Anda di halaman 1dari 27

KESEHATAN MENTAL

Mengapa menjaga kesehatan mental penting untuk dilakukan? Ternyata beberapa aspek penting
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mental sehingga menjaga agar tetap normal perlu dilakukan.

Kesehatan mental mencakup beberapa hal seperti kenyamanan emosional, psikologi dan
hubungan sosial. Ketiga aspek tersebut dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan
dan bertindak. Selain itu juga mempengaruhi cara mengatasi stress, menjalani hubungan dengan
orang lain dan membuat keputusan. Kesehatan mental merupakan hal yang penting mulai dari
anak-anak, remaja hingga dewasa.
Merupakan hal yang sulit untuk membedakan kesehatan mental normal dengan penyakit mental
karena tidak ada tes yang mudah untuk menunjukkan ada yang salah. Gangguan kesehatan
mental tidak seperti gangguan pada fisik yang dapat langsung diobati berdasarkan tanda dan
gejala, tetapi berdasarkan seberapa besar kondisi mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Berikut
beberapa hal yang dapat terpengaruh:

 Tingkah laku. Perubahan tingkah laku dapat terjadi seperti konsumsi telalu banyak
alcohol.
 Perasaan. Terkadang kondisi kesehatan mental yang terganggu ditandai dengan
timbulnya kesedihan yang mendalam atau berkelanjutan.
 Cara pikir

Kapan Seseorang Butuh Terapi?


Setiap kondisi kesehatan mental memiliki tanda dan gejala sendiri. Namun, secara umum
bantuan professional mungkin dibutuhkan jika seseorang mengalami:

 Perubahan kepribadian, pola makan atau tidur


 Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau kegiatan sehari-hari
 Mengalami kecemasan yang berlebihan
 Mengalami depresi atau apatis yang berkepanjangan
 Berpikir atau berbicara tentang bunuh diri
 Penyalahgunaan obat-obatan
 Mengalami perubahan suasana hati yang ekstrim atau kemarahan yang berlebihan atau
bahkan melakukan perilaku kekerasan

Umunya seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental akan menganggap tanda dan
gejala yang dialami adalah normal. Selain itu, mereka juga akan merasa malu atau takut saat
harus melakukan perawatan.

Bagaimana Mencegah Gangguan Kesehatan Mental?


Stress adalah penyebab yang sering dikaitkan pada seseorang yang mengalami gangguan
kesehatan mental. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress:

 Melakukan Aktifitas Fisik Secara Rutin


Semua bentuk aktifitas fisik dapat berguna sebagai penghilang stress. Aktifitas fisik dapat
memompa endorphin dan zat kimia alami lainnya yang dapat meningkatkan rasa nyaman.
Olahraga juga dapat membuat membuat seseorang berfokus pada gerakan, meningkatkan
suasana hati dan mengurangi perasaaan buruk.
 Mengkonsumsi Makanan Sehat
Mengkonsumsi makanan sehat merupakan bagian penting dari menjaga diri sendiri.
Beberapa jenis makanan yang baik bagi tubuh seperti buah, sayuran dan biji-bijian.
 Hindari Kebiasaan yang Tidak Sehat
Beberapa orang mengatasi stress dengan mengkonsumsi terlalu banyak kafein, alkohol,
merokok, atau obat-obatan terlarang. Hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan.
 Meditasi
Saat melakukan meditasi, maka seseorang akan memusatkan perhatian dan menenangkan
pikiran yang mungkin dapat menyebabkan stress. Meditasi dapat memberikan rasa tenang
dan damai yang bermanfaat bagi kesejahteraan emosional.
 Tertawa
Tertawa tidak hanya meringankan beban mental tetapi juga menyebabkan perubahan fisik
secara positef pada tubuh.
 Memiliki Orang Terdekat
Ketika seseorang merasa stress maka biasanya akan menutup diri. Namun, sebaiknya
menemui teman atau orang terdekat untuk meredakan stress.
 Melakukan Yoga
Yoga merupakan kegiatan penghilang stress yang populer. Gerakan yoga menyatukan
fisik dan mental yang dapat membantu seseorang mendapatkan kedamaian.
 Memiliki Tidur yang Cukup
Stress akan menyebabkan seseorang sulit untuk tidur. Namun, tidur adalah waktu ketika
otak dan tubuh beristirahat. Kualitas dan jumlah tidur dapat mempengaruhi suasana hati,
energi, konsentrasi dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Miliki tidur yang berkualitas
dengan merilekskan diri sebelum jadwal tidur, mendengarkan musik yang menenangkan
dan membuat suasana kamar menjadi nyaman seperti dengan aromaterapi.

Berkonsultasilah dengan profesional ketika merasa mengalami perubahan pada kepribadian atau
kebiasaan sehari-hari untuk mendapatkan terapi yang tepat dalam mengatasi penyebab stress dan
gangguan kesehatan mental.

Jika Sahabat memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan kirimkan melalui:

1. Layanan Tanya Jawab Kesehatan melalui SMS Hotline atau Whatsapp di nomor 0812
919 08500
2. Konsultasi Online pada hari Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB

Pertanyaan anda akan dijawab langsung oleh tenaga kesehatan kami


DIABETES MELLITUS
Hampir semua orang pernah mendengar tentang Diabetes Mellitus. Dan
tak jarang kita juga mendengar mitos-mitos tentang penyakit itu di dalam
masyarakat. Tapi, apa sebetulnya penyakit Diabetes? Apa penyebabnya?

Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau berkurangnya
efektivitas insulin. Hal ini ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa
melebihi normal. Diabetes ditandai dengan kondisi hiperglikemia berlangsung terus- menerus.
Insulin adalah hormon yang dibentuk oleh pankreas. Pankreas mengeluarkan insulin ke dalam
aliran darah. Insulin membantu glukosa untuk dapat masuk kedalam sel. Insulin menurunkan
jumlah gula didalam darah.

Menurut data pada tahun 2015 dari Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) menyatakan bahwa
jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia teah mencapai 9,1 juta orang. Indonesia
disebut-sebut telah bergeser naik dari peringkat 7 menjadi peringkat ke 5 teratas diantara
negara-negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak dunia. Organisasi
kesehatan dunia WHO (World Health Organisation) memperkirakan jumlah penderita diabtes
melitus di Indonesia akan terus melonjak, dari semula 8,4juta orang di tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3juta orang di tahun 2030. Usia penderita diabetes melitus kini semakin muda, 1 dari
5 penderita diabetes masih berumur dibawah 40 tahun dengan jumlah sebanyak 1.671.000
orang. Sedangkan sisanya berusia 40 hingga 59 tahun dengan jumlah sebanyak 4.651.000
orang. Kelompok yang terakhir terdiri dari penderita diabetes melitus berusia 60 hingga 79
tahun berjumlah sekitar 2 jutaan orang.  

Klasifikasi Diabetes Melitus


Berdasarkan penyebabnya, diabetes digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Diabetes mellitus tipe 1


Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh kegagalan tubuh untuk memproduksi insulin.
Diabetes tipe ini dapat terdeteksi ketika seseorang berusia muda, bahkan anak-anak
dan sebagian besar penderitanya kurus. Penderita akan membutuhkan insulin dari luar
tubuh secara rutin terus-menerus sepanjang hidupnya.
 
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan karena kekurangan insulin, dimana tubuh tidak
menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup atau insulin yang dihasilkan tidak dapat
bekerja secara memadai. Hal ini menyebabkan tubuh memiliki masalah dalam
mengubah karbohidrat menjadi energi sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa
dalam darah.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit yang dapat menyerang orang dari segala usia,
namun mayoritas terjadi pada orang berusia diatas 30 tahun. Penderita diabetes tipe 2
dapat  mengontrol kadar gula darahnya dengan diet, olahraga, antidiabetik oral atau
kadang-kadang memerlukan suntikan insulin. Apabila tidak melakukan terapi
pengobatan dan perubahan gaya hidup yang tepat maka dapat menimbulkan resiko
penyakit jantung, kebutaan, kerusakan saraf dan organ, dan kondisi serius lainnya.
 
3. Diabetes mellitus gestasional
Wanita hamil yang tidak pernah menderita diabetes melitus sebelumnya tetapi ketika
hamil memiliki kadar glukosa yang tinggi. Diabetes melitus gestasional terjadi karena
adanya hormon kehamilan yang bekerja berlawanan dengan insulin. Diabetes melitus
gestasional biasanya terjadi pada kehamilan trimester ke-2 atau ke-3 (setelah usia
kehamilan 3 atau 6 bulan), dan umumnya menghilang sengan sendirinya setelah proses
melahirkan.
 

Tanda dan Gejala Diabetes Melitus


Gejala hiperglikemia/ diabetes yang khusus adalah

1. Cepat merasa haus (polidipsia) dan sering buang air kecil (poliuria).
2. idipsia muncul karena sebagian besar air yang ada di dalam sel tertarik ke dalam darah
(yang mengandung glukosa dalam jumlah yang tinggi) akibat perbedaan tekanan
osmosis. Akibatnya, sel kekurangan cairan.
3. iuria muncul karena air di dalam pembuluh darah terlalu banyak sehingga perlu
dikeluarkan.
4. Sering mengalami kelaparan ekstrim (polifagia).
5. ifagia muncul karena sebagian besar sel-sel tubuh kta kelaparan (tidak mendapatkan
makanan yang dibutuhkan), karena glukosa sebagai hasil penguraian makanan yang
kita makan tidak masuk ke dalam sel.
6. Cepat merasa lelah dan mengantuk
Hal ini terjadi karena sebagian sel-sel tubuh kita tidak mendapatkan glukosa yang
dibutuhkan untuk tetap bugar.
7. Penurunan berat badan yang ekstrim dan tanpa sebab.
8. Emosi tidak stabil.
9. Penglihatan kabur.
10. Pada wanita akan mudah mengalami infeksi jamur pada vagina.
11. Mudah terserang infeksi.
12. Jika mengalami luka akan sulit sembuh karena diabetes mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk menyembuhkan diri dan melawan infeksi. Ketika kadar gula dalam tubuh
sudah mencapai kadar yang tinggi biasanya terjadi gekgejala seperti : pusing, .gangguan
penglihatan dan haus.

Faktor Resiko Diabetes Melitus tipe 1

1. Faktor keturunan
Seorang anak dengan ayah pengidap diabetes tipe 1 mempunyai resiko yang lebih
besar menderita diabetes tipe 1 dibandingkan anak dengan ibu pengidap diabetes tipe
1. Karena resiko ini maka pernikahan antar sesame penderita diabetes sangat tidak
dianjurkan, baik penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
2. Penyakit autoimun
Penyakit ini menyebabkan sel-sel darah putih menyerang dan menyebabkan kerusakan
organ pancreas. Penderita seperti ini terdeteksi mempunyai antibody terhadap insulin
(menganggap insulin tubuhnya sendiri sebagai benda asing yang harus diserang).
3. Faktor lingkungan
Misalnya: infeksi virus (gondongan, campak jerman, coxsackie – virus yang masuk ke
dalam saluran pencernaan tapi bisa menyebabkan radang selaput otak), bakteri (infeksi
gigi), atau sesuatu yang berkaitan dengan nutrisi (memperkenalkan susu sapi terlalu
dini).

Faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe 2


Meskipun belum diketahui secara pasti mengapa seseorang menderita diabetes sedangkan
yang lain tidak, namun sudah pasti bahwa beberapa faktor berikut akan meningkatkan resiko
anda untuk terkena diabetes tipe 2:

1. Riwayat keluarga
Orang tua atau saudara kandung menderita diabetes. Hal ini umumnya berkaitan
dengan pola hidup dan pola makan.
2. Kelebihan berat badan
80 – 85% dari penderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan bahkan
kegemukan/obesitas. Banyaknya jaringan lemak pada mereka yang kelebihan berat
badan menyebabkan sel-sel tubuh makin resisten terhadap insulin. Yang juga penting
adalah di bagian mana kelebihan berat badan tersebut terjadi. Misal: di perut akan
beresiko lebih besar. Kabar baiknya adalah kadar gula darah akan turun seiring dengan
penurunan berat badan.
3. Sedentary lifestyle (kebiasaan tidak banyak bergerak).
Semakin anda kurang aktif bergerak, semakin besar resiko terkena diabetes. Manfaat
aktifitas fisik dan olahraga:
- Membantu menurunkan berat badan
- Membantu menggunakan glukosa sebagai sumber energy.
- Membuat sel-sel tubuh lebih sensitive terhadap insulin.
- Membantu membentuk otot, sehingga sebagian besar glukosa di dalam darah akan
diserap ke dalam otot. Jika anda kekurangan otot akan lebih banyak glukosa yang
berada di dalam darah.
4. Usia
Usia ini sering berkaitan dengan makin jarangnya beraktifitas fisik / berolahraga,
sehingga lebih sedikit jaringan otot yang terbentuk dan bertambahnya berat badan.
5. Pernah menderita GDM atau pernah melahirkan bayi dengan berat > 4,1 kg.
6. Hipertensi (≥ 149 / 90 mmHg)
7. Hiperlipidemia
8. HDL ≤ 35 mg/dL, trigliserida ≥250 mg/dL, atau keduanya
9. Merokok

Diagnosis Diabetes Melitus


Diabetes melitus ditegakan atas dasar pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan glukosa
darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah
plasma dari pembuluh darah vena. Pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium.
Berikut rentang normal hasil pemeriksaan glukosa dalam darah :

1. Gula Darah Puasa (GDP)


Puasa adalah suatu kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. Rentang normal dari
GDP adalah 80mg/dL-126mg/dL.
2. Gula Darah 2jam Setelah Makan
Pemeriksaan Gula Darah 2jam Setelah Makan adalah suatu kondisi dengan beban kalori
75gram. Rentang normal dari Gula Darah 2jam Setelah Makan adalah 80mg/dL-
200mg/dL.
3. Gula Darah Acak (GDA)
Rentang normal dari GDA adalah 80mg/dL-200mg/dL.
4. HbA1c
HbA1c atau Hemoglobin A1c adalah komponen minor dari hemoglobin yang berikatan
dengan glukosa. Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan yang dapat menggambarkan
rata-rata gula darah selama 2-3 buan terakhir sehingga dapat digunakan untuk melihat
seberap baik pengobatan diabetes melitus. Nilai normal HbA1c adalah 4-
5,6%,mengindikasikan prediabetes adalah 5,7-6,4% dan mengindikasikan diabetes
>6,5%.

Penanganan Diabetes Melitus
Penanganan diabetes tentu harus didasarkan pada rekomendasi dokter dengan hasil
pemeriksaan terlebih dahulu. Namun beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian agar
penanganan diabetes menjadi lebih maksimal.
1. Membuat komitmen untuk dapat menjaga kadar glukosa dalam darah.
Mengkonsumsi obat seperti yang direkomendasikan oleh dokter. Mengkonsumsi
makanan sehat dan melakukan aktifitas fisik setiap hari untuk menjaga kondisi tubuh.
2. Berkonsultasi dengan dokter spesialis mata secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk
melihat kemungkinan gejala kerusakan retina mata, katarak, dan glaukoma.
3. Menjaga sistem kekebalan tubuh.
Peningkatan kadar gula darah dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal tersebut
dapat menyebabkan tubuh mudah terinfeksi bakteri dan virus.
4. Menjaga kondisi kaki
Mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air hangat lalu keringkan dengan
handuk yang lembut. Melembabkan kaki dengan lotion. Periksa kaki setiap hari untuk
melihat adanya lecet, luka, kemerahan atau bengkak.
5. Menjaga agar tekanan darah dan kadar kolesterol berada pada rentang normal dengan
cara mengkonsumsi makanan sehat dan melakukan olahraga fisik setiap hari.
6. Berhenti merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi diabetes, seperti jantung,
stroke, kerusakan saraf dan penyakit ginjal. Perokok yang menderita diabetes melitus
memiliki resiko tiga kali lebih tinggi dari pada penderita diabetes non- merokok.
7. Berhenti mengkonsumsi alkohol
Minuman yang mengandung alkohol dapat meningkatkan kadar gula dalam darah
terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makan.
8. Mengurangi stress karena hormon tubuh yang keluar karena stress dapat mencegah
insulin bekerja dengan baik.

Komplikasi Diabetes melitus


Dalam beberapa kasus diabetes melitus ditemukan beberapa masalah serius terkait kesehatan
yang terpengaruh karena diabetes melitus. Berikut beberapa contohnya :

1. Mengalami masalah pada jantung dan pembuluh darah.


2. Mengalami kerusakan pada saraf (neuropathy). Neuropathy yang ditandai dengan
sering merasakan gatal tanpa sebab.
3. Kerusakan pada ginjal (nefropathy).
4. Kerusakan pada mata (retinopathy).
5. Kerusakan pada kaki.
Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki sehingga meningkatkan
resiko berbagai komplikasi pada kaki. Luka dan lecet dapat menyebabkan infeksi serius
pada kaki dan dapat memburuk sehingga memerlukan tindakan amputasi.
6. Luka yang lambat untuk disembuhkan atau tertutup.
7. Sering terjadi infeksi .
8. Gangguan pada kehidupan sex.
Diabetes dapat menyebabkan masalah atau merusak pembuluh darah dan saraf pada
alat kelamin. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya perasaan dan membuat sulit untuk
mengalami orgasme. Pada perempuan dapat menyebabkan kekeringan vagina.
Sedangkan pada pria dapat menyebabkan impotensi.

Tindakan Pencegahan Diabetes Melitus


Setiap orang pasti tidak ingin menderita diabetes melitus, satu-satunya cara adalah mengubah
pola hidup.
Berikut adalah pola hidup yang dapat mencegah menderita penyakit diabetes melitus :

1. Jangan merokok atau berhenti merokok.


2. Mengatur pola makan
Seimbangkan kadar gula darah dengan diet dan ikuti cara memasak yang sehat:
- Kurangi asupan kalori: kurangi porsi makan bukan frekuensi makan
- Batasi makanan yang kaya karbohidrat dalam makanan yaitu 55 – 60%
- Pilih karbohidrat kompleks bukan karbohidrat sederhana.
- Perbanyak makanan yang kaya serat
- Batasi konsumsi lemak < 30% dari komposisi makanan
- Pilih makanan yang rendah kadar lemak, misal: ikan, daging tak berlemak, ayam tanpa
kulit. Masak makanan dengan cara direbus atau dipanggang, bukan digoreng.
- Jika ingin membuat kue/cake, gunakan margarine sebagai pengganti mentega.
- Jika mengkonsumsi susu, pilih susu non-fat, low-fat atau skim (susu segar yang bagian
batasnya / kepala susu sudah dibuang).
- Batasi / hindari makanan yang kaya lemak, misal: daging berlemak (pada sate
kambing), sop buntut, soto sulung, cake, keju dan makanan yang rasanya gurih bukan
karena penyedap rasa (MSG).
3. Melakukan aktifitas fisik
Lakukan olahraga setiap hari selama 30 menit, misal: jalan kaki pagi hari. Olahraga
terbukti membantu menurunkan kadar gula darah. Agar tidak terjadi hipoglikemia
(kadar glukosa turun terlalu rendah) pada saat atau setelah berolahraga, maka
penderita dianjurkan untuk makan dulu 1 – 2 jam sebelum melakukan olahraga.
Tetapi perlu diingat bahwa olahraga tidak dianjurkan jika kondisi penderita sebagai
berikut:
- Kadar gula darah puasa > 250 mg/dL: ada bahaya dehidrasi atau denyut jantung terlalu
cepat
- Kadar gula darah sewaktu < 100 mg/dL: ada bahaya hipoglikemia
- Sakit: ada bahaya cedera atau hipoglikemia.
4. Menjaga berat badan ideal
Jika mengalami kegemukan atau obesitas maka diperlukan usaha untuk menurunkan
berat badan hingga mencapai berat badan ideal. Turunkan berat badan agar tercapai
rentang yang sehat. Berat badan yang berlebihan dengan timbunan lemak akan
menyebabkan insulin tidak mampu bekerja efektif.
COVID-19 atau Flu Biasa? Apa Beda Gejalanya?

“Jadi, sebenarnya aku COVID-19 enggak sih?” 


Dengan maraknya penderita COVID-19 dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala,
mungkin Anda termasuk salah satu dari mereka yang kini mudah parno dengan gejala-
gejala yang kerap dialami dalam keseharian. Sebut saja batuk, pilek, atau sakit kepala.
Lalu, apa beda gejala antara COVID-19 dan flu biasa?
Gejala COVID-19 varian Omicron
Virus korona dan flu biasa memang sama-sama menyerang sistem pernapasan. Namun,
dikutip dari CNN, virus korona dapat memengaruhi organ lain seperti otak, sistem
peredaran darah, hingga sistem pencernaan. Pada tingkat yang parah, gejala juga bisa
berupa pengentalan darah, kabut otak, hingga diare. Berbeda dengan gejala COVID-19
yang pada umumnya muncul, penderita varian Omicron jarang menderita anosmia.
Jadi, apa saja gejala COVID-19, khususnya varian Omicron?
 Hidung tersumbat (pilek)
 Batuk kering
 Demam 
 Nyeri tenggorokan 
 Tenggorokan gatal 
 Sakit kepala
 Kelelahan
Gejala-gejala di atas rasanya sudah sering kita rasakan dan tidak menakutkan, bukan?
Namun, kita tetap waspada karena masih ada kemungkinan gejala berupa sesak napas
dan gejala berat lainnya bagi penderita komorbid dan mereka yang belum divaksin.
Dua gejala COVID-19 varian Omicron yang muncul saat makan
Menurut para peneliti di ZOE COVID Study Inggris, pasien terinfeksi virus korona varian
Omicron memiliki peningkatan gejala di saluran pencernaan, seperti diare, sakit perut,
dan mual. Selain itu, terdapat dua gejala lain yang bisa jadi muncul saat anda makan,
yakni kehilangan nafsu makan atau melewatkan makan. Namun, jika Anda kehilangan
nafsu makan terus-menerus, ini bisa menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang salah dan
menjadi indikasi untuk Anda pergi menemui dokter umum. 
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) juga menyoroti hubungan kedua gejala di
atas. Rupanya, banyak orang mengalami kehilangan nafsu makan dan kekurangan asupan
makanan ketika terjangkit COVID dan selama masa pemulihan mereka. 

Gejala flu biasa


Dilansir dari WHO, gejala flu terdiri dari:
 Demam 
 Batuk 
 Sakit kepala 
 Nyeri otot 
 Tidak enak badan 
 Sakit tenggorokan
 Hidung tersumbat (pilek) 
Dilansir dari Kompas.com, gejala batuk pada flu jarang terjadi. Flu biasanya ditunjukkan
lewat pilek saja. 

Jangan ragu untuk melakukan tes antigen atau PCR


Pada masa-masa seperti ini, gejala-gejala di atas mungkin memang sulit dibedakan. Jadi,
ketika kamu merasa tidak enak badan dan mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya
kamu segera melakukan tes pendeteksi COVID-19, ya! Persebaran COVID-19 sedang
tinggi-tingginya. Jadi, jangan sampai meremehkan sakitmu sebagai sakit biasa.
Kemungkinan untuk terinfeksi virus korona selalu ada, bahkan bagi mereka yang sangat
patuh menerapkan protocol kesehatan sekali pun. 

Meski kamu tidak bergejala, kamu tetap bisa menularkan virus korona ke orang lain
Kamu mungkin kebal, kamu mungkin tidak merasakan sakit, kamu mungkin merasa
bahwa infeksi virus korona tidak ada apa-apanya. Namun, kamu tetap berisiko
menularkan virus penyebab COVID-19 tersebut ke orang-orang di sekitarmu, mulai dari
teman dan keluarga, hingga orang lain yang kamu temui selama beraktivitas di luar.
COVID-19 mungkin tidak seberbahaya itu bagimu, tetapi bagaimana dengan orang tua
atau orang dengan penyakit penyerta? 

***

Kontributor: Caroline Aretha M. (CAM)


Referensi:

WHO (2021). Episode #59 – Flu & COVID-19. Diakses


melalui https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/media-resources/
science-in-5/episode-59—flu-covid-19?gclid=CjwKCAiA6seQBhAfEiwAvPqu1-
O0iUFLwbGmn8oSywx2_pE0X8vC8hqFpzRIYykxR0iwlUy7QmuG5xoC9-QQAvD_BwE pad
a 20 Februari 2022.WHO (2018). Influenza (Seasonal). Diakses
melalui https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/influenza-(seasonal) pada 20
Februari 2022.
Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai
komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung,
stroke, bahkan kematian.

Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri
tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi
pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan
semakin sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi.

Hipertensi dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setidaknya, orang dewasa
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah, termasuk tekanan darah setiap lima tahun sekali.

Penulisan hasil tekanan darah berupa dua angka. Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam
pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Sementara itu, angka kedua atau diastolik mewakili
tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.

Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila pembacaan tekanan darah sistolik pada pengukuran
selama dua hari berturut-turut menunjukkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau pembacaan
tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi Bisa Memengaruhi Kemampuan Berpikir?

Faktor Risiko Hipertensi


Seiring bertambahnya usia, seseorang akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami
hipertensi. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko hipertensi yaitu:

 Berusia di atas 65 tahun.

 Konsumsi makanan tinggi garam berlebihan.

 Kelebihan berat badan atau obesitas.

 Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.

 Kurang asupan buah dan sayuran.

 Jarang berolahraga.

 Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.

 Mengonsumsi minuman beralkohol.

Meski demikian, risiko hipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup dan pola makan menjadi lebih
sehat secara rutin. Penuhi asupan gizi tubuh seimbang, asupan cairan harian tubuh, dan berolahraga secara
teratur.

Baca juga: Tekanan Darah Rendah atau Tinggi, Manakah yang Lebih Berbahaya?

Penyebab Hipertensi
Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Masing-masing memiliki penyebab
yang berbeda, seperti berikut ini.

1. Hipertensi Primer

Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak diketahui. Hipertensi primer
cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.

2. Hipertensi Sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hipertensi
sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:

 Obstruktif sleep apnea (OSA).

 Masalah ginjal.

 Tumor kelenjar adrenal.

 Masalah tiroid.

 Cacat bawaan di pembuluh darah.

 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual
bebas. 

 Obat-obatan terlarang.

Gejala Hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:

 Sakit kepala;

 Lemas;

 Masalah penglihatan;

 Nyeri dada;

 Sesak napas;

 Aritmia; dan

 Adanya darah dalam urine.

Diagnosis Hipertensi
Dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan
darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan. 

Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:

 Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.

 Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg, atau tekanan
darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi cenderung dapat
memburuk dari waktu ke waktu.

 Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan
diastolik berkisar 90–99 mm Hg.

 Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160
mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.

Pengobatan Hipertensi
Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan darah. Namun,
jika tekanan darah sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya
dapat dihentikan. Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan efek samping yang mungkin terjadi.

Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara lain:

 Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Pasalnya,
hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh.

 Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa menurun. Perlu
diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan mengalami sumbatan pada
pembuluh darah. 

 Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.

 Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah
lebih rileks. 

 Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi menaikkan
tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali. 

Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi, misalnya
terapi meditasi atau terapi yoga. Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai
dengan perubahan gaya hidup, seperti menjalani pola makan dan hidup sehat, serta olahraga teratur.

Pencegahan Hipertensi
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:

 Mengonsumsi makanan sehat.

 Batasi asupan garam. 

 Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan.

 Berhenti merokok.

 Berolahraga secara teratur.

 Menjaga berat badan.

 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

Baca juga: Hati-Hati, Kopi dan Hipertensi Jadi Penyebab Stroke di Usia 30-an

Kapan Harus ke Dokter?


Lakukan pengecekan tekanan darah secara berkala guna menghindari hipertensi. Segera hubungi dokter
apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir terjadinya dampak negatif
sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Download dan gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya
jawab dengan dokter seputar hipertensi atau membuat janji apabila hendak berobat ke rumah sakit terdekat. 
Referensi:

Harvard Health. Diakses pada 2021. High Blood pressure (Hypertension).

World Health Organization (WHO). Diakses pada 2021. Hypertension.

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. High blood pressure (hypertension)

Diperbarui pada 22 Maret 2021.


1. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara

kelahiran anak. untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan

kontrasepsi sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa

dilakukan sterilisasi.

aborsi bisa digunakan untuk mengakhiri kehamilan jika terjadi kegagalan

kontrasepsi.

kontrasepsi

Metode kontrasepsi terdiri dari:

1.      kontrasepsi oral (pil kb)

Pil kb mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan

estrogen atau progestin saja.  pil kb mencegah kehamilan dengan cara

menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan

lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. tablet yang hanya

mengandung progestin sering menyebabkan perdarahan tidak teratur. tablet ini

hanya diberikan jika pemberian estrogen bisa membahayakan, misalnya pada wanita

yang sedang menyusui.

Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung

estrogen dosis tinggi. estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang

mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).

keuntungan pemakaian pil kb adalah mengurangi:


  resiko kanker jenis tertentu

  angka kekambuhan kram pada saat menstruas

  ketegangan premenstruasi

  perdarahan tidak teratur

  anemia

  kista payudara

  kista ovarium

  kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)

  infeksi tuba falopii.

sebelum mulai menggunakan pil kb, dilakukan pemeriksaan fisik untuk meyakinkan

bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa menimbulkan resiko. jika wanita

tersebut atau keluarga dekatnya ada yang menderita diabetes atau penyakit jantung,

biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula

darah. jika kadar kolesterol atau gula darahnya tinggi, maka diberikan pil kb dosis

rendah. 3 bulan setelah pemakaian pil kb, dilakukan pemeriksaan ulang untuk

mengetahui adanya perubahan tekanan darah. selanjutnya pemeriksaan dilakukan 1

kali/tahun

pil kb sebaiknya tidak digunakan oleh:

-  wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun

- wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor

- wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi d. wanita penderita tekanan darah

tinggi yang tidak diobati

- wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri

-  wanita yang memiliki bekuan darah

-  wanita yang tungkainya sedang digips

-  wanita penderita penyakit jantung

-  wanita yang pernah menderita stroke

-  wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan


Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim. pengawasan harus dilakukan

jika pil kb digunakan oleh:

-  wanita yang mengalami depresi

- wanita yang sering mengalami sakit kepala migren

-  wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun

-  wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya tetapi telah

sembuh total.

pemakaian pil kb setelah kehamilan resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai

meningkat setelah kehamilan dan akan semakin meningkat jika wanita tersebut

memakai pil kb jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu

setelah persalinan, maka pil kb bisa langsung digunakan. jika menstruasi terakhir

terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil kb

mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari

28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil kb mulai digunakan

wanita yang menyusui biasanya tidak mengalami ovulasi sampai 10-12 minggu

setelah persalinan, tetapi mereka bisa mengalami ovulasi dan hamil sebelum

terjadinya menstruasi pertama. karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya

menggunakan pil kb jika tidak ingin hamil

pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan

kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. hormon dari pil terdapat dalam

air susu sehingga bisa sampai ke bayi. karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya

diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi

pembentukan air susu.  Pil kb yang diminum segera setelah terjadinya pembuahan

atau pada awal kehamilan (sebelum wanita tersebut mengetahui bahwa dia hamil)

tidak akan membahayakan janin.

  Efek samping pil kb

a.       perdarahan tidak teratur.


sering terjadi pada beberapa bulan pertama pemakaian pil kb, jika tubuh telah

menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.

b.      beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil kb, mungkin tidak akan

terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan

secara permanen.

c.       efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan

pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan darah dan

depresi.

d.      efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat

badan, jerawat dan kecemasan. penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg

biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu

makan.

e.       bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil kb

dosis tinggi. jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai, pemakaian pil

kb harus segera dihentikan dan segera memeriksakan diri karena gejala tersebut

mungkin menunjukkan adanya bekuan darah di dalam vena tungkai dan

kemungkinan sedang menuju ke paru-paru.

Pil kb dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan

darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil harus

dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah setelah pembedahan.

f.       mual dan sakit kepala.

g.      1-2% wanita pemakai pil kb mengalami depresi dan kesulitan tidur.

h.      melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah).

jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. melasma akan menghilang

secara perlahan setelah pemakaian pil kb dihentikan.

i.        resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil kb

telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. karena itu wanita pemakai pil kb harus rutin

menjalani pemeriksaan pap smear (minimal 1 kali/tahun).

di lain fihak, wanita pemakai pil kb memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker
rahim yang lebih rendah.

Interaksi pil kb dengan obat lain

pil kb tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan

antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil kb.

wanita pemakai pil kb bisa hamil jika secara terus menerus mengkonsumsi

antibiotik (misalnya rifampin, penisilin, ampisilin, tetrasiklin atau golongan sulfa).

ketika mengkonsumsi antibiotik tersebut, selain pil kb sebaiknya ditambah dengan

menggunaka kontrasepsi penghalang (misalnya kondom atau diafragma).

obat anti-kejang (fenitoin dan phenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan

perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil kb.

  untuk mengatasi hal ini, kepada wanita penderita epilepsi yang mengkonsumsi anti-

kejang perlu diberikan pil kb dosis tinggi.

kontrasepsi penghalang

kontrasepsi penghalang secara fisik menghalangi jalan masuk sperma ke dalam

rahim wanita. yang termasuk ke dalam kontrasepsi penghalang adalah:

a.      kondom.

kondom bisa melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual (misalnya aids)

dan dapat mencegah perubahan prekanker tertentu pada sel-sel leher rahim.

ada kondom yang ujungnya memiliki penampung semen; jika tidak ada penampung

semen, sebaiknya kondom disisakan sekitar 1cm di depan penis.

kondom harus dilepaskan secara perlahan karena jika semen tumpah maka sperma

bisa masuk ke vagina sehingga terjadi kehamilan.

untuk menambah efektivitas pemakaian kondom bisa ditambahkan spermisida


(biasanya terkandung di dalam pelumas kondom atau dimasukkan secara terpisah

ke dalam vagina).

kondom wanita merupakan alat kontrasepsi penghalang baru yang dipasang di

vagina dengan bantuan sebuah cincin.

kondom wanita menyerupai kondom pria, tetapi lebih lebar dan memiliki angka

kegagalan yang tinggi.   

b.      Diafragma.

diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan sabuk yang lentur, dipasang

pada serviks dan menjaga agar sperma tidak masuk ke dalam rahim.

ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat.

pemakaiannya harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli.

diafragma dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang

sampai minimal 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.

Ukuran diafragma harus diganti jika:

-  terjadi penambahan atau penurunan berat badan sebanyak lebih dari 5 kg

-  diafragma telah dipakai selama lebih dari 1 tahun

-  baru melahirkan anak atau mengalami aborsi,

-   karena ukuran dan bentuk vagina mungkin mengalami perubahan.

-  penutup leher rahim

1.      Penutup serviks (leher rahim).

penutup serviks (cervical cap) hampir menyerupai diafragma tetapi ukurannya lebih

kecil dan lebih kaku, dipasang pada serviks.

ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat.

pemakaian penutup serviks harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli.
penutup serviks dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap

terpasang sampai minimal 8 jam dan maksimal 48 jam sesudah melakukan

hubungan seksual.

2.      Sediaan untuk menghentikan atau membunuh sperma atau disebut juga

spermisida (dalam bentuk busa, krim, jel dan suppositoria yang dimasukkan ke

dalam vagina) busa, krim, jeli dan suppositoria vagina dimasukkan sebelum

melakukan hubungan seksual. selain mengandung spermisida, bahan tersebut juga

merupakan penghalang fisik untuk sperma.

 penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi disebut juga coitus interruptus.

pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum

terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme).

metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme

juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.

c.       metoda ritmik

Pada metoda ritmik, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seksual

selama masa subur wanita.

Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. sel

telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa

bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. karena itu

pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum

ovulasi.

a.       metode ritmik kalender merupakan metode yang paling tidak efektif, bahkan

untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi yang teratur.

 wanita sebaiknya mencatat siklusnya dalam 12 bulan terakhir. untuk mengetahui

saat tidak boleh melakukan hubungan seksual, dilakukan perhitungan berikut:


(siklus terpendek - 18) dan (siklus terpanjang - 11).

contohnya, jika siklus seorang wanita dalam waktu 12 bulan terakhir berkisar antara

26-29 hari, maka 26-18=8 dan 29-11=18, artinya hubungan seksual tidak boleh

dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-18 setelah menstruasi.

b.      pada metode temperatur, dilakukan pengukuran suhu basal (suhu ketika

bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur).

  suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1°

celsius) setelah ovulasi. hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan mulai dari

menstruasi hari pertama sampai suhu basalnya meningkat.

c.       pada metode lendir, masa subur wanita diketahui dengan mengamati lendir

servikal, yang biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih encer

sesaat sebelum ovulasi. hubungan seksual tidak boleh pada saat terjadinya

peningkatan jumlah lendir servikal sampai 4 hari sesudahnya.

d.      metoda simptotermal terdiri dari pengamatan perubahan lendir servikal dan

suhu basal tubuh, juga gejala lainnya yang berhubungan dengan ovulasi (misalnya

nyeri kram ringan pada perut bagian bawah). metoda ini merupakan metoda yang

paling dapat diandalkan.

d.      kontrasepsi implant

  kontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja

dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir

serviks yang kental. 6 kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. setelah diberi

obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan.
tidak perlu dilakukan penjahitan. kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran

darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun. interaksi dengan obat

lain jarang terjadi karena implan tidak mengandung estroggen. efek samping yang

utama adalah perdarahan tidak teratur atau sama sekali tidak terajdi menstruasi.

efek samping lainnya adalah sakit kepala dan penambahan berat badan.

Kapsul implan tidak larut dalam tubuh sehingga setelah 5 tahun harus dilepaskan.

segera setelah implan dilepas, fungsi ovarium akan kembali normal dan wanita

pemakai implan kembali menjadi subur.

e.       Kontrasepsi suntikan

Medroksiprogesteron (sejenis progestin) disuntikkan 1 kali/3 bulan ke dalam otot

bokong atau lengan atas.

Suntikan ini sangat efektif tetapi bisa mengganggu siklus menstruasi. sepertiga

pemakai kb suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan setelah suntikan

pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan spotting

(bercak perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. semakin lama

suntikan kb dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak mengalami menstruasi

tetapi lebih sedikit wanita yang mengalami perdarahan tidak teratur. setelah 2 tahun

memakai suntikan kb, sekitar 70% wanita sama sekali tidak mengalami perdarahan.

jika pemakaian suntikan kb dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali

terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun. efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan

mungkin baru kembali 1 tahun setelah suntikan dihentikan, tetapi

medroksiprogesteron tidak menyebabkan kemandulan permanen.

Suntikan kb bisa menyebabkan penambahan berat badan yang sifatnya ringan.

setelah pemakaian dihentikan, bisa terjadi osteoporosis yang bersifat sementara.

Medroksiprogesteron tidak menyebabkan meningkatnya resiko terhadap berbagai

kanker (termasuk kanker payudara), tetapi mengurangi resiko terjadinya kanker

rahim.
-  keuntungan memakai kb suntik:

-  cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka

panjang dan kesuburan dapat pulih kembali

-  tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (tidak seperti memakai pil kb)

-  tidak mengganggu hubungan suami istri

-  dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif

-  tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas

-  dapat dipakai segera setelah masa nifas

-  meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap

risiko kehamilan

-  dapat dipakai segera setelah keguguran

-  membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandunga

-  membantu mencegah kanker endometrium (rahim)

-  membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)

-  mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)

-  mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi

-  khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang.

kekurangan kb suntikan: kekurangan kb suntikan: efek sampingya terhadap siklus

haid (menstruasi) sering "tidak menyenangkan" , namun tidak berbahaya dan bukan

tanda kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama

pemakaian yakni :

-  perdarahan bercak , dapat lam

-  jarang terjadi perdarahan yang banya

-  tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang

-  sering menaikkan berat bada

-  dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri payudara,

"moodiness", jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok.

-  perlu suntikan ulangan teratur

-  perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi secara umum,


kebanyakan wanita boleh memakai kb suntik, meskipun:

o   perokok berat

o   menyusui

o   gemuk atau kurus

o   remaja

o   baru keguguran

o   berpenyakit tiroid

o   epilepsy

o   tbc (bukan tbc kandungan)

o   varises ringan

o   hipertensi ringan

o   siklus haid tidak teratur

o   anemi kekurangan zat besi


Zat besi merupakan mineral yang tubuh perlukan demi dukung pertumbuhan dan perkembangan.
Tubuh memanfaatkan zat besi untuk membentuk hemoglobin, yaitu protein yang terdapat di sel
darah merah dan bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru menuju seluruh bagian tubuh. Zat
besi juga bertugas membentuk beberapa hormon.
Salah satu yang paling memerlukan zat besi di setiap asupannya yaitu ibu hamil. Pasalnya,
asupan zat besi yang cukup membuat Bunda terhindar dari anemia selama kehamilan. Anemia
yang terjadi selama kehamilan bisa menyebabkan beberapa dampak negatif, di antaranya
kelahiran prematur, bayi yang mengidap anemia, bayi dengan berat badan lahir rendah,
mengalami depresi pasca persalinan, anak mengalami keterlambatan perkembangan, perlu
transfusi darah bila Bunda kehilangan banyak darah saat persalinan. 
 
Baca juga: Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil
 
Melihat risiko di atas tentu membuat Bunda jadi harus lebih cermat dalam memastikan setiap
nutrisi harus tercukupi sehingga makanan sehat ibu hami di sini menjadi penting. Untuk zat besi
bagi ibu hamil sendiri diperlukan sekitar 27 mg zat besi setiap hari, sehingga zat besi merupakan
salah satu makanan sehat untuk ibu hamil.

Mengapa ya Zat Besi Merupakan Makanan Sehat


untuk Ibu Hamil? 
Pada dasarnya, tubuh manusia memanfaatkan zat besi untuk menghasilkan hemoglobin.
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat di dalam sel darah merah yang bertugas
mengangkut oksigen ke jaringan tubuh. Di masa kehamilan, Bunda yang sedang hamil perlu zat
besi dua kali lipat lebih banyak dibandingkan sebelum hamil.  
Pasalnya, tubuh akan memakai zat besi untuk menghasilkan lebih banyak asupan darah demi
memberikan oksigen ke bayi yang ada di kandungan. Namun, bila tubuh Bunda justru
kekurangan zat besi, berisiko tinggi mengalami anemia.

Apa Saja Makanan Penambah Zat Besi dalam Masa


Kehamilan?
Tidak sulit untuk mencukupi kebutuhan kalsium dan juga makanan sehat untuk ibu hamil.
Pasalnya, mineral satu ini bisa diperoleh dari asupan sehari-hari seperti di bawah ini: 
Daging Merah Tanpa Lemak

Makanan sehat bagi ibu hamil satu ini termasuk yang paling banyak mengandung zat besi.
Ketika ingin memasak daging, pastikan diolah dengan matang ya Bund! Pasalnya, mengonsumsi
daging yang dimasak kurang matang bisa membuat risiko terpapar patogen yang bisa memicu
penyakit serius semakin tinggi.

Kacang-kacangan

Makanan nabati satu ini dikenal dengan kandungan tinggi serat, sehingga bagus untuk
memperlancar pencernaan. Kacang-kacangan juga menjadi makanan penambah zat besi untuk
ibu hamil serta tinggi protein. Namun, saat mengonsumsinya hindari terlalu berlebihan ya Bund.
Cukup konsumsi segenggam tangan setiap hari.

Sayuran Berwarna Hijau 

Selain kaya serat, sayuran berwarna hijau juga bisa menjadi pilihan makanan penambah zat besi
untuk ibu hamil. Di dalamnya pun juga terdapat kandungan lain seperti vitamin A, vitamin C,
vitamin K, kalium kalsium, dan folat yang baik untuk janin dan tubuh Bunda.

Telur

Telur menjadi santapan yang banyak disukai dan bisa diolah menjadi berbagai masakan lezat.
Kandungan yang paling dikenal dari telur yaitu protein. Namun, ternyata telur juga bisa menjadi
makanan penambah zat besi untuk ibu hamil. Telur juga diperkaya dengan kolin yang mampu
menghindari terjadinya kelainan perkembangan otak dan tulang belakang pada janin.

Produk susu untuk Kehamilan

Selama kehamilan, Bunda perlu memperoleh tambahan kalsium dan protein demi bantu
memenuhi kebutuhan Si Kecil yang sedang tumbuh dalam kandungan. Produk yang terbuat dari
susu seperti susu, yogurt, dan keju, bisa jadi pilihan. Susu sendiri sudah dikenal sebagai asupan
sehari-hari yang mengandung banyak kalsium. Namun, susu juga mengandung banyak protein
berkualitas tinggi, seng, magnesium, fosfor, dan vitamin B.
Salah satu asupan susu ibu hamil yang mengandung zat besi tinggi yaitu SGM Bunda Pro-gress
Maxx dengan Tinggi Zat Besi.  Beberapa kandungan penting di dalamnya yaitu kalsium untuk
membantu dalam pembentukan tulang janin, vitamin D yang bantu penyerapan kalsium, sumber
protein yang dapat membangun dan memperbaiki jaringan pada tubuh, asam folat yang bantu
memelihara pertumbuhan dan perkembangan janin,. Tak lupa juga ada kandungan minyak ikan
yang penting bagi otak janin. 
Susu SGM Bunda Pro-gress Maxx dengan Tinggi Zat Besi ini memiliki citarasa yang
lezat. Selain bisa dikonsumsi oleh ibu hamil, susu ini juga cocok untuk Bunda yang sedang
menyusui.

Tips Mengonsumsi Makanan Penambah Zat Besi


dalam Masa Kehamilan
 Tips mengonsumsi makanan sehat untuk ibu hamil yang mengandung zat besi yaitu
dengan memastikan setidaknya ada satu makanan kaya zat besi di setiap menu utama
dan camilan Bunda.
 Agar zat besi bekerja lebih maksimal, perlu dibantu penyerapannya dari vitamin C.
Vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi buah-buahan lebih sering.
 Tidakmengonsumsi makanan tinggi kalsium berlebihan bersamaan dengan makanan
yang juga mengandung tinggi zat besi. Pasalnya malah akan mengganggu proses
penyerapan zat besi.
Ternyata makanan penambah zat besi untuk ibu hamil tidak sulit untuk diperoleh, ya Bun.
Pastikan Bunda mengonsumsinya setiap hari, ya! 

Anda mungkin juga menyukai