Anda di halaman 1dari 25

PERILAKU DAN

PERILAKU KESEHATAN
Perilaku manusia adalah semua aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar.. (Noto atmodjo, 2003).
Perilaku menurut Skinner merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus, yang dibedakan menjadi dua:

 Perilaku tertutup (covert behaviour), apabila respons


tersebut terjadi dalam diri sendiri, dan sulit diamati dari luar
(orang lain) yang disebut dengan pengetahuan (knowledge)
dan sikap (attitude).
 Perilaku Terbuka (Overt behaviour), apabila respons tersebut
dalam bentuk tindakan yang dapat diamati dari luar (orang
lain) yang disebut praktek (practice)
Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon,
maka teori Skinner ini disebut teori ‘S-O-R” (Stimulus-
Organisme-Respons). Berdasarkan batasan dari Skinner
tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa perilaku adalah
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam
rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, nafsu,
dan sebagainya. Kegiatan ini mencakup :

1. Kegiatan kognitif: pengamatan, perhatian, berfikir yang


disebut Pengetahuan
2. Kegiatan emosi: merasakan, menilai yang disebut (afeksi)
3. Kegiatan konasi: keinginan, kehendak yang disebut
tindakan (practice)
Perilaku kesehatan adalah suatu repson seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman serta lingkungan. Dalam konteks
pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan dibagi menjadi dua

1. Perilaku masyarakat yang dilayani atau menerima


pelayanan (consumer),
2. Perilaku pemberi pelayanan atau petugas kesehatan yang
melayani (provider).
perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok :

 Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)


Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit.
 Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas
kesehatan, (health seeking behavior) Perilaku ini adalah
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
 Perilaku kesehatan lingkungan. Adalah apabila seseorang
merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya, dan sebagainya.
Perilaku kesehatan masyarakat adalah perilaku individu,
kelompok atau masyarakat yang terkait dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan. Kegiatan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan ini meliputi kegiatan :

1. Mencegah dari sakit dan kecelakaan (preventif).


2. Meningkatkan derajat kesehatannya (promotif)
3. Bila sakit berupaya untuk memperoleh kesembuhan
(kuratif)
4. Bila telah sembuh berupaya untuk memulihkan
(rehabilitatif)
Dimensi Perilaku kesehatan dibagi menjadi dua:

1. Healthy Behavior yaitu perilaku orang sehat untuk


mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
Disebut juga perilaku preventif (Tindakan atau upaya
untuk mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang
lain: kecelakaan) dan promotif (Tindakan atau kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkannya kesehatannya).
Contoh :
a) Makan dengan gizi seimbang,
b) Olah raga/kegiatan fisik secara teratur,
c) Tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang
mengandung zat adiktif ,
d) Istirahat cukup,
e) Rekreasi /mengendalikan stress.
2. Health Seeking Behavior yaitu perilaku orang sakit untuk
memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya.
Disebut juga perilaku kuratif dan rehabilitative yang mencakup
kegiatan:
1) Mengenali gejala penyakit ,
2) Upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu
dengan mengobati sendiri atau mencari pelayanan
(tradisional, profesional),
3) Patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan
(complientce) atau kepatuhan
Perilaku Tidak Sehat yang Sering
Dilakukan Tanpa Sadar

Perilaku hidup yang tidak sehat berperan dalam perkembangan penyakit


kronis, termasuk menjadi penyebab diabetes, penyakit jantung, stroke,
penyakit paru obstruktif kronis, dan bahkan kanker.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kronis
menyebabkan 41 juta kematian tiap tahunnya. Ini setara dengan 71%
total kematian di seluruh dunia.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mulai memperhatikan beberapa
kebiasaan sehari-hari. Berikut ini merupakan contoh kebiasaan yang
tidak sehat.
1. Terlalu banyak menonton TV atau main gawai

Terlalu sering menonton TV atau main gawai, seperti


handphone, menyimpan pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh.
Perilaku ini terkait dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes,
dan emboli paru.
Selain itu, sering melakukan kebiasaan ini tanpa diimbangi
aktivitas fisik bisa menurunkan kemampuan kognitif otak. Hal ini
terbukti melalui sebuah studi dalam jurnal JAMA Psychiatry
(2016).
Peneliti mengadakan tes kognitif pada orang yang rata-rata
menonton TV lebih dari tiga jam per hari selama 25 tahun.
Diketahui hasil tes pada orang tersebut lebih buruk daripada
orang yang tidak banyak menonton TV.
2. Terlambat makan
Jangan pernah berpikir bahwa menunda waktu makan akan
menurunkan berat badan Anda.
Sering telat makan malah akan meningkatkan nafsu makan pada
waktu setelahnya. Hal ini bisa membuat Anda makan lebih
banyak dan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Kebiasaan ini juga buruk bagi kesehatan karena akan
melambatkan metabolisme yang membuat tubuh Anda terasa
lemas. Selain itu, menunda makan juga bisa menyebabkan asam
lambung naik.
Sebaiknya, luangkan waktu sejenak untuk makan agar Anda tetap
fokus dan semangat beraktivitas.
3. Makan saat tidak lapar

Sekadar memakan camilan atau melampiaskan diri dari rasa stres


dengan makan terlalu sering mungkin akan menyebabkan kelebihan
kalori bagi tubuh Anda.
Kemudian, kelebihan kalori menyebabkan berat badan Anda naik di
atas normal dan akhirnya terjadilah obesitas. Kondisi ini meningkatkan
risiko berbagai masalah kesehatan.
Tidak hanya diabetes, obesitas juga meningkatkan risiko penyakit lain,
termasuk penyakit jantung, stroke, dan bahkan kanker. Maka dari itu,
penting menjaga waktu dan pola makan Anda
4. Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
Perilaku tidak sehat dengan mengonsumsi makanan terlalu
banyak maupun terlalu sedikit bisa menjadi salah satu
pertanda dari gangguan makan (eating disorder).
Pada umumnya, gangguan makan terjadi akibat masalah
psikologis dan emosional, seperti rendah diri dan pandangan
yang buruk tentang citra tubuhnya.
Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan
komplikasi fisik dan psikis, termasuk penyakit jantung,
gangguan pencernaan, stres, depresi, hingga perilaku bunuh
diri.
5. Merokok dan konsumsi alkohol
berlebihan

Sebagian orang memercayai bahwa merokok dan minum


alkohol ialah “jalan keluar” yang bisa meringankan efek stres
yang dialaminya.
Nikotin memang dalam rokok dapat memicu pelepasan
dopamin yang menimbulkan efek menenangkan. Sementara
itu, alkohol akan memperlambat respons tubuh terhadap stres.
Meski demikian, kebiasaan buruk ini punya dampak yang
buruk bagi kesehatan. Beberapa contohnya yakni peningkatan
tekanan darah, kerusakan jaringan otot, dan berkurangnya
oksigen dalam darah.
6. Terlalu lama membuka media social

Sebagian orang mungkin mulai merasa “terisolasi” akibat berkutat


dengan media sosial. Isolasi sosial tersebut tentu buruk bagi
kesehatan mental dan fisik Anda.
Para peneliti dari University of Cologne, Jerman, juga menemukan
bahwa terlalu lama membuka media sosial bisa menimbulkan rasa
iri terhadap teman yang akhirnya meningkatkan risiko depresi.
Terrlalu lama bermain media sosial juga membuat Anda relatif
malas bergerak. Sebaiknya, batasi waktu bermain gawai dan
media sosial, lalu alihkan dengan kebiasaan yang lebih sehat.
7. Terlalu lama duduk

Terlalu lama duduk di kursi mungkin akan memperburuk


kesehatan fisik Anda. Pasalnya, duduk dalam jangka panjang
berkaitan dengan gaya hidup sedentari alias malas gerak.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas,
diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.
Tak hanya fisik, kesehatan psikologis Anda juga mungkin
terganggu. Orang dengan gaya hidup sedentari juga berisiko
lebih tinggi untuk mengalami stres dan depresi.
Cobalah untuk menggerakkan badan Anda setiap setengah
jam saat duduk dalam waktu lama. Hal sederhana ini bisa
menjaga tubuh dan pikiran Anda tetap baik.
8. Tidak rutin beraktivitas fisik

Gaya hidup sedentari juga erat kaitannya dengan kecenderungan


untuk jarang atau tidak berolahraga sama sekali. Ini merupakan
salah satu perilaku tidak sehat yang berdampak buruk bagi diri
Anda.
Dalam jangka pendek, tubuh yang kurang olahraga mungkin
hanya menunjukkan tanda-tanda seperti mudah lelah, pegal-
pegal, stres, sulit tidur, dan berat badan naik.
Akan tetapi, lama-kelamaan kebiasaan ini akan meningkatkan
risiko penyakit kronis yang mengancam jiwa, termasuk penyakit
jantung dan stroke.
9. Bergadang

Terjaga pada malam hari dan tidur pada keesokan paginya


ialah salah satu kebiasaan yang buruk bagi kesehatan Anda.
Orang yang bergadang cenderung akan melakukan perilaku
tidak sehat pada esok harinya, seperti tidak melakukan
aktivitas fisik dan telat makan.
Apabila Anda memiliki kebiasaaan bergadang, ubahlah
kebiasaan itu secara perlahan sampai tubuh terbiasa dan
dapat beraktivitas normal.
10. Marah yang meledak-ledak

“Sabar ada batasnya”, pepatah itu ada benarnya. Meski tak


disarankan untuk menahan marah, kenali juga batasannya
agar jangan sampai memuncak dan bahkan meledak-ledak.
Peneliti dari Johns Hopkins University School of Medicine, AS,
menemukan orang dengan tingkat amarah tinggi 19% lebih
rentan terkena penyakit jantung daripada orang yang lebih
tenang. Jadi, bila Anda mudah marah dan sering meledak-
ledak, inilah saatnya untuk mulai mengendalikan cara Anda
bereaksi terhadap pemicunya.
11. Menganggap diri sendiri bodoh

Setiap kali melakukan kesalahan atau kekurangan, biasanya


Anda akan mengkritik diri atau menyebut diri sendiri bodoh.
Terkadang, hal ini bahkan bisa membuat Anda menarik diri
dari lingkungan sosial.
Kebiasaan ini memang tak langsung merujuk pada kesehatan
Anda. Namun, perilaku ini akan menempatkan diri Anda pada
posisi yang buruk dan merusak kesehatan mental.
Mengkritik keras diri sendiri mungkin meningkatkan risiko
terjadinya gejala depresi. Sementara itu, mengubah cara
berpikir lebih positif dapat membantu Anda merasa lebih baik.
12. Mengingat-ingat sumber stres masa
lalu
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal
Behavior Research and Therapy (2017) menemukan bahwa
terus-menerus merenungkan suatu masalah atau trauma
masa lalu bisa memicu gejala depresi.
Kepikiran terus, atau dalam dunia psikologis disebut ruminasi
(rumination), dapat membuat Anda sering dihantui oleh
pikiran-pikiran negatif yang tak kunjung hilang.
Daripada melakukan hal itu, secara perlahan cobalah untuk
menikmati waktu Anda yang berharga dan buatlah rencana
masa depan yang lebih baik. Jika kesulitan, mintalah bantuan
profesional, seperti psikolog.
13. Meremehkan bahaya polusi udara
Saat bepergian keluar rumah, terlebih bila mengendarai sepeda
motor di jalan perkotaan yang padat, ada baiknya bagi Anda untuk
selalu mengenakan masker.
Udara yang Anda hirup saat itu kemungkinan mengandung zat-zat
yang mencemarkan udara, seperti particulate matter (PM) dan
karbon monoksida (CO).
Kebiasaan tidak sehat yang sering disepelakan ini bisa memicu
masalah serius bagi kesehatan, seperti gangguan pada paru-paru
dan jantung Anda.
Masih ada banyak perilaku tidak sehat yang mungkin sering Anda
sepelekan. Tentunya, penting untuk menerapkan pola hidup sehat
guna mencegah penyakit dan kondisi seperti di atas.
Cukup lakukan hal-hal sederhana, misalnya dengan bijak memilih
makanan, rutin olahraga minimal 30 menit per hari, dan memenuhi
waktu tidur 7–9 jam tiap malamnya.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga
profesional terkait bila Anda mengalami kesulitan untuk melakukan
kebiasaan baik tersebut.
Pembentukan Perilaku Manusia
Cara pembentukan perilaku sebagai berikut:
1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau
kebiasaan Dengan cara membiasakan diri, seorang dapat
berperilaku seperti yang diharapkan sesuai kebiasaan.
Misal: anak dibiasakan untuk cuci tanggan sebelum
makan, atau mencuci tanggan setelah buan air
besar(BAB) menggosok gigi sebelum tidur.dikemukakan
oleh Pavlov maupun Thorndike dan Skinner.
2.Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Perilaku ini atas dasar pengertian seseorang dan
kesadarannya. Kerena dengan begitu, maka tercapailah
pembentukan perilaku dengan pengertian. Misal jikah tidak
ingin sakit maka jagan merokok karena itu akan mendatankan
penyakit. Bila naik motor harus pakai helm, karena helm
tersebut untuk keamanan diri dsb. Kohler
3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Model pembentukan ini sebagai contoh atau peranan
terpenting atau menjadi patokan dalam seseorang yang bisa
di tiru. Misal orang tua biasa sering menjadi sebagai contoh
anak-anak, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya,
orang yang sehat menjadi contoh untuk yang sakit dsb.
dikemukakan oleh Bandura (1997).

Anda mungkin juga menyukai