalam mengobati penyakit tersebut. Badan Kesehatan Dunia atau WHO serta Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serika atau CDC pun
mengeluarkan imbauan mengenai hal yang harus dilakukan dalam mencegah
corona jenis baru ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan berbagai upaya
pencegahan, salah satunya adalah mencuci tangan menggunakan sabun atau yang
sering kita dengar dengan istilah CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Semua jenis
virus termasuk COVID 19 bisa dapat aktif di luar tubuh manusia selama berjam-
jam, bahkan berhari-hari. Mereka bisa menyebar melalui droplets, seperti saat
bersin, batuk, atau saat pengidapnya berbicara. Desinfektan, cairan hand sanitizer,
tisu basah, gel, dan krim yang mengandung alkohol semuanya berguna untuk
membunuh virus ini, tetapi tidak seefektif sabun. Saat beraktivitas sehari-hari, akan
sulit bagi tangan untuk menghindari virus, bakteri, atau kuman. Penyebabnya, mata
tidak mampu melihat virusnya langsung, sehingga mencuci tangan adalah langkah
terbaik untuk menghindari tertular penyakit (Diskes Bali, 2020).
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun
(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti
bakteri sering kali dipromosikan lebih banyak pada publik. Jenis sabun pun bukan
merupakan hal yang penting, hal ini karena COVID 19 adalah virus, jadi sabun
tangan antibakteri tidak memberi keunggulan tambahan dibandingkan jenis sabun
yang lain (Diskes Bali, 2020).
Selain karena COVID 19, PHBS yaitu cuci tangan juga dapat membantu
mencegah penularan penyakit salah satunya pneumonia, TB paru, diare dan
penyakit menular lainnya.
B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan para pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui tentang bagaimana cara cuci tangan yang benar.
2) Tujuan instruksional khusus
Di Setelah diberikan penyuluhan pasien maupun keluarga dan pengunjung
mampu memahami tentang :
a. Menjelaskan defenisi cuci tangan
b. Menjelaskan tujuan cuci tangan
c. Menjelaskan manfaat mencuci tangan
d. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan
e. Menjelaskan kapan waktu cuci tangan
f. Menjelaskan enam langkah cuci tangan

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Cuci tangan dengan 6 langkah
2. Sub Pokok Bahasan
a) Diharapakan pasien dan keluarga mengerti defenisi cuci tangan
b) Diharapakan pasien dan keluarga mengerti tujuan cuci tangan
c) Diharapakan pasien dan keluarga mengerti manfaat mencuci tangan
d) Diharapakan pasien dan keluarga mengerti dampak jika tidak cuci tangan
e) Diharapakan pasien dan keluarga mengerti kapan waktu cuci tangan
f) Diharapakan pasien dan keluarga mengerti enam langkah cuci tangan
3. Sasaran dan target
Pasien dan keluarga pasien
4. Metode
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Role play

5. Media dan alat


a. Alat
a) Leaflet
b) Lembar balik
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Sabtu, 27 Februari 2021
Jam : 09.00 – 09.30 WIB
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Ruang rawat pasien

D. MATERI (Terlampir)
1. Diharapakan pasien dan keluarga mengerti defenisi cuci tangan
2. Diharapakan pasien dan keluarga mengerti tujuan cuci tangan
3. Diharapakan pasien dan keluarga mengerti manfaat mencuci tangan
4. Diharapakan pasien dan keluarga mengerti dampak jika tidak cuci tangan
5. Diharapakan pasien dan keluarga mengerti kapan waktu cuci tangan
6. Diharapakan pasien dan keluarga mengerti enam langkah cuci tangan

E. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Putri Wahyuni
2. Moderator : Nurul Huda
3. Presenter : Shindy Tannia
4. Fasilitator : Prita Irma Elsani, Sisi Daniati, Sonya Mustika, Sintia
Trio Putri, Rafna Loeref, Nora Agustina
5. Observer : Rahmi Eka Putri
6. Demonstran : Nur Gusti Adia

F. URAIAN TUGAS
1. Tugas Moderator
a) Memperkenalkan diri,anggota kelompok, dan pembimbing
b) Mengkoordinasikan semua kegiatan
c) Membuka dan menutup kegiatan
d) Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan
e) Mengarahkan jalannya kegiatan
f) Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat
g) Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas presenter
a) Menyusun rencana kegiatan SAP
b) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c) Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan kepada
audience
d) Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik
3. Tugas Fasilitator
a) Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan
b) Memfasilitasi dalam kegiatan
c) Membuat dan menjalankan absensi kegiatan
4. Tugas Observer
a) Mengamati jalannya kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
c) Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan

G. PENGATURAN TEMPAT
KET :

Tim penyuluh memberikan penyuluhan Fasilisator

Bad pasien
Observer
Peraga

Moderator
Meja untuk penyuluh

H. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah Leaflet
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan tanya
3. Memperkenalkan memperhatikan jawab
pembimbing klinik 3. Menjawab
4. Menjelaskan tujuan pertanyaan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan
5. Menjelaskan kontrak
waktu
6. Menjelaskan aturan
dalam penyuluhan
Penyajian 15 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan Ceramah Lembar
menit a. Defenisi cuci tangan memperhatikan dan tanya balik
b. Tujuan cuci tangan 2. Mempraktekan jawab
c. Manfaat mencuci mencuci tangan
tangan
d. Dampak jika tidak
cuci tangan
e. Kapan waktu cuci
tangan
f. Enam langkah cuci
tangan
2. Penyuluh
mencontohkan cara
mencuci tangan yang
benar
3. Memberikan sesi untuk
bertanya
Penutup 10 1. Meminta peserta untuk 1. Mengajukan Tanya Leaflet
menit menjelaskan kembali pertanyaan jawab
materi yang telah di 2. Menjawab
berikan dengan singkat. pertanyaan yang di
2. Meminta peserta untuk berikan oleh
mempraktekan cuci penyuluh
tangan yang benar 3. mempraktekan cuci
3. Menyimpulkan hasil tangan yang benar
penyuluhan 4. Membalas salam
4. Menutup acara, dengan
salam penutup.

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a) Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c) Pre planning telah disetujui
d) 75% audien menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c) 75% audien mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
d) 75% audien berperan aktif selam kegiatan berjalan

3. Evaluasi hasil
a) Audien mampu menyebutkan defenisi cuci tangan
b) Audien mampu menyebutkan mengerti tujuan cuci tangan
c) Audien mampu menyebutkan manfaat mencuci tangan
d) Audien mampu menyebutkan dampak jika tidak cuci tangan
e) Audien mampu menyebutkan kapan waktu cuci tangan
f) Audien mampu menyebutkan enam langkah cuci tangan

MATERI
LAMPIRAN
A. Defenisi cuci tangan
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir
untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar
hilang.

B. Tujuan Mencuci Tangan


1. Menjaga Kebersihan diri
2. Mencegah infeksi silang
3. Sebagai pelindung diri

C. Manfaat Cuci Tangan


1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain

D. Dampak Jika Tidak Cuci Tangan


1. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi
bakteri salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai
tempat. Potensi ini juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di
cuci. Telur bakteri salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke
dalam saluran pencernaan. Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran
pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri salmonella adalah seperti diare, sakit
perut, keringat dingin, mual dan muntah. Untuk mencegah agar tidak terlalu
parah maka bisa meminta bantuan dokter.

2. Keracunan Bakteri E. Colli


Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan tanpa
mencuci tangan. Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet.
Misalnya jika Anda makan setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci
tangan, maka telur bakteri E.colli bisa masuk ke saluran pencernaan secara
langsung. Keracunan ini bisa menyebabkan diare yang sangat berat, kram
perut, nyeri perut yang parah dan jika tidak segera diobati maka bisa
menyebabkan gagal ginjal. (baca juga : bahaya gagal ginjal – gejala dan
pencegahannya)
3. Resiko Tertular Flu atau Pilek
Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara
umum. Penularan ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan fasilitas
umum atau bersentuhan dengan orang lain. Kemudian ketika Anda makan
secara langsung maka bisa menyebabkan virus segera berpindah tangan. Virus
akan menyebar sangat cepat, tidak hanya masuk ke dalam tubuh tapi juga
berpindah lewat saluran pernafasan.
4. Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan
Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan,
maka bisa menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika ada banyak
bakteri yang sudah melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran
pencernaan. Makanan yang masuk ke saluran tenggorokan akan berhubungan
langsung dengan lendir. Kemudian bakteri akan tinggal dalam bagian lendir
tersebut dan berkembang dengan pesat. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit
tenggorokan dan infeksi yang lebih buruk. (baca juga : bahaya radang
tenggorokan kronis)
5. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan
terkena penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang
sebelumnya sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan
lewat makanan yang bersentuhan langsung dengan tangan. Perkembangan
bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan diare. Usus
tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga membuat reaksi diare. Untuk
mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya segera kunjungi dokter Anda.
6. Infeksi Penyakit Hepatitis B
Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena hepatitis
B. Penyakit hepatitis ini akan menyerang organ hati dan menyebabkan
penderita sulit untuk memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis B termasuk jenis
penyakit yang mudah menular. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah
sering mencuci tangan. Mencuci tangan sebelum makan bisa menurunkan
resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar dengan mudah lewat udara dan
makanan. Bahkan lingkungan yang buruk bisa menjadi tempat endemi hepatitis
B. (baca juga : penyebab hepatitis kronis dan jenis-jenis hepatitis yang perlu
diwaspadai)
7. Resiko Infeksi Shigellosis
Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan
infeksi akibat jenis bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan seperti disentri.
Disentri umumnya disebabkan karena kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum
makan. Ketika tangan Anda kotor setelah melakukan berbagai pekerjaan maka
mungkin banyak bakteri yang bersarang dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa
terjadi lewat makanan itu sendiri atau tangan yang kotor. Penyakit ini ditandai
dengan demam, diare yang parah, diare bisa disertai darah dan dehidrasi.
8. Resiko Infeksi Botulisme
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
infeksi penyakit botulisme. Penyakit ini menular secara langsung lewat
makanan dan tangan yang kotor. Ini termasuk jenis infeksi yang sangat
berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera untuk mengurangi potensi
bahaya yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini adalah seperti diare, sakit
perut, mual, muntah, demam, pandangan kabur dan hilang kesadaran.
9. Resiko Infeksi Amoebiasis
Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa disebabkan
karena tidak mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini akan menyebabkan
penderita mengalami disentri. Jenis amuba penyebab infeksi ini termasuk
dalam kelas Entamoeba histolitica. Infeksi ini tidak hanya menyerang pada
saluran pencernaan namun juga berbagai organ lain. Karena itu infeksi ini
cepat berkembang dalam tubuh dan membutuhkan perawatan darurat. Mencuci
tangan sebelum makan bisa mencegah kondisi yang lebih berbahaya.
10. Resiko Radang Pernafasan
Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan
juga bisa terkena penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit ini bisa
menyebabkan sesak nafas, batuk, flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa
menyebar lewat bakteri atau virus yang masuk ke tubuh lewat makanan. Ketika
bakteri atau sumber penyebab infeksi bersentuhan dengan lendir dalam
tenggorokan, maka sumber infeksi akan berkembang dalam tempat itu.
Kemudian akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan membuat
penderita mudah sakit. Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus
mungkin memang tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa
saja berasal dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan.
Untuk mengatasi berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci
tangan sebelum makan. Anda bisa mencoba untuk melakukan cara mencuci
tangan yang benar dan steril agar benar-benar bersih dan tidak terkena resiko
penyakit.

E. Waktu cuci tangan


Menurut Handayani (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah sebagai
berikut:
a) Sebelum dan setelah makan.
b) Setelah ganti pembalut.
c) Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah
memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.
d) Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
e) Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.
f) Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.
g) Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
h) Setelah menangani sampah.
i) Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak.
j) Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain –
lain).
k) Pulang bepergian dan setelah bermain.
l) Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
F. Enam langkah cuci tangan
1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan
sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling
mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan
kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.

G. Gambar cuci tangan 6 langkah


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta


JNPK_KR. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. (2000). KapitaSelektaKedokteran, ED : 3
jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan :
Jakarta.
Dinas Kominfo Jateng (2017). Cuci Tangan Pakai Sabun, Sederhana Tapi Dampaknya
Luar Biasa. https://jatengprov.go.id/publik/cuci-tangan-pakai-sabun-sederhana-tapi-
dampaknya-luar-biasa/

Dinas kesehatan provinsi bali (2020). Ayo Kita Lakukan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Covid19.
https://www.diskes.baliprov.go.id/ayo-kita-lakukan-cuci-tangan-pakai-sabun-ctps-
sebagai-salah-satu-upaya-pencegahan-covid19/
NAMA – NAMA KELOMPOK D :
1. Penanggung Jawab : Putri Wahyuni
2. Moderator : Nurul Huda
3. Presenter : Shindy Tannia
4. Fasilitator : Prita Irma Elsani, Sisi Daniati, Sonya Mustika, Sintia
Trio Putri, Rafna Loeref, Nora Agustina
5. Observer : Rahmi Eka Putri
6. Demonstran : Nur Gusti Adia

HASIL EVALUASI KELOMPOK D :


A. Evaluasi Struktural
1. Mahasiswa dan audien tidak berada pada posisi yang sudah direncanakan sesuai
dengan pengaturan tempat yang di susun.
2. Tempat dan alat tidak sesuai dengan yang di tentukan sesuai perencanaan dan
saat peragaan cuci tangan hanya menggunakan sabun.
3. Pre planning telah disetujui.
4. 80% audien menghadiri penyuluhan.
B. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan selama 30
menit.
2. Peran dan tugas mahasiswa tidak sesuai dengan bahasa yang di kontrak pada
audien.
3. Demonstator hanya meragakan cara cuci tangan pakai sabun.
4. 80% audien mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai.
5. 20% audien berperan aktif selam kegiatan berjalan.
C. Evaluasi hasil
1. Audien mampu menyebutkan materi yang dijelaskan presenter dengan
membaca leaflet yang di sediakan.
2. 10% audien bertanya pada penyuluh dengan pertanyaan manakah efektif cuci
tanga pakai handrub atau cuci tangan pakai sabun dan dijawab oleh moderator
nurul huda.

Anda mungkin juga menyukai