Anda di halaman 1dari 23

AYO DIKEBUUT!!!!!!!!!!!!!!!

?????????????????????
PENYEBAB
PERAWATAN
PENCEGAHAN
PERBEDAAN DENGAN BOTOL

DEFINISI
Rampan karies
Rampan karies ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya sangat cepat dan tiba-
tiba, sehingga menyebabkan lubang pada gigi, terlibatnya pulpa dan cenderung mengenai gigi yang
imun terhadap karies yaitu gigi insisivus depan bawah. Tidak ada keterangan yang menyatakan
bahwa terjadinya rampan karies berbeda dengan karies biasa, hanya waktunya lebih cepat.
Dikatakan cepat karena dalam waktu satu tahun, gigi yang terlibat bisa mencapai 10 buah, dan
dikatakan tiba-tiba karena pulpa langsung terlibat. Rampan karies dapat terjadi pada mulut yang
relatif bersih.

Karies botol
Karies botol adalah suatu karies yang terjadi pada bayi dan anak yang masih sangat muda ditandai
dengan pola tersendiri atau khas berupa karies yang hebat dan parah pada gigi desidui disebabkan
cara pemberian makanan/susu/ASI yang tidak tepat. Karies botol tidak tergantung pada jumlah
gigi yang terlibat tetapi pada usia bayi dan anak, gigi dan posisi yang terlibat. Definisi karies botol
sebenarnya adalah bentuk spesifik dari Rampan Karies pada gigi sulung. Yang membedakannya
dengan rampan karies adalah :
_ Banyaknya gigi yang terlibat
_ Lesi berkembang dengan cepat
_ Karies terjadi pada permukaan yang secara umum mempunyai resiko
terjadinya karies kecil seperti permukaan lingual gigi depan bawah.
_ Kunci karies botol adalah tidak terlibatnya gigi insisivus bawah.

PENYEBAB
faktor gigi, mikroorganisme (bakteri), substrat, dan waktu. Umumnya karies rampan terjadi karena
dipengaruhi oleh keempat faktor penyebab karies yang utama, namun terdapat juga beberapa faktor
penunjang karies rampan, yaitu: kebersihan mulut, faktor psikologis, faktor sistemik, dan faktor
herediter.
Pencegahan karies rampan menurut Syaifudin
1. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih. Bersihkan atau
sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong
dan mulai flossing semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.
2. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu
formula atau jus buah atau larutan yang manis.
3. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam hari
atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasi-kan oleh dokter gigi atau
dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis.
4. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan dokter gigi
apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
5. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur. Jika
anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi.

8
Pencegahan karies menurut Rohaeni
1. Pemilihan diet: Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari oleh
individu. Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan perkembangan karies sehingga
pemilihan diet penting untuk diperhati-kan. Orang tua terutama ibu harus mencatat kuantitas
dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi anak sewaktu dan diantara jam makan.
Diet vitamin dalam bentuk suplemen dan obat mulut juga harus dicatat. Orang tua dianjurkan
1,4
untuk mengurangi frekuensi gula bagi anak-anak terutama diantara jam makan.
2. Instruksi kebersihan mulut: Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting untuk
menghidari proses kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu upaya dapat dilakukan
agar dapat menghindari terjadinya karies rampan yaitu menjaga kebersihan mulut. Cara
paling mudah dan umum dilakukan ialah dengan menyikat gigi secara teratur dan benar; hal
14-16
tersebut merupakan usulan yang dapat dilakukan secara pribadi.
3. Perawatan dengan fluor: Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan. Sumber
fluor alami yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang kedokteran gigi,
penggunaan fluor untuk pencegahan karies yaitu penggunaan secara local dan sistemik. Fluor
masuk secara oral sehingga mempunyai efek topikal pada gigi. Penggunaan fluor secara
sistemik yaitu untuk mencapai permukaan email melalui proses pencernaan. Cara ini berefek
sejak saat sebelum erupsi dan sesudah erupsi. Penggunaannya melalui air minum (PAM),
.1
tablet, dan obat tetes
PERAWATAN KARIES RAMPAN
Tindakan yang dilakukan pada kunjungan pertama ialah menghilangkan rasa nyeri yang
1,2
dapat dilakukan penumpatan sementara dengan obat-obatan yang diberikan pada kavitas.
Pemberian obat dapat dilakukan secara lokal maupun oral. Pemberian obat secara lokal
dilakukan langsung dengan zinc oxide eugenol, sedangkan pemberian secara oral yaitu obat-
obatan sedativa dan analgesik. Obat ini diberikan terutama pada nyeri yang telah lanjut, dan
bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab karies. Bila rasa nyeri telah
1,2
hilang, maka perawatan dapat dilanjutkan.

Dalam pengendalian karies, perawatan karies rampan harus dilakukan secara sistematis dan
komprehensif serta sesuai dengan prinsip pencegahan dan perawatan secara menyeluruh. Hal
selanjutnya yang dilakukan dalam perawatan ialah mengu-rangi aktivitas bakteri untuk
menhentikan karies, dan mencegah penjalaran yang cepat ke arah pulpa untuk mengurangi
perkembangbiakan bakteri serta adanya bau mulut. Juga perlu dilakukan oral profilaksis
.2
dengan cara menyikat gigi secara benar dan teratur.

Dalam melakukan perawatan perlu diperhatikan penanggulangan tingkah laku anak yang
memang memerlukan keahlian tersendiri. Pada prinsipnya penanggulangan tingkah laku
dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan yang bersahabat sehingga tidak terkesan
19
bahwa dokter gigi itu akan menyakiti. Dalam melakukan perawatan khusus pada penderita
karies rampan yang umumnya masih sangat muda, harus dihindarkan kesan nyeri. Bila
melakukan perawatan pilih pertama yang tidak menyakitkan atau bahkan yang dapat
menyenangkan hati anak. Perawatan harus sesingkat mungkin agar anak tidak bosan. Selain
itu pula perlu dipersiapkan teknik atau cara untuk meningkatkan motivasi anak selama
2
perawatan.

FAKTOR ETIOLOGI
1. Konsumsi makanan.
2. Seringnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat terutama diantara waktu makan. Waktu makan merupakan faktor
yang dihubungkan dengan perkembangan rampan karies.
2. Saliva.
Berkurangnya sekresi serta kekentalan saliva. Saliva dapat menghambat
karies karena aksi buffer, kandungan bikarbonat, amoniak dan urea dalam
saliva dapat menetralkan penurunan pH yang terjadi saat gula
dimetabolisme bakteri plak.
Kecepatan sekresi saliva berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas
buffernya. Bila sekresi berkurang akan terlihat peningkatan akumulasi plak
sehingga jumlah mikroorganisme (streptococus mutans) akan bertambah.

3. Faktor psikologis.
Pada umumnya dapat mengakibatkan timbulnya kebiasaan buruk dalam
makan atau memilih makanan. Stress juga dihubungkan sebagai penyebab
berkurangnya sekresi dan kekentalan saliva.

3. Faktor sistemik, misalnya penderita diabetes melitus.

5. Faktor turunan.
Orang tua yang peka terhadap karies akan mempunyai anak yang juga peka
terhadap karies. Hal ini disebabkan karena dalam keluarga mempunyai pola
kebiasan makan yang sama dan pemeliharaan kesehatan gigi yang sama
pula.

PERAWATAN
1. Relief of pain (menghilangkan rasa sakit).
Tindakan yang dapat dilakukan pada kunjungan pertama adalah
menghilangkan rasa sakit dan melenyapkan peradangan. Untuk menghilangkan
rasa sakit pada peradangan gigi yang masih vital (pulpitis) dapat dilakukan
pemberian zinc oksid eugenol (ZnO). Untuk gigi yang non vital (gangren pulpa)
lakukan trepanasi kemudian diberikan obat-obatan melalui oral (antibiotik,
analgetik). Bila dijumpai abses, berikan premedikasi terlebih dahulu, kemudian
lakukan insisi.
1.
2. Menghentikan proses karies.
Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik. Setelah rasa
sakit hilang kavitas dipreparasi untuk membuang semua jaringan yang nekrotik
sehingga proses karies terhenti. Pada beberapa kasus yang tidak dapat
ditambal langsung, lakukan tambalan sementara lebih dahulu, misal pada
hiperemi pulpa, berikan pulp capping (Ca hidroksid).
3. Diet.
Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan
oral higene. Lakukan oral profilaksis pada gigi.
4. Perawatan dan restorasi.
Perawatan dan pembuatan restorasi tergantung pada diagnosa masingmasing
gigi misalnya pulpotomi, pulpektomi, pencabutan, pembuatan amalgam
atau crown.
5. Topikal aplikasi .
Lakukan topikal aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif.
Pada evaluasi bila tidak dijumpai karies baru, topikal aplikasi tidak dilakukan
lagi, cukup dengan pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor.
6. Evaluasi
Evaluasi secara periodik setiap 3 bulan sampai diperoleh keadaan oral
higene yang baik dan diet yang sesuai dengan anjuran. Koreksi faktor sistemik
(bila ada), saliva (terutama bila berhubungan dengan stress) bila perawatan
1.
yang telah dilakukan tidak berhasil.
2.
---

karies botol
POLA KERUSAKAN GIGI
Pemeriksaan klinis memperlihatkan adanya pola yang khas dan
progresif. Kerusakan gigi dimulai segera setelah gigi erupsi yaitu pada gigi
rahang atas bagian lingual. Gigi yang sering terlibat adalah gigi insisivus
sentralis dan lateralis atas, molar pertama desidui atas dan bawah. Permukaan
yang terkena dimulai dari proksimal kemudian labial (servikal) dan oklusal pada
gigi molar.
Selama menyusui dengan ASI atau botol, putting susu atau dot terletak di
bagian palatal, menyebabkan palatum tertekan, sementara itu otot oral
menekan isi botol ke dalam mulut. Cairan dari botol atau ASI tidak/ sedikit
mengenai gigi depan bawah karena secara fisik gigi bawah dilindungi oleh lidah,
juga oleh ludah yang berasal dari glandula salivari. Disamping itu gigi depan
bawah juga merupakan gigi yang relatif imun terhadap karies.
Jika anak tertidur dengan putting susu atau dot berada dalam mulut,
cairan tersebut akan tergenang pada gigi atas. Jika cairan tersebut
mengandung karbohidrat yang memfermentasikan asam disekeliling gigi akan
terjadi proses dekalsifikasi. Aliran saliva dan proses penelanan yang kurang
selama tidur akan membahayakan gigi karena tidak ada self cleansing.

FAKTOR PREDISPOSISI
Penyebab karies botol sebenarnya sama saja dengan karies yaitu
interaksi antara empat faktor yaitu : Gigi (host), substrat (karbohidrat) ,
mikrorganisme serta waktu. Namun karies botol mempunyai faktor predisposisi
yang lain yaitu :
_ Pemberian ASI dan atau botol
Pemberian ASI dan atau botol yang dilakukan sampai usia 13 bulan,
cenderung menimbulkan karies botol. Cara pemberian yang benar adalah
bayi/anak harus dalam posisi duduk atau setengah duduk dan tidak boleh
diberikan sambil tiduran, apabila sampai anak tertidur sehingga cairan tersebut
akan tergenang di dalam mulut, botol atau ASI harus sudah disingkirkan
sebelum anak tertidur.
Bayi/anak yang masih menyusui sampai usia 18 bulan dianggap
mempunyai resiko terjadinya karies, apalagi jika mereka mempunyai kebiasaan
diet yang berhubungan dengan makanan yang bersifat kariogenik. Suatu
penelitian menganjurkan agar anak berhenti menyusui pada usia 6 bulan dan
mulai makan/minum dengan cara yang sama seperti orang dewasa.

_ Penambahan bahan pemanis


Banyak orang tua menambahkan bahan pemanis ke dalam minuman
yang kemudian dimasukkan ke dalam botol. Bahan yang terdiri dari sukrosa,
bahkan vitamin yang diberikan dalam jangka waktu lama dan tidak diikuti
dengan pemberian air putih dapat menimbulkan karies botol. Selain diberikan
dalam minuman ternyata ada juga ibu-ibu yang melapisi mainan bayi/anak
dengan bahan pemanis , hal ini juga dapat menimbulkan karies botol.
_ Mikrorganisme
Plak yang berasal dari anak penderita karies botol mengandung
streptokokus mutans yang tinggi, pada anak yang menyusui jumlah kuman ini
lebih banyak. Susu dapat menurunkan pH pada plak sedangkan ASI
menurunkan pH plak lebih rendah daripada susu sapi, akibatnya jumlah kuman
akan lebih banyak dalam mulut bila susu tergenang dalam mulut. Mengingat bahwa potensi
kariogenik dari susu sapi atau ASI berhubungan dengan waktu
menyusui yang lama, sehingga dapat menjadi faktor berkembangnya
mikrorganisme, terutama streptokokus dan terbentuk karies botol.

TAHAP PERKEMBANGAN
Tahap perkembangan karies atau pola kerusakan karies botol terdiri dari
beberapa tahap, meskipun pada perkembangannya kadang-kadang sulit untuk
dideteksi. Pada setiap tahap pencegahan yang dilakukan mempunyai efek
yang baik.
Diagnosa awal karies botol dimulai dengan diskolorasi yang relatif sedikit
pada gigi, karies dimulai dengan demineralisasi, white spot pada permukaan
superfisialis lingual atau labiolingual dari gigi insisivus atas, kadang-kadang
dijumpai pula pada bagian proksimal, tetapi paling sering dijumpai pada bagian
serviks tempat melekatnya plak.
Secara umum ada 5 tahap perkembangan karies botol yaitu :
1. Inisial
Disebut juga tahap reversibel, karena tahap ini dapat hilang. Ditandai
dengan terlihatnya warna putih, opak pada bagian seviks dan proksimal gigi
insisivus atas akibat demineralisasi. Demineralisasi dimulai beberapa bulan
setelah gigi erupsi. Rasa sakit tidak ada.
2. Karies/kerusakan
Lesi pada gigi insisivus atas meluas ke dentin dan menunjukkan
diskolorasi. Proses ini sangat cepat, anak mulai mengeluh sakit/ngilu bila minum
air terutama yang dingin dan gigi yang terlibat sudah mencapai molar satu atas.
3. Lesi yang dalam
Lesi pada gigi depan sudah meluas. Anak mulai mengeluh adanya rasa
sakit sewaktu makan terutama saat mengunyah dan juga saat menyikat gigi.
Pulpa insisivus atas sudah terlibat, rasa sakit spontan pada malam hari dan
sesudah minum panas/dingin yang berlangsung beberapa menit.

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN


_ Pemberian ASI atau makanan melalui botol dianjurkan hanya sampai
usia bayi 6 bulan.
_ Waktu memberi minuman pada bayi selalu diperhatikan dan bayi tidak
boleh dibiarkan mengisap botol/ASI sambil tiduran, apalagi sampai
tertidur.
_ Hindari pemberian gula yang berlebihan
_ Sebaiknya anak sudah mulai diperkenalkan ke dokter gigi sejak usia dini
( 1 tahun ) sehingga bila terlihat tanda-tanda karies botol dapat dirawat
dengan segera.
_ Perawatan harus dilakukan meskipun gigi hanya tinggal akar, karena usia
penggantian gigi masih lama. Kehilangan atau pencabutan yang dini dari gigi susu,
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan
rahang untuk tempat gigi tetap.
Early Childhood Caries (ECC)
Severe Early Childhood Caries (S-ECC)

ECC
ECC bisa menjadi bentuk karies yang sangat ganas, dimulai segera setelah erupsi gigi,
berkembang pada permukaan halus, berkembang dengan cepat, dan memiliki dampak
merugikan yang abadi pada gigi. Anak-anak yang mengalami karies sebagai bayi atau balita
memiliki kemungkinan karies yang jauh lebih besar pada gigitan primer dan permanen.5-8
Tidak hanya ECC mempengaruhi gigi, tapi juga konsekuensi dari
Penyakit ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih luas.9,10 Bayi dengan ECC
tumbuh lebih lambat daripada bayi bebas karies. Beberapa anak kecil dengan ECC mungkin
sangat kurus karena sakit terkait dan disinslinasi untuk makan. ECC juga mungkin terkait
dengan defisiensi besi.
S-ECC = rampant caries

S mutans
Jendela infektivitas
Fidelity of transmission
Ibu ke bayi
Faktor klonalitas dan virulensi
Multiplisitas infeksi

Ringkasan
Kejadian perinatal menetapkan tahap untuk infektivitas dan kemungkinan hasil karies di
masa depan pada anak-anak
Ibu merupakan sumber utama MS pada bayi mereka
Kolonisasi stabil selama seumur hidup
Hanya beberapa genotipe per individu
Ayah bukanlah sumber MS bagi bayi
Menyusui, c-section, antibiotik mengubah infektivitas

Bagaimana hal ini berlaku untuk karies yang merajalela yang terlihat di antara populasi
Indian Amerika Asli?
Prevalensi karies merajalela yang luar biasa tinggi
Ibu dan bayi cenderung memiliki faktor risiko seperti predisposisi gizi buruk pada
hypoplasa email gigi
Prevalensi dan cara penularan bakteri kariogenik mungkin berbeda dari populasi lainnya
Pengobatan / pencegahan perlu mengatasi kondisi pendahuluan ini untuk mengobati atau
lemahkan penyakit ini
1. Apa penyebab karies awal anak usia dini (SECC)?
2. Apa presentasi klinis S-ECC?
3. Apa saja metode yang digunakan untuk diagnosis S-ECC?
4. Faktor apa yang berguna untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko terkena
SECC?
5. Apa saja metode untuk mencegah S-ECC?
6. Apa prinsip pengelolaan S-ECC?
Karies Anak Usia Dini (ECC)
Karies gigi pada anak-anak biasanya pertama kali diamati secara klinis sebagai "lesi white
spot." Jika permukaan gigi tetap utuh dan tidak bergejala, maka remineralisasi email mungkin
dilakukan. Jika demineralisasi email di bawah permukaan sangat luas, akhirnya menyebabkan
keruntuhan permukaan gigi di atasnya, menghasilkan "rongga". Penyakit ini, ECC disebut
adanya 1 atau lebih lesi yang membusuk (tidak berklorasi atau cavitated), hilang (karena
karies), atau permukaan gigi yang terisi pada anak di bawah usia 6 tahun. Pada anak-anak di
bawah usia 3 tahun usia, tanda-tanda karies permukaan halus adalah indikasi Karies Anak
Usia Dini yang parah (S-ECC) .2 tingkat lll Dari usia 3 sampai 5, tingkat keparahan ECC
dapat diklasifikasikan menurut skor dmf (Tabel 1).

Karies Anak Usia Dini (S-ECC)


S-ECC menggambarkan karies gigi pada gigi utama anak-anak muda yang terjadi secara tiba-
tiba, menyebar luas dan cepat dan sedang menggali di alam sehingga terjadi keterlibatan awal
pulpa gigi. Ini juga telah disebut sebagai karies merajalela, karies botol susu dan kerusakan
gigi botol bayi. Konsekuensi S-ECC termasuk risiko lesi karies yang lebih tinggi, rawat inap
3-6 tingkat ll-2 dan ruang gawat darurat7-10 tingkat lll, biaya dan waktu pengobatan yang
meningkat, risiko tingkat 11-12 untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan fisik tertunda ,
13-14 tingkat ll-1 kehilangan hari sekolah dan hari meningkat dengan aktivitas terbatas15-17
tingkat ll-2 dan kemampuan belajar yang berkurang.18-20 tingkat ll-3 Kualitas hidup terkait
kesehatan (QOL) juga telah telah terbukti berkorelasi secara signifikan dengan ECC; Anak-
anak dengan ECC secara signifikan memiliki hubungan seks oral yang lebih buruk daripada
anak-anak karies yang bebas.21 tingkat ll-2

POLA KLINIS ECC MENYERANG


DIAGNOSIS
Pemeriksaan Visual dan Klinis
Diagnosis klinis yang dapat diandalkan dan pencatatan lesi karies dan restorasi dapat
dilakukan jika gigi bersih dan kering. Tampilan awal ECC adalah adanya bintik putih buram
yang biasanya dimulai pada sepertiga servikal gigi anterior bagian atas. Hal ini kemudian
dapat mempengaruhi oklusal molar sulung bagian atas, gigi taring bagian atas diikuti oleh
geraham turunan yang lebih rendah, gigi taring lebih rendah dan gigi seri yang lebih rendah
yang berkembang menjadi lesi karies coklat kekuningan.41 tingkat ll-3 Pada S-ECC yang
maju, lesi dapat berkembang untuk mengekspos jaringan pulpa. Dan kerusakan sebagai akar
yang tersisa.

Pemeriksaan klinis mulut lengkap dilakukan dengan pemeriksaan visual menyeluruh dengan
sumber cahaya dan medan kering yang baik. Jika ada deposit plak kotor, harus dilepas
dengan menyeka permukaan dengan kain kasa. Pemeriksaan gigi dengan pemeriksaan visual
dengan bantuan cermin mulut pesawat adalah yang paling berguna untuk mendiagnosa lesi
karies. Probing bukanlah metode yang dapat diterima untuk mendiagnosis karies pada lubang
dan fisura, namun mungkin berguna saat menilai aktivitas karies pada dentin terbuka.
Mendiagnosis karies bruto pada anak dengan konvensional Metode seperti pemeriksaan
visual dan taktil biasanya cukup.42-43 tingkat l

Pemeriksaan Radiografi
Titik kontak yang luas dari gigitan primer membuat diagnosis karies hampir sulit. Oleh
karena itu, radiografi bitewing (Gambar 5) adalah tambahan yang penting dalam mendeteksi
karies proksimal untuk anak usia empat dan di atas.44-45 tingkat lll Jika anak tidak
kooperatif untuk bitewings, pandangan lateral miring dua maksila dapat diperoleh.
Orthopantomogram tidak digunakan secara rutin untuk diagnosis karies.

Investigasi lainnya
Meskipun laju aliran saliva dan kapasitas penyangga saliva dikatakan mempengaruhi
perkembangan kerusakan gigi, namun tidak disarankan untuk menginvestigasi secara rutin
hal ini dalam diagnosis ECC.

Presentasi klinis khas S-ECC dapat mengingatkan orang tua, perawat dan petugas kesehatan
lainnya selama kontak reguler mereka dalam lingkungan non-gigi. Mengangkat teknik bibir
sebaiknya dilakukan sebulan sekali di rumah untuk mencari tanda awal kerusakan gigi pada
permukaan gigi depan bagian atas

Pencegahan
ECC adalah penyakit yang dapat dicegah. Konsekuensi fisik, psikologis, dan ekonomi dari
ECC dapat dihindari melalui pendidikan calon orang tua dan calon baru mengenai praktik
kebersihan mulut dan diet yang baik, dengan menggunakan agen seperti pemanis fluorida dan
non-kariogenik.

Pencegahan ECC harus dimulai pada periode pra dan perinatal. Sikap dan kesadaran ibu
hamil mungkin kurang dan tidak menguntungkan terhadap praktik pencegahan gigi.55
Pencegahan harus dimulai pada periode pra dan perinatal. Penting untuk memberikan
perawatan gigi kepada wanita hamil dan wanita usia subur, baik untuk kesehatan mereka
sendiri maupun untuk menunda transmisi awal.22
ECC adalah hasil dari pola asuh yang tidak semestinya, di mana anak-anak ditenangkan oleh
praktik pemberian makanan yang tidak sesuai seperti minuman manis dalam cangkir, atau
memberi makan bayi dengan biskuit atau permen.60 Oleh karena itu, pencegahan ECC harus
difokuskan pada program pendidikan untuk memperbaiki praktik pemberian makan anak-
anak, dan untuk mengurangi tingkat infeksi Streptococci Mutans.61

Ada tindakan pencegahan lainnya yang bisa diterapkan selama periode ini. Efek fluorida
dalam mengurangi karies sudah mapan dan bisa disampaikan baik secara topikal maupun
sistemik. Metode yang paling umum untuk fluoride yang diterapkan secara sistematis adalah
air minum berfluoride, yang terbukti efektif dalam mengurangi keparahan kerusakan gigi di
seluruh populasi.62 Jika tidak ada, modalitas lain seperti pemberian suplemen fluoridasi
garam atau suplemen fluoride (minuman, Tablet, tetes) harus digunakan.21 Penggunaan rutin
mulut siput fluorida dan pembilasan pada interval tertentu menyebabkan berkurangnya
peningkatan karies pada anak-anak.63

Pengobatan
Pengobatan ECC dapat dilakukan melalui berbagai jenis intervensi, tergantung pada
perkembangan penyakit, usia anak, serta riwayat sosial, perilaku dan kesehatan anak.
Memeriksa anak dengan ulang tahunnya yang pertama sangat ideal dalam pencegahan dan
intervensi ECC.19 Selama kunjungan awal ini, melakukan penilaian risiko dapat memberikan
data dasar yang diperlukan untuk menasihati orang tua mengenai pencegahan pembusukan
gigi.

Area decalcification (awal atau "white spot lesion") dan hypoplasia dapat dengan cepat
mengembangkan kavitasi. Jika lesi diidentifikasi dini, penggunaan agen anticariogenic
mungkin terjadi
Mengurangi risiko perkembangan dan perkembangan karies. Orangtua harus diajari cara
membersihkan gigi anak mereka dengan pasta gigi berfluoride. Permukaan gigi harus digosok
dengan hati-hati setelah masing-masing diberi makan.23

Pernis fluoride pada interval satu bulan, mungkin merupakan pilihan yang praktis, terutama
bila ditargetkan pada anak-anak dengan gigi insisivus rahang atas. Anak-anak juga harus
berpartisipasi dalam program pemberian cairan fluoride berbasis sekolah.63 Prosedur
restorasi minimal intervensi, seperti perawatan atraumatik restoratif (ART), yang tidak
memerlukan penggunaan anestesi lokal atau handpiece gigi berguna untuk mengurangi
trauma pada kedua anak. Dan orang tua Penempatan semen ionomer pelepasan ion fluoride
berkhasiat baik dalam pendekatan pencegahan dan terapi.64

Saat kavitasi telah terjadi, dibutuhkan perawatan yang lebih pasti. Tahap awal kavitasi dapat
diobati secara restoratif, sedangkan tahap lanjut akan membutuhkan lebih banyak
Langkah rumit seperti mahkota strip untuk gigi anterior dan mahkota stainless steel untuk
gigi posterior. Bergantung pada luasnya lesi, pulpektomi atau ekstraksi dapat ditunjukkan.
Penatalaksanaan karies semacam itu menjadi sangat mahal dan sulit diobati karena anak-anak
seperti itu kurang memiliki kemampuan untuk mengatasi perawatan restoratif yang ekstensif.
Anestesi umum atau kasus sedasi sering direkomendasikan dan harganya bisa ribuan dolar.
Ingat janji harus didasarkan pada penilaian risiko dan hasil pemeriksaan.
PERBEDAAN RAMPANT DAN BOTTLE CARIES
http://www.juniordentist.com/differences-between-nursing-bottle-caries-and-rampant-
caries.html

Anda mungkin juga menyukai