Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :
LUTHFI FAKHRUL AZIZ (G2A017118)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
A. Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyampaikan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Waktu
penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam Pendidikan kesehatan.
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan
adalah metode Pendidikan individu, pendidikan kelompok dan pendidikan
secara massa. Pada lanjut usia dengan usia 60 tahun keatas merupakan suatu
proses alami yang tidak dapat dihindari dimana umur manusia sebagai
mahkluk hidup terbatas oleh suatu aturan alam. Resiko yang dapat muncul
dalam masa penurunan yang sangat erat hubungannya dengan proses menua
antara lain gangguan sirkulasi seperti hipertensi, kelainan pembuluh darah,
gangguan pada persendian seperti osteoporosis (Renityas et al., 2014).
B. Tujuan Pendidikan Kesehatan pada Lansia
Adapun Tujuan dari pendidikan kesehatan pada lansia, diantaranya:
a. Meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lanjut usia.
b. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif dari lansia.
c. Meningkatkan kemampuan para lanjut usia untuk mengenali masalah
kesehatan dirinya sendiri dan bertindak untuk mengatasi maslaah
tersebut terbatas kemampuan yang ada dan meminta pertolongan
keluarga atau petugas jika diperlukan.
C. Program Pemeliharaan Kesehatan
Tentunya kita semua sependapat bahwa tujuam pembinaan Lanjut
Usia adalah agar mereka mandiri, berguna dan sejahtera. Oleh karena itu
tentunya kemandirian, kegunaan dan kesejahteraan dapat dijadikan kriteria
akan kualitas hidupnya. Untuk dapat menjalani hidup yang berkualitas
diperlukan bekal. Bagi seorang lanjut usia bekal ini dapat berupa
pengalaman ,pengetahuan dan keahlian, kearifan dan kesehatannya.
Seseorang yang menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa
semakin tua, pengalaman juga semakin banyak, pengetahuannya akan luas,
keahlianya semakin mendalam dan kearifanya semakin mantap. Namun
demikian, kebugaran dan kesehatannya biasanya semaikn menurun.
Bersama an dengan itu, menjelang memasuki saatnya memasuki lanjut usia
bagi sebagian orang akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan hilangnya kedudikan formal dengan segala konsekwensinya serta
perubahan-perubahan yang terjadi yang dirasakan sebagian hilangnya
teman-teman dalam arti kata yang sesungguhnya.
Kesehatan yang dimaksud disini adalah keadaan sejahtera secara
fisik, mental, sosial dan tidak sekedar bebas penyakit atau cacat. Kondisi
kesehatan inilah yang pada hakikatnya menjadi penompang untuk
mengamalkan pengalaman, ilmu, keahlian dan kearifan secara optimal.
Kesehatan pada dasarnya dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor
keturunan, lingkungan upaya kesehatan dan perilaku. Terhadap faktor
keturunan tuntunya kita tidak bisa bebuat apa-apa, dalam arti bahwa sesuatu
yang diturunkan akan melekat pada diri kita untuk selama-lamanya.dalam
hal yang berkaitan dengan lingkungan , dalam banyak hal kita sering tidak
mempunyai pilihan kecuali kita bisa memperbaikinya sendiri-sendiri
maupun secara kolektif. Upaya kesehatan terutama menjadi tanggung jawab
instintusi kesehatan. Tetapi menyangkut masalah perilaku sepenuhnya
terletak di tangan orang masing-masing.
Dengan perilaku yang sehat , interaksi orang dengan limgkungannya
maupun upaya kesehatan dapat menghasilkan kualitas hidup yang memadai
dan mungkin juga umur panjang. Program tiga sehat pada hakikatnya adalah
sebuah program perilaku. Disebut tiga sehat oleh karena mempunyai tiga
komponen, yaitu mental, olahraga dan gizi, ketiganya merupakan tritunggal.
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal ketigannya harus dijalankan
tanpa mengabaikan salah satu. Sebagai program perilaku, keberhasilan
program ini akan sangat tergantung pada niat dan ketentuan yang
menjalaninya. Pokok-pokok kegiatannya sebagai berikut:
1. Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu yakni berjalan
kaki, kalau bisa dengan kecepatan 6 km/jam selama 45 menit sampai 1
jam setiap kalinya. Kecepatan ini disesuaikan dengan kemampuan, yang
terpenting adalah teraturnya olahraga tersebut dijalankan.
2. Diet dengan pedoman sebagai berikut :
a. Susunan makanan yang beraneka ragam.
b. Mengurangi konsumsi gula.
c. Mengurangi konsumsi garam.
d. Membatasi konsumsi lemak.
e. Meningkatkan serat dan pati sebagai sumber kalori.
f. Untuk menjaga disiplin, kiat yang dapat dijalankan adalah 3 kali
seminggu pada hari senin, Rabu, Jumat tidak mengkonsumsi sama
sekali makanan hewani. Sedangkan pada hari-hari lainnya
berpedoman kepada apa ang disebutkan di atas.
Dalam kaitannya dengan mental, diusahakan:
a. Tetap aktif secara mental.
b. Tetap aktif dalam kehidupan sosial.
c. Menerima proses menjadi tua dengan ikhlas dan menyesuaikan diri
dengan realitas.
d. Menjahui polusi mental.
e. Meningkatkan kehidupan spiritual.
Dalam konteksnya dengan program tiga sehat ini, kegiatan olahraga
dilakukan di luar tempat yang rutin, untuk lebih meningkaykan
kegairahan fisik maupun mental.selanjutnya, sekali dalam sebulan, yaitu
setiap hari rabu pertama pada sore hari, dilaksanakan pertemuan sosial yang
diisi ceramah-ceramah dengan yang bervariasi.
D. Pengobatan Bagi Kaum Lansia
Sudah barang tertentu kelainan di atas sebaiknya dicegah agar
sampai berkeanjutan. Sering kali kelainan ini dirasakan sebagai suatu
pukulan hebat. Berat ringannya penderitaan yang dialami ini ditentukan
oleh kepribadian ,faktor lingkungan seperti faktor sosio-budaya setempat
serta faktor kewajiban dan orang-orang yang brada di sekitarnya.
WHO menekankan perlunya pelatuhan dan informasi bagi keluarga,
teman dan tetangga yang memberi perawatan dan bantuan bagi kaum lanjut
Usia secara informal. Ada beberapa bidang tindakan pencegahan penyakit
bagi kaum lanjut Usia. Mulai dari imunisasi flu dan radang paru-paru serta
penghentian rokok dapat dikurangi risikon terserang kangker paru-paru
maupun penyakit jantung, walaupun usia mereka sudah 70-an, Bentuk
pencegahan yang lain adalah screening untuk penglihatan, pendengaran,
kangker, kolesterol darah dan lain-lain.
Kaum lanjut usia perlu terus melakukan kegiatan sehari-hari
,mencegahterjadinya peristiwa yang kurang baik atau berbahaya, juga
meningkatkan dan mempertahankan aktivitas mental serta fisik semaksimal
mungkin. Anggapan bahwa usia 70 tahun sekaramg ini belum terlalu tua
jika dibanding 40 tahun lalu, karena sekarang banyak orang merasa bahwa
lanjut Usia bukanlah sesuatu yang harus disesali tetapi disyukuri dan
dinikmati. Yang menyesali usia tua adalah oerang-orang yang tidak
bahagia,tidak dinamis dan tidak kreatif-produktif. Sebalinya, ada orang tua
yang merasa ”tidak pernah tua”tapi terus ” berjiwa muda”. Golongan ini
adalah mereka yang karena kecintaanya kepada profesi tetap aktie dan tetap
mengetahui apa yang terjadi.
Orang yang semasa mudanya aktif tentuakan merasa sangat tertekan
jika diusia lanjutnya tidak mepunyai aktivitas lagi. Oleh karena itu perlu ada
aktivitas ringan umtuk kesehatan jiwa dan fisiknya. Yang terpenting bagi
para lanjut Usia adalah mengenal dirinya sendiri, sehingga hal yang
dianggapsebagai gejala awal dari”ketegangan yang berlebihan” dapat
dideteksi secara awal.
Ternyata kebiasaan hidup merupakan cara yang paling tepat untuk
menghindari penyakit jantung koroner, dan kegiatanya mencakup
mengurangi perilaku buruk yang sudah terlanjur menjadi kebiasaaan,
misalnya : kebiasaan merokok, kebiasaan makan/jajan yang berlebihan.
Dianjurkan berolahraga secara teratur, mengurangi berat badan, cara makan
dan diet perluh diubah, dan pengecekan medik secara teratur(laboratorium
dan X ray dan sebagainya). masih ada lagi cara relaksasi yang mudah yang
dapat dilaksanakn oleh mereka yang mau melatih diri, antara lain meditasi
atau latihan untuk relaks dengan membayangkan tempat yang paling indah
dan paling aman di dunia ini.
fungsi alat-alat tertentu pada Lanjut Usia sangat berbeda, misalnya
proses enzim, fungsi pencernaan, ginjal dan lain-lain, sehingga mengunakan
obat juga sangat berbeda dibandingkan orang muda. kita perlu berhati-hati
mengunakan obat. misalnya dengan menghindarkan obat dosis tinggi.
Namun,bukan berarti kita tidak boleh menggunakan dosis tinggi. Infeksi
yang serius tepat dan biasanya berdosis lebih tinggi.mJadi, yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Efek dari obat yang diberikan.
2. Selalu memakai dosis terendah namun efektif.
3. Memakai obat-obat dengan sedikit mungkin variasi, karena daya kaum
lanjut usia mulai berkurang terutama hal-hal yang baru terjadi, sehingga
tidak jarang salah makn obat, luoa, atau keliru dosisnya.
4. Jangan sekali –kali mengunakan obat untuk menghilangkan gejala sakit
tanpa mengetahui terlebih dulu penyakitnya, sebab sering sekali seorang
penderita yang sudah terbiasa meminum suatu obat, walaupun
sebenarnya tidak berguna, merasa tergantung bila pemakaian obat ini
dihentikan.
5. jangan sekali makan obat tertentu untuk mengairahkan hidup secara
terus-menerus, sebab hal ini justru akan bertentangan dengan prinsip
pengobatan.
6. bila setelah memakan suatu obat tambahan ternyata gejala bertambah
buruk, sebainya dihentikan. kita harus selalu waspada akan efek
samping yang mungkin masih belum diketahui dari suatu obat.
7. Semua obat harus segera dihentikan pemakaianya bila sudah tidak perlu.
sebab itu sebaiknya dianjurkan untuk sering mengadakan review pada
pemakain obat.
E. Pengobatan Tradisional
Para lanjut usia cenderung memiliki kondisi yang kurang baik
dibanding ketika muda, sehngga mud terserang berbagai penyakit seperti
jantung koroner, pengerasan pembulu darah, tekanan darah tinggi, diabetes,
gangguan persendian, alat gerak, pikun, depresi dan sebagaianya. untuk
mengatasi berbagai penyakit itu dapat dipakai bahan-bahan alamiah yang
berkhasiat. misalnya, penderita tekanan darah tinggi dapat menggodok daun
sambiloto dan seledri atau boleh juga mengkonsumsi acang cuka, rumput
laut, jamur hioko, kucai atau seledri. Penderita kencing manis (diabetes)
dapat mengkonsumsi labu parang,pare, kangkung, cuka hitamdan sambiloto
untuk untuk meningkatkan fungsi pangkreas untuk memproduksi insulin.
sedangkan untuk meningkatkan gairah hidup atau para lanjut usia yang
kurang tenaga dapat mengunakan biji kucai dan biji pare. jika ingin
meningkatkan stamina agar kelihatan segar dan berseri sebaiknya lebih
banyak mengkonsumsi cuka hitam dan cuka hitam dalam makanan sehari-
hari, karena cuka hitam sangat bekhasiat terutama untuk para lanjut Usia
yang sering mengalami pengerasan pembuluh darah, rematik,jantung
koroner, stroke dan sebagainya. Heh hijau pun sangat cocok bagi para
Lanjut Usia.
Selain memilih makanana yang berkasiat, diperlukan juga strategi
pencegahan dan pengobatan, yakni menghindari stres, istirahatnya yang
cukup dan bersyukur akan nikmat yang telah diberikan Tuhan. Cara ini
sangat efisien, aman, efektif dan tentu saja ekonomis. Strategi pencegahan
dan pengobatan yang dapat dilakukan adalah akupuntut, akupteser, pijat,
pijat refleksi, kop, kerikakupuntur stamina yang letih, lesu, lemah, kurang
bergairah hingga hidup penuh keseimbangan, Olahraga juga perlu diiringi
dengan makanan bergizi tetapi tidak perlu mahal, jamur, asparagus, royal
jeli dan tumbuhan lain yang berkasiat sebagai obat (food therapy).
DAFTAR PUSTAKA

Renityas, N. N., Sari, L. T., & Wibisono, W. (2014). Pengaruh Pendidikan


Kesehatan Kepada Lansia Terhadap Tingkat Kunjungan Posyandu Lansia.

Anda mungkin juga menyukai