Anda di halaman 1dari 12

EFEK PENGGUNAAN

BOTOL SUSU PADA


ANAK
MARINI ZATIL HIDAYAH
DIAN RICKYRIANTO AZIS
(FKG UMI)
Latar belakang
• Saat ini sudah jarang kita temui pemberian ASI pada balita
oleh seorang ibu
• Penggunaan botol susu yang berkepanjangan mempunyai
korelasi kuat dengan timbulnya masalah gigi, seperti karies
dan maloklusi.
Efek Penggunaan Botol Susu
1. Bayi rentan tersedak
2. Bayi rentan mengalami infeksi saluran pernafasan
3. Berisiko merusak pertumbuhan rahang dan gigi-geligi
4. Berisiko mengganggu kemampuan menggigit
5. Berisiko karies gigi
6. Berisiko infeksi telinga tengah
7. Berisiko memerlukan tambahan susu formula
8. Berisiko obesitas
9. Berisiko gangguan perkembangan wicara
Maloklusi
• Mekanisme Terjadinya Maloklusi Akibat Penggunaan Botol
Dot
Menggunakan botol dot dalam durasi dan frekuensi
berlebih berperan besar dalam "memajukan" gigi depan anak
(maloklusi). Semakin sering menggunakan dot, maka
kemungkinan protrusi akan semakin besar.
Karies
• Karies botol atau Early childhood Caries adalah istilah untuk
menjelaskan jenis dari rampan karies pada fase gigi sulung
dari balita yang tidur dengan kebiasaan menghisap botol dan
meminum susu yang mengandung pemanis (termasuk susu).
Frekuensi dari konsumsi gula yang disertai dengan aliran saliva
yang kurang di malam hari sangat berpengaruh dalam
perkembangan dari rampan karies.
• Mekanisme Terjadinya Karies Akibat Penggunaan Botol Dot
Tahap perkembangan karies atau pola kerusakan karies
botol terdiri dari beberapa tahap, meskipun pada
perkembangannya kadang-kadang sulit untuk dideteksi.
Pada setiap tahap pencegahan yang dilakukan
mempunyai efek yang baik. Diagnosa awal karies botol dimulai
dengan diskolorasi yang relatif sedikit pada gigi, karies dimulai
dengan demineralisasi, white spot pada permukaan superfisialis
lingual atau labiolingual dari gigi insisivus atas, kadang-kadang
dijumpai pula pada bagian proksimal, tetapi paling sering
dijumpai pada bagian serviks tempat melekatnya plak.
Rampant Caries
Rampant Caries
Pencegahan dan Perawatan
• Pencegahan Baby Bottle Syndrome dapat dilakukan sejak anak
masih dalam kandungan ibu dengan masukan nutrisi ibu yang
baik dan setelah gigi susu muncul pada batita dilakukan
penyikatan gigi secara teratur dan tidak minum dari botol
susunya saat hendak tidur.
Pencegahan
• Pemberian ASI atau makanan melalui botol dianjurkan hanya sampai
usia bayi 6 bulan.
• Waktu memberi minuman pada bayi selalu diperhatikan dan bayi
tidak
• boleh dibiarkan mengisap botol/ASI sambil tiduran, apalagi sampai
tertidur.
• Hindari pemberian gula yang berlebihan
• Sebaiknya anak sudah mulai diperkenalkan ke dokter gigi sejak usia
dini(1 tahun) sehingga bila terlihat tanda-tanda karies botol dapat
dirawat dengan segera.
• Perawatan harus dilakukan meskipun gigi hanya tinggal akar, karena
usia penggantian gigi masih lama. Kehilangan atau pencabutan yang
dini dari gigi susu, mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan rahang untuk tempat gigi tetap
Penanganan
• Tindakan rehabilitatif yang dimaksudkan adalah mendatangi
dokter gigi untuk memperoleh perawatan, seperti
penambalan, pengolesan larutan fluor, pembuatan sarung gigi
dari logam serta kontrol ke dokter gigi setelah mendapat
perawatan setiap tiga bulan.
Kesimpulan
• Penggunaan botol susu padaa anak dapat menimbulkan gejala
kerusakan gigi yakni, Gigi mengalami perubahan warna, terjadi
peradangan pada gusi, rasa sakit pada gigi, kesulitan dalam
makan dan berbicara, gangguan tidur, Infeksi pada mukosa,
serta mengakibatkan maloklusi dan karies gigi.

• Penanganan pada kerusakan gigi anak diantaranya yaitu


pemberian fluor, melakukan oral profilaksis, mengontrol
makanan dan minuman, mendatangi dokter

Anda mungkin juga menyukai