Anda di halaman 1dari 12

Modul : 5 ( Gingival Enlargement)

Judul : Kenapa Gusiku Bisa Besar Besar?

SKENARIO

Pasien wanita usia 23 tahun datang dengan keluhan gusi bengkak dan bau
mulut. Anamneis didapatkan pasien menderita epilepsi dan mengkonsumsi
obat epilepsi secara teratur. Pemerisaan klinis tampak pembesaran ginggiva
fibrotik grade III. Hasil probing lebih dari 5 mm dan ditemukan BOP ( bleeding
on probing) positif. Dokter memperkirakan bahwa kasus tidak termasuk
gingivitis biasa.

Step 1 :

Epilepsi : manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbgai etiologi. namun


ada gejela tunggal yang kgas yaitu serangan tunggal yang khas yang
disebabkan lepasnya listrik neuron yang secara tiba tiba.

Meneyabakan bengong sesaat , kesemutana, gangguan kesadaran dan kejang


kejang.

Gingiva fibrotik : perbesaean gingiva karena hiperplasi bukan karena adanya


peradangan.

Step 2 :

1. Bagaimana ciri-ciri ginggiva yang sehat ?


2. Bagaimana periksaan pada skenario?
3. Apa Etiologi gingiva enlargement ?
4. Bagaimana gamabran klinis dari ginggiva enlargement?
5. Apa saja klasifikasi dari enlargment gingiva?
6. Patogenesis gingiva enlargment?
7. Bagaimana Skor pembesaran gingiva ?
8. Bagaimnaa penalaksanaan ginggiva enlargement ?
9. Patofiologi ginggiva enlargement karena obat epilepsi dengan
ginggival enlargemen lainnya?
10. Pencegahan dari gingiva enlargement?
11. Apa Hubungan antara gingva enlargemen dengan bau
mulut?
12. Bagaimana pemeriksaan gingiva enlargement?

Step 3 :

1. Bagaimana ciri-ciri ginggiva yang sehat ?


- Ginggiva berwarna merahmuda : tergantung vaskularisasi , ketebalan
epitel dan pgmen melanin
- Tanpa eksudat
- Tidak berdarah
- Sulkus tidak dalam < 2mm
- Konsistensi kenyal
- Melekat dengan gigi dan tulang
- Kontur berlekuk dan berkerut
- Licin
- Tidak edem
- Ketebelan free gingiva 0.5 1 mm menutupi leher gigi dan meluas ke
papila interdental
2. Apa Etiologi gingiva enlargement ?
3 tipe :
1. Non inflamasi : karena fenitonin
2. Inflamasi :
karena adanya iritasi lokal pada jaringa periodontal
anatomi
akut : kemerahan pada papila tanpa adanya eksudat
kronis : pembesaran pada papila interdental dan terdpat eksudat serta
waranya sudah merah tua
endogen OHplakenzym hidrolitikpembesaran gingiva
eksogen : rokokhasil zat pembakaran
suhu iritasi
3. Kombinasi : karena fenitonin dan iritasi

Obat: siklosporin, obat KB ( memacu estrogen)


Penaruh sistemik : hormonal, pubertas
Dev . vitamin C
Penyakit sistemik

3. Apa saja klasifikasi dari enlargment gingiva?


Lokasi dan distribusi :
1. Lokalized : terbatas pada ginggiva yang mencakup satu atau beberapa
gigi
2. Generalisasi: melibatkan seluruh rongga mulut
3. Marginal: terbatas pada argin ginggiva
4. Papilari : terbatas pada papilasi interdental
5. Difuse : melibatkan magin, attach dan papila gingiva
6. Discrete: pembesaran seperti tumor
Berdasarkan patologisnya :
1. Inflamasi :
a. Kronis
b. akut
2. Obat fibrotik
a. antikonvulsan:
b. imunosupresan
c. calsium chanel blocker : anti hipertensi
3. Penyakit sistemik : leukimia atau granulomatous desease ( wegers
granulomatosis )
4. Kondisi tertentu : karena kehamilan peningkatan hormon
Dev vitamin C
5. Neplasma :
jinak
ganas
4. Bagaimana gamabran klinis dari ginggiva enlargement? Gambar?
a. Terdapat pembengkakan secara general terutama pada bagian anterior
b. Jaringan yang membengkak tampat keras, fibrotik , pucat dan kenyal
c. Tendensi perdarahan gingva tanpa adanya rasa sakit
d. Menutupi hampir seluruh gigi dan menempel pada vestibulum

Hormonal : bentuk maginal( sering di iterdental , merah terang getas


permukaan licin dan batangkai( masa seperti jamus, interdental
berwarna merah tua, kilat dan berbintik merah)
Leukimia: margnal bertangkai , interdental merah kebiruan, sedikit
kaku tapi getas dan mudah berdarah
Dev vit C : meah kebiruan , lunak , licin dan meudah berdarah serta
mudah terjadi nekrosis
Obat: manik tapi sakit pada marginal, berbentuk nodul, mengelurkan
darah
Tanda klinis kronis:
Pembesaran pada papilla interdental dan margin gingiva. Ukurannya dapat
bertambah hingga menutupi bagian mahkota gigi
Pembesaran dapat terlokalisir maupun menyebar serta berkembang
secara lambat
Umumnya tidak disertai rasa sakit, kecuali disertai trauma/infeksi akut
Histopatologi :
Adanya eksudatif dan proliferatif yang menunjukkan adanya inflamasi
kronis
Lesi berwarna merah tua/merah kebiruan dengan permukaan halus dan
mengkilap serta mudah berdarah
Terdapat sejumlah sel dan cairan inflamasi disertai pembengkakan
pembuluh darah dan pembentukan kapiler baru

Akut
a. Abses Periodontal
Tanda klinis :
Terlokalisir, sakit, meluas dengan cepat
Umumnya terbatas pada papilla interdental dan margin gingiva
Pada tahap awal, gingiva berwarna merah, bengkak dengan permukaan
halus dan mengkilap
Dalam 24-48 jam, lesi umumnya menjadi fluktuan dan terlihat adanya
eksudat purulent
Gigi tetangganya sensitif terhadap perkusi
Lesi dapat pecah dengan spontan

Gingival overgrowth (GO)


berkaitan dengan kondisi
A. Hormonal / kehamilan
B. Leukemia Leukemia
C. Defisiensi vitamin C
CIRI KLINIS Hormon atau kehamilan
Bentuk marginal
Lebih sering di interdental
Gingiva merah terang, getas,
permukaan licin berkilat, mudah
berdarah

Bentuk seperti tumor


Massa seperti jamur menjulur dari
interdental
Gingiva merah tua, permukaan kilat
berbintik-bintik merah

GO berkaitan dgn Leukemia


Lebih sering pada leukemia akut dan
leukemia subakut
Bisa marginal atau bertangkai
CIRI KLINIS
Bisa marginal atau bertangkai
Gingiva merah kebiru-biruan, permukaan
berkilat, sedikit kaku tapi getas, mudah
berdarah
Pada batas pembesaran dengan gingiva
yang tidak terlibat bisa timbul lesi gingivitis
ulseratif nekrosis akut nyeri

GO berkaitan dgn defisiensi vitamin C


CIRI KLINIS
Marginal
Gingiva merah kebiru-biruan, lunak, getas,
permukaan licin, berkilat, mudah berdarah,
pada permukaannya sering terjadi
nekrosis dengan pembentukan membran
semu
CIRI KLINIS KARENA OBAT OBATAN
Pada tahap awal seperti manik-manik,
tanpa sakit marginal
Sebelum terlibat radang permukaan
gingiva berbintil-bintil halus, kaku, lenting,
merah muda, tidak mudah berdarah

5. Bagaimana Skor pembesaran gingiva ?


Skor/indeks
0 : tidak ada pembesaran
1: pembearan pada papila interdental
2: papila dan margin gingiva
3: menutupi mahkota gigi

6. Patogenesis gingiva enlargment? Per etiologi


Fibrotik : obat fenitoin menstimulasi proliferasi fibroblas dan epitel
fibroblas meningkatakan sintesis glikosaminoglikan sulfat in
vitropembesaran gingiva
Peradangan : plak enzym hidrolitik pembesaran gingiva
Idiopatik
Hormon : peningkatan hormon estrogen dan progesteron pembesaran
gingiva
Patogenesis:
Akibat radang kronis yang ditimbulkan
iritan lokal penyebab radang:
Bakteri plak
GINGIVAL OVERGROWTH
KARENA RADANG KRONIS
Bakteri plak
Kalkulus
Diperparah oleh faktor-faktor pendukung
Higiena oral buruk
Karies di serviks gigi
Impaksi makanan
Tepi tambalan mengemper, dll.
KEHAMILAN
Perubahan hormonaliritan local respon ginggiva terhadap iritan local
radang pembesaran

LEUKIM
Perubahan akibat leukim iritan local respon ginggiva terhadap iritan
local radang pembesaran

VITAMIN C
Defisiensi vit D iritan local respon ginggiva terhadap iritan local
radang pembesaran

OBAT OBATAN
7. Apa Hubungan antara gingva enlargemen dengan bau mulut?
OH plakbau mulut
Produksi saliva berkurang
Antiepilepsi pertumbuhan mikroorganisme meningkat peningkatan
biofilmVolatil sulfur compoundbau mulut
8. Bagaimana periksaan pada skenario?
subyektif
1. Anamnesis
objektif
2. Pemeriksaan fisis
Diperiksa jaringan periodontal BOP dan soket
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. bop
9. Bagaimnaa penalaksanaan ginggiva enlargement ? mekanisme dan
gambar
Dilakukan gingivektomi
Penggantioan obat fenitoin dengan jenis obat epilepsi lainya ; pesien di
folloe up 6-12 bulan jiak masih ada pembersaran kemudian gingivektomi
Menjaga kebersihan OH
Kuret pembersihan jaringan radang
Scalling
rootplaning
ibu hamil : hilang sendiri, penanganan pada trimester ke 2
Indikasi :
Memperpanjang gingiva,
Mengenimalisasi abses supraboni
1 Skeling dan Root Planing

Skeling adalah suatu proses membuang plak dan kalkulus dari

permukaan gigi, baik supragingiva maupun subgingiva. Sedangkan root

planing adalah proses membuang sisa sisa kalkulus yang terpendam dan

jaringan nekrotik pada sementum untuk menghasilkan permukaan akar gigi

yang licin dan keras. Tujuan utama skeling dan root planing adalah untuk
mengembalikan kesehatan gusi dengan cara membuang semua elemen yang

menyebabkan radang gusi baik plak maupun kalkulus dari permukaan gigi.

Prosedur skeling dan root planing perlu dilakukan dan banyak

menggunakan waktu. Penelitian menunjukkan pada kondisi yang klinis terjadi

peningkatan secara umum setelah root planing. Namun demikian, terdapat

beberapa daerah yang tidak memberikan respon terhadap terapi ini. Faktor

berikut dapat membatasi keberhasilan perawatan root planing yaitu : anatomi

akar gigi, furkasi, dan kedalaman probing.25 Beberapa minggu setelah root

planing, evaluasi ulang harus dilakukan untuk melihat respon perawatan.

2 Gingivektomi
Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingival dengan membuang
dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan
keradangan gingival sehingga didapat gingiva yang fisiologis,
fungsional dan estetik baik. Keuntungan teknik gingivektomi adalah
teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket secara sempurna,
lapangan penglihatan baik, morfologi gingival dapat diramalkan sesuai
keinginan. Gingivektomi dapat dilakukan dengan scalpel elektrode,
laser, maupun kimia namun metode yang paling dianjurkan adalah
operasi dengan
scalpel
(Carranza, 2006). Manson and Eley (1993) menyatakan bahwa indikasi
gingivektomi adalah:
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang
tetap ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan
mulut yang cermat berkali-kali, dan keadaan di mana prosedur
gingivektomi akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang
adekuat.
2. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket
sesungguhnya dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas
gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva merupakan jaringan
fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok
dan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana
terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar.
4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
5. Flap perikoronal.
Sedangkan kontraindikasi gingivektomi menurut Fedi, dkk (2004)
adalah:
1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal
dari pertautan mukogingiva.2
2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosaa
alveolar.
3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan
dibedah.
4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.
5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik. 6
6. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia
(sehingga jika gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari
mukosa alveolar).

3. Bedah Flap Periodontal

Bedah flap adalah istilah umum bagi semua prosedur bedah yang
berkaitan dengan perawatan saku periodontal dimana dilakukan
pembukaan flep periodontal. Dengan flap periodontal dimaksudkan
bagian gingiva dan/atau mukosa yang dengan prosedur bedah
dipisahkan dari jaringan di bawahnya untuk mendapatkan visibilitas
dan aksesibilitas ke permukaan akar gigi dan tulang alveolar. Flap
periodontal juga memungkinkan penggeseran gingiva ke arah yang
berbeda pada prosedur bedah mukogingiva. Dalam perawatan
periodontal digunakan beberapa tipe dan disain flap periodontal sesuai
dengan kebutuhannya.

4. Pemeliharaan, Istruksi, dan Kontrol


Pemeliharaan dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada
penyakit periodontal. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang
dilakukan pada fase ini : 1.Riwayat medis dan riwayat gigi pasien
2. Reevaluasi kesehatan periodontal selama 6 bulan degan mencatat
skor plak, ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan
mobilitas gigi.
3.Melakukan radiografi untuk mengetahui perkembanan periodontal
dan tulang alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali.
4.Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah terjadinya
karies. Setelah seluruh prosedur gingivektomi dilaksanakan, pasien
perlu diberi informasi dan instruksi yang lengkap tentang cara-cara
perawatan pascaoperasi, yaitu:
1.Menghindari makan atau minum selama satu jam.
2.Dilarang minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam.
Dilarang berkumur-kumur satu hari setelah operasi.
3.Dilarang makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan
mengunyah makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.
4.Minum analgesik bila merasa sakit setelah efek anestesi hilang.
Aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.
5.Menggunakan larutan kumur saline hangat setelah satu hari.
Menggunakan larutan kumur klorheksidin di pagi hari dan malam hari
bila tidak dapat mengontrol plak secara mekanis. Larutan ini dapat
langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asal tidak
dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Menghindari teh, kopi, dan
rokok bila menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk mengurangi
stain.
6 .Apabila terjadi perdarahan, dresing ditekan selama 15 menit
dengan menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan;
dilarang berkumur.
7.Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja. Pembedahan
menyebabkan terputusnya kontinuitas sel-sel dan jaringan tubuh.
Penyembuhan adalah fase respons inflamasi yang menyebabkan
terbentuknya hubungan anatomi dan fisiologis yang baru di antara
elemen-elemen tubuh yang rusak. Secara umum, penyembuhan
meliputi pembentukan bekuan darah, pembentukan jaringan
granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan maturasi
(Fedi dkk, 2004). Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14 hari dan
terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan epitel
yang baru berlangsung selama 4 minggu. Kebersihan mulut yang baik
sangat diperlukan selama periode pemulihan ini (Manson dan Eley,
2003). Beberapa saat setelah operasi terlihat warna kemerahan pada
margin gingiva yang dieksisi. Daerah tersebut kemudian ditutup
dengan
periodontal pack ataudressing dengan tujuan : melindungi luka dari
iritasi, menjaga agar daerah luka tetap dalam kondisi bersih,
mengontrol perdarahan, dan mengontrol produksi jaringan granulasi
yang berlebihan. periodontal pack
dapat mempercepat proses penyembuhan dan memberikan
kenyamanan pasca operasi pada pasien (Manson dan Eley, 2003).
Pasien diberi resep obat amoxicillin dan danalgin serta obat kumur
(bactidol). Amoxicillin merupakan antibiotik yang diperlukan untuk
mencegah terjadinya infeksi dan kontaminasi bakteri setelah operasi.
Amoxicillin diminum 3 kali sehari sampai habis. Sedangkan danalgin
merupakan analgetik untuk mengurangi rasa sakit pasien pasca
operasi. Obat ini diminum hanya pada saat pasien merasa sakit. Obat
kumur
Kunjungan Periodik
Tahun pertama : Kunjungan periodik tidak lebih 3 bulan
Tahun selanjutnya :
Dibedakan Klas A, B dan C
Tergantung keparahan periodontal
Dapat dilakukan GP atau Spesialis
1.Kunjungan Periodik Tahun I
Dilakukan perawatan rutin tiap 3 bulan
1-2 bulan diindikasikan untuk pasien dengan masalah seperti:
Kasus sulit dengan komplikasi protesa, FI, ratio mahkota:akar kurang,
kekooperatifan Px meragukan
2.Kunjungan Periodik Kelas A
Dilakukan setiap 6 bulan
1 tahun, diindikasikan untuk:
Hasil fase perawatan sempurna dan dapat dipertahankan dengan
baik
OH baik, kalkulus minimal
tidak ada gangguan oklusi, protesa
Tidak ada poket
Tidak ada gigi dengan sisa tlg alveolar kurang dari 50%
3.Kunjungan Periodik Klas B
Dilakukan setiap 3 - 4 bulan, diindikasikan untuk:
Hasil fase perawatan baik yang dapat dipertahankan selama 1 tahun
lebih
OH buruk, pembentukan kalkulus parah
Ada kelainan sistemik
Masih terdapat poket, 20 % BOP (+)
Terdapat problem oklusi, protesa, terapi ortodonsi
Terdapat gigi dengan sisa tlg alveolar kurang dari 50%
Perokok
Karies kambuhan
Tes genetik atau riwayat keluarga positif
4.Kunjungan Periodik Klas C
Dilakukan setiap 1-3 bulan, diindikasikan pada pasien:
Hasil buruk setelah perawatan periodontal
OH buruk, pembentukan kalkulus parah
Ada kelainan sistemik
Masih terdapat poket, 20 % BOP (+)
Terdapat problem oklusi, protesa, tx orto
Banyak gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%
Perokok
Karies kambuhan
tes genetik atau riwayat keluarga (+
10.Pencegahan dari gingiva enlargement?
Ibu hamil : dilakuakn pembersihan plak dan calculus, menjaga OH
Dev vitamin C pemberan vitamin C
Obat Janis lain
OH
Menghindari konsumsi rokok
Menghindari makanan dan minuman yang bersuhu tinggi

Indikasi dan kontraindikasi gingivektomi


(Carranza, 2006). Manson and Eley (1993) menyatakan bahwa indikasi
gingivektomi adalah:
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang
tetap ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang
cermat berkali-kali, dan keadaan di mana prosedur gingivektomi akan
menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
2. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket
sesungguhnya dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas
gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva merupakan jaringan
fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok dan
dapat memberikan hasil yang memuaskan.
3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana
terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar.
4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
5. Flap perikoronal.
Sedangkan kontraindikasi gingivektomi menurut Fedi, dkk (2004) adalah:
1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal
dari pertautan mukogingiva.2
2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosaa
alveolar.
3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan
dibedah.
4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.
5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik. 6
6. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia
(sehingga jika gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari mukosa
alveolar).
Poket false dan true
Klasifikasi :
1. Poket gingiva (relative / false poket) : poket yang terbentuk karena
pembesaran gingiva
tanpa kerusakan jaringan perio dontal dibawahnya.
2. Poket Periodontal (absolut / true) : pada poket ini terjadi kerusakan
jaringan pendukung.
Kedalaman poket terjadi karena kerusakan jaringan periodontal
pendukung dan
terlepasnya pengikat gigi.
Poket supraboni (supracrestal / supra alveolar) ; dasar poket
sebelah korona tl
alveolar.
Poket infabroni (sub crestal / intra alveolar) dasar poket apical tl
alveolar. Tipe kedua
lateral dinding poket terletak antara permukaan gigi dan tl alveolar.
Poket dapat meliputi satu / dua / lebih perm gigi, yang berbeda
kedalamannya pada satu
gigi, dan sisi proksimal pada satu ruang interdental.
Akibat dari gingiva enlargemen dalam rongga mulut

Anda mungkin juga menyukai