Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 1901 seorang dokter gigi Amerika, Dr. F. McKay, yang baru
Saja pindah dari Pennsylvania ke Colorado Springs, menemukan apa yang
dinamakan email yang berbintik (mottled enamel) pada gigi kebanyakan
pasien Ia menggambarkannya sebagai email yang ditandai dengan bintik kecil
putih atau bintik/daerah kuning atau coklat, yang tersebar tidak beraturan di
seluruh permukaan gigi. Atau seluruh gigi terlihat bagai kenas yang berwama
putih mati, seperti warna pink porselen. Baru pada tahun tiga puluhan
diketahui penyebab timbulnya bintik tersebut adalah kadar F air minum yang
berlebihan (>2,0 bagian/106F atau 2 mg F/liter). Keadaan ini juga
dihubungkan dengan rendahnya pervalensi karies di daerah itu. Penelitian
mengenai hal tersebut Ini atas dilakukan di Amerika Serikat dan inggris.
Istilah flouorosis gigi lalu dipakai dan penelitianpun segera diadakan untuk
mengetahui manfaat fluor terhadap gigi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Fluor?
2. Apa kegunaan flour terhadap kesehatan gigi?
3. Bagaimana Mekanisme Kariostatik Fluor ?
4. Apa Saja yang termasuk Fluor Oral ?
5. Apa saja sedian fluor untuk topikal ?
6. Bagaimana Efek Samping Fluor ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Fluor
2. Mengetahui kegunaan flour terhadap kesehatan gigi
3. Mengetahui Bagaimana mekanisme Kariostatik Fluor
4. Mengetahui Apa Saja yang termasuk Fluor Oral
5. Mengetaui Apa saja sedian fluor untuk topikal
6. Mengetahui bagaimana Efek Samping Fluor

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN FLUOR.

Pada tahun 1901 seorang dokter gigi Amerika, Dr. F. McKay, yang baru
Saja pindah dari Pennsylvania ke Colorado Springs, menemukan apa yang
dinamakan email yang berbintik (mottled enamel) pada gigi kebanyakan pasien Ia
menggambarkannya sebagai email yang ditandai dengan bintik kecil putih atau
bintik/daerah kuning atau coklat, yang tersebar tidak beraturan di seluruh
permukaan gigi. Atau seluruh gigi terlihat bagai kenas yang berwama putih mati,
seperti warna pink porselen. Baru pada tahun tiga puluhan diketahui penyebab
timbulnya bintik tersebut adalah kadar F air minum yang berlebihan (>2,0
bagian/106F atau 2 mg F/liter). Keadaan ini juga dihubungkan dengan rendahnya
pervalensi karies di daerah itu. Penelitian mengenai hal tersebut Ini atas dilakukan
di Amerika Serikat dan inggris. Istilah flouorosis gigi lalu dipakai dan
penelitianpun segera diadakan untuk mengetahui manfaat fluor terhadap gigi.

Pada tahun 1942 Dean dan kawan-kawan menerbitkan basil penelitian


epidemiologi klasik yang dibuat oleh US Public Health Service. Penelitian di.
lakukan terhadap anak-anak berumur antara 12-14 tahun, tinggal di 20 kota dan
dicari hubungan antara karies yang tetjadi dengan kandungan F pada air minum
yang digunakan. Hasilnya menunjukkan bahwa jika kadar F dalam air minum
kira-kira l bagian/106F (l bagian per sejuta -=l bps) maka gigi penduduk yang
berumur panjang dari daerah tersebut mempunyai prevalensi yang rendah tapi
tanpa-tanda fluorosis. Contohnya, anak umur 12-14 tahun kariesnya 50 persen
lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang air minumnya tidak mengandung
fluor . Penemuan ini menyebabkan djlakukannya penambahan F pada air minum
yang tidak cukup mengandung F di beberapa daerah tempat penelitian klinis di
seluruh dunia. Kandungan optimum F dalam air di daerah beriklim sedang adalah
l bps sementara pada daerah beriklim tropis yang konsumsii air lebih banyak,
kadar optimumnya dikurangi sampai menjadi 0.7 bps. Kesimpulan basil penelitian
itu adalah bahwa menurunkan karies dengan menambah flour dengan kadar
optimal mempakan sesuatu yang mungkin dilakukan.

Akan tetapi, fluoridasi air tak mencegah Karies dengan sempuna. Apalagi
banyak daerah yang tidak mendapat aliran air serta ketidakmungkinan
penambahan fluor pada air minum karena alasan politis dan geogratis. Oleh sebab
itu, banyak cara lain penambahan pemasukan F yang diteliti. Tujuan bah ini
adalah membahas efisiensi dan keselamatan penambahan fluor dalam praktek
kedokteran gigi.

2
2.2. KEGUNAAN FLOUR TERHADAP KESEHATAN GIGI

Dalam profesi Kedokteran Gigi Pencegahan, Flour dapat digunakan dalam


2 macam yaitu

 Penggunaan flour sistemik


 Secara lokal

Penggunaan Flour Secara Sistemik

Flour mencapai permukaan email gigi melalui proses pencernaan di tubuh.


Pada pemberian flour sistemik, flour masuk ke dalam tubuh melalui mulut,
sehingga pemberian flour sistemik juga mempunyai efek topikal pada gigi.
Pemberian flour sistemik mempunyai efek, baik pada gigi yang belum erupsi
maupun gigi yang sudah erupsi.

Yang termasuk pemberian secara sistemik adalah :

 Melalui air minum


Memasukkan flour ke dalam air minum merupakan cara pemberian flour
yang paling praktis, mudah dan ekonomis. Pasien tidak perlu berbuat apa-apa dan
secara otomatis akan mendapatkan air minum yang mengandung flour. Harga
flour yang dimasukkan ke dalam air minum pun murah. Konsentrasi flour yang
ditambahkan ke dalam air minum harus dapat mencegah karies secara maksimal
tanpa menyebabkan flourosis yang mengganggu.

Untuk Indonesia konsentrasi flour yang dimasukkan kedalam air minum


sebaiknya 0,7 ppm (1 ppm = 1mg flour daam 1 liter air). Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa pemberian flour melalui air minum dapat mengurangi
prevalensi karies sampai 60%.

Di Indonesia masih banyak kesulitan teknis yang harus diatasi untuk


memasukkan flour ke dalam air minum. Selain itu, penduduk di Indonesia
sebagian besar tidak mendapatkan air minum dari air PAM. Oleh karena itu,
pemberian flour melalui PAM untuk Indonesia kurang efektif.

Bahan yang dipakai adalah NaF, karena mempunyai sifat antara lain :

1) Mudah didapat dan murah harganya


2) Mudah larut dalam air
3) Mudah melepaskan ion flour bebas.

 Mengkonsumsi tablet flour

3
Manfaat terbesar pemberian tablet flour (NaF) dapat dicapai jika diberikan
sebelum erupsi gigi, yaitu 0-12 tahun. Tablet flour dapat diberikan pada ibu hamil.
Penggunaan tablet flour dalam memenuhi kebutuhan flour memerlukan kerja
sama yang erat antara orang tua, anak, guru dan dokter giginya.

Jumlah tablet flour yang di makan setiap pasien dapat dilihat pada aturan
pemakaian setiap kemasan misalnya, Zyma flour , diminum 1/4 tablet/hari untuk
anak di bawah 5 tahun. Untuk anak di atas 5 tahun dan ibu hamil dosis menjadi 1
tablet/hari.

Sumber air minum di Indonesia berbeda untuk setiap keluarga, maka


jumlah flour yang tertelan melalui air minum tidak dapat diketahui. Hal ini
menyebabkan penggunaan tablet flour di Indonesia sulit dipastikan dosisnya.

 Obat tetes flour


Flour dalam obat tetes biasanya dicampur dengan vitamin. Penggunaan
flour dalam obat tetes adalah untuk bayi dan balita. Obat tetes dapat diberikan
bersamaan dengan minuman atau makanan bayi, seperti susu atau bubur bayi.
Jumlah flour yang boleh dimakan setiap pasien dapat dilihat sesuai dengan aturan
pemakaian. Misalnya, Vitaflour Drops, aturan pakai adalah 3 kali 4 tetes/hari
untuk umur di bawah 3 tahun dan 3 kali 8 tetes/hari untuk anak di atas 3 tahun.

Penggunaan flour secara lokal

Flour yang diberikan secara lokal dapat mencapai permukaan email secara
langsung tanpa melalui pencernaan. Pemberian flour secara lokal hanya
mempunyai efek pada gigi yang sudah erupsi. Contoh pemberian flour secara
lokal :

 Swa-aplikasi atau brush in atau pada saat sikat gigi.


Bahan yang dipakai adalah pasta flour,misalnya natrium flouride atau stannous
flouride. Ada 2 macam flour,yaitu :
1) Pasta flour dengan konsentrasi flour rendah (0,4%) dapat dipakai untuk
setiap hari
2) Pasta flour dengan konsentrasi flour tinggi (10%) dapat dipakai 1 atau
2 atau 4 bulan sekali.
Pasien menyikat gigi dengan pasta flour (SnF2) sehingga swa-aplikasi disebut
brush in. Pemberian flour melalui cara ini dilakukan pada murid-murid sekolah.
Keuntungannya adalah anak belajar menggosok gigi dan dapat melakukan sendiri
di rumah.

 Kumur-kumur

4
Bahan yang dipakai adalah tablet NaF dilarutkan dalam 10 cc air sehingga
di dapat Flour dengan konsentrasi 0,2%. Pasien berkumur-kumur dengan larutan
NaF 0,2% selama kurang lebih 3 menit. Pemberian flour ini mudah
dilakukan,sikat dan murah, tetapi anak tidak dapat belajat menggosok gigi.

2.3. MEKANISME KARIOSTATIKA FLUOR

Berbagai cara penambahan Fluor pada email, dengan menggunakan


berbagai media yang kadar fluomya bervariasi, telah dites selama lebih dari empat
dekade terakhir ini. Tidak diragukan lagi bahwa penambahan fluor yang demikian
membangkitkan suatu daya perlindungan terhadap serangan karies. Juga telah
djperoleh cukup bukti bahwa fluor berfungsi dalam berbagai cara baik sebelum
gigi erupsi maupun setelah erupsi. Akan tetapi, mengingat karies itu ditimbulkan
oleh berbagai faktor, masih sukar untuk menentukan dengan tepat mekanisme
kerja yang mana yang lebih berperan dalam memberikan daya protektif ini.
Mungkin bergantung pada tahap tertentu dalam pelaruan emailnya, atau pada
macam preparat, kadar, dan berapa sering aplikasi fluornya.

Selain itu, fluor dalam lingkungan oral terdapat dalam berbagai bentuk. Di
samping terdapat dalam fase apatit dan bukan apatit dari email itu sendiri, fluor
terdapat dalam plak (5-10 bps), sauliva (0,002 bps) dan cairan celah gingiva
sebanyak 0.008 bps. Dengan demikian, bisa lebih dari satu macam mekanisme
kerja serentak bekerja.

A. Efek pra Erupsi

Jika ada fluor selama periode pembentukan gigi, maka hasilnya adalah
pembentukan email dengan kristal-kristal yang lebih baik yang akan lebih resisten
tethadap serangan asam. Kadar fluor yang optim um menyebabkan terbentuknya
kristal yang lebih besar, lebih sempurna dengankandungan karbonat yang lebih
rendah sehingga kelarutannya terhadap asam dapat dikurangi. Selain itu diduga
bahwa adanya fluor selama periode pembentukan gigi menyebabkan bentuk gigi
yang sedikit lebih kecil dengan tonjol yang lebih membulat serta fisur yang lebih
dangkal. Walaupun penyelidikan pada binatang menyokong pendapat ini, tetapi
hasil penyelidikan pada manusia tidak konsisten. Penghentian fluoridasi air
minum teryata telah mengakibatkan peningkatan terjadinya karies. Ini memberi
perkiraan bahwa efek pra erupsi dan' fluor tidak besar.

B. Efek Pasca Erupsi

5
Efek pada Demineralisasai dan Remineralisasi

Bertahun-tahun lamanya, alasan pemberian aplikasi topikal fluor pada


permukaan email adalah untuk meningkatkan kandungan fluor email sekaligus
menurunkan kelarutan email dalam asam. Akan tetapi, pendapat ini kini dianggap
terlalu menyerderhanakan persoalan. Beberapa penelitian klinis melaporkan
kurangnya korelasi antara jumlah penyerapan total fluor oleh permukaan email
dengan penurunan insidens karies. Dan hasil penyelidikan laboratorium baru-baru
ini memperkirakan bahwa mungkin ada level optimum penyerapan fluor tertentu
yang kalau tidak dicapai tidak akan memberikan manfaat. Apalagi sejak diketahui
bahwa karies ditandai oleh periode demineralisasi atau perusakan dan
remineralisasi atau perbaikan yang silih berganti, maka pandangan mengenai cara
kerja fluor telah berubah.

Selama proses demineralisasi email, zat-zat yang terlarutnya. Bersama-


sama dengan ion bufemya yang berdifusi ke dalam plak dan saliva, akan
menetralkan asam yang dihasilkan oleh kuman plak. Akibatya. plak menjadi
sangat penuh dengan mineral terutama jenis apatit yang berarti peletakan mineral
memang bisa terjadi. Ada dua aktivitas fluor yang penting disini yaitu
kehadirannya dalam asam membantu menghambat demineralisasi disamping juga
meningkatkan remineralisasi sehingga merangsang perbaikan atau pengbentian
lesi karies awal.

Efek pada Kuman Plak dan Metabolismenya

Bergantung kepada konsentansi dan pHnya, fluor dapat menimbulkan efek


antibakteri dan antienzim. Pada aplikasi topikal dengan konsentrasi lebih dari l
persen F, baik APF (pH 3,2) maupun SnF (Ph 2,1) temyata toksik terhadap S.
mutans. Tapi hal ini hanya efek sementara. Konsentrasi yang rendah ( 2-10
hagian/106 dapat menghambat enzim yang terlibat dalam pembentukan asam serta
pengangkutan dan penyimpangan glukosa dan analog glukosa dalam streptokokus
oral. Juga dapat mencampuri sintesis polisakharida intrasel sehingga membatasi
penyediaan bahan cadangan untuk pembuatan asam. Dengan demikian, adanya
ion fluor dengan konsentrasi yang rendah dalam plak dapat menurunkan efek
kariogenik dengan jalan menghambat pembentukan asam dan penurunan pH yang
diakibatkannya. Agar supaya efektif, fluor harus dalam bentuk ion. Walaupun
kebanyakan fluor yang terdapat dalam plak berbentuk ikatan yang longgar, ion F
dapat bebas jika pHnya turun sampai 4 atau 5 sehingga akan menaikkan
konsentrasi ion F yang biasanya rendah pada cairan plak (0,08-0,8 bps).

Efek pada Endapan Plak

6
Kemampuan bubuk hidroksit apatit dalam menyerap protein saliva
berkurang secara bermakna jika dilakukan terapi fluor. Oleh karena itu
diperkirakan bahwa fluor mampu menghambat penyerapan protein saliva pada
permukaan email sehingga melambatkan pembentukan pelikel dan plak. Akan
tetapi. penelitian klinik tidak mengungkapkan hasil yang jelas dan tidak pula ada
bukti bahwa endapan Plak itu berbeda jumlahnya pada daerah berkadar fluor
tinggi dan rendah.

Sebelum mempertimbangkan penambahan fluor, harus difikirkan dahulu


ketersediaan fluor alamiah yang mungkin terdapat dalam makanan. Makanan laut
dan teh merupakan sumber utama ion F dalam diet. Pada ikan, kulit dan
tulangnyalah yang mengandung banyak fluor. Bagian-bagian ikan ini menjadi
dapat dimakan setelah proses pengalengan, sehingga ikan dalam kaleng bisa
mengandung 9 bps. Teh celup, bergantung kepada mereknya, rata-rata
mengandung 1,4-4,3 bps. Walaupun konsumsi teh di Inggris tinggi, tidak ada
bukti bahwa hal ini mempunyai efek yang menguntungkan. Hal ini mungkin
disebabkan karena sering ditambahkannya gula pada minuman teh.

Fluor pada ikan hanya akan relevan jika ikan merupakan bagian terbesar
dari diet; Demikian pula halnya bahwa hanya orang yang minum banyak teh tanpa
gula yang dapat berharap akan memperoleh manfaat unatuk giginya. Jadi bagi
kebanyakan orang, penambahan fluor pada makanannya bukan sesuatu yang
praktis sehingga bentuk-bentuk penambahan fluor lainnya harus dipertimbangkan.

Untuk memperoleh manfaat maksimum dari fluor, keberadaannya yang


hanya sementara itu diperlukan segera setelah serangan karies dimulai. Mengingat
tak ada cara untuk mengetahui kapan persisnya serangan karies itu terjadi, maka
fluor harus berkontak dengan email secara teratur dan berulang kali agar lesi awal
dapat dihentikan. Telah ada bukti klinik yang mengatakan bahwa penggunaan
preparat berkadar fluor rendah secara teratur ternyata lebih efektif ketimbang
penggunaan preparat berkadar fluor tinggi tapi tidak teratur. Lagi pula, telah pula
dibuktikan bahwa jika kontak dengan fluor terhenti maka efek penurunan
kariesnya makin menyusut. Faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan ketika
memilih cara pemberian suplemen fluor walaupun akhimya pilihan harus
ditentukan oleh kebutuhan gigi tiap-tiap pasien. Mengingat bahwa media
suplemen fluor bervariasi kadar fluorya, maka faktor keselamatan dari preparat
fluor yang dipilih penting untuk diperhatikan. .

Kalau djgunakan di rumah dalam bentuk obat kumur dan pasta gigi, atau
di tempat praktek dalam bentuk larutan, gel, pemis atau pasta profilaktik untuk
aplikasi topikal, efeknya adalah efek pasca erupsi kecuali media-media ini ditelan
selama periode pembentukan gigi. Selain itu, fluor akan mempunyai efek pra
erupsi pada email yang sedang terbentuk, jika masuk tubuh dalam salah satu

7
bentuk ini : air yang diperkaya dengan fluor ( air fluor ), tablet atau tetes NaF,
garam atau susu yang diperkaya dengan fluor ( garam atau susu fluor ).

Dari semua yang disebutkan tadi, fluor dalam air minum merupakan cara
yang paling efektif dan paling murah dalam mengurangi karies. Efeknya bisa pra
erupsi, jika diperoleh saat pembentukan gigi, dan pasca erupsi. Juga mempunyai
keuntungan tambahan yaitu tidak diperlukan kerjasama yang terlalu baik dari
pasiennya. Memang benar, cara tersebut memenuhi kriteria ideal penambahan
fluor untuk menghentikan lesi dini yaitu konsentrasi rendah, aman, dan digunakan
secara teratur dan berulang kali. Akan tetapi, karena hanya 9 persen penduduk
Inggris minum air fluor, maka dokter gigi masih dihadapkan pada pemilihan cara
alternatif dalam melengkapi kebutuhan fluor alamiah yang telah ada.

2.4. PEMBERIAN FLUOR PER ORAL

A. Tablet Fluor dan Tetes Fluor

Suatu altematif praktis terhadap fluoridasi air adalah pemberian fluor per
oral dalam bentuk tablet NaF atau tetes fluor dalam bentuk larutan NaF. Akan
tetapi bentuk suplemen flour ini jangan sekali-kali diberikan jika kadar flour
dalam air melebihi 0,7 bps.. The Council on Dental Therapeutics dari Persatuan
Dokter Gigi Amerika Serikat merekomendasikan pemberian 0,25 mg F per hari
untuk bayi umur 2 minggu sampai 2 tahun, 0.5 mg untuk umur sampai 3 tahun,
dan 1 mg F untuk 3 sampai 16 tahun. Ini berlaku untuk daerah yang tingkat kadar
fluor dalam air minunmnya kurang dari 0,3 bps. Akan tetapi dosis yang
direkomendasikan sekarang ini di Swedia, Denmark, Norwegia, Finlandia dan
Swiss lebih kecil sedikit.

Tak ada alasan untuk melebihkan dosis yang telah direkomendasi di


Amerika Serikat, lebih-lebih dengan makin meningkatnya penggunaan pasta gigi
yang mengandung fluor. Pada anak kecil sebagian diantaranya mungkin tertelan,
sehingga lebih baik untuk menunda meningkatkan dosis F dalam tablet menjadi l
mg sampai dicapai umur 4 tahun. Pada umur ini anak sudah lebih mampu untuk
meludahkan pasta giginya sehingga kemungkinan pasta tertelan menjadi semakin
kecil. Jadwal dosis yang direkomendasikan di Inggris oleh Dowell dan Joyston-
Bechalm diperlihatkan dalam Tabel 72. Pada bayi, jumlah tetes yang tepat
sebaiknya ditambahkan pada makanan caimya jus buah, air atau susu. Akan tetapi,
begitu gigi erupsi anak-anak harus diberanikan untuk membiarkan tablet fluor
mencair perlahan-lahan dalam mulutnya terutama pada waktu tidur. Hal ini
memungkinkan terjadinya efek topikal pada email gigi yang erupsi diikuti oleh
efek sistemik pada gigi yang sedang tumbuh setelah fluor tertelan. Suatu
penelitian yang dilakukan baru-baru ini di Inggris, menunjukkan bahwa
pemberian 1 mg tablet F setiap hari pada anak sekolah menurunkan DMFS gigi
yang sedang erupsi sebanyak 31 persen selama tiga tahun penelitian. .

8
Tablet fluor harus diberikan sampai umur 12-16 tahun yang berarti bahwa
tak seperti fluoridasi air, cara ini memerlukan kerjasama aktif dan konsisten dari
anak dan orang tuanya selama periode tersebut. Ada bukti bahwa daya kariostatika
akan hilang jika penambalan fluor dihentikaan. Dengan demikian, bergantung
kepada kerentanan masing-masing individu terhadap karies, mungkin harus
ditentukan suatu bentuk aplikasi topikal fluor untuk mereka yang berumuran lebih
dari 16 tahun.

Sebagian orang mendukung peningkatan dosis fluor harian bagi anak yang
secara medis mempunyai resiko terserang karies atau anak yang terbelakang.
Tetapi hanya sedikit bukti yang menyokong pendapat ini. Suatu penelitian yang
dilakukan di inggris terhadap sekelompok bayi yang menderita celah langit-langit
menunjukkan bahwa tidaklah mustahil untuk mencegah hampir seluruh karies
melalui suatu program yang meliputi pemeberian tablet fluor dengan dosis yang
lebih tinggi. Program ini meliputi juga aplikasi diet dan hygiene oral setiap bulan
pada orang tua. Selain itu juga dilakukan aplikasi fluor dan penumpatan fisur
setiap 6 minggu, kemudian tiap bulan, dari mulai umur 2 ½ tahun smapai 3 tahun .
dengan demikian keliru sekali bila menghubungkan keadaan ‘resisten terhadap
karies’ hanya pada dosis tablet fluor biasa.
Walaupun demikian, menarik sekali memperhatikan kenyataan bahwa
kombinasi pemberian fluor dengan penyeluhan diet dan hygiene oral ternyata
lebih efektif mencegah karies . di pihak lain, salah satu penelitian tentang
hubungan antara timbulnya karies dengan kandungan fluor dalam air minum
menunjukkan dengan jelas bahwa penurunan karies yang hamoir maksimal terjadi
pada kadar F dalam air minum sebesar 1 bps, dan hanya menunjukkan adanya
sedikit manfaat pada kadar F yang lebih besar. Oleh karena itu, tampaknya para
dokter gigi harus lebih kritis terhadap anggapan yang mengakatan jika bahwa jika
fluor sedikit saja sudah baik, maka lebih banyak fluor akan lebih baik.

B. Garam Fluor

Di Hongaria dan Swiss garam flour telah digunakan bertahun-tahun


lamanya dan cukup sukses. Suatu‘ penelitian yang hati-hati juga telah dilakukan
di Colombia dan Spanyol. Kosentrasi yang digunakan kini sedang adalah 250 bps
tetapi dosis yang lebih tinggi kini sedang di ites. Akan tetapi, petbedaan konsumsi
tiap individu merupakan suatu masalah. Walaupun demikian, bagi bagian~bagian
dunia yang tidak mempunyai saluran pipa air minum, hal ini merupakan alternatif
terhadap fluoridasi air yang berharga.

C. Susu Fluor

9
Susu, dengan kadar fluor sekitar 2-5 bps, telah digunakan di beberapa
tempat di Austria, Jerman Barat. Jepang dan Swiss. Suatu percobaan klinik yang
baru-baru ini dilakukan di Galsgow menunjukkan adanya penurunan karies
,sebanyak 35 persen pada molar permanen murid sekolah dasar sebagai basil dari
peminuman 200 ml susu yang mengandung 7 bagian/l06F pada tiap hari sekolah
selama 4 tahun lamanya. Akan tetapi, terdapat banyak variasi dalam jumlah susu
yang dikonsumsikan anak-anak. Dan usaha yang sungguh-sungguh diperlukan
untuk menjamin adanya konsumsi susu yang telah diperkaya dengan fluor yang
teratur dan tepat. Lebih-lebih tak semua anak menyenagi susu, sehingga dengan
cara ini sebagian akan sedikit sekali memperoleh fluor atau bahkan tidak sama
sekali.

2.5. SEDIAAN FLUOR UNTUK APLIKASI TOPIKAL

A. Sediaan Berkadar Rendah untuk Pemakaian Berulang

1. Pasta Gigi

Kebanyakan pasta gigi yang kini dijual di seluruh dunia berisi fluor
dalam bentuk natrium monofluorophosfat (NaMFP) karena kompatibel
dengan kebanyakan zat abrasif yang digunakan. Juga diduga bahwa anion
MFP (P03F2') itu sendiri mempunyai sifat anti karies dan akan bertukar
tempat dengan kelompok fosfat yang ada di dalam kristal apatit sehingga
nantinya akan mengeluarkan ion fluor. Untuk meningkatkan efek MFP,
beberapa formula baru juga mengandung natrium fluorida dan atau
kalsium gliserofosfat; telah ada data yang menyatakan bahwa campuran ini
makin meningkatkan efek MFP.

Hasil uji coba klinik dari pasta gigi yang mengandung fluor
memperlihatkan adanya penurunan insidensi karies yang bervariasi antara
l7 persen pada penduduk yang tinggal di daerah yang mengandung kadar
.fluor optimum sampai 34 persen pada penduduk dari daerah yang kadar
kandungan flournya nol. Oleh karena itu, prnggunaan pasta gigi yang
mengandung fluor harus dianjurkan pada semua orang. Akan tetapi
pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umumnya
mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian
pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di
pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g( 1 gram setara dengan 12 mm
pasta gigi pada sikat gigi), meskipun ada juga yang mengandung 1,45 mg
F/g. Diduga bahwa anak-anak pra sekolah ratarata menelan 0,3-O,4 g pasta
gigi setiap kali menggosok gigi sehingga jumlah flour yang masuk ke
tubuh tiap harinya bisa mencapai 0,5 mg.

10
Pada level ini, Walaupun bahaya terhadap kesehatan tubuh tidak
ada tidak mustahil terjadi ‘ fluorosis, email pada gigi yang sedang tumbuh
jika anak tersebut juga diberi tablet fluor Tidaklah praktis menganjurkan
pemakaian pasta gigi yang tak mengandung fluor pada satu individu,
Sedangkan individu lainnya pada keluarga dianjurkan memakai pasta yang
mengandung fluor. Oleh karena itu kalau anak pra sekolah telah
mengkonsumsi tablet fluor, orang tuanya harus dinasehati agar membatasi
penggunaan pasta gigi fluor sebatas 0,3 g saja yang besarnya kira-kira
sama dengan ukuran kacang polong kecil. Kekerapan penyikatan pun
hendaknya dibatasi sampai dua kali sehari saja.

2. Obat Kumur

Pada daerah yang mengandung kadar fluor rendah misalnya, 1


bagian [106, berkumur dengan larutan fluor tiap hari, seminggu sekali,
atau dua minggu sekali terbukti merupakan usaha pencegahan karies yang
bermanfaat. Kadar fluor yang dianjurkan bergantung kepada kekerapan
berkumurnya. Seseorang akan diharuskan berkumur selama satu menit
dengan 10 ml larutan natrium fluorida yang mengandung 0,05 persen NaF
jika dilakukan sekali sehari atau mengandung 0,2 persen jika berkumur
tiap minggu atau dua minggu sekali.

Hasil percobaan klinik menunjukkan bahwa manfaat kariostatika


obat kumur fluor betkisar antara l6 sampai 50 persen, bergantung kepada
lamanya percobaan. Berkumur tiap hari ternyata sedikit lebih efektif
dibandingkan ‘dengan berkumur tiap minggu atau dua minggu sekali.
Apalagi, karena kadar fluor yang dipakai lebih rendah berkumur tiap hari
lebih aman untuk anak -anak. 'Untuk orang dewasa,.pilihan bergantung
pada seberapa besar kerja sama pasiennya. Sediaan APF pada umumnya
mengendapkan fluor, pada email lebih banyak ketimbang larutan NaF
.akan tetapi dalam percobaan klinik dengan kedua- duanya ternyata sama
efektifnya.

INDIKASI

Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur di atas


enam tahun dan orang déwasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-
pasien yang memakai alat orto. Harus ditekankan di sini bahwa riwayat diet
selalu harus diperoleh. Nasihat diet dan petunjuk mengenai hygiene oral yang
tepat harus diberikan dulu sebelum berkumur fluor dilaksanakan.

11
KONTRA INDIKASI

Berkumur fluor merupakan contra indikasi bagi anak-anak di


bawah usia enam tahun yang tidak mampu berkumur dengan baik. Berkumur
fluor juga tidak diperlukan jika tablet fluor yang dipakai larut dalam mulut.

B. Sediaan Berkadar F luor Tinggi untuk Pemakaian Teratur: Naf, APF, SnF,
Pernis Fluor, Pasta Profilakris

Dicantumkan sediaan yang tersedia di pasaran berikut kadar flour masing-


masing dan diperkirakan jumlah fluor yang terkandung pada tiap mililiter sediaan.
Hal ini akan didiskusikan kemudian dalam hubungannya dengan keselamatan
penggunaan fluor . Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu: larutan NaF,
SnF dan APF yang memakamya diulaskan pada permukaan gigi; gel APF yang
juga dapat diulaskan atau dengan memakai aplikator khusus, permis NaF dengan
menggunakan bor caret (rubber cup). Kecuali pasta profilatik, sediaan yang lain,
jika di aplikasikan dua kali setahun terbukti menurunkan karies sebanyak empat
puluh persen.

Dalam mengevaluasi terapi topikal fluor, bukan hanya jumlah


pengendapan fluomya saja yang harus dipertimbangkan, melainkan juga seberapa
jauh lamanya efek pengurang kariesnya dapat dipertahankan. Penurunan daya
lindung selama periode pasca terapi topikal fluor, pada yang menggunakan APF
lebih kecil ketimbang yang menggunakan sediaan fluor lain. Oleh karena itu
sediaan topikal APF merupakan sedian yang paling disukai selama dekade
terakhir ini. Sediannya terdapat dalam bentuk larutan dan gel dan kedua-duanya
mempunyai efektititas yang sama. SnF dewasa ini jarang digunakan karena
menimbulkan banyak kesukaran, misalnya rasa sebagai suatu zat astringent dan
kecenderungannya mengubah warna gigi karena kemungkinan bereaksinya ion Sn
dengan sulfida dari makanan serta mengiritasi gingiva. Disamping itu SnF akan
segera terhidrolisa Sehingga harus seIalu memakai sediaan yang masih baru

Untuk mengurangi kemungkinan hilangnya fluor setelah aplikasi topikal.


belakangan ini telah dikembangkan suatu jenus pernis yang mengandung flour.
Duraphat adalah sediaan dimaksud yang kini sudah beredar di inggris dan berisi
pernis alam yang mangandung NaF dalam larutan alkohol dari penelitian klinik
diketahui bahwa efeknya sama dengan efek sediaan topikal lainnya Karena dapat
cepat diaplikasikan, sediaan ini sangat berguna pada anak-anak yang kurang
kooperatif.

Pasta profilaktik tidak dianjurkan sebagai sediaan penambah fluor karena


kandungan zat abrasifnya bisa menyebabkan terkikirnya lapisan luar email yang
justru berkadar fluor tinggi Akibatnya, hasil akhir perolehan fluornya akan sama,
atau bahkan lebih banyak fluor yang hilang ketimbang yang di dapat. Jika pasta

12
profilaktik memang harus dipakai, pilihlah yang mengandung fluor dan hanya
mempunyai daya abrasif rendah. Jika stain pada gigi tidak parah, pasta gigi fluor
dapat digunakan dengan efektif untuk usaha pencegahan.

Cara Aplikasi

Dahulu, suatu tindakan profilaksi yang saksama selalu dianjurkan sebelum


pelaksanaan aplikasi topikal. Akan tetapi ternyata bahwa ion F berdifusi dengan
mudah ke dalam pelikel dan plak sehingga penyerapan fluor oleh email di
bawahnya tidak mengalami kesukaran. Akan tetapi, mengingat plak memrupakan
penyebab tumbulnya karies dan penyakit periodontium, adalah rasional
menganjurkan pasien menyikat giginya untuk menghilangkan plak sebelum
aplikasi fluor. Cara ini merupakan gabungan antara pelaksanaan higiene oral
dengan terapi fluor.

Larutan

Setelah pembersihan gigi, larutan NaF, APF atau SnF diaplikasikan


langsung pada gigi kuadran demi kuadran. Gigi diisolasi dengan gulungan kapas
dan saliva dikendalikan dengan penyedot saliva. Setelah pengeringan gigi, larutan
di aplikasikan memakai bulatan kapas (pelet) kecil demikian rupa sehingga gigi
terbasahi terus menerus selama empat menit. Kalau menggunakan SnF cukup dua
menit saja. Larutan yang kelebihan harus disedot agar tidak tertelan sedangkan
berkumur harus dihindari.

Gel

Kalau larutan diulaskan kuadran demi kuadran, maka gel dapat


diaplikasikan pada seluruh lengkung gigi sekaligus dengan memakai aplikator
khusus sehingga sediaan fluor dalam bentuk gel lebih banyak digunakan dari pada
yang larutan. Akan telapi, dengan memakai aplikator individual yang baik pun,
ternyata rata-rata 78 persen dosis awal fluor dapat tertelan jika penyedot saliva
tidak digunakan. Karena tiap milimiter gel mengandung 12 mg F, penggunaan di
rumah atau untuk anak-anak tidak dianjurkan. Di tempat praktek, gel akan 1ebih
aman dan lebih cocok untuk anak jika diaplikasikan dengan bulatan kapas pada
gigi yang telah dipilih yang telah dikeringkan dan diisolasi. Dengan cara ini,
penggunaan gel akan lebih aman dan lebih mudah dari pada larutan karena gel
melekat ke gigi dan tidak perlu pembasahan yang terus menerus dalam waktu
lama seperti penggunaan larutan. Jika gel dipakai dengan menggunakan aplikator
untuk orang dewasa hanya selapis tipis gel yang dioleskan pada aplikator dan
penyedot saliva harus selalu digunakan untuk mencegah tertelannya gel. Selain itu
gigi harus dilap dengan kasa untuk mengambil kelebihan gel setelah aplikator
dibuka.

13
PERNIS

Idealnya, pernis diaplikasikan pada gigi yang telah bersih dan kering
dengan memakai kuas. Akan tetapi pembuatnya menyatakan bahwa Duraphat
mempunyai toleransi terhadap air dan akan menempel pada gigi sekalipun gigi
basah, sehingga aplikasi akan lebih cepat dan mudah dari pada aplikasi sediaan
yang lain. Akan tetapi harus dikerjakan dengan hati-hati karena kandungan fluorya
tinggi (22 m g per ml).

INDIKASI

a. Anak yang mudah terserang karies (berusia di atas 6 tahun), orang dewasa
yang mudah terserang karies yang tak dapat berkumur fluor atau tak akan
melakukannya dan pasien dengan alat orto lepasan. (dilakukan dua kali
Setahun).

b. Anak berumur lebih dari 6 tahun dan orang dewasa yang berada pada
lingkungan yang sangat kariogenik karena kebiasaan dietnya berubah
disebabkan oleh penyakit, pergantian sekolah atau pekerjaan.

c. Pasien dengan gangguan fungsi kelenjar liur yang disebabkan oleh obat-
obatan, penyakit, atau terapi sinar sehingga produksi salivanya berkurang.

d. Lesi awal karies yang diharapkan dapat berhenti. Sebelum aplikasi fluor,
harus ditentukan dulu riwayat diet pasien dan kemudian diberi nasihat
mengenai diet serta petunjuk pelaksanaan higiene oral.

KONTRA INDIKASI.

Pemakaian di rumah sediaan berkadar fluor tinggi merupakan


kontra indikasi bagi semua pasien karena alasan keamanan. Juga merupakan
kontra indikasi untuk penggunaan di tempat praktek bagu anak anak di
bawah 6 tahun yang belum dapat meludah dengan baik. Aplikator gel APF
Jangan pula digunakan bagi anak anak di bawah l6 tahun.

C. Aplikasi Topikal di Daerah yang Mengandung Kadar F Optimal

Hasil penelitian tentang manfaat aplikasi topikal pada daerah semacam itu
belum jelas benar. Walaupun demikian, orang yang sangat rentan terhadap
karies harus diberi aplikasi fluor topical secara profesional atau diminta untuk
menggunakan obat kumur fluor. Tetapi jangan sekali-kali mengikut sertakan
anak di bawah umur enam tahun.

2.6. EFEKSAMPING PEMBERIAN FLUOR.

14
A. F luoresis Email

Tanda pertama dari berlebihnya pemasukan fluor ke dalam tubuh


selama periode pembentukan gigi adalah erupsi gigi dengan email yang
berbintik -bintik. Walaupun mekanisme yang tepat mengenai terjadinya
fluorosis email belum sepenuhnya diketahui, diduga bahwa fluor yang
berlebihan tersebut mempengaruhi fungsi ameloblast yang salah satu
akibatnya adalah tak sempurnanya mineralisasi. Insisivus dan kaninus
permanen masih mudah terserang fluorosis sampai umur 5-7 tahun.

`Fluorosis email bisa disebabkan oleh dosis tunggal yang tinggi, dosis
yang berulang kali yang rendah, atau kontak dengan zat berkadar F rendah
yang terus menerus. Oleh karena itu, fluorosis dapat timbul karena fluor
pada air minum atau pemberian suplemen fluor . Mengingat pemberian
suplemen fluor ini pada umumnya dalam dosis tunggal, baik harian maupun
secara periodik, maka kadar puncaknya dalam darah lebih tinggi
dibandingkan dengan dosis berulang kali yang diperoleh dari air minum.
Apalagi, karena fluor dari sediaan topikal seperti pasta gigi akan segera
terserap, maka fluor ini harus hati-hati sekali penggunaannya.

Kalau fluorosisnya ringan, email hanya akan kehilangan cahayanya,


yang kalau dikeringkan akan nampak binik putih kusam (opak). Akan sukar
dibedakan antara kasus fluorosis ringan dengan kekusaman email yang
disebabkan oleh infeksi pada masa anak-anak, sebab-sebab genetik atau
karena trauma. Akan tetapi kekusaman demikian biasanya tidak
mengganggu estetika.

Bintik atau garis lebih nyata dengan disertai bercak kuning /coklat atau
tidak, akan tampak pada kasus fluorosis moderat. Pada kasus yang sangat
parah, akan terjadi lubang-lubang kecil dan email sudah demikian
hipolplastiknya sehingga akan mudah pecah disebabkan oleh penambahan
fluor yang berlebihan, Semua pasien mengungkapkan pemberian tambahan
flour dalam bentuk tablet atau tetes dengan dosis harian 0,5 mg F dari sejak
Iahir sampai umur dua tahun dan kemudian jadi 1 mg F yang-sebemlnya
mempakan dosis yang dianjurkan sebelum dibuat pasta gigi yang berfluor.
Setelah keluarnya pasta gigi fluor, pasien menyikat giginya dua kali sehari
mulai umur6-8 bulan. tak sukar untuk dimengerti mengapa timbul fluorosis
mengingat dosis total tiap harinya telah melampaui 1.0 mg F .

B. Toksisitas F luor

15
Informasi mengenai toksisitas fluor pada manusia dikumpulkan dari
kasuskasus kelebihan dosis yang disengaja dan tak disengaja. berdasarkan ini
Hodge dkk. Pada tahun 1965 menentukan dosis lethal akut sebesar 50 mg
F/kg berat badan. Akan tetapi, National Poison Information: Service di
Inggris bertndak lebih hati-hati lagi dengan menetapkau dosis lethal fluor
menjadi 14,28 mg F/kg. bb. agar diperoleh kehati-hatian yang maksimum di
klinik. Jumlah fluor yang dapat menimbulkan simptom awal kercunan fluor
yang akut pada masa lalu diperkirakan terlalu rendah dan berdasarkan kasus-
kasus yang baru-baru ini diperoleh maka dosis lethal diperkirakan sekitar 1
mgF/kg bb. Angka ini lebih konservatif daripada perkiraan yang dibuat oleh
Duxbury dkkl9 dalam pengamatannya mengenai keracunan fluor.

Mekanisme yang persis mengenai bagaimana fluor menimbulkan


keracunan belum diketahui. Pada kasus keracunan akut minor, gejalanya
adalah timbul saliva yang banyak, nausea, muntah dan diare. Hal ini biasanya
timbul satu jam setelah fluor masuk ke tubuh. Akibatnya, jika overdosis ini
disebabkan pemakaian fluor topikal, maka gejalanya tak akan tampak selama
pasien masih di ruang praktek. Pada kasus overdosis berat, kematian dapat
terjadi dalam 24 jam karena timbulnya gagal jantung dan gagal napas.

Terlihat bahwa, sejauh menyangkut penggunaan gel dan larutan APF,


sepertiga sendok teh saja sudah dapat menimbulkan efek keracunan,
sementara seperempatat cangkir sudah merupakan dosis lethal. Larutan SnF
dalam kosentrasi yang lebih tinggi sehingga seperlima sendok teh saja sudah
dapat menimbu lkan gejala muntah-muntah. Sementara itu, untuk dapat
menimbulkan gejala muntah di. butuhkan 20 X 1 mg tablet F dan 268 tablet
untuk menimbulkan kematian pada anak yang meminumnya.

Jika hanya sedikit saja jumlah fluor yang tertelan (di bawah 5 mg tiap
kilogram berat badan) antidotnya adalah dengan minum susu banyak-banyak.
Akan tetapi, jika jumlah yang terminum atau termakan melebihi 5 mg F per
kg berat badan, atau ada keragu-raguan mengenai jumlah yang pasti yang
dikonsumsi pasien, maka lebih baik merujuk pasien ke rumah sakit anak yang
memungkinkan dilakukannya pencucian perut. Mengingat fluor merupakan
zat yang cepat diserap, maka kesigapan penanganannya penting sekali.

BAB III
PENUTUP

16
3.1. Kesimpulan

Menurunkan karies dengan menambah flour dengan kadar optimal


mempakan sesuatu yang mungkin dilakukan. Mengurangri kerentanan gigi
terhadap perkembangan karies mungkin dilakukan dengan penambahan fluor.
Dokter gigi harus waspada terhadap kandungan fluor air minum, karna pada
kadar F air minum lebih dari 0,7 bps F,tab1et atau tetes Huor tidak boleh
diberikan. Jika tablet atau tetes fluor diberikan kepada anak-anak pra sekolah,
maka harus disertai instruksi untuk membatasi penggunaan pasta gigi fluor sampai
seukuran kacang polong kecil dengan frekuensi dua kali sehari. Kontak email
yang berulangkali dengan flour penting dalam memperoleh daya anti karies yang
maksimum.

Daya reduksi kancs sediaan topikal fluor lebih besar pada gigi yang baru
erupsi ketimbang pada gigi yang telah matang. Pemilihan sedian flour bergantung
kcpada umur, kerjasama dan kebutuhan tiap – tiap pasien. Penggunaan fluor di
bidang kedokteran gigi harus selalu disertai oleh nasihat mengenai diet dan
petunjuk mengenai hygiene oral.

3.2. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca maupun kami dapat lebih
memahami mengenai fluor. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi
pembaca dan bermanfaat bagi banyak orang. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih ada kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

17
 Putri, Megananda Hiranya. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras
dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta : EGC

 Kidd, Edwina. 1991. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya.


Jakarta:EGC

18

Anda mungkin juga menyukai