Disusun Oleh :
Inneke Rachmawaty Syam
2011-11-071
Upaya Pencegahan di KG :
1. Menghindari terjadi karies awal
2. Menghambat proses yang lebih lanjut
3. Mengendalikan penyebarannya
4. Mengurangi komplikasi dan akibat-akibatnya
5. Melakukan rehabilitasi
3 Tahap pencegahan:
1. Pencegahan primer(tahap prepatogenik)
2. Pencegahan sekunder(pencegahan patogenik)
3. Pencegahan tertier(pencegahan pascapatogenik)
Plak dan Penyakit Gigi
Plak gigi penyebab karies gigi dan penyakit periodontal.
A.Plak gigi : a. Plak supragingival
b. Plak subgingival
B. Penyakit periodontal,
Enzim ini akan merusak:
1. substansi interseluler dari epitelium sulkus dan epithelial junctional
2. kolagen dan substansi dari jaringan ikat
C. Kontrol plak
Mencegah akumulasi dan menghilangkan plak mikrobial dan mencegah terjadinya
kembali dan akumulasi kembali plak pada gigi dan gingival.
Mencegah plak dengan cara:
1. Pit and fissure sealants
2. Prophylactic odontotomy
3. Fissure eradication
4.
Tooth surface
emission of radiation)
Pasien dapat melakukan kontrol plak dengan:
1. Menyikat gigi
2. Flossing dan pembersihan interdental
3. Irigasi mulut untuk melepaskan plak
4. Pengunaan fluorida dalam bentuk pasta gigi, obat kumur dan gel
Karies gigi
Proses terjadinya karies gigi
KATZ
1. Karbohidrat terutama sukrosa + bakteri
polisakharida ekstraseluler
plak gigi
asam
karies gigi
GRAY
Reaksi :
Ca10(PO4)6(OH)2
8H+
10 Ca++ +
6HPO4 + 2H2O
Bila konsentrasi kalsium dan fosfat cukup daya kerja asam akan berhenti. Dan akan
mulai lagi bila ada:
1. Asam yang masuk
2. Kalsium serta fosfat ke luar dari email
Berulang-ulang reaksi ini secara siklis akan menyebabkan dekalsifikasi.
4 faktor karies gigi :
1. Kerentanan gigi
2. Subtrat dalam mulut, tergantung dari diet
3. Mikroorganisme dalam plak gigi
4. Waktu yang cukup lama substrat berada dalam mulut
Fluorida diendapkan dalam email dalam tiga tahap yaitu:
1. Waktu pembentukan gigi, fluorida diendapkan banyak sekali pada masa
pembentukan kristal
2. Sesudah kalsifikasi, tetapi belum erupsi. Fluorida diambil dari cairan jaringan
sekitar gigi.
3. Sesudah erupsi selama gigi itu hidup dan dari cairan-cairan sekitarnya yang
mengandung fluorida.
Dua faktor yang menentukan jumlah fluorida yang diendapkan adalah:
1. Waktu gigi terkena fluorida, lebih muda umur gigi, lebih banyak fluorida
diendapkan. Lapisan email yang terluar yang terbanyak endapan fluoridanya
2
Pengulasan ulang biasanya tiap 15-30 detik. Dan biarkan kering untuk 2-3
menit.
Kerugian:
1. Larutan tidak stabil, dengan cepat mengalami hidrolisis dan oksidasi, setiap
kali harus digunakan larutan segar
2. Larutan SnF2 8% sebagai astrigen dan rasanya tidak enak
3. Larutan kadang-kadang mengiritasi jaringan
4. Terjadi pigmentasi dan bercak pada gigi
APF
Teknik aplikasi APF
Teknik pengulasan dengan larutan APF sama dengan jenis fluorida lainnya.
Permukaan email tetap basah selama 4 menit.
Keuntungan:
1. Secara kimia stabil bila disimpan dalam tempat plastik
2. Rasa dapat ditoleransi
3. Tidak menimbulkan bercak-bercak pada email
4. Tidak bersifat astringen terhadap jaringan gingiva
5. Efektif untuk pencegahan karies
6. Email dapat mengikat fluorida lebih banyak dari APF daripada jenis
fluorida lainnya.
Varnis fluorida
Fluorida dilarutkan dalam varnis, sangat berguna dan nyaman digunakan pada anakanak. Keuntungan memakai varnis fluorida lebih lama bertahan melekat dengan email
daripada dengan larutan dan gel. Teknik aplikasinya sama setelah gigi dikeringkan
ulaskan varnis fluorida selama 1-2 menit biarkan kering selama 2 menit. Selama
varnis belum kering tidak boleh kena air ludah.
Selain cara pengulasan permukaan gigi dengan larutan fluorida, dapat juga dilakukan
dengan cara kumur-kumur dengan larutan
dengan frekuensi dua minggu sekali. Mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun
1974, sekarang sudah tidak dilaksanakan lagi.
Mineral
Mineral yang mempengaruhi jaringan rongga mulut adalah kalsium dan fosfat. Kalau
kekurangan akan menyebabkan:
1. Perubahan kalsifikasi
2. Meningkatkan karies gigi
3. Pembentukan tulang tidak sempurna
Diet seimbang
Diet seimbang harus meliputi berbagai macam makanan baik dalam kualitas dan
proporsi untuk memenuhi kebutuhan kalori dan mengandung semua nutrien.
1. Diet yang dianjurkan harus sesuai dengan kebiasaan diet yang normal
2. Diet harus memenuhi kebutuhan tubuh untuk semua nutrien esensial
3. Diet yang dianjurkan harus dengan pertimbangan dan mengakomodasi suka
dan tidak suka dari pasien dan kebiasaan makannya dan faktor lingkungan
lainnya.
Diet dan karies gigi
Semua faktor etiologi dari karies gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Untuk
terjadinya karies gigi harus ada gigi, mikroorganisme,lingkungan(karbohidrat) dan
waktu(untuk mikroorganisme dan karbohidrat tetap berada dalam mulut).
Karies dapat dikontrol dengan:
1. Tingkatkan daya tahan permukaan gigi dengan fluorida
2. Tingkatkan kualitas dan bentuk permukaan gigi - prophylactic odontotomy, pit
and fissure sealants
Makan dapat dikontrol dengan:
1. Kurangi makanan yang mudah melekat pada permukaan gigi khususnya snack
di antara waktu makan
2. Tingkatkan makanan yang kasar dalam diet
3. Tingkatkan kebiasaan makan, kurangi frekuensi makan
Bakteri dapat dikontrol dengan
1. Kurangi pembentukan plak
2. Kurangi aktivitas bakteri-karbohidrat
3. Kurangi aktivitas bakteri-enzim
5
Metode Fone
Pada metode ini, kondisi mulut dalam keadaan oklusi (rahang tertutup) dengan cara :
bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus mahkota gigi, lalu lakukan gerakan memutar,
bulu sikat gigi mengenai rahang atas dan rahang bawah bersamaan.
Mulut dibuka, bulu sikat diletakkan antara gigi dan gusi lalu lakukan gerakan
memutar.
Pada permukaan lingual gerakannya mesiodistal. Mudah diajarkan khususnya untuk
anak-anak. Baik untuk stimulasi gingiva. Dapat terjadi trauma pada gingiva, bagian
interdental tidak dapat dibersihkan dengan baik.
Metode Charter
Bulu sikat gigi diletakkan ke arah oklusal sebagian pada permukaan gigi dan sebagian
pada gingiva
digetarkan dengan tekanan yang ringan untuk membersihkan daerah interdental. Putar
7
bulu sikat gigi searah jarum jam dengan ujungnya tetap berada di tempat. Prosedur ini
dilakukan beberapa kali pada setiap daerah interdental. Dapat membersihkan daerah
interdental, sangat baik untuk stimulasi gingiva. Sangat berguna bila ada mahkota,
jembatan dan alat ortodontik. Sulit untuk dipelajari dan sulit untuk meletakkan bulu
sikat di beberapa daerah di dalam mulut. Sulkus gingiva tidak dapat dibersihkan
dengan baik.
Metode Stillman
Pada permukaan bukal dan lingual gigi letakkan bulu sikat dengan membentuk sudut
45o terhadap sumbu gigi. Ujung bulu sikat berada daerah gingiva dan servikal gigi.
Pada permukaan oklusal buku sikat tegak lurus permukaan oklusal. Bulu sikat gigi
digetarkan, sikat gigi diangkat dan diletakkan pada tempat yang sama dan digetarkan
kembali. Pada permukaan bukal dan lingual getarkan bulu sikat , gerakan memutar
dan ujung bulu sikat tetap berada di tempat dengan sedikit tekanan untuk
menstimulasi gingiva. Pada permukaan oklusal gerakannya horizontal. Stimulasi
gingiva baik, daerah interdental dibersihkan bersamaan dengan permukaan oklusal.
Sulkus gingiva tidak dapat dibersihkan dengan baik.
maju
mundur pada semua permukaan gigi. Sangat nyaman untuk dilakukan dan efektif
untuk anak kecil dengan gigi susu. Interdental pada orang dewasa tidak dapat
dibersihkan dengan baik. Abrasi servikal pada daerah bukal dan lingual orang dewasa.
Waktu yang terbaik untuk menyikat gigi adalah 30 menit setelah makan minimal dua
kali sehari. Yang terpenting pada waktu malam hari sebelum tidur.
Dentifrices
Membantu membersihkan dan memoles permukaan gigi, dapat berbentuk pasta,
bubuk, gel dan kombinasi antara pasta dan gel dan larutan, mengandung:
1. Bahan untuk pencegahan seperti fluorida
2. Antimikrobial seperti Chlorhexidine
3. Antikalkulus seperti Zinc chloride
Terapetik dentifrices
1. Non fluorida
a. yang mengandung klorofil
b. yang mengandung antibiotika
c. yang mengandung amonium
d. yang mengandung enzim inhibitor
2. Yang mengandung fluorida
a. Natriun fluorida
b. Stannous fluorida
c. Natrium monofluorofosfat
d. Natrium monofluorofosfat dengan Natrium fluorida
Penyakit periodontal
Yang banyak terjadi:
1. Gingivitis marginalis kronis
2. Acute necrotizing ulcrative gingivitis
3. Peridontitis, juvenile periodontitis
Pencegahan penyakit periodontal:
1. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
2. Pembersihan plak gigi
3. Pembersihan kalkulus
4. Pemeriksaan gigi secara teratur
5. Obar kumur hanya sebagai penunjang
peningkatan risiko kanker mulut yaitu:
1. Rokok
Rokok merupakan bentuk paling umum dari tembakau yang banyak digunakan.
American Cancer Society menuturkan bahwa sekitar 80 persen orang dengan kanker
mulut adalah pengguna tembakau. Hal ini karena ada lebih dari 60 zat karsinogen
yang bisa menyebabkan mutasi pada DNA.
2. Cerutu dan pipa
Cerutu dan pipa sering dianggap kurang berbahaya dibanding dengan rokok, padahal
risikonya sama saja. Perokok pipa mengalami peningkatan risiko untuk kanker bibir
yang mana menjadi tempat diletakkannya tangkai pipa, sedangkan cerutu umumnya
10
2. Meningkatnya
kemungkinan aktifnya
Infeksi oportunistik adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan tubuh,
infeksi ini dapat timbul karena mikroba(bakteri, jamur, virus) yang berasal dari luar
tubuh, maupun yang sudah ada dalam tubuh manusia namun dalam keadaan terkendali
oleh kekebalan tubuh.
Tes HIV
Prosedur melakukan Tes HIV
Konseling Prates dan Pascates
1. Prates
Biodata klien; kerahasiaan sangat penting
Alasan datang untuk konseling
Pengetahuan klien tentang penyakit
Alasan untuk mendapat informasi
Keinginan tes harus sukarela tidak boleh dipaksa
2. Pascates
Hasil diberikan dalam amplop tertutup, dibuka bersama-sama klien
Tidak boleh diberikan kepada orang lain tanpa seijin klien
Langkah-langkah pemeriksaan:
1. Dengan cara Elisa(enzym linked immunosorbent assay)
mengetahui ada tidaknya virus HIV dalam tubuh,
Hasil negatif dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat.
positif lanjutkan pemeriksaan konfirmasi selanjutnya untuk memastikan
adanya infeksi oleh HIV. Biaya tes Elisa relatif murah.
2. WB(Western Blot),
lebih memastikan hasil negatif dan positif. Untuk pemeriksaan ini perlu
diikutsertakan hasil Elisa dan surat pengantar dari dokter.
hasil negatif tetap diberi konseling agar tetap menjaga pola hidup sehat.
Jika hasil positif segera konsultasikan ke dokter internis untuk pemeriksaan
lanjutan. Biaya WB Rp 500.000 sampai Rp 600.000
14
3. Tes CD4 jika jumlah dalam tubuh menurun karena dirusak oleh virus HIV.
Biaya pemeriksaan Rp 300.000
4. Tes VL untuk mengukur jumlah virus HIV. Biaya Rp 1,3 juta
Tes viral load membantu dalam:
1. Penelitian, HIV tidak pernah tidur terus menggandakan diri
2. Diagnosis, dapat menemukan virus setelah terinfeksi HIV
3. Progmosis, dapat meramalkan berapa lama akan tetap sehat
4. Pencegahan, semakin tinggi viral load semakin mudah menularkan HIV
Tes viral load bermanfaat untuk penatalaksanaan terapi, untuk mengetahui apakah
obat antiretroviral mengendalikan virus atau tidak.
Sepuluh tips untuk memakai ARV
1. Carilah dokter yang kita anggap paling cocok.
2. Memeriksakan diri ke dokter sedikitnya setiap enam bulan sekali.
3. Belajar mengenai HIV dan pengobatannya.
4. Meminum obat sesuai dengan jadwal harian.
5. Jangan sampai kehabisan obat.
6. Sebelum meminum obat apa pun, baik obat resep maupun tanpa resep, pastikan
bahwa obat tersebut tidak berinteraksi dengan obat antiretroviralnya.
7. Ingat: tidak ada harapan tanpa perjuangan.
Manfaat ARV
1. Menghambat perjalanan penyakit HIV
2. Meningkatkan jumlah sel CD4
3. Mengurangi jumlah virus dalam darah
4. Merasa lebih baik
Menghindari AIDS dengan
A ABSTAIN tidak melakukan hubungan seks
B BE FAITFUL setia pada satu pasangan(monogami)
C CONDOMISE pakai kondom untuk seks yang aman
15
B e faithfull
C ondomise
A bstinence for youth, including the delay of sexual debut and abstinence until
marriage
B eing tested for HIV and being faithful in marriage and monogamous
relationships
C orrect and consistent use of condoms for those who practice high-risk
behaviours.
16