Anda di halaman 1dari 5

CBL 1 PREVENTIVE PEDIATRIC CARE

Seorang anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya datang ke RSGM atas motivasi ibunya
dengan keluhan gigi geraham atas terdapat garis-garis kecoklatan. Pasien tidak memiliki keluhan
pada gigi tersebut. Sebelumnya, pasien belum pernah memeriksakan diri ke dokter gigi.
Pemeriksaan intra oral terlihat pada gigi 16 terdapat karies pit dan fissure yang dalam di
sekitarnya. Dokter gigi menyarankan untuk dilakukan perawatan pada gigi tersebut supaya karies
tidak bertambah besar dan dalam. Terlihat pasien sedikit cemas ketika dokter gigi akan
melakukan tindakan.

1. Problem / deskripsi kasus


 Pemeriksaan subjektif
CC: gigi geraham dengan garis kecoklatan
PI : tidak memiliki keluhan pd gigi tersebut
PDH: belum pernah di periksakan dan belum pernah ke dokter gigi sebelumnya,
menyikat gigi sehari berapa kali
FH: kondisi serupa pada saudara kandung
SH: kebiasaan konsumsi makanan dan minuman manis
 Pemeriksaan objektif
Intra oral:
Gigi 16 dengan Karies pit dan fissure yg dalam
Inspeksi: Merasa sedikit cemas
2. Assessment kasus dan hipotesis
 Diagnosis: gigi 16 vital dengan karies email
Kondisi:
- GV Black kavitas klas I
- Mount and Hume site 1 dan size 1
- ICD10 K02.51 yaitu dental karies pit and fissure limit to the enamel surface
- ICDAS kode 3, karena pemeriksaan objektif terdapat garis kecoklatan
 Diagnosis banding: gigi 16 vital dengan karies dentin
 Prognosis: baik, karena karies belum menyebar dan masih pada area pit dan orang
tua memiliki motivasi dan melakukan tindakan pencegahan kepada gigi anaknya.
Jika prosedur perawatan tepat dengan management behavior baik sehingga karies
tidak bertambah besar dan dalam. Kesuksesan perawatan bergantung pada berapa
lama sealant bertahan pada gigi dan tidak ada karies sekunder.
Perawatan yg dilakukan pada gigi molar maksila dan mandibulla pada anak usia
7-9tahun memiliki sukes rate sebanyak 7-9%, indikasi karies rendah apabila
perawatan berhasil seperti sealant atau bahan restorative lain.
3. Pathogenesis / patofisiologis
 Dentisty for child and adolescent McDonald
Karies 4 faktor yg mempengaruhi
- Host, karena gigi itu sendiri. Anatomi gigi seperti pit dan fissure yg dalam serta
kandungan email yg menyebabkan demineralisasi. Saliva memiliki beberapa
fungsi sebagai buffering (menyeimbangkan pH dalam rongga mulut, agar tidak
mencapai pH kritis), lubrikasi, laju aliran saliva berpengaruh pada keseimbangan
rongga mulut.
- Agent, bakteri kolonisasi streptococcus mutans dan lactobacillus menghasilkan
material organic berupa asam. Streptococcus sanguis, streptococcus salivarius
- Substrat, karbohidrat atau glukosa yg dikonsumsi
- Waktu, makin lama akan berkembang
 Terbentuknya lapisan pelikel yang terbentuk dipermukaan gigi. biasanya pelikel
terbentuk beberapa saat setelah menyikat gigi, dan plak menempel pada pelikel
dan akan dipecah oleh enzim gluko transferase menjadi glukoan, fruktosa yg akan
menjadi makanan bagi bakteri. Apabila dibiarkan lama kelamaan menjadi dental
plak. Plak tidak dibersihkan akan menurunkan pH di rongga mulut dengan pH
kritis dibawah 5,5. Akan terjadi demineralisasi sehingga terbentuk kavitas.
 Karies, gabungan demineralisasi dan remineralisasi. Proses demineralisasi dan
remineralisasi tidak terjadi bersamaan. Demineralisasi terjadi setelah buffer
menyeimbangkan pH dan terjadi remineralisasi. Karena ada kalsium dan fosfat,
menetralisir asam yg diproduksi bakteri. Remineralisasi dipengaruhi oleh umur
plak, konsumsi karbohidrat dan adanya fluoride.
 Remineralisasi ditingkankan dengan agen seperti fluoride, CPP, novamin,
hidroksiapatit
4. Learning issues
 Apa saja yg bisa meningkatkan remineralisasi
 Fluoride
 CPP
 Novamin
 hidroksiapatit
 Management behavior pada anak
 Triangle of pediatric dentistry
3 komponen:
- Anak/personal factor, hal hal yg mempengaruhi adalah usia anak, tempramen anak
- care giver/eksternal factor, pengetahuan orang tua, sikap orang tua terhadap anak,
factor keluarga dan sosial
- dental tim/dental, komunikasi dokter dan perawat, kondisi ruang praktek, rasa sakit
pada perawatan
 non farmakologis: behavior shapping ada beberapa teknik untuk memodfikasi prilaku
yg didasarkan pada prinsip pembelajaran social. Contoh:
1. dijelaskan sejak awal tentang kondisi gigi
2. dijelaskan pentingnya perawatan
3. dijelaskan prosedur sederhananya
4. memperhatikan pemahaman anak dengan penyampaian bahasa sederhana
5. dilakukan tell show do
- tell, menjelaskan prosedur perawatan
- show, mensimulasikan perosedur
- do, melakukan tindakan sesuai yg disimulasikan
 distraksi/pengalihan dengan diberikan game, menonton video, dll ditengah perawatan
 reinforment, diberikan hadiah, pujian seperti memuji anak karena sudah berani
 disensitasi, dengan mengurangi kecemasan dengan memberikan alat alat yg akan
digunakan
 modeling, dengan memberikan contoh kepada orang tua atau boneka. Terkadang anak
masih belum percaya dengan percontohan yg dilakukan, bisa dilakukan dengan menonton
video anak yg sedang melakukan perawatan agar anak lebih yakin bahwa anak seusia dia
berani melakukan perawatan.
 sedasi, pemberian obat-obatan sedative melalui inhalasi, oral, rektal, submukosa,
intramuscular dan intravena. Inhalasi diberikan dengan campuran nitrous oxide dan
bahan sedasi lain dengan penggunaan berbeda.
 hand over mouth exercise, management prilaku anak yg agresif pada perawatan dental
dan dilakukan bersamaan dengan teknik sedasi untuk mengalihkan perhatian anak dan
komunikasi yg baik pada anak
 Membangun komunikasi dengan baik(diperlukan control suara, intonasi seperti
ajakan yg halus dan pemilihan kata yg tepat), menanyakan hal yg disukai anak,
melakukan komunikasi non verbal.
 Peran dari orang tua saat anak dirawat, anak perlu didampingi agar menambah
keberanian anak
 Penatalaksanaan
 Preventive resin restorative, merupakan prosedur alternatif untuk merestorasi gigi
permanen muda dengan minimal preparasi untuk menghilangkan karies yg minimal
pd pit dan fissure. Bahan yg digunakan resin base sealant, GIC.
 PRR tipe A
 PRR dibagi menjadi 3:
-tipe A karies sebatas email
-tipe B karies yg melibatkan dentin yg kecil dan terbatas
-tipe C karies yg melibatkan dentin yg luas dan dalam
Manfaat PRR:
-preparasi minimal
-mencegah kavitas yg lebih besar yg berawal dari pit dan fissure
 Upaya pencegahan karies pada anak
 Penyuluhan menjaga kebersihan gigi dan mulut
 Pit dan fissure sealant
 TAF
 Indikasi dan kontraindikasi dari perawatan
 Indikasi:
-terdapat gambaran klinis yg opak yg menandakan karies dini pada pit dan fissure
Kontraindikasi:
-diperlukan restorasi interproksimal
-melibatkan karies yg luas
5. Problem solving
 Treatment planning:
- KIE terkait kondisi yg dialami anak pada scenario dan dikomunikasikan secara
baik pada orang tua, menginformasikan serta menjelaskan perawatan
- Melakukan perawatan PRR dengan management behavior
- Kontrol
 Prosedur:
1. Oprator mencuci tangan dan menggunakan APD
2. Persiapan pasien duduk rileks
3. Persiapan alat dan bahan
4. Melakukan pemeriksaan subjektif, objektif kepada pasien
5. Melakukan beberapa teknik management behavior agar pasien merasa nyaman saat
perawatan
6. Instruksikan pasien untuk duduk senyaman mungkin di dental chair
7. Bersihkan gigi dengan pumice, disikat sampai debris dan plak hilang
8. Anastesi local jika diperlukan
9. Islolasi daerah kerja dengan cotton roll
10. Penghilangan jaringan karies dengan round bur pada bagian pit dan fissure dengan
teknik mendalam. Dengan low speed, ukuran bur 0,25-0,5. Dibersihkan dengan
cavity cleanser
11. Lakukan preparasi seminimal mungkin pada kavitas dengan prinsip preparasi
12. Aplikasikan bahan etsa, selama 15-20 detik dibilas dengan air selama 10 detik dan
dikeringankan hingga moist
13. Aplikasikan bahan bonding 20 detik, diangin anginkan, light cure (tipe A tidak
pakai bonding)
14. Aplikasikan bahan resin komposit/GIC dengan plastis instrument dan light cure 20
detik
15. Aplikasikan bahan sealant pada restorasi
16. Cek trumatik oklusi dengan articulating paper
17. Finishing dan polishing
18. Edukasi pasca perawatan (minimal 5)
Tipe C bisa ditambahkan bahan pelindung pulpa
Tipe A bisa langsung diaplikasikan bahan sealant

Bahan yg digunakan pada tipe A unfilled resin komposit


Tipe B diluted komposit
Tipe C filled komposit resin, perlu lining dengan kalsium hidroksit dan

FEEDBACK
1. Gambaran klinis pada kasus PRR hanya berupa titik/dot
2. Pada kasus fissure sealant tidak diperlukan preparasi kavitas, sehingga
prosedurnya langsung pada etsa
3. Prosedur yg dilakukan harus urut dan lengkap. Pada tahap persiapan alat dan
bahan harus disebutkan alat dan bahan apa saja yg akan digunakan
4. Diakhir prosedur perawatan selalu dilakukan edukasi pasca perawatan minimal
5 point

Anda mungkin juga menyukai