IKGA 1/ A
Anggota Kelompok :
a. Kooperatif (Cooperative)
Sikap anak cukup tenang, memiliki rasa takut yang minimal, dan antusias
terhadap perawatan gigi dan mulut yang diberikan.
Uncontrolled: Defiant:
Pasien berusia 3-6 tahun, sering Pasien segala usia terutama usia sekolah, orang tua kurang
tantrum, menangis, marah, berontak tegas. Pasien sering berkata “tidak mau!” dan sering protes di
dengan menggerakkan kaki dan tangan. rumah. Pasien berani dan suka menantang.
Timid:
Pasien takut, sering bersembunyi di balik orang tua
maupun tutup mulut. Jika salah strategi dapat menjadi
uncontrolled.
Tense-cooperative:
Pasien minimal berusia 7 tahun, ingin kooperatif dan
berusaha bersikap baik tapi juga sangat takut,
contohnya berpegangan ke kursi dengan sangat erat.
Whining:
Pasien bisa menangis sebagai coping mechanism atau
untuk mencari perhatian. Bisa juga sering mengeluh,
menerima tapi tidak merasa nyaman sehingga
memerlukan kesabaran untuk mengulang prosedur.
Frankl Behavioral Rating Scale
1. Definitely Negative (- -)
Pasien menolak perawatan, menangis keras, sangat takut, atau tindakan lainnya yang menggambarkan
negativitas ekstrim.
2. Negative (-)
Enggan untuk menerima perawatan, tidak kooperatif, beberapa sikap negatif ringan (contoh: cemberut,
menarik diri).
3. Positive (+)
Menerima perawatan, berhati-hati, mau menurut dengan dokter gigi secara kooperatif.
A.1) Usia
Anak perempuan memiliki kecemasan terhadap perawatan gigi lebih tinggi dibandingkan anak
laki-laki
B) FAKTOR KELUARGA
2. Distraksi verbal
Ex: diputarkan lagu/musik anak-
anak, dokter yang bercerita sambil
melakukan tindakan
Desensitisasi
adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan ahli psikologi untuk melawan rasa
takut
Ada 3 tahapan, yaitu:
1. Melatih pasien untuk rileks
2. Membangun hierarki stimulus
3. Mengenalkan setiap stimulus dari yang paling tidak sakit/menakutkan
Caranya :
Untuk mengatasi anak yang berontak, dokter gigi dibantu untuk menahan Indikasi:
gerakan tangan dan kakinya yang tidak terkendali. •Anak tidak koperatif
Operator berbicara pada anak secara pelan dan jelas bahwa tangan akan (Melawan, Histeris,
dilepas jika anak berhenti berteriak dan mau mengikuti perintah Agresif
Ketika anak menunjukan respons positif beri pujian, jika anak tetap •Komunikasi tidak
membantah dan masih menunjukan sikap negatif, tindakan diatas diulang berjalan baik
kembali.
Restraint
Restraint / Protective stabilization atau Pelindung Stabilisasi
adalah teknik dengan pembatasan pergerakan pasien untuk
mengurangi pergerakan pasien yang tidak diinginkan serta adanya
risiko cedera pada semua orang di ruang perawatan gigi.
Papoose Board
Cara penggunaannya adalah anak ditidurkan dalam posisi Indikasi :
terlentang di atas papan datar dan bagian atas tubuh, tengah tubuh
A. Pasien dengan
dan kaki anak diikat dengan menggunakan tali kain yang besar.
retardasi mental
Pengendalian dengan menggunakan papoose board dapat
diaplikasikan dengan cepat untuk mencegah anak berontak dan B. Ketika keamanan
menolak perawatan. pasien, staff, dokter
gigi, dan orang tua
terancam.
C. Tidak diberi izin saat
melakukan sedasi atau
bius total
Sedasi Sadar
Sedasi sadar adalah kondisi saat pasien mengalami
penurunan kesadaran yang masih terkendali sehingga
reflek protektif masih dapat dipertahankan agar
pasien dapat mempertahankan pernapasannya sendiri
dan memungkinkan respon yang diharapkan melalui
stimulus fisik atau permintaan secara verbal.
INDIKASI
Pasien dengan rasa cemas
dan takut berlebihan
terhadap perawatan gigi
dilihat dari pemeriksaan
fisik, riwayat medik, dan
evaluasi status fisiologis
Anastesi Umum
Indikasi :
•Pasien tidak kooperatif karena kurangnya kematangan secara Anastesi Umum
psikologis dan emosional dan/atau keterbatasan mental, fisik, dan
medis
•Pasien yang tidak efektif menerima anastesi local karena infeksi akut
•Pasien yang memerlukan prosedur pembedahan dan perawatan gigi
dengan segera dan komprehensif
Komunikasi Dokter Gigi dan Pasien
Anak
• Komunikasi dokter-pasien adalah hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter
gigi dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang
terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit dan puskesmas dalam
rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
• Komunikasi dalam interaksi dokter- pasien diartikan sebagai tercapainya
pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien pada setiap
langkah penyelesaian masalah pasien.
• Diperlukan berbagai pemahaman seperti jenis komunikasi (lisan,
tulisan), menjadi pendengar yang baik, adanya penghambat proses
komunikasi, pemilihan penyampaian pikiran atau informasi dan
penerima informasi
• Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat
berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan penerima pesan
secara bergantian.
Tujuan komunikasi dokter-pasien
• Humble
• Sikap rendah hati, mau mendengarkan dan menerima kritik
• Empathy
• Kemampuan individu untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain
• Audible
• Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik oleh penerima pesan
• Clarity
• Kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi
Proses Komunikasi Dokter Gigi dan Pasien Anak
https://
drive.google.com/file/d/19UTdlw37tJOchZztsXqVPYqtQ5
ECzdaO/view?usp=sharing
Refrensi
• Fourianalistyawati, Endang. 2012. Komunikasi yang Relevan dan Efektif antara Dokter
dan Pasien. Junral Psikogenesis. 1 (1): 82-87
• Larasati TA. 2019. Komunikasi Dokter-Pasien Berfokus pada Pelayanan Kesehatan Primer.
JK Unila. 3 (1): 160-166
• Rahmaniah,Dewi N., Sari G. 2021. Hubungan Tingkat Kecemasan Dental Terhadap
Perilaku Anak dalam Perawatan Gigi dan Mulut. Jurnal Kedokteran Gigi (Dentin) Vol V
No,2. FKG Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin,
• Rilanto VM, Tanti H. 2017. Peran Komunikasi Interpersonal Dokter Gigi dalam
Menangani Kecemasan Pasien Anak.
• Wright GZ, Kupietzky A. Behavior Management in Dentistry for Children. 2nd ed. Iowa:
John Wiley & Sons Inc.; 2014.
• UTSD. 2019. Behaviour Management. https://www.youtube.com/watch?v=eMsTqEtBxMk
. [Diakses 02 Oktober 2021].