Anda di halaman 1dari 53

BAD HABIT ANAK

Overview
drg. Diah Ajeng Purbaningrum, MDSc, SpKGA
ORAL HABIT :
1. Fisiologis : kebiasaan normal manusia
Ex : bernafas lewat hidung, mengunyah, berbicara, dan menelan.
2. Non fisiologis : kebiasaan abnormal manusia yang menimbulkan tekanan dan
kecenderungan yang menetap dan diulang secara terus-menerus sehingga
mempengaruhi pertumbuhan kraniofasial
ex : Menghisap : Jari, Jempol, Bibir
Menggigit : Bibir, Kuku
• Bad habit adalah tindakan berulang-ulang yang dilakukan secara
otomatis.
• Perilaku berulang ini umum dilakukan pada masa kanak-kanak yang
biasanya dimulai dan berhenti secara spontan.
KIDS DENTAL HEALTH
NO-NOS
Neglecting The Dentist
• Hal pertama yang harus dihindari adalah
menunda kunjungan anak ke dokter gigi,
sampai ditemukan adanya suatu masalah.
• Rekomendasi ADA anak dibawa berkunjung ke
dokter gigi setiap 6 bulan sekali sejak gigi
pertama erupsi, sebelum ulang tahun yang
pertama.
• Pada kunjungan yang pertama, dokter gigi
akan memeriksa kondisi gigi dan rongga
mulut, dan memberikan instruksi cara
membersihkan gigi bayi dengan baik dan benar.
• Setelah kunjungan pertama, kunjungan reguler
dilakukan setiap 6 bulan sekali. Apabila
ditemukan risiko karies, interval kunjungan
dapat diperpendek.
Middle of The Night Breastfeeding
• Pada bayi, menyusui kapanpun
adalah hal yang baik untuk
kesehatan bayi.
• Laktosa merupakan kandungan gula
utama dalam ASI. Gigi bayi akan
mengalami kerusakan apabila terlalu
banyak terpapar gula tersebut.
• Ibu yang menyusui bayinya ketika
gigi bayi sudah erupsi harus
membersihkan gigi dan mulut bayi
setelah bayi selesai menyusu.
Sucking a Baby Bottle at Night
• Lubang dapat timbul sebagai akibat
minum susu dengan dot pada malam
hari.
• Ketika mulut tidak dibersihkan, gula
dari susu akan menempel pada gigi
dan mengikis enamel.
Sipping on Sippy Cups All Day
• Ketika anak mulai menggunakan sippy cup,
jangan biarkan anak menggunakan sippy cup
sepanjang hari.
• Minum susu, juice dan cairan manis lainnya
sepanjang hari dari sippy cup tidak
memberikan kesempatan saliva untuk
melakukan fungsinya, sehingga meningkatkan
kemungkinan karies.
• Batasi penggunaan sippy cups hanya saat
makan dan snack-time.
• Minta anak membilas dan minum air putih
setelah minum apapun yang manis.
Swallowing Toothpaste
• Fluoride baik bagi gigi anak, apabila jumlahnya
tepat.
• Apabila pada air yang diminum belum
mengandung fluoride, bisa diberikan
suplementasi fluoride mulai dari usia 6 bulan.

• Terlalu banyak fluoride menyebabkan fluororis


terdapat spot putih atau kecokelatan pada gigi
anak.
• Pastikan anak tidak menelan pasta gigi,
terutama jika pasta gigi mengandung fluoride.
• Saat anak belum mampu meludah dengan
benar, gunakan pasta gigi non fluoride.
Thumb Sucking with Permanent Teeth
• Pada bayi dan anak berusia muda,
thumb sucking masih dapat
dikatakan normal dan tidak
menimbulkan masalah, sampai gigi
permanen menggantikan gigi susu.
• Sebagian besar anak sudah dapat
menghentikan kebiasaan pada usia
4 tahun.
• Jika belum, hubungi dokter gigi.
Giving Pacifier for Preschoolers
• Menggunakan empeng adalah normal
pada bayi, namun jika berkepanjangan
dapat mempengaruhi kesehatan mulut
anak, mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan gigi dan rahang yang
normal.
• Menggunakan empeng sampai usia
batita dapat menyebabkan kebiasaan
ini sulit dihentikan.
• Waktu terbaik untuk menghentikan
penggunaan empeng alah pada usia 1
tahun.
Gnawing on Pencils
• Ketika anak memasuki usia
sekolah,
kadang saat itu mulai timbul kebiasaan
menggigit pensil umum ditemukan pada
anak usia sekolah.
• Selain menyebabkan bakteri masuk
dalam mulut, hal ini meyebabkan gigi
menjadi aus.
• Bahaya lainnya, apabila anak jatuh ketika
sedang menggigit pensil di mulut.
• Anak yang sudah paham bahayanya,
biasanya dapat diedukasi untuk
meninggalkan kebiasaan ini.
Nibbling on Nails
• 30-60% remaja dan anak-anak punya
kebiasaan menggigit kuku.

• Tidak hanya buruk pada kuku, namun


juga berpengaruh serius pada
kesehatan anak.

• Menggigit kuku meningkatkan faktor


risiko untuk bruxism.
• Cara terbaik untuk menghentikan
kebiasaan ini adalah menjelaskan
bahayanya pada anak, serta dengan
sistem rewards.
Drinking Soda
• Minuman soda tidak baik bagi
semua oran, namun efeknya lebih
buruk pada gigi yang baru saja
erupsi.
• Anak harus diperkenalkan dengan
kebiasaan makan dan minum yang
sehat.
Sucking on Lollipops and Hard Candy
• Makan permen keras dan lolipop lazim
dilakukan oleh anak-anak.
• Gula dalam permen akan bereaksi
dengan enamel, dan asam yang
dihasilkan dapat mengikis enamel.
• Pastikan anak menggosok gigi setelah
makan permen atau sesuatu yang
manis.
Using Teeth to Open Bags and
Packaging
• Kadang anak melihat orang
dewasa menggunakan gigi untuk
membuka kemasan makanan, dan
anak-anak meniru.
• Ketika orang tua melihat anak
melakukan hal ini, segera jelaskan
bahwa kebiasaan ini dapat
merusak gigi, dan memberikan
alternatif untuk membuka
kemasan yang susah dibuka,
misalnya dengan menggunakan
gunting.
Chewing on Ice
• Jangan membiarkan anak mengunyah es
batu setelah selesai minum.
• Enamel gigi bersifat seperti kristal, dan es
adalah krisal juga, sehingga gigi dapat
mengalami kerusakan permanen jika
anak sering mengunyah es batu.
• Temperatur yang sangat dingin pada es
juga dapat merusak gigi.
• Jika orang tua kesulitan menghentikan
kebiasaan ini, berikan anak minuman
dingin tanpa es dan izinkan anak minum
dengan sedotan.
• Pastikan anak tahu bahwa mengunyah es
batu bukan kebiasaan yang baik, berikan
contoh dengan tidak mengunyah es
batu.
Grinding and Clenching Teeth
• Kebiasaan grinding yang berlangsung
terus menerus dapat menyebabkan
gigi aus dan fraktur.
• Solusi : penggunaan night guard.
• Konsultasikan dengan dokter gigi
mengenai kebiasaan grinding pada
anak, karena pada batas tertentu
kebiasaan grinding pada anak masih
dapat dikatakan normal.
Night Guard for Bruxism
Tongue Thrusting
• Kebiasaan tongue thrusting, yaitu suatu kebiasaan
menjulurkan lidah ke depan dan menekan gigi-gigi
seri pada waktu istirahat, selama berbicara atau
menelan.
• Adanya kebiasaan menjulurkan lidah ke depan ini
memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan otot-
otot di sekitar lengkung gigi dan otot-otot mulut,
sehingga dapat mempengaruhi posisi gigi.
• Gigi depan atas akan merongos ke depan dan
terjadi gigitan terbuka.
• Kebiasaan menjulurkan lidah ini biasanya timbul
karena adanya pembesaran amandel atau tonsil,
lengkung gigi atas yang menyempit, lidah yang
besar, atau karena aspek psikologis.
Kebiasaan menjulurkan lidah biasanya dilakukan pada saat menelan.
Pola menelan yang normal adalah gigi pada posisi oklusi, bibir tertutup, dan lidah
berkontak dengan palatum.
Kebiasaan tongue thrusting, yaitu suatu kebiasaan menjulurkan lidah ke depan dan
menekan gigi-gigi seri pada waktu istirahat, selama berbicara atau menelan.
Adanya kebiasaan menjulurkan lidah ke depan ini memungkinkan terjadinya
ketidakseimbangan otot-otot di sekitar lengkung gigi dan otot-otot mulut, sehingga
dapat mempengaruhi posisi gigi.
Gigi depan atas akan protusif dan openbite anterior.
Terjadi penyimpangan pola menelan dan berbicara yang tidak normal.
Cara menelan yang benar
Ujung lidah terletak pada palatum
(rugae palatina)
Cara menelan yg salah
• Ujung lidah terletak diantara gigi-gigi
anterior atas dan bawah, berakhir disebelah
palatinal gigi anterior atas
Mouth Breathing
• Kebiasaan bernapas melalui mulut ini dipicu oleh tersumbatnya hidung sebagai
saluran pernapasan normal.
• Hal ini dapat terjadi karena adanya kelainan anatomi hidung atau penyakit-
penyakit hidung, antara lain polip hidung, sinusitis, rhinitis kronis dan
pembesaran tonsil di belakang hidung.
• Pada beberapa orang, kebiasaan ini biasanya disertai lemahnya tonus bibir atas
• Akibat mouth breathing :
Anak yang bernapas melalui mulut biasanya berwajah sempit, gigi depan atas
maju ke arah labial, serta bibir terbuka dengan bibir bawah yang terletak di
belakang insisivus atas, gingiva eritema, edema, tampak mengkilat.
• Wajah adenoid / sindrom wajah panjang
• posisi mulut yang terbuka, nostril yang kecil
dan kurang berkembang, bibir atas yang
pendek,
“gummy smile”
• ketinggian muka vertikal yang meningkat
pada 1/3 wajah bagian bawah, ketinggian
dentoalveolar yang berlebihan
• palatum sempit
Faktor-faktor yang mempengaruhi
potensi permasalahan yang timbul dari
Bad Habit
• frekuensi (seberapa sering aksi kebiasaan buruk terulang per hari)
• durasi (berapa lama tindakan yang telah dilakukan)
• intensitas (seberapa besar tekanan yang anak lakukan)
• Tanggung jawab utama dari dokter gigi adalah bagaimana menjaga kesehatan gigi
anak.
• Bahaya dari kebiasaan buruk ini tergantung dari seberapa sering kebiasaan
dilakukan yang mungkin dapat menyebabkan maloklusi gigi ataupun kerusakan
pada jaringan lunak.
• Setiap kebiasaan buruk harus dinilai secara individual pada masing-masing anak,
karena setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam melakukan kebiasaannya.
• Sebagai dokter gigi, kita harus dapat mendiagnosis apa saja dampak yang
ditimbulkan dari kebiasaan dalam rongga mulut.
• Jika tidak yakin dari segi pengaruhnya, maka kita harus menyusun suatu
konsultasi gigi yang tepat.
• Konsultasi ini harus dilakukan bersama-sama ahli anak, psikiater, ataupun ahli
patologis.
• Jika semua konsultasi yang tepat telah diselesaikan, klinisi bekerja sebagai
penyambung melalui konsultasi bersama spesialis yang nantinya akan
menentukan rencana perawatan yang sesuai pada anak.
FINGER AND THUMB SUCKING
•Periode mengisap berkembang sejak
bayi masih trimester ketiga dalam
kandungan ibu.
•Keahlian mengisap jari ini dimulai
sejak minggu ke-19 karena otak bayi
telah mencapai jutaan saraf motorik
sehingga ia mampu membuat
gerakan sadar tersebut.
• Oral habit telah berkembang sejak bayi masih dalam kandungan ibunya yaitu
refleks mengisap ibu jari, lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang
menyenangkan baginya karena merasa sangat nyaman sehingga dapat
membuatnya tertidur.
• Apabila kebiasaan ini tetap bertahan hingga tumbuhnya gigi permanen maka
akan dapat menimbulkan masalah dengan lengkung gigi dan pertumbuhannya
dalam mulut.
• Seberapa sering seorang anak mengisap ibu jari akan menentukan muncul atau
tidaknya masalah kesehatan gigi.
• Thumb/finger sucking adalah sebuah kebiasaan dimana anak menempatkan jari
atau ibu jarinya di belakang gigi, kontak dengan bagian atas mulut, mengisap
dengan bibir, dan gigi tertutup rapat.
• Aktivitas mengisap jari dan ibu jari sangat berkaitan dengan otot-otot sekitar
rongga mulut
• Kebiasan mengisap ibu jari merupakan satu- satunya gerakan yang dilakukan pada
saat bayi baru lahir untuk mendapatkan makanan.
• Mengisap ibu jari pada tahun-tahun pertama haruslah dipandang sebagai hal
yang normal dan belum perlu untuk dicegah.
• Karena kalau dicegah, akan menyebabkan kekacauan perkembangan psikologi
anak, sedangkan akibat yang ditimbulkan terhadap gigi dan rahang belum dapat
dipastikan.
• Ada 2 jenis mengisap
jempol:

1. Aktif: 2. Pasif:
• kekuatan berat oleh otot - anak menempatkan jarinya
selama mengisap di mulut
• posisi gigi permanen dan - tidak ada kekuatan pada
bentuk rahang akan gigi dan mandibula
terpengaruh. - tidak menyebabkan
perubahan skeletal.
• Mengisap ibu jari pada bayi kurang dari 6 bulan merupakan salah satu ekspresi
bayi untuk kebutuhan mengisap, terutama kalau sedang lapar.
• Tetapi setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, mengisap jari memberikan arti lain.
Bayi ini membutuhkan ketentraman dan kenikmatan sama seperti yang pernah
mereka alami dulu sewaktu masih kecil.
• Mereka akan mengisap jari kalau sedang lelah atau mengantuk. Bagi mereka ibu
jari merupakan salah satu benda penghibur.
• Seringkali nilai ibu jari sedemikian pentingnya bagi anak, sehingga setelah
bertahun-tahun kemudian mereka baru ingin berhenti melakukan kebiasaan
tersebut
• Mengisap ibu jari merupakan sebuah
perilaku, bukan sebuah gangguan.
• Seiring pertambahan usia, diharapkan
kebiasaan buruk tersebut akan hilang
dengan sendirinya.
• Kebiasaan ini sering ditemukan pada anak-
anak usia muda dan bisa dianggap normal
pada masa bayi dan akan menjadi tidak
normal jika berlanjut sampai masa akhir
anak-anak.
• Hal ini sering terjadi dalam masa
pertumbuhan, sebanyak 25-50% pada anak-
anak yang berusia 2 tahun dan hanya 15-
20% pada anak-anak yang berusia 5-6 tahun
• Kebiasaan mengisap yang berkepanjangan
akan menghasilkan maloklusi.
• Keadaan ini dapat terjadi karena adanya
kombinasi tekanan langsung dari ibu jari
dan perubahan pola tekanan bibir dan
pipi pada saat istirahat.
• Tekanan pipi pada sudut mulut merupakan
tekanan yang tertinggi.
• Tekanan otot pipi terhadap gigi-gigi
posterior rahang atas ini meningkat akibat
kontraksi otot buccinator selama
mengisap pada saat yang sama, sehingga
memberikan risiko lengkung maksila
menjadi berbentuk V, ukurannya sempit
dan dalam
• Ada beberapa variasi maloklusi tertentu tergantung jari yang diisap dan juga
penempatan jari yang diisap.
• Sejauh mana gigi berpindah tempat berkorelasi dengan lamanya pengisapan per
hari.
• Seorang anak yang mengisap kuat-kuat tetapi hanya sebentar tidak terlalu
banyak berpengaruh pada letak giginya, sebaliknya seorang anak yang mengisap
jari meskipun dilakukan tidak terlalu kuat tetapi dalam waktu yang lama
(misalnya selama tidur malam masih menempatkan jari di dalam mulut) dapat
menyebabkan maloklusi yang nyata.
Efek dari Thumb Sucking

• Open bite anterior (kadang asimetris menyesuaikan lokasi tempat meletakkan


ibu jari)
• Protrusi gigi anterior RA
• Palatum tinggi
• Lengkung rahang berbentuk V
• Perkembangan rahang ke arah lateral terganggu  timbul crowding
• Bila kebiasaan mengisap ibu jari
bertahan sampai umur 4 tahun maka
akan menyebabkan maloklusi gigi
susu dan permanen, juga dapat
menyebabkan masalah pada tulang-
tulang di sekitar mulut.
• Resiko tinggi ditemukan pada anak
yang mengisap ibu jari pada waktu
siang dan malam.
• Dengan pengisapan yang terus
menerus terjadi jari abnormal seperti
hiperekstensi jari, terbentuk callus,
iritasi, eksema, dan paronikia (jamur
kuku).
• Efek psikologis pada anak akan menimbulkan menurunnya kepercayaan diri anak
karena anak sering diejek oleh saudara atau orang tuanya.
• Dapat juga terjadi keracunan yang tidak disengaja, anak yang mengisap ibu jari
terpapar tinggi terhadap keracunan yang tidak disengaja, misalnya keracunan Pb.
• Resiko infeksi saluran cerna pun meningkat.
TATALAKSANA FINGER / THUMB
SUCKING
Perawatan secara Psikologis

Bila kebiasaan ini menetap setelah anak berumur 4 tahun, maka orang tua
disarankan untuk mulai melakukan pendekatan kepada anak agar dapat
menghilangkan kebiasaan buruknya tersebut, antara lain :

•Mengetahui penyebab.
Ketahui kebiasaan anak sehari-hari termasuk cara anak beradaptasi terhadap
lingkungan sekitar. Faktor emosional dan psikologis dapat menjadi faktor pencetus
kebiasaan mengisap ibu jari.
• Menguatkan anak.
Menumbuhkan rasa ketertarikan
pada anak untuk menghentikan
kebiasaan tersebut. Orang tua
diingatkan untuk tidak memberikan
hukuman pada anak karena anak
akan makin menolak untuk
menghentikan kebiasaan ini.

• Mengingatkan anak.
Buat semacam agenda atau kalender
yang mencatat keberhasilan anak
untuk tidak mengisap ibu jari.

• Berikan penghargaan.
Orang tua dapat memberikan pujian
dan hadiah yang disenangi si anak,
bila anak sudah berhasil
menghilangkan kebiasaannya.
Perawatan Ekstraoral
Perawatan ekstra oral yang dapat dilakukan pada anak yang memiliki kebiasaan
mengisap ibu jari atau jari tangan lainnya, antara lain :
–Ibu jari atau jari diolesi bahan yang tidak enak (pahit) dan tidak berbahaya,
misalnya betadine. Ini diberikan pada waktu-waktu anak sering memulai
kebiasaannya mengisap ibu jari.
–Ibu jari diberi satu atau dua plester anti air.
–Penggunaan thumb guard atau finger guard
–Menggunakan sarung tangan
Thumb Guard dan Finger Guard
Perawatan Intraoral
Penggunaan thumb crib (fixed
palatal crib) pada palatum
• Kesadaran anak
• Kerjasama orang tua
• Kesan drg. sebagai sahabat
• Tujuan untuk mencapai target dipikirkan waktu dan hadiah
• Kedewasaan anak (matang/cemas)

Anda mungkin juga menyukai