Dosen Pembimbing :
Nama Kelompok 4 :
1. Kadek Meylinda Pancawati ( P07125022021)
2. Ni Made Dipatamayanti ( P07125022022)
3. Hafidz Ridho Gumintang ( P07125022023)
4. Ni Putu Indah Pujadani ( P07125022024)
5. Ni Nyoman Trisna Wulandari( P07125022025)
6. Hilma Amalia Putri ( P07125022026)
7. Ni Luh Putu Stefi Oktafiani ( P07125022027)
8. Ni Putu Ayu Devi Kerti Yasya ( P07125022028)
9. Ni Kadek Sri Wahyuni ( P07125022029)
10. Nur Sagita Hidayah ( P07125022030)
11. Tiara Savitri ( P07125022031)
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
C. TUJUAN...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat melindungi
dirinya sendiri. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian
masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
pencegahannya sendiri atau dengan memerlukan bantuan dari tenaga kesehatan.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan, tetapi upaya pencegahan juga sangat
diperlukan untuk meminimalisir terjadinya penyakit-penyakit khususnya penyakit gigi
dan mulut, oleh sebab itu, didalam makalah ini akan dibahas mengenai upaya-upaya
preventif meliputi scalling, fissure sealant, dan topikal aplikasi.
Menurut Engel (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi
dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor
apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap kelarutan asam. Reaksi kimia
Ca(PO4)6(OH)2+F→Ca10(PO4)6(O-
HF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat
proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.
Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara
penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral
tersebut (Kidd dan Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal
hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral organik yaitu kalsium dan
fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang
menghasilkan asam (Rosent, 1991,Wolinsky, 1994).
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan
telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme
3
sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan
gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi,
dilakukan dengan beberapa cara yaitu topical aplikasi mengandung fluor, kumur-kumur
dengan larutan yang mengandung fluor, menyikat gigii dengan pada yang mengandung
fluor (Yanti. 2002).
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian topikal aplikasi flour ?
C. TUJUAN
1. Agar mengetahui maksud dari pengunaan topical aplikasi.
3. Agar mengetahui alat alat serta kegunaanya dalam topical aplikasi fluor.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Diagnostic set merupakan alat standar yang harus ada pada setiap tindakan yang berguna untuk
melihat rongga mulut serta membantu membuka mulut, kaca mulut, pinset termasuk ke dalam
alat semi kritis sedangkan sonde dan excavator termasuk ke dalam alat kritis.
Bengkok/Neerbeken
Bengkok/neerbeken merupakan alat yang digunakan sebagai wadah dari semua alat yang
diperlukan dalam topical aplikasi flor, bengkok termasuk ke dalam alat non kritis.
Scaller
Scaller merupakan alat yang digunakan untuk menghilangkan calculus sebelum dilakukannya
tindakan topical aplikasi flour, scaller termasuk ke dalam alat kritis.
5
Saliva Ejector
Saliva ejector merupakan alat yang digunakan untuk menghisap saliva pada saat dilakukannya
scalling, saliva ejector merupakan alat yang hanya dapat digunakan satu kali dan termasuk ke
dalam alat semi kritis.
Dental floss
Dental floss merupakan alat yang digunakan untuk profilaksis pada interproximal, dental floss
merupakan alat yang hanya dapat digunakan satu kali dan termasuk ke dalam alat kritis.
Three way syrange (semprotan air, semprotan angin) semprotan air berfungsi untuk membilas
setelah profilaksis gigi, sedangkan semprotan angin berfungsi untuk mengeringkan gigi sebelum
aplikasi larutan flour. Three way syrange termasuk ke dalam alat semi kritis.
Cotton Roll
Cotton roll merupakan alat yang berfungsi untuk membantu blokir saliva , larutan flour. Cotton
roll merupakan alat yang hanya dapat digunakan satu kali.
Tounge Holder
Tounge holder merupakan alat yang digunakan untuk memfiksasi lidah pada aplikasi NaF,
tounge holder merupaKan alat semi kritis.
Larutan NaF 2%
Larutan NaF 2% merupakan bahan utama yang berfungsi sebagai cairan yang di oleskan pada
gigi untuk mencegah kerusakan pada gigi.
Aplikator Flour
Aplikator flour merupakan alat yang digunakan untuk mengoleskan flour pada permukaan
gigi, aplikator flour merupakan alat yang hanya dapat digunakan satu kali dan alat ini
termasuk ke dalam alat semi kritis.
6
Rubber cup dan brush berfungsu untuk pemolesan gigi setelah di profilaksis, kedua alat ini
termasuk ke dalam alat semi kritis.
2. Permukaan gigi yang telah dibersihkan, diisolasi dan dikeringkan dengan gulungan kapas,
8. Perawatan dianjurkan pada usia 3,7, 11 dan 13 tahun, bersamaan dengan erupsi gigi baru.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Engel (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor
bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi
karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil
dan lebih tahan terhadap kelarutan asam. Topikal Aplikasi Fluorida merupakan pengaplikasian
agen yang mengandung fluorida dalam konsentrasi tinggi ke permukaan gigi secara berkala
untuk mencegah perkembangan karies. Dalam tindakan topical aplikasi flour menggunakan alat
Diagnostic Set (Kaca Mulut, Pinset, Excavator, Sonde), Bengkok/Neerbeken dan yang terpenting
yaitu Larutan NaF.
8
DAFTAR PUSTAKA
LUTHFI, ANDI AFIFAH ABIYYAH. TOPIKAL APLIKASI FLUORIDA DALAM MENCEGAH KARIES GIGI PADA
ANAK. 2021. PhD Thesis. Universitas Hasanuddin.
https://www.academia.edu/15184365/Makalah_Pemberian_Obat_Topikal