Anda di halaman 1dari 1

Sedentary lifestyle 

atau gaya hidup sedentari merupakan salah satu pola hidup yang mengarah kepada
aktivitas fisik yang rendah. Ada dua hal yang menjadikan  sedentary lifestyle menjadi gaya hidup yang
tidak sehat yakni tidak bergerak aktif dan asupan pola makan yang tidak sehat. Pola makan tidak
sehat, kalori berlebih, tidak aktif, obesitas, dan penyakit kronis terkait adalah masalah kesehatan
masyarakat terbesar di sebagian besar negara di dunia. Studi WHO menunjukkan bahwa gaya hidup
sedentary lifestyle adalah salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian dan kecacatan di
dunia. Ketidakaktifan fisik juga meningkatkan risiko penyakit seperti kardiovaskular, diabetes tipe II,
obesitas, kanker usus besar dan payudara, tekanan darah tinggi, gangguan lipid, osteoporosis, depresi dan
kecemasan.

Masalah kesehatan yang Sering Disebabkan Oleh Sedentary Lifestyle


Obesitas
Obesitas sering kali terjadi karena kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dibakar melalui olahraga
dan kegiatan normal sehari-hari. Obesitas terjadi ketika indeks massa tubuh (IMT) seseorang adalah 30
atau lebih besar dari IMT yang normal, yaitu 18,5 sampai 25. Gejala utama obesitas adalah kadar lemak
tubuh yang berlebihan, yang meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan lain yang serius.

Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan kondisi kronis di mana kadar gula atau glukosa dalam darah melebihi batas
normal, yang disebabkan oleh gaya hidup. Pada orang dengan diabetes tipe 2, tubuh tidak memproduksi
cukup insulin untuk membuat kadar gula darah normal. Gejala diabetes tipe 2 berupa rasa haus yang
meningkat, sering buang air kecil, lapar, lelah, dan penglihatan kabur. Pada beberapa kasus, diabetes tipe 2
ada juga yang tidak memiliki gejala.

Penyakit kardiovaskuler & Stroke


Penyakit kardiovaskular terjadi karena adanya gangguan yang biasanya berupa sumbatan pada jantung dan
pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung. Dan apabila sumbatan tersebut terdapat pada
pembuluh darah di otak dapt menyebabkan kelainan berupa kelumpuhan anggota gerak atau yang lebih
dikenal dengan stroke.

Kesehatan mental
Fakta lainnya, gaya hidup kurang gerak juga berdampak negatif pada kesehatan mental. Kombinasi
dampak fisik dan mental terhadap kesehatan membuat gaya hidup kurang gerak menjadi bermasalah. Satu
penelitian berjudul Physical Activity, Sedentary Index, and Mental Disorders in the SUN Cohort
Study menunjukkan bahwa gaya hidup yang kurang gerak meningkatkan risiko gangguan kesehatan
mental. Perilaku sedentary lifestyle pun ternyata meningkatkan risiko depresi.

Lalu, Apa Solusinya?


Di antara tindakan pencegahan yang direkomendasikan oleh WHO adalah aktivitas fisik 30 menit setiap
hari, stop rokok, dan mengkonsumsi nutrisi sehat. Sedentary lifestyle bisa dihindari dengan melakukan
hal-hal sederhana. Kita bisa membatasi waktu total duduk, maksimal 6-8 jam sehari. Lalu, jangan
duduk terlalu lama juga. Potong waktu duduk setiap 30-90 menit dengan berdiri, berjalan, maupun
stretching. Lima menit saja sudah cukup. Jangan lupa luangkan waktu untuk berolahraga. Olahraga
merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Lakukan olahraga yang disukai
dan dibutuhkan tubuh agar menjadi menyenangkan. Gak sempet olahraga? Bisa juga dengan berjalan kaki,
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berkebun, dan masih banyak kegiatan lainnya yang termasuk
aktivitas fisik.

Selain itu melakukan general check up juga sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi tubuh sehingga
dapat dilakukan pencegahan penyakit yang tepat dan perubahan lifestyle menjadi lebih healthy.

Anda mungkin juga menyukai