Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS

MODUL PREVENTIF PEDIATRIC CARE


TOPIKAL APLIKASI FLUOR (TAF)

Disusun oleh :

Nama : Restia Rahmadhani

NIP : 20164022019

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Fathin Nufaisa A
Umur : 11 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Siswa SD
Alamat : Yogyakarta
Nomor Rekam Medis : 48735

II. DISKRIPSI KASUS


Pemeriksaan Subyektif
 Keluhan Utama :
Pasien anak perempuan umur 5 tahun datang atas motivasi operator untuk melakukan
perawatan pencegahan gigi supaya tidak berlubang. Tidak ada keluhan rasa sakit dari
pasien.
 Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien tidak merasakan sakit pada giginya. Setiap hari pasien gosok gigi dua kali
sehari yaitu ketika pagi sewaktu mandi dan kadang-kadang ketika menjelang tidur juga
gosok gigi.
 Medical History :
Pasien tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik.

Pemeriksaan Obyektif
 Pemeriksaan Ekstra Oral :
Tidak ada kelainan/keluhan pada jaringan sekitar kepala, leher, TMJ dan jaringan
limponodi pasien.
 Pemeriksaan Intra Oral :
Tidak ada keluhan serta kelainan pada jaringan rongga mulut pasien pada saat
sekarang.
Diagnosa : gigi vital free caries

Perawatan : 1. DHE
2. Brushing
3. Topikal Aplikasi Fluor (TAF)
4. Kontrol

2
Penampakan Klinis gigi geligi

Rahang atas Rahang bawah

Alat dan bahan

KUNJUNGAN 1 (3/mei/2018)

S : Pasien anak perempuan umur 11 tahun datang atas motivasi operator untuk melakukan
perawatan pencegahan gigi supaya tidak berlubang. Tidak ada keluhan rasa sakit dari pasien.
Pasien menyikat gigi 2 kali sehari ketika mandi pagi dan sore hari terkadang sebelum tidur.
Pasien memiliki kebiasaan suka mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket dan sering
tidak menggosok gigi setelah mengkonsumsinya.
O : Terdapat free karies pada seluruh permukaan gigi,
PHP-M : 78,3 %
A : free caries
P: - KIE
- Topikal aplikasi fluor

1. Pelaksanaan TAF
a. Persiapan alat dan bahan

3
Alat :
• Alat diagnostik
• Brush
• Contra angle low speed
Bahan :
• Disclosing
• Pumice murni
• Bahan Topikal Aplikasi Fluor : white varnis

b. Pelaksanaan
1. Gigi dibersihkan dengan pumice murni dengan menggunakan brush.
2. Gigi yang akan di TAF dikeringkan. TAF dilakukan per regio mandibular
dan maxilla secara bergantian.
3. Lakukan pengaplikasian bahan topikal aplikasi fluor dengan menggunakan
brush
4. Aplikasikan pada regio atas atau sebaliknya diamkan selama kurang lebih
3 menit.
c. Intruksi pasca perawatan
- Pasien diinstruksikan tidak makan, minum, dan berkumur kurang lebih 1 jam.
- Pasien diintruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya.
KUNJUNGAN KEDUA (14/Mei/2018)
Pemeriksaan Subyektif:
Pasien datang untuk melakukan control perawatan pencegahan gigi berlubang yang telah
dilakukan pada tanggal 3/mei/2018. Pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 2 kali sehari saat
mandi pagi dan sore. Kebiasaan pasien mengkonsumsi
Pemeriksaan Obyektif :
Gigi masih tampak bersih dan tidak ada karies.
PHP-M= 20,7%
Diagnosa : Free karies
Perawatan :
1. KIE
2. TAF
3. Kontrol

4
5
III. PERTANYAAN KRITIS

1. Mengapa bahan white varnis digunakan dalam kasus pasien ini ?


2. Bagaimana mekanisme flour dapat menghambat karies ?
3. Pada usia berapa sajakah perlu dilakukan TAF ?

IV. LANDASAN TEORI dan REFLEKSI KASUS

1. Flouride varnish atau white varnish merupakan bahan yang mengandung 5% sodium
fluoride. Flouride Varnish merupakan suatu bahan yang melekat ke permukaan gigi,
berwarna kuning, semi liquid, berisi flouride resin dan mengandung alkohol yang dapat
mempercepat proses pengeringan (Olson et all, 2007). Sodium floride (NaF) memiliki
sifat stabil, tidak mengiritasi gingiva, tidak menyebabkan diskolorosi, dan rasanya
dapat diterima oleh pasien (Yanti, 2002). Dalam pengaplikasiannya, bahan white
varnis diaplikasikan dengan cara di oleh pada keseluruhan bagian gigi. Sehingga bahan
ini cocok digunakan oleh anak yang kurang kooperatif apabila menggunakan bahan gel
yg aplikasinya menggunakan tray. Flouride Varnish yang dioleskan secara tipis pada
enamel akan melepaskan ion fluo ride yang terletak dibawah permukaan gigi . Flouride
dalam bentuk liquid kristal apatit akan mengurangi demineralisasi. Meningkatnya
aktivitas fluoride setelah dicampurkan dengan Varnish akan mempercepat proses
remineralisas (Marya,2007).
2. Ada 3 mekanisme aksi mendasar untuk mencegah dan menghambat terjadinya karies,
yaitu:
o Menghambat metabolisme bakteri; dalam bentuk HF, fluor dapat menembus
dinding sel bakteri dan mengubahnya menjadi asam sehingga metabolisme bakteri
terhambat.
o Menghambat demineralisasi; Fluor yang diadsorpsi ke permukaan kristal CAP
(mineral email) dan menyebabkan mekanisme proteksi yang poten melawan
disolusi asam pada permukaan kristal pada gigi, sehingga demineralisasi dapat
dihambat.
o Meningkatkan remineralisasi; Fluor akan meningkatkan remineralisasi dengan
mengadsorpsi pada permukaan kristal menarik ion kalsium diikuti dengan ion
fosfat untuk pembentukan mineral baru.

6
Fluoride sebagai bahan anti bakteri memiliki mekanisme pencegahan karies dengan
mengurangi tempat berkembangbiaknya bakteri kariogenik. Fluor bekerja dengan cara
menghambat metabolisma bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui
perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit (Featherstone, 2000).

Reaksi kimia nya yaitu: Ca10(PO4)6.(OH)2 + F Æ Ca10(PO4)6.(OHF) menghasilkan


enamel yang lebih tahan terhadap asam sehingga dapat menghambat proses
demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi yang merangsang perbaikan dan
penghentian lesi karies. Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah
dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan
pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan
dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies (Featherstone, 2006).

3. Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak di bawah umur 6
tahun belum dapat menelan ludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat
tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel . Pemberian varnish fluor diberikan
setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai risiko karies tinggi.
Fluoride dengan konsentrasi tinggi yang diterapkan secara profesional tidak
direkomendasikan untuk anak di bawah 6 tahun atau orang berusia 6 tahun ke atas yang
memiliki risiko karies gigi rendah (Angela, 2005).
Menurut American Dental Association (ADA) , anak berisiko tinggi usia 6-18 tahun
harus menerima aplikasi varnish atau gel fluoride pada interval 6 bulanan. Interval 3
bulanan dapat memberikan manfaat pencegahan karies gigi tambahan.
Oleh karena itu pasien pada kasus ini pasien berusia 11 tahun dan memiliki resiko
karies yang tinggi lebih baik dilakukan pengulangan untuk memberikan manfaat
pencegahan karies tambahan yang lebih besar.

7
V. KESIMPULAN

1. Pemberian perawatan pencegahan karies dilakukan berdasarkan pada


pemeriksaan klinik, penilaian risiko karies, hasil perawatan terdahulu,
kemajuan dari riwayat karies terdahulu, pilihan dan harapan orang tua dan dokter
gigi akan perawatan serta penilaian kembali pada saat kunjungan berkala.
2. Indikasi TAF dengan fluoride varnish atau white varnish yaitu anak berisiko
karies sedang sampai tinggi usia 6-18 tahun dengan interval 6 bulanan serta
interval 3 bulanan yang dapat memberikan manfaat pencegahan karies gigi
tambahan. Selain itu pada anak yang memiliki keadaan hipersaliva sehingga
dalam melakukan tindakan topikal aplikasi fluor kesulitan dalam isolasi sehingga
digunakan white varnish yang lebih toleran dalam saliva. TAF dengan
menggunakan bahan white varnish juga di indikasikan untuk pasien yang kurang
kooperatif dalam penggunaan tray.

8
VI. DAFTAR PUSTAKA

American Dental Association Council on Scientific Affairs. Professionally applied


topical fluoride- Evidence-based clinical recommendations. JADA, Vol. 137
http://jada.ada.org August 2006

Angela, A. Primary prevention in children with high caries risk. Maj. Ked. Gigi.
(Dent.J.), Vol. 38. No. 3 Juli-September 2005.: 130-134.

Eugenio D., dkk. 2000. Fluoride Varnish (A Review of Their Clinical Use,Cariostatic
Mechanism, Efficacy and Safety). American Dental Association. Page:589-594.Downloaded
fromjada.ada.org.Copyright©2005AmericanDentalAssociation.All rights reserved/jada.

Marya CM. Flouride Varnish : A useful Dental Public Health Tool. The Internet Journal
of Dental Science 2007; 4: 1-5

Featherstone, J.D.B., 2000, The Science and Practice of Caries Prevention, The Journal
of The American Dental Association,131:888-892

Featherstone, J.D.B., 2006, Delivery Challenges of Fluoride, Chlorhexidine and Xylitol,


BMC Oral Health, 6( Suppl 1): S8

Anda mungkin juga menyukai