Anda di halaman 1dari 4

PATOGENESIS PENYAKIT PERIODONTAL

GINGIVITIS DAN PERIODONTITIS

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai
penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.
Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal, sebaiknya dimulai dengan gingiva yang
sehat dan tulang pendukung yang normal. Gingiva yang sehat dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan gigi. Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak
bakterial terbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva
yang nantinya akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang
secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal.
Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi
ketika koloni mikroorganisme berkembang.
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.
Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi dan
mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang,
keadaan ini dikenal dengan Gingivitis . Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi sedini
mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang alveolar,
ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis.

GINGIVITIS
Gingivitis disebabkan oleh akumulasi bakteri plak karena kebersihan mulut yang
buruk, kalkulus, iritasi mekanis, dan posisi gigi yang tidak teratur dapat menjadi faktor
pendukung. Bakteri plak dalam jumlah banyak mengganggu hubungan tuan rumah-parasit
dan dapat menyebabkan karies gigi dan penyakit periodontal (Laskaris, 2000; McDonald dan
Avery, 2004). Umumnya plak berakumulasi dalam jumlah yang sangat banyak di regio
interdental yang sempit, inflamasi gusi cenderung dimulai pada daerah papila interdental dan
menyebar dari daerah tersebut ke sekitar leher gigi. Respon setiap individu terhadap plak
sebagai faktor penyebab bermacam-macam, beberapa anak mempunyai respon yang minimal
terhadap faktor lokal (Pinkham, 1988; Manson dan Eley, 1993).
Gingivitis berawal dari daerah margin gusi yang dapat disebabkan oleh invasi bakteri
atau rangsang endotoksin. Endotoksin dan enzim dilepaskan oleh bakteri Gram negatif yang
menghancurkan substansi interseluler epitel sehingga menimbulkan ulserasi epitel sulkus.
Selanjutnya enzim dan toksin menembus jaringan pendukung di bawahnya. Peradangan pada
jaringan pendukung sebagai akibat dari dilatasi dan pertambahan permeabilitas pembuluh
darah, sehingga menyebabkan warna merah pada jaringan, edema, perdarahan, dan dapat
disertai eksudat
Macam macam gingivitis
a. Gingivitis marginalis Gingivitis yang paling sering kronis dan tanpa sakit, tapi
episode akut, dan sakit dapat menutupi keadaan kronis tersebut. Keparahannya
seringkali dinilai berdasarkan perubahan-perubahan dalam warna, kontur, konsistensi,
adanya perdarahan. Gingivitis kronis menunjukkan tepi gingiva membengkak merah
dengan interdental menggelembung mempunyai sedikit warna merah ungu. 12
Stippling hilang ketika jaringan-jaringan tepi membesar. Keadaan tersebut
mempersulit pasien untuk mengontrolnya, karena perdarahan dan rasa sakit akan
timbul oleh tindakan yang paling ringan sekalipun (Langlais dan Miller, 1998).
b. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis ANUG ditandai oleh demam, limfadenopati,
malaise, gusi merah padam, sakit mulut yang hebat, hipersalivasi, dan bau mulut yang
khas. Papilla-papilla interdental terdorong ke luar, berulcerasi dan tertutup dengan
pseudomembran yang keabu-abuan.
c. Pregnancy Gingivitis Biasa terjadi pada trimester dua dan tiga masa kehamilan,
meningkat pada bulan kedelapan dan menurun setelah bulan kesembilan. Keadaan ini
ditandai dengan gingiva yang membengkak, merah dan mudah berdarah. Keadaan ini
sering terjadi pada regio molar, terbanyak pada regio anterior dan interproximal
(Susanti, 2003).
d. Gingivitis scorbutic Terjadi karena defisiensi vitamin c, oral hygiene jelek,
peradangan terjadi menyeluruh dari interdental papill sampai dengan attached
gingival, warna merah terang atau merah menyala atau hiperplasi dan mudah berdarah
(Sea, 2000).
Tanda-tanda gingivitis
Menurut Be Kien Nio (1987), gingivitis merupakan tahap awal dari penyakit
periodontal, gingivitis biasanya disertai dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Gingiva biasanya berwarna merah muda menjadi merah tua sampai ungu karena adanya
vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi suplay darah berlebihan pada jaringan
yang meradang.
2. Bila menggosok gigi biasanya pada bulu sikat ada noda darah oleh karena adanya
perdarahan pada gingiva di sekitar gigi.
3. Terjadinya perubahan bentuk gingiva karena adanya pembengkakan.
4. Timbulnya bau nafas yang tidak enak.
5. Pada peradangan gingiva yang lebih parah tampak adanya nanah di sekitar gigi dan
gingival.
Penyebab gingivitis
Kelainan yang terjadi dalam rongga mulut disebabkan oleh ketidakseimbangan faktor-
faktor yaitu : host, agent, environment, psikoneuroimunologi. Penyebab gingivitis sangat
bervariasi, mikroorganisme dan produknya berperan sebagai pencetus awal gingivitis.
Gingivitis sering dijumpai karena akumulasi plak supra gingiva dan tepi gingiva, terdapat
hubungan bermakna skor plak dan skor gingivitis (Musaikan, 2003, Nurmala, 2010). Lapisan
plak pada gingiva menyebabkan gingivitis atau radang gingiva, umur plak menentukan
macam kuman dalam plak, sedangkan macam kuman dalam plak menentukan penyakit yang
ditimbulkan oleh plak. Plak tua adalah plak yang umurnya tujuh hari mengandung kuman
coccus, filament, spiril dan spirochaeta. Plak tua ini menyebabkan gingivitis (Be, 1987,
anonim, 2010).Plak gigi terbukti dapat memicu dan memperparah inflamasi gingiva. Secara
histologis, beberapa tahapan gingivitis menjadi karakteristik sebelum lesi berkembang
menjadi periodontitis. Secara klinis, gingivitis dapat dikenali (anonim, 2009).
Menurut Sriyono et al, (2005) , faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
gingivitis adalah sebagai berikut :
Faktor internal
Faktor intern yang bertanggung jawab atas terjadinya penyakit gingiva
1. Lapisan karang gigi dan noda atau zat-zat pada gigi
2. Bahan makanan yang terkumpul pada pinggiran gingiva tidak dibersihkan oleh air liur
dan tidak dikeluarkan oleh sikat.
3. Gigi berjejal secara abnormal sehingga makanan yang tertinggal tidak teridentifikasi,
kadang-kadang terbentuk ruangan dikarenakan pembuangan gigi.
4. Kebiasaan seperti menempatkan peniti, kancing, buah pinang dan kawat dalam mulut.
Bahan ini melukai gusi dan menyebabkan infeksi.
Faktor external
Makanan yang salah dan malnutrisi. Pada umumnya seseorang yang kurang gizi
memiliki kelemahan, gejala yang tidak diharap tersebut dikarenakan faktor sosial ekonomi
yang berperan sangat penting.Faktor-faktor yang berperan adalah latar belakang pendidikan,
pendapatan dan budaya. Golongan masyarakat berpendapatan rendah tidak biasa melakukan
pemeriksaan kesehatan yang bersifat umum. Diet dengan hanya makan sayuran tanpa unsur
serat di dalamnya juga biasa menjadi faktor penambah.
Proses terjadinya
Proses terjadinya gingivitis Plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental
yang terlindung, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla interdental dan
menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi. Pada lesi awal perubahan terlihat pertama kali
di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil, di sebelah apikal dari epithelium fungsional
khusus yang merupakan perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar
leher gingiva), tidak terlihat adanya tanda-tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap ini.
Bila deposit plak masih ada perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan
meningkatnya aliran cairan gingiva. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin
jelas terlihat. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta mudah
berdarah pada sondase, dalam waktu dua sampai seminggu akan terbentuk gingivitis yang
lebih parah. Gingiva

Anda mungkin juga menyukai