Anda di halaman 1dari 3

Preventif dentistry adalah sebagai keseluruhan tindakan pelayanan kedokterangigi yang di dalam

tindakan pelayanan tersebut melibatkan peran perorangan maupunkomunitas dalam upaya untuk
meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut. Adapun program preventif yang cocok untuk
Indonesia adalah :
1. Melakukan pendataan kadar fluor di seluruh Indonesia kemudian melakukan uji coba
water fluridasi pada beberapa wilayah dengan kadar dibawah standar.
2. Program pasta gigi berfluoride untuk daerah-daerah pedalaman yang masih menggunakan
bahan-bahan alam untuk menyikat gigi, jika dianggap pasta
gigi bertentangan dengan keyakinan dapat menggunakan siwak yang juga mengandung
fluoride atau bahan alam lain yang mengandung fluoride.
3. Milk fluoridation di sekolah-sekolah seperti yang dilakukan oleh NegaraThailand.
4. Aplikasi topical fluor oleh dokter gigi pada kasus dengan indikasi tertentu.
5. Menjalankan program konseling dan kontrol diet terutama makanan yang mengandung
gula, pemakaian tembakau dan jenis2 makanan lain yang merusak kesehatan
mulut baik serta penerapan pola makan yang sehat dan seimbang terutama makanan-
makanan yang baik untuk kesehatan mulut lewat PUSKESMAS maupun lewat sekolah
dengan UKGS. Salah satu program ungulan yang ingin saya terapkan adalah program
kunyah wortel. Yaitu program untuk meningkatkan kesehatan jaringan periodontal pada
anak-anak dan usia remaja di sekolah dengan membiasakan mengunyak wortel sebagai
salah satu jenis sayuran yang berserat dan bervitamin yang baik untuk kesehata gusi.
Program ini dapat dilakukan di sekolah lewat monitoring dokter gigi puskesmasdan para
guru setiap bulannya dilakukan seminggu dua kali pertemuan. Hal ini juga bertujuan
untuk mebangun kebiasaan yang positif untuk mencintai makanan sehat.
6. Pelaksanaan program UKGS yang berkesinambungan untuk melakukan control kesehatan
gigi dan mulut pada siswa-siswa sekolah. UKGS di Indonesia
belum berjalan dengan optimal terutama di sekolah sekolah tingkat lanjut seperti SMPdan
SMA.
7. Program kesehatan gigi dan mulut harus berintegrasi dengan program-program lain di
puskesmas misalnya program KIA dan gizi. Dengan demikian aspek kesehatan gigi dan
mulut dapat dengan lebih mudah diterima oleh masyarakatkarena menyagkut aspek
kesehtan yang lain. Misalnya program preventif BBLR pada ibu hamil
dengan pemeriksaan rutin kesehatan jaringan periodontal di bukuKIA
8. Kegiatan-kegiatan Pelatihan dan pemberdayaan masyarakat untuk ikut sertamelakukan
tindakan preventif seperti training Camp untuk para ibu-ibu kadertentang cara membuat
daftar makanan dan pola makan yang benar untuk bayi, balita dan anak-
anak yang bukan hanya memperbaiki tumbuh kembang danmencegah malnutrisi namun
juga menurunkan resiko karies dari pola makanyang salah

Upaya Promotif dari Dental Profesional berupa Edukasi Pasien Dental Health Education
Pada Pasien dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
- Menunjukkan adanya plak dengan larutan disclosing
Pada tahap ini, gigi-gigi dapat diulasi dengan larutan disklosing dan plak yang
melekat pada gigi diperlihatkan pada pasien. Dengan cara ini, daerah-daerah yang
terlewat dapat diperlihatkan. Plak dibuang dari gigi dengan sisi probe untuk
menunjukkan betapa mudah untuk menghilangkan plak secara mekanis.
- Memotivasi pasien melalui penjelasan Sifat plak dan gaya perlekatannya pada gigi.
Peranan plak pada keries dan penyakit periodontal juga harus diterangkan. Dengan
penjelasan tersebut, pasien tanpa diterangkan cara menyikat gigi, tetap akan dapat
diperbesar motivasinya.
- Mengurangi pembentukan plak Setelah memperlihatkan adanya plak, maka dokter
gigi bertanggung jawab untuk menghilangkannya, meyakinkan pasien bahwa ia dapat
menghilangkannya dan mencegah terbentuknya plak dan memperbaiki anatomi mulut
dan gigi, untuk menghalangi pertumbuhan dan penimbunan bakteri.
- Meng-edukasi Pasien tentang sikat gigi dan manfaatnya, bagaimana pemilihan sikat
gigi, metode penyikatan (Teknik roll, Teknik bass, Teknik charter). Pasta gigi, Alat-
alat pembersih yang lain (Dental floss dan teknik penggunaan floss), Sikat interdental
, Cara membersihkan lidah. melarang pengunaan tusuk gigi,
- Pemeriksaan. Setelah dilkakukan pengajaran, pasien diminta untuk menyikat giginya
dengan cara tersebut, dan dokter gigi atay hygienist dapat membantu dengan
menempatkan sikat pada posisi yang tepat dan menuntut gerak tangan atau lengan.
Setelah ini, dapat digunakan larutan disklosing dan diperlihatkan jumlah plak yang
masih tersisa.
- Prosedur yang sama juga harus dilakukan pada kunjungan berikut kira-kira 1 minggu
kemudian, dengan menggunakan discklosing plak untuk menunjukkan daerah-daerah
yang terlewatkan. Harus tetap diberikan penjelasan lebih lanjut, diperlukan waktu 3 -
4 kunjungan agar pasien benar-benar menguasai cara pengkontrolan plak.

Anda mungkin juga menyukai