Anda di halaman 1dari 3

TOPICAL FLUORIDE

 Definisi
- Aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi
dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh
makan, minum atau berkumur. (Welbury. 2005)
- Aplikasi topikal fluor adalah pengolesan langsung larutan fluor yang pekat pada
email setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan dengan semprotan udara.
Permukaan gigi diolesi larutan fluor serta dibiarkan kering selama 3 menit.
- Aplikasi topikal fluor merupakan tehnik yang sederhana untuk aplikasi larutan fluor
yang dilakukan oleh praktisi gigi dan dapat diaplikasikan dengan mudah. Fluoridasi
topikal ini sangat dianjurkan pada gigi anak yang baru erupsi di dalam mulut untuk
memperkuat lapisan email gigi.

 Tujuan
Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor
bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi
fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. (Angela, A.,
2005)
Efek aplikasi fluor secara topikal dalam menghambat karies gigi yaitu dapat
memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim
mikrobiologi yang merubah karbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek
bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi.

 Indikasi & Kontraindikasi


Indikasi dan kontraindikasi TAF menurut Donly (2003)
Indikasi:
 Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi
 Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
 Gigi yang sensitif
 Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh:
Down Syndrome)
 Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic
Kontraindikasi:
 Pasien anak dengan risiko karies rendah
 Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum terfluoridasi
 Ada kavitas besar yang terbuka

 Sediaan Fluoride
 Sodium Fluoride (NaF)
Sodium fluoride pertama kali digunakan pada tahun 1940 dan dapat menurunkan risiko
karies sekitar 30%. Tersedia dalam konsentrasi 2% (setara dengan 10 mg F/g atau
10.000 ppm). NaF 2% memiliki pH 7 (netral), sehingga direkomendasikan untuk pasien
dengan restorasi porselen dan GIC untuk menghindari kerusakan akibat pH rendah
dari gel, kasus dengan erosi enamel, dentin yang terekspos, karies dentin, dan
hipomineralisasi enamel. NaF bersifat stabil, tidak mengiritasi gingiva, tidak
menyebabkan diskolorasi gigi, dan rasanya dapat diterima. (Cameron A, R Widmer.)

 Stannous Fluoride (SnF2)


Percobaan pertama SnF2 dilakukan oleh Howell et al pada tahun 1955. Kelebihan SnF2
adalah penetrasi cepat fluoride dan formasi tin-fluorophosphate complex yang highly
insoluble pada permukaan enamel. Kerugiannya adalah pHnya yang rendah
menyebabkan astringent, menyebabkan diskolorasi gigi, rasanya seperti logam, dan
tidak stabil. Untuk mengatasi kekurangan SnF2, diciptakan SnF2 solution 8-10% dan
gel SnF2 yang terdiri dari 0.4% SnF2 dalam base mehylcellulose dan glycerin. Bahan
ini efektif untuk pasien pasca radiasi kanker dan untuk menurunkan dekalsifikasi di
sekitar band pada pasien ortodontik. (Rajendran A. 2014)

 Tahapan Aplikasi TAF menurut Phinney DJ, Halstead JH. (2013)


Alat:
 Alat standar
 Saliva ejector
 Air and water syringe
 Timer
Bahan:
 Gel fluoride
 Sendok cetak
Teknik

 Instruksi anak menggosok giginya. Awasi anak yang sedang menggosok dan lanjutkan
dengan flossing jika memungkinkan. Sisa makanan harus dihilangkan sebelum aplikasi
fluor.
 Isolasi gigi geligi. Gunakan saliva ejector, cotton roll untuk isolasi gigi yang akan
dirawat. Isolasi dilakukan untuk mencegah terjadinya pengenceran fluor oleh saliva.
 Keringkan gigi yang diisolasi. Keringkan gigi yang diisolasi menggunakan tiupan udara.
Saliva yang tertinggal pada permukaan gigi akan mengencerkan larutan atau gel.
 Ulaskan larutan, gel atau varnish menggunakan kapas kecil atau cotton pellet yang
dijepit dengan pinset, oleskan larutan gel, atau varnish pada semua permukaan
interproksimal dari bukal dan lingual atau dapat juga menggunakan custom tray yang
diisi sebanyak 5ml gel atau 1/3 tray. Jaga agar kapas tidak mengenai gigi. Biarkan gigi
tertutup larutan atau gel selama 4 menit.
 Setelah 4 menit, bersihkan larutan gel dari permukaan gigi yang dapat dijangkau,
instruksikan anak untuk meludahkan semua sisa fluor tetapi jangan berkumur.
 Pada akhir perawatan, instruksikan agar pasien tidak makan atau minum selama 30
menit untuk memperpanjang kontak fluor dengan permukaan gigi.
 Instruksikan pasien untuk tidak berkumur dan tidak makan serta minum selama ± 30
menit
 Pasien diinstruksikan untuk datang kontrol 1 minggu kemudian.
 Aplikasi fluor topical diuangi setiap 1 minggu hingga 4 kali pemberian sebagai tahap
permulaan. Setelah 4 kali perawatan maka efek pencegahan karies gigi diharapkan
dapat bertahan sampai 3 tahun.
Sumber :

1. Tarigan, R. 1990. Kesehatan Gigi dan Mulut. EGC: Jakarta.


2. Welbury RR, Duggal MS, Hosey MT. Pediatric Dentistry. 3rd ed. New York: Oxford
University Press Inc.; 2005. p.133-42.
3. Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi . Majalah
Kedokteran Gigi, (Dent. J.), Vol. 38. No. 3.
4. Donley, Kevin J. 2003. Fluoride Varnishes. Journal of Californian Dental Association.
5. Cameron A, R Widmer. Handbook of Pediatric Dentisty. Australia: Elsevier. 39-47
6. Rajendran A. 2014. Shafer’s Textbook of Oral Pathology. Elsevier Health Science. 459-
460
7. Phinney DJ, Halstead JH. 2013. Dental Assisting: A Comprehensible Approach. 4th Ed.
USA. Maxwell: 66-67

Anda mungkin juga menyukai