Anda di halaman 1dari 3

Practice Report

Oral Hygiene Pasien ICU


I. Tujuan praktikum

Praktikum Oral Hygiene merupakan prkatikum tindakan keperawatan yang dilakukan


pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk merawat gigi, mulut, dan
mukosa.tujuan dari dilakukannya oral hygiene diantaranya, Agar mulut tetap bersih dan
tidak bau, Mencegah penyakit gigi dan mulut, Mencegah infeksi gusi, gigi, dan mulut,
Mempertahankan kenyamanan rongga mulut, Memperbaiki fungsi mulut untuk
meningkatkan nafsu makan, Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut,
mencegah trauma trakhea dan mencegan terjadinya Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) .

II. Alat Yang Diperlukan

Dalam praktikum ini, alat yang dibutuhkan diantaranya Bak instrumen yang berisi dua
pinset anatomis, tongue spatel, kain kassa, nierbeken, cairan pembersih mulut yang
mengandung Chlorhecidine 0,12% sebanyak 10 ml, spuit 10 ml, kom kecil, pelemban
bibir, perlak atau kain pengalas, handuk atau tissue dan Alat pelindung diri diantaranya
handschoon bersih, apron, maker, dan google bila perlu. Dan jika pasien mengamali
hipersekresi (air liur) maka diperlukan suction unit untuk menyedot sekresi tersebut.

III. Tata Kerja Praktikum

1. Pengkajian / Indikasi Pasien

Sebelum melakukan tindakan oral hygiene pada pasien ICU harus dilakukan
pengkajian area mulut pasien dengan pengkajian BOAS (Beck Oral Assesment Scale).
Pengkajian ini untuk menilai keparahan dan kondisi mulut pasien apakah baik atau
buruk. Semakin tinggi score yang ditunjukan maka perlu semakin sering area mulut
pasien dibersihkan. Berikut adalah format pengkajian BOAS

SCORE

1 2 3 4

Lips Smooth, pink, Slighty dry, Dry, swollen Edematous,


moist, and and red isolated blisters inflamed blisters
intact

Gingiva and Smooth, pink Pale, dry, Swollen red Edematous,


oral mucosa and moist isolated lesions inflamed blisters
Tongue Smooth, pink, Dry, prominent Dry, swollen, Very dry,
moist, and papillae tp and papillae edematous,
intact are red with engorged,
lesions coating

Teeth Clean, no Minimal debris Moderate Covered with


debris debris debris

Saliva Thin, watery Increas in Scanty and Thick and ropy,


plentiful amont somewhat viscid or mucid
thricker

Total Score 5 6-10 11-15 16-20

(No (mild (moderate (severe


dysfingtion) dysfungtion) dysfungtion) dysfungtion)

Intervention Minimum Minimun care Minimun are Minimun care


frequency care every 12 every 8-12 h every 8 h every 4 h
h

2. Perencanaan dan Pelaksanaan

Sebelum melakukan tindakan kepada psien pastikan telah Melakukan pengecekan


program terapi, Siapkan alat alat , Cuci tangan dengan 5 langkah, Memperkenalkan
diri kepada pasien, Periksa identitas pasien, Jelaskan prosedur pada pasien. memasang
pengalas pada dada pasien dan memakai alat perlindungan diri mulau dari memakai
apron kemudian memakain handschoon, perhatikan posisi ETT pasien, adekuatisasi
oksigen pasien selama 10-15 menit terlebih dahulu sambil menunggu siapkan alat
yang diperlukan. Siapkan terlebih dahulu airan chlorhecidine sebanyak 10 ml dengan
spuit kemudian gunakan untuk membasaki kain kassa. Posisikan pasien dalam posisi
semi fowler, lihat apakah ada hipersekresi (air liur) bila ada, suction sekresi terlebih
dahulu. Lilitkan kain kassa pada ujung toungue spatel dan gunakan untuk mengganjal
mulut pasien agar tetap terbuka selama oral hygiene dengan posisi vertikal. Gunakan
dua pinset anatomis untuk memeras kain kassa kemudian bersihkan mulut pasien
mulai dari gusi, gigi, hingga lidah pasien dalam satu arah dari dalam keluar. Hati-hati
bila gusi berdarah maka tekan dengan kassa dan bila ada luka lakukan secara perlahan.
Lakukan prosedur dengan cepat dan tepat agar oksigen pasien tetap adekuat. Setelah
prosedur selesai lapisi bibir pasien dengan pelembab bibir, bereskan alat dan
berpamitan dengan pasien, kemudian lepad alat perlindunagn diri dan cuci tangan 6
langkah.
IV. Hasil Praktikum Dan Pembahasan

Tindakan oral hyegene ini sangat penting dilakukan agar tidka terjadi trauma trakea dan
mencengah VAP. Tanda-tanda perlu dilakukan oral hygiene diantaranya ilah adanya
hipersekresi (air liur) oral kering, plak gigi, kerekatan plester ETT lepas dan kotor, pasien
menggigit, penekanan area mulut atau lidah, ETT maish terpasang dnegan baik atau
tidak. Untuk melakukan oral hygiene pasien yang baru masuk ICU , tunggu selama 2 hari
kemudia baru dilakukan oral hygiene secara berkala, karena dalam waktu 2 hari
itusedang berlangsung eombentukan koloni-koloni bakteri didalam mulut. Oral hygiene
tidak oleh mengunakan cairan Normal Saline karena dapat berisiko menimbulkan VAP.

V. Kesimpulan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan oral hygiene kepada pasien
yaitung dengan melakukan pengkajian BOAS terlebih dahulu untuk menentukan rencana
dan tindakan oral hygoene yang tepat untuk pasien. dnegan dilakukannya oral hygiene,
dapat meminimalkan infeksi bakteri di mulut pasien yang dapat memperparah kondisi
pasien.

Anda mungkin juga menyukai