Anda di halaman 1dari 58

FKG UNEJ 2021

Pencegahan
Gingivitis
Yola Widya Putri Damania (21-009)
Dwi Amatul Firdausya (21-010)
Ericko Ichi (21 - 011)
Rezza Dwi Ardhita (21-012)
Dhea Ayu Dewanti (21-013)
Marita Dian Pitaloka (21-014)
Maria Evata Krismawati S. (21-015)
silviana indah m (21-016)
Safira Annisa Y.P. (21-017)
Roslian Ayu Mantika (21-018)
Apa itu Gingivitis??

Gingivitis adalah suatu kondisi


inflamasi yang terjadi pada jaringan
gingiva yang sering disebabkan oleh
infeksi bakteri. Kondisi ini terbatas
hanya pada area jaringan lunak epitel
gingiva dan jaringan ikatnya saja.

Tidak ada attachment loss seperti


periodontitis
Gingivitis itu
seperti apa?
● Pembengkakan, Kondisi klinis gingivitis
kemerahan, permukaan secara umum
mengkilat,adanya
kalkulus/plak, dan berdarah
jika dilakukan probing
Gingivitis itu
seperti apa?
● tidak ada kehilangan Kondisi Radiografik
tulang pada pemeriksaan gingivitis secara umum

radiografik
Gingivitis itu
seperti apa?
● Histologi → epitel Kondisi Histologis gingivitis
mengalami ulserasi secara umum

/ulcerated epithelium/ loss


of epithelium
● Dilatasi kapiler,
Apa bedanya
dengan gusi
yang sehat?
Fiorellini,Sarmiento, H.L., Kim, D, Chang, Y. 2019.
Clinical Periodontology : Clinical feature of gingivitis.
Philadelphia : Elsevier
Warna pada gingiva
● warna gingiva dipengaruhi oleh ukuran pembuluh darah,
ketebalan epitel, keratinisasi, dan pigmen pada epitel
● warna menjadi lebih merah jika meningkatnya
vaskularisasi atau keratin epitel berkurang
● Warna menjadi lebih pucat jika kurangnya vaskularisasi
atau keratinisasi epitel bertambah
Prevalensi Gingivitis

● Penelitian epidemiologi
menunjukkan 82% remaja di
US mengalami gingivitis.
● Berdasarkan laporan Riset
Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2018,
prevalensi gingivitis di
Indonesia adalah 74%
Etiologi Gingivitis
● faktor utama terjadinya gingivitis adalah akumulasi plak gigi

● faktor sekunder dibagi menjadi 2, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik.
➔ faktor lokal: kalkulus, karies, kebersihan gigi dan mulut, susunan gigi,
kebiasaan pernafasan mulut, pH saliva, iatrogenic dentistry, trauma
jaringan, dan sifat fisis makan.
➔ faktor sistemik: seperti defisiensi nutrisi dan protein, faktor psikologis
(stress), hormonal, penggunaan obat-obatan, penyakit metabolisme
serta gangguan penyakit hematologi seperti leukimia dan anemia

● faktor lingkungan: taraf pendidikan, penghasilan dan daerah tempat


tinggal.
Patogenesis Gingivitis
Menurut Preethanath (2020), patogenesis gingivitis dapat dijelaskan sebagai
berikut :
•Lesi awal
Pada tahap ini, bakteri hanya menyerang jaringan dalam batas normal dan hanya
berpenetrasi superfisial. Dalam waktu 2-4 hari perubahan terlihat pertama kali di sekitar
pembuluh darah gingiva yang kecil, di sebelah apikal dari epithelium junctional. Pembuluh
darah ini mulai pecah dan kolagen perivaskular mulai menghilang, digantikan dengan
beberapa sel inflamasi, sel plasma, limfosit, dan protein serum. Disini terlihat peningkatan
migrasi leukosit melalui epithelium junctional dan eksudat dari cairan jaringan dari leher
gingiva.
Patogenesis Gingivitis
•Gingivitis tahap awal
Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut
dengan meningkatnya aliran cairan gingiva. Perubahan yang terjadi baik pada
epitelium jungsional maupun pada epitelium krevikular merupakan tanda dari
pemisahan sel dan beberapa profilerasi dari sel basal. Fibroblas mulai berdegenerasi
dan bundle kolagen dari kelompok serabut dentogingiva pecah sehingga seal dari cuff
marginal gingiva menjadi lemah. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin
jelas terlihat. Papila interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta mudah
berdarah pada penyondean.
Patogenesis Gingivitis
•Gingivitis tahap lanjut
Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Perubahan
mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasma terlihat
mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag meningkat.
Bertambah parahnya kerusakan kolagen dan pembengkakan inflamasi, tepi gingiva
dapat dengan mudah dilepas dari permukaan gigi, memperbesar kemungkinan
terbentuknya poket gingiva. Pada tahap ini jaringan gingiva akan terlihat berwarna
merah, lunak dan mudah berdarah
Klasifikasi Gingivitis Pada Anak
Gingivitis Ulseratif Nekrotik
1) Gingivitis Akut Kasus ini biasanya terjadi pada anak-anak <10 tahun,
pada penderita immunocompromised, down
syndrome, malnutrisi

Gingivostomatitis Herpetic Gejala klinis:


● Ulser ditutupi oleh lapisan putih kekuningan atau
Penyebab: Herpes simplex virus tipe 1 keabuan (pseudomembran)
Gejala klinis:● Gingivostomatitis Herpetik ● Jarang terdapat poket yang dalam
● Gingivitis Ulseratif Nekrotik ● Kerusakan interdental papila
● kemerahan
● Pembengkakan kelenjar limfe dan peningkatan
● gingiva mengkilap
● kecenderungan perdarahan
inflamasi gingiva
● ● Bau nafas tidak sedap
ulserasi pada bibir dan membran mukosa
● anak mengeluhkan sakit dan tidak nyaman saat
makan
2) Gingivitis Kronis Marginalis

Kondisi yang paling sering ditemukan pada


anak. Gingivitis kronis marginalis disebabkan
karena oral hygiene yang buruk.
Gejala klinis:
● Edema pada margin gingiva
● Kemerahan pada gingiva
● Hilangnya kolagen disekitar epitelial junction
Klasifikasi Gingivitis Pada Anak

4) Gingivitis yang dikaitkan


3) Gingivitis Pubertas dengan penyakit sistemik

Peningkatan tingkat peradangan gingiva tanpa a) Lesi Gingiva Terkait dengan Cacar Air
peningkatan tingkat akumulasi plak terjadi pada
Virus herpes varicella terutama menyerang
anak-anak pada masa pubertas. Hubungan individu di bawah usia 15 tahun. Di rongga mulut,
● Gingivostomatitis
antara peningkatan kadarHerpetik
hormon seks dan ulserasi kecil dapat berkembang di setiap area
prevalensi● Gingivitis
gingivitis pada
Ulseratif masa pubertas
Nekrotik mulut, namun lesi paling sering ditemukan pada
palatum, gingiva dan mukosa bukal.
diperkuat oleh pengamatan bahwa, selama
remaja, puncak gingivitis lebih awal pada anak
perempuan (11-13 tahun) dibandingkan pada
anak laki-laki (13-14 tahun). Hal ini ditandai
dengan peradangan yang jelas, perubahan
warna merah kebiruan, edema dan pembesaran,
yang dihasilkan dari iritasi lokal yang biasanya
menimbulkan respons gingiva yang relatif ringan.
Klasifikasi Gingivitis Pada
Anak
b) Gingivitis terkait Leukimia
Ini adalah penyakit ganas yang disebabkan oleh proliferasi jaringan pembentuk sel darah
putih, terutama di sumsum tulang. Jenis leukemia akut sering terjadi pada orang di bawah
usia 20 tahun. Leukemia limfoblastik akut terutama terjadi pada anak di bawah 10 tahun.

Gambaran klinis:

-Gingiva tampak sebagai jaringan bengkak, mengkilat, dan seperti bunga karang yang
berwarna merah ungu tua dengan perdarahan gingiva.

-Pembesaran dapat muncul sebagai pembesaran difus dari mukosa gingiva, perluasan
margin gingiva yang terlalu besar, atau tumor diskrit seperti massa interproksimal.
Konsistensinya cukup keras, tetapi ada kecenderungan ke arah kerapuhan dan
perdarahan, terjadi baik secara spontan atau pada iritasi ringan.
GINGIVAL INDICES

Gingival Indices adalah suatu


metode untuk mengukur
kondisi atau tingkat
keparahan suatu penyakit
atau keadaan pada gingiva
Gingival Index
• Gingival indeks diperkenalkan oleh Loe dan Silnes pada tahun 1963
• Untuk melihat tingkat keparahan kualitas peradangan gingiva pada
individu maupun populasi
• Inflamasi gingiva dinilai berdasarkan warna, konsistensi, dan
pendarahan saat probing
• Dalam penilaian ini hanya jaringan gingiva yang dinilai.
• Untuk melihat kecenderungan pendarahan, digunakan probe tumpul
yang dijalankan sepanjang sulcus gingiva
• Area yang diperiksa: interdental dibagian mesiofasial, fasial margin
gingiva, interdental bagian distofasial, dan lingual margin gingiva
Kriteria
SKOR KETERANGAN
0 Normal gingiva
1 Mild inflammation- Sedikit ada peradangan, perubahan warna gingiva, tidak ada pendarahan
saat probing

2 Moderate inflammation- Warna gingiva kemerahan, bengkak, terjadi pendarahan saat


probing

3 Severe inflammation- Gingiva terlihat merah menyala, bengkak, terdapat ulcer, pendarahan
spontan
SKOR

0 : Gingiva sehat
0,1-1,0 : Gingivitis ringan
1,1-2,0 : Gingivitis sedang
2,1-3,0 : Gingivitis berat
SKOR
Gingival Indices
Modified Gingival Index
• Diperkenalkan oleh Lobene tahun
1986
• Menghilangkan probing karena
probing dapat mengiritasi gingiva
• Tidak menilai adanya poket
periodontal dan kehilangan
perlekatan
• Gigi yang diperiksa sama dengan GI
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Proses penyampaian informasi yang
mengandung unsur edukasi, yang
mempunyai sifat dapat menggerakkan
seseorang atau kelompok untuk melakukan
sesuatu dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan mengubah perilaku
pasien.
“membangun kemampuan menjaga kebersihan gigi dan mulut
yang dilakukan dirumah dan memberikan perspektif pentingnya
melakukan kontrol rutin sehingga gingivitis dapat dicegah”

VERBAL
NON VERBAL KI
Pendekatan Psikologis pada KIE
1. Memperhatikan
Modellin
2. Merekam
g 3. Memproduksi gerak motorik
4. Ulangan penguatan dan motivasi

1. Fungsi pengetahuan
2. Fungsi keyakinan
Perubahan Perilaku
3. Fungsi penentuan
4. Fungsi persetujuan
Kontrol Diet
pengurangan konsumsi Memperbanyak sayur dan
dan frekuensi asupan buah yang berserat dan
gula yang tinggi untuk berair, dapat membantu
mencegah karies dan membersihkan sisa
penyakit periodontal makanan.
Makanan cukup
protein dan fosfat
yang dapat
menambah sifat
basa dari saliva.
Kontrol Plak
upaya pembersihan plak gigi secara teratur serta pencegahan akumulasinya di
permukaan gigi dan gingiva.

● Menyingkirkan dan mencegah


penumpukan plak dan deposit lunak dari ● Menggosok gigi dengan
T
permukaan gigi dan gingiva sekitarnya & sikat gigi
U
J menghambat pembentukan kalkulus. ● Pembersihan interdental
U ● Kimiawi : obat kumur
A ● Menstimulasi atau memasase gingiva
● Kunjungan rutin ke
N sehingga terjadi peningkatan tonus gingiva,
dokter gigi
keratinisasi permukaan, vaskularisasi
gingiva, dan sirkulasi gingiva
Kontrol Plak pada Anak

Usia 0-1 th Usia 1-2 th


● Pembersihan menggunakan kasa ● Diperkenalkan penggunaan sikat
lembab atau kain lembut bersih gigi yang sesuai dan pasta gigi
yang dibungkus pada jari dengan hati-hati
● Pemijatan pada gigi dan gusi. ● Peran orang tua yang utama
Kontrol Plak pada Anak

Usia 3-6 th Usia 6-12 th


● Anak dilatih untuk mampu ● Anak dapat lebih bertanggung jawab
menyikat gigi secara mandiri terhadap kebersihan gigi dan mulutnya
● Pasta gigi berflouride dapat ● Peran orang tua masih dibutuhkan untuk
diberikan dan harus dilakukan mengontrol kebiasaan
dengan hati-hati ● Penggunaan pasta gigi berfluoride sangat
● Pasta gigi yang diberikan yaitu penting
dalam jumlah minimal “kacang ● Penggunaan klorheksidin dapat
polong atau pea-sized” dianjurkan bagi anak dengan risiko karies
● Dibutuhkan peran orang tua untuk dan penyakit periodontal yang tinggi
mendampingi ● Penggunaan obat kumur dapat dilakukan
dengan hati-hati
Pemilihan Sikat Gigi
● Gagang tangkainya lurus
● Kepala sikat kecil/sesuai dengan
mulut
● Bulu sikat halus
● Permukaan bulu sikat rata
● Ujung bulu sikat membulat
Teknik Menyikat Gigi

Metode horizontal dilakukan dengan cara semua permukaan


gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Permukaan
bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke
belakang

Metode vertical dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi, kedua


rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan keatas dan kebawah.

Metode roll adalah cara menyikat gigi dengan ujung bulu sikat
diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian
bulu sikat menekan gusi.Ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan
sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui
permukaan gigi. Yang perlu diperhatikan pada penyikatan ini adalah
sikat harus digunakan seperti sapu, bukan seperti sikat untuk
menggosok.
Dental Floss
● Direkomendasikan untuk flossing terlebih dahulu sebelum
menggosok gigi
● Menyikat gigi hanya dapat menjangkau sela-sela gigi yang dapat
dijangkau bulu sikat, namun tidak mengangkat semua plak yang
mungkin bandel menyangkut tanpa kita ketahui. Disinilah flossing
akan banyak berguna.
● Flossing tidak hanya mencabut plak dan sisa makanan yang terselip
di sela gigi. Rutin melakukan flossing juga dapat mengurangi resiko
penyakit gusi dan bau mulut yang disebabkan plak disepanjang garis
gusi.
Cara Menggunakan Dental Floss
Oral Profilaksis

Tindakan membersihkan rongga mulut secara


menyeluruh dari plak, noda/stain, dan kalkulus
yang merupakan penyebab utama karies dan
penyakit periodontal.
Oral Profilaksis
Antibiotik Profilaksis

Antibiotik profilaksis merupakan penggunaan


antibiotik untuk mencegah infeksi lokal yang
diberikan sebelum dan sesudah prosedur dental.

Profilaksis antibiotik hanya dapat diberikan pada


prosedur tertentu dan pasien risiko tinggi
TAF (Topical Application Fluor)
Topikal aplikasi fluor adalah perawatan
yang dilakukan untuk mencegah adanya
karies gigi dengan pengaplikasian
langsung pada gigi anak yang memiliki
resiko karies tinggi (Mayzad, 2017)
TAF (Topical Application Fluor)
Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme
bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat
melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel
menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan
terhadap pelarutan asam.

Reaksi Kimia
Ca10(PO4)6(OH)2 + F  Ca10(PO4)6(OH)F

Bahan: NaF, SnF2, APF


TAF (Topical Application Fluor)

Indikasi Kontraindikasi
● Pasien yang berisiko tinggi untuk ● Pasien dengan gigi berlubang besar
karies pada permukaan gigi ● tidak dianjurkan untuk pasien
● Kelompok pasien khusus, seperti: dengan risiko karies rendah
pasien ortodontik dan pasien ● yang tinggal di komunitas dengan
dengan aliran saliva rendah fluoridasi yang optimal
● anak-anak yang molar
permanennya tidak dapat difissure
sealant
Pit and fissure sealant
Pit dan fissure sealant adalah suatu tindakan pencegahan karies pada
gigi yang secara anatomis mempunyai pit dan fisur yang dalam
sehingga lebih mudah terserang karies

Bahan sealant ini akan menutup fisur yang dalam sehingga tidak lagi
menjadi tempat perlekatan plak dan sisa makanan dan gigi menjadi
lebih mudah dibersihkan

Bahan Fissure Sealant:


1. Resin
2. GIC
Pit and fissure sealant
Indikasi Kontraindikasi
• Pit dan fisur dalam ● Self cleansing yang baik pada pit
• Pit dan fisur dengan dekalsifikasi dan fisur
minimal ● Terdapat tanda klinis maupun
• Tidak adanya karies interproximal radiografis adanya karies
• Memungkinkan isolasi adekuat interproximal yang memerlukan
terhadap kontaminasi saliva perawatan dan restorasi
• Umur gigi erupsi kurang dari 4 ● Gigi erupsi hanya sebagian dan
tahun tidak memungkinkan isolasi dari
kontaminasi saliva
Pit and fissure sealent
Pit and fissure sealent
Pit and fissure sealent
Dental Health Education (DHE)

Apa itu DHE??


Dental Health Education atau pendidikan
kesehatan gigi adalah suatu proses belajar
yang ditujukan kepada individu dan
kelompok masyarakat untuk mencapai
derajat kesehatan gigi yang setinggi-
tingginya.
Tahapan Dental Health Education (DHE)

a. Motivasi b. Edukasi:
- Menjelaskan mengenai plak dan kalkulus
- Memberi penjelasan agar pasien dapat
(karang gigi)
mengontrol plak dan kesehatan rongga - Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan
mulutnya rongga mulut
- Memberi penjelasan pada pasien agar - Menjelaskan penyakit periodontal dan bahaya
meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat akibat penyakit periodontal
menyebabkan akumulasi plak seperti - Menjelaskan pada pasien pentingnya kontrol 6
mengunyah pada satu sisi bulan sekali ke dokter gigi

c. Instruksi
- Mengajarkan cara mengontrol plak pada pasien dengan memperagakan bagaimana cara
menyikat gigi yang benar, penggunaan dental floss dan obat kumur.
- Mengajarkan pada pasien pentingnya menyikat gigi secara rutin minimal dua kali sehari
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
- Mengajarkan pada pasien bagaimana cara memilih makanan yang sehat dan bergizi.
TUJUAN KONTROL PLAK :

- MEMINIMALKAN INFLAMASI GINGIVA


- MENCEGAH KEKAMBUHAN/PERKEMBANGAN PENYAKIT
PERIODONTAL.

MEMBUTUHKAN MOTIVASI, EDUKASI,


INSTRUKSI!
- ELEMEN PALING KRITIS DAN SULIT UNTUK KEBERHASILAN TERAPI
PERIODONTAL JANGKA PANJANG.
- PERLU KOMITMEN PENDERITA UNTUK MENGADOPSI KEBIASAAN
BARU DALAM KONTROL PLAK SEHARI-HARI.
- MEMBUTUHKAN PEMAHAMAN KONSEP PATOGENESIS, PERAWATAN
DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PERIODONTAL.
- MAU MERUBAH KEBIASAAN.
● KUNJUNGAN ULANG 2- 3
KEWAJIBAN DOKTER GIGI UNTUK
KALI/TAHUN UNTUK
MENDIDIK PASIEN: PEMELIHARAAN.
● KOMBINASI KUNJUNGAN TERATUR
KE DOKTER GIGI DAN PERAWATAN
● PENILAIAN SECARA PERIODIK DAN DI RUMAH UNTUK MENCEGAH
DEBRIDEMENT GIGI DI KLINIK GIGI → GINGIVITIS DAN PENYAKIT
MENCEGAH KEKAMBUHAN PENYAKIT PERIODONTAL LAINNYA.
PERIODONTAL DAN IDENTIFIKASI
MASALAH YG MUNGKIN TIMBUL.
● PROSEDUR KONTROL PLAK →
PERAWATAN DI RUMAH SECARA TERUS
MENERUS.
STRATEGI YANG DAPAT DIGUNAKAN:
● MEMBERIKAN SEMANGAT.
● MENUNJUKKAN CARA KERJA ALAT-ALAT
PEMBERSIH.
● MEMPERLIHATKAN PERBAIKAN.
● MENGGUNAKAN PENGUATAN YANG POSITIF.
● PENDERITA DIBERI SIKAT GIGI BARU,
PEMBERSIH INTERDENTAL, BAHAN ● DEMONSTRASI & INSTRUKSI
DISCLOSING. PEMAKAIAN ALAT BANTU
● PLAK DIBERI BAHAN DISCLOSING PEMBERSIH INTERDENTAL.
DITUNJUKKAN PADA PENDERITA. ● PEWARNAAN ULANG UNTUK
● GIGI PENDERITA DISIKAT DAN
PENDERITA MENGAMATI DENGAN EVALUASI EFISIENSI
CERMIN. PEMBERSIHAN PLAK.
● PENDERITA MENGULANGI INSTRUKSI,
INSTRUKTUR MEMBERI BANTUAN,
KOREKSI DAN PENGUATAN POSITIF.
Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Amerongen, A. Mc Donald, Dean, Avery. Dentistry for The Child andAdolescent. 9th ed. Missouri: Mosby-
Year Book, Inc. 54. 2011
Andriani, I. 2009. Pembesaran Gingiva dengan Gingivektomi. Mutiara Medika. Vol 9 (1) : 69-73.
Bachtiar, Z. A., & Putria, R. A. (2018, October). Penatalaksanaan Fissure Sealent pada Gigi Anak (Laporan
Kasus). In Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM) (Vol. 1, No. 1, pp. 207-213).
Clinical Affairs Committee, 2014, Guideline on Antibiotic Prophylaxis for Dental Patients at Risk for
Infection, Clinical Practice Guidelines, 37:6 (292-297).
Fiorellini,Sarmiento, H.L., Kim, D, Chang, Y. 2019. Clinical Periodontology : Clinical feature of gingivitis.
Philadelphia : Elsevier.
Nakre, P. D, dan A. G. Harikiran. 2013. Journal of International Society of Preventive and Community
Dentistry. Vol 3 (2): 104-117.
Preethanath, R. S., W. I. Ibraheem, dan A. Anil. 2020. Pathogenesis of Gingivitis. Journal of Oral Disease.
Rathee M, Jain P. Gingivitis. [Updated 2021 Apr 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557422/
Löe H. The gingival index, the plaque index and the retention index systems. The Journal of Periodontology.
1967 Nov;38(6):610-6.
Poulsen S. Epidemiology and indices of gingival and periodontal disease. Pediatr Dent. 1981;3:82-8.
Hefti AF, Preshaw PM. Examniner alignment and assesment in clinical periodontal research. periodontology
2000. 2012 Jun; 59(1): 41-60
Tobias, G., Spanier, A.B. 2020. Modified Gingival Index classification using Dental Selfies. Applied Science;
10: 1-15

Anda mungkin juga menyukai