Mata Kuliah :
Preventive Dentistry
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Jl. Wijaya Kusuma No.47-48, RT.8/RW.4, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini
dengan baik.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Preventive Dentistry
dengan judul “TOPIKAL APLIKASI FLOUR” di Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Jakarta 1 khususnya dijurusan Kesehatan Gigi.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Emini. S.Si.T, MA.Kes. selaku dosen
mata kuliah Preventive Dentistry yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Preventive Dentistry.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan............................................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang kami ingin capai yaitu :
1.3.1 Diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Topikal Aplikasi
Fluor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1901 seorang dokter gigi Amerika, Dr. F. McKay, menemukan apa
yang dinamakan email yang berbintik (mottled enamel) pada gigi kebanyakan
pasiennya. Ia menggambarkannya sebagai email yang ditandai dengan bintik kecil
putih, atau bintik/daerah kuning atau coklat, yang tersebar tidak beraturan diseluruh
permukaan gigi. Atau seluruh gigi terlihat bagai kertas yang berwarna putih mati
seperti warna piring porselen. Baru pada tahun 30an diketahui penyebab timbulnya
bintik tersebuta dalah kadar fluor air minum yang berlebihan atau lebih dari 2,0
bagian atau 2 mg fluor per liter. Keadaan ini juga dihubungkan dengan rendahnya
prevalensi karies di daerah itu. Penelitian mengenai hal tersebut dilakukan di
Amerika dan Inggris. Istilah fluorisasi gigi lalu dipakai dan penelitian pun segera
diadakan untuk mengetahui manfaat fluor terhadapgigi.
3
Padatahun 1942 Dean dkk menerbitkan hasil penelitian epidemiologi klasik
yang dibuatoleh US Public Health Service. Penelitian dilakukan terhadap anak –
anak umur 12–14 tahun tinggal di 20 kota dan dicari hubungan antara karies yang
terjadi dengan kandungan fluor pada air minum yang digunakan. Hasilnya
menunjukkan bahwa jika kadar fluor dalam air minum kira – kira satu bagian atau
10oF maka gigi penduduk yang berumur panjang di daerah tersebut mempunyai
prevalensi yang terendah tapi tanda-tanda fluorisasi. Kesimpulan hasil penelitian
itu adalah bahwa menurunkan karies dengan menambah fluor dengan kadar optimal
merupakan sesuatu yang mungkin dilakukan.
Agar fluor biasa diikat oleh email, maka fluor tersebut harus diletakkan dalam
bentuk fluor apatit, dimana ion hidroksil digantikan oleh ion fluor. Fluor yang
diperoleh dari cairan jaringan selama periode pembentukan gigi dan dari saliva
serta air minum pada periode paska erupsi diikat email dalam bentuk ini. Akan
tetapi karena rendahnya konsentrasi fluor dalam media ini maka dibutuhkan waktu
lama untuk memperoleh akumulasi fluor apatit yang cukup pada email. Oleh karena
itu tujuan topical aplikasi fluor adalah untuk membentuk fluor apatit dalam jumlah
yang cukup dan waktu yang tidak lama. Hal ini akan sukar dicapai karena ada dua
reaksi yang berbeda yang diperkirakan akan terjadi antara email dan fluor dalam
larutan dan tergantung kepada kadar fluornya. Setelah berkontak dengan
konsentrasi fluor yang relative rendah, misalnya dibawah 75 bps hidroksi apatit
akan berubah menjadi fluor apatit.
4
2.3.1 Sodium Fluoride / NaF
Kelebihan :
Kekurangan :
Larutan ini tidak tahan lama, kecuali jika disimpan dalam botol polietilen
dimana botol ini berwarna gelap sehingga tidak tembus cahaya matahari.
Apabila larutan ini disimpan dalam botol tembus cahaya, maka sinar matahari
akan mengadakan reaksi kimia dengan ion fluor yang bebas.
Larutan fluor ini terdiri dari 1,2 % larutan fluor didalam 0,1 mg asam
Fosfat. Pemakaian topical aplikasi dengan larutan fluor yang telah diasamkan
ini mempunyai satu seri perawatan yang terdiri dari 2 kali kunjungan untuk
topical aplikasi dalam satu tahun. Disini dikatakan bahwa lebih sering topical
5
aplikasi dilakukan, akan lebih efektif pula hasil timbulnya pencegahan karies
gigi. Topikal aplikasi ini terutama diberikan pada kasus rampant karies.
Kekurangan :
6
erupsi maupun gigi yang sudah erupsi. Yang termasuk pemberian secara
sistemik adalah :
a. Melalui Air Minum (PAM)
Memasukkan fluor kedalam air minum merupakan cara pemberian
fluor yang paling praktis, mudah dan ekonomis. Pasien tidak berbuat
apa-apa dan secara otomatis akan mendapatkan air minum yang
mengandung fluor. Harga fluor yang dimasukkan kedalam air minum
pun murah. Konsentraasi fluor yang ditambahkan kedalam air minum
harus dapat mencegah karies secara maksimal tanpa menyebabkan
fluorosis yang menggangggu.
Untuk Indonesia konsentrasi fluor yang dimasukkan kedalam air
minum sebanyak 0,7 ppm (1 ppm = 1 mg fluor melalui air minum dapat
mengurangi prevalensi karies sampai 60 %.
Di Indonesia masih banyak kesulitan teknis yang harus diatasi untuk
memasukkan fluor kedalam air minum. Selain itu penduduk di Indonesia
sebagian besar tidak mendapatkan air minum dari air PAM, melainkan
dari mata air, kali, sumur, dan lain-lain. Oleh karena itu pemberian fluor
melelui PAM untuk Indonesia kurang efektif.
Bahan yang dipakai adalah NaF, karena mempunyai sifat antara lain :
1) Mudah didapat dan murah harganya
2) Mudah larut dalam air
3) Mudah melepaskan ion fluor bebas
b. Mengkonsumsi Tablet Fluor
Manfaat terbesar pemberian tablet fluor (NaF) dapat dicapai jika
diberikan sebelum erupsi gigi yaitu 0-12 tahun. Tablet fluor dapat
diberikan pada ibu hamil. Penggunaan tablet fluor dalam memenuhi
kebutuhan fluor memerlukan kerja sama yang erat antara orang tua, anak,
guru, dan dokter giginya.
Jumlah tablet fluor yang dimakan setipa pasien dapat dilihat pada
aturan pemakaian setiap kemasan misalnya : Zyma fluor, diminum ¼
tablet/hari untuk anak di bawah 5 tahun. Untuk anak di atas 5 tahun dan
ibu hamil dosis menjadi 1 tablet/hari.
Sumber air di Indonesia berbeda untuk setiap keluarga, maka jumlah
fluor yang tertelan melalui air minum tidak dapat diketahui. Hal ini
meyebabkan penggunaan tablet fluor di Indonesia sulit dipastikan
dosisnya.
c. Obat Tetes Fluor
7
Fluor dalam bentuk obat tetes biasanya dicampur dengan vitamin.
Penggunaan fluor dalam obat tetes adalah untuk bayi dan balita. Obat
tetes dapat diberikan bersamaan dengan minuman/makanan bayi seperti
susu atau bubur bayi. Jumlah fluor yang boleh dimakan setiap pasien
dapat dilihat sesuai dengan aturan pemakaian. Misalnya : Vitafluor
Drops, aturan pakai : 3 kali 4 tetes/hari untuk umur anak di bawah 3
tahun dan 3 kali 8 tetes/hari untuk anak di atas 3 tahun.
8
Alat yang dipakai contra angle dan rubber cup. Pasta fluor
konsentrasi tinggi SnF2 10 % dipoleskan memakai contra angle dan
rubber cup, setelah selesai larutan fluor SnF2 10 % diulaskan
memakai cotton pellet.
(2) Larutan fluor SnF2 20 %.
Sebelum dipakai larutan fluor SnF2 20 % biasanya dicampur
dengan larutan pengencer/pemanis (sorbitol) dengan perbandingan
1:1 sehingga akan didapat larutan fluor dengan konsentrasi 10 %.
Kapas dicelupkan pada larutan fluor yangsudah siap dipakai, lalu
dioleskan pada seluruh permukaan gigi yang sudah dikeringkan.
(3) Fluor dalam bentuk gel
Fluor dalam bentuk gel diletak pada mouth guard/ sendok cetak,
kemudian mouth guard/ sendok cetak dipakai 2-3 menit.Pemberian
aplikasi fluor melalui teknik Topikal Aplikasi biasanya dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
a) Minta Anak Menggosok Giginya
Awasi anak yang sedang menggosok dan lanjutkan flossing jika
memungkinkan. Sisa makanan harus dihilangkan sebelum
diaplikasi fluor.
9
Dengan kapas kecil atau cotton pellet yang disetujui oleh pinset
oleskan larutan, gel atau varnis pada semua permukaan
interproksimal dari bukal dan bahasa. Jaga agar kapas tidak
mengenai gigi. Biarkan gigi tertutup manfaat / gel selama beberapa
menit. Larutan atau gel akan diserap ke gulungan kapas. Aplikasi
selama 4 menit merupakan tindakan standar.
e) Setelah 4 menit, bersihkan larutan atau gel dari permukaan gigi
yang dapat dicapai, jangan minta pembersihan gel dari permukaan
aproksimal.Jumlah larutan atau gel yang diulaskan pada gigi cukup
kecil, tetapi jangan anak menelan fluor yang tidak perlu.
Instruksikan pada anak untuk meludahkan semuanya tetapi jangan
kumur. Yang diinginkan adalah meludahkan sisa-sisa fluor.
f) Isolasi kuadran lain atau sepertiga atau setengah mulut dan ulangi
perawatan. Pada akhir perawatan instruksikan agar pasien tidak
makan atau minum selama 30 menit, untuk memperpanjang kontak
fluor dengan permukaan aproksimal gigi.
d. Spot Aplication
Pemberian flour melalui Spot Aplication merupakan perawatan
karena diberikan langsung pada white spot atau daerah yang terkena
karies. Bahan yang dipakai adalah larutan flour SnF220%. Pada teknik
spot application, catton pellet dicelupkan pada larutan SnF220% lalu
atton pellet diletakan pada white spot selama 2 – 3 menit.
10
efektif untuk tiap pasien. Pilihan ini seharusnya didasarkan pada umur
pasien, pengalam karies, kesehatan umum, dan kebersihan mulut.
Keuntungan Perawatan Dengan Fluoride
a. Pasca Erupsi
a. Mendorong remineralisasi dan menghambat demineralisasi pada
lesi awal karies
b. Menghambat glikolisis, yaitu proses yang terjadi ketika bakteri
kariogenik memetabolisme kabohidrat yang dapat difermentasi
b. Sebelum Erupsi
a. Mengurangi kelarutann enamel oleh asam dengan cara substitusi ion
fluor kedalam kristal hidroksi apatit sebelum gigi erupsi.
11
hidroksiapatit enamel yang sedang berkembang sehingga dapat
mengurangi kelarutan enamel oleh asam. Ada argumentasi yang
menyebutkan bahwa pemaparan sebelum gigi erupsi terutama penting
untuk mengurangi lesi karies di pit dan fisur. Tapi argumentasi
tersebut kemudian mendapat bantahan oleh pernyataan yang
menyebutkan bahwa efek fluor pra erupsi agaknya bersifat minor,
kenyataan bahwa aksi fluor yang diberikan pasca erupsi gigi lebih
kuat.
c. Paska Erupsi
Efek fluor pra erupsi agaknya bersifat minor, kenyataan bahwa aksi
fluor yang diberikan pasca erupsi gigi lebih kuat.
12
Sebagai tambahan untuk mekanisme tersebut, konsentrasi fluor gel vang
tinggi kemungkinan mempunyai aksi bakterisidal yang spesifik terhadap bakteri
kariogenik didalam plak. Bentuk gel tersebut juga meninggalkan suatu lapisan
kaban yang bersifat sementara (temporer) yang menyerupai CaF2 pada
nermukaan enamel, sebagai cadangan yang akan dilepaskan ketika pH di
permukaan enamel menurun.
Pada konsentrasi fluor yang rendah, Streptococus mutans pada percobaan di
laboratorium menjadi kurang bersifat asidogenik karena beradaptasi dengan
lingkungan dimana terdapat fluor secara menetap (konstan). Tapi hingga kini
belum diketahui apakah adaptasi ekologi tersebut mengurangi sifat
kariogenisitas bakteri-bakteri asidogenik di manusia.
13
2.5 Efek Samping Pemberian Fluor
2.5.1 Fluorosis Email
14
beberapa jam
Fluorosis skeletal yang parah
10-25 mg F setiap hari, selama 10-20
Osteosklerosis, perubahan radiografis pada
tahun 8-20 mg F setiap hari, selama 10-20
tulang manusia
tahun
Dental fluorosis
< 0,1 mg F/kg BB/hari selama
Keracunan akut yang fatal pada hewan perkembangan gigi (misalnya pada 8 tahun
pertama)
Gangguan pada reproduksi, thyroid, Kira-kira 50 mg F/kg BB 40-60 ppm F
turunnya berat badan, dan pincang pada didalam makanan harian selama beberapa
ternak tahun.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Topikal Aplikasi Fluor adalah pengolesan langsung fluor yang pekat pada
email. Setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan, maka permukaan gigi diolesi
larutan, gel, atau varnish yang dibiarkan mongering selama 4 menit.
Larutan atau obat – obatan flour yang dipakai di bidang kedokteran gigi untuk
mencegah karies adalah Sodium Floride, Acidulated – phosphate – fluoride, dan
Stanous Flouride. Flour dapat digunakan dalam 2 cara yaitu penggunaan flor secara
sistemik dan secara lokal.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh
pihak demi sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan
makalah-makalah berikutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Emini, Ngatemi. 2018. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut (Preventive Dentistry).
Jakarta.
iv