Terminologi
untuk kondisi ini adalah gingival enlargement atau gingival overgrowth. Pembesaran gingiva
didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran gingiva bertambah dari normal yang dapat
menimbulkan masalah estetis dan kebersihan gigi geligi. Bertambah besarnya gingiva
merupakan gambaran klinis adanya kelainan gingiva yang disebabkan oleh hiperplasia dan
hipertrofi gingival (Newman MG, 2012).
Secara histologis pembesaran gingiva dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu:
a. Hipertrofi Gingiva
b. Hiperplasia Gingiva
Pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh karena adanya
peningkatan jumlah sel penyusunnya. Secara klinis hiperplasia gingiva tampak sebagai
suatu pembesaran gingiva yang biasanya dimulai dari papila interdental menyebar ke
daerah sekitarnya. Kelainan ini tidak menimbulkan rasa sakit, dapat mengganggu oklusi
dan estetik serta dapat mempersulit pasien dalam melakukan kontrol plak.
a. Kronik
b. Akut
a. Antikonvulsan
b. Immunosupresan
c. Calcium channel blocker
a. Conditioned enlargement
Kehamilan
Pubertas
Defisiensi vitamin C
Granuloma pyogenik
Leukemia
Localized : Terbatas pada gingiva yang mencakup satu gigi beberapa gigi
Inflammatory enlargement
Kronis
Tanda klinis :
Pembesaran pada papilla interdental dan margin gingiva. Ukurannya dapat bertambah hingga
menutupi bagian mahkota gigi
Histopatologi :
Lesi berwarna merah tua/merah kebiruan dengan permukaan halus dan mengkilap serta mudah
berdarah
Terdapat sejumlah sel dan cairan inflamasi disertai pembengkakan pembuluh darah dan
pembentukan kapiler baru
Etiologi :
Pemaparan plak dental yang lama. Faktor-faktor yang mendukung akumulasi dan retensi plak
termasuk oral hygiene yang buruk, iritasi akibat kelainan anatomi, restorasi yang tidak tepat dan
piranti ortodontik.
a. Abses Periodontal
Tanda klinis :
Pada tahap awal, gingiva berwarna merah, bengkak dengan permukaan halus dan mengkilap
Dalam 24-48 jam, lesi umumnya menjadi fluktuan dan terlihat adanya eksudat purulent
Etiologi :
Abses gingiva disebabkan oleh bakteri yang ikut masuk dengan substansi asing ke jaringan
(misalnya bulu sikat gigi, potongan apel, serpihan tusuk gigi). Lesinya terbatas pada gingiva dan
berbeda dengan abses periodontal maupun abses lateral.
Abses periodontal melibatkan jaringan periodontal dan secara umum akan memproduksi
pembesaran gingival. Periodontal abses merupakan inflamasi purulent pada jaringan periodontal.
Gambar 2. Abses gingiva pada permukaan fasial gingiva
Tanda klinis :
Diawali tanpa rasa sakit, pembesaran dimulai dari papilla interdental yang kemudian meluas ke
margin gingiva fasial dan lingual
Jika terus berlanjut, pembesaran pada papilla dan margin dapat bergabung dan berkembang
hingga menutupi mahkota gigi serta mengganggu oklusi
Apabila tidak disertai inflamasi, lesi berbentuk mulberry, konsistensi padat/kenyal, berwarna
merah muda pucat dan tidak mudah berdarah
Adanya pembesaran gingiva mempersulit plak kontrol sehingga sering menyebabkan terjadinya
proses inflamasi sekunder yang memperparah pembesaran gingiva akibat obat-obatan. Terjadi
kombinasi pembesaran akibat bakteri plak dan pembesaran akibat obat-obatan
Inflamasi sekunder dapat menyebabkan pertambahan ukuran lesi, perubahan warna menjadi
merah/merah kebiruan serta mudah berdarah
Pembesaran umumnya terjadi pada seluruh rongga mulut, namun paling sering terjadi pada regio
maksila dan anterior mandibula. Terjadi pada rahang bergigi, tidak terjadi pada daerah
edentulous ridge. Pembesaran akan hilang apabila gigi yang bersangkutan diekstraksi
Timbulnya pembesaran akibat obat-obatan tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya plak, namun
perkembangan dan komplikasinya dapat dicegah dengan plak kontrol dan oral hygiene yang baik
Pembesaran akibat obat-obatan bersifat rekuren walaupun telah dilakukan tindakan pembedahan.
Hilangnya pembesaran dapat terjadi secara spontan dalam beberapa bulan setelah menghentikan
pemakaian obat tersebut
Antikonvulsan
Phenytoin (Dilantin) merupakan obat yang digunakan untuk perawatan epilepsi. Phenytoin
merupakan kelompok Hydantoin yang dapat menyebabkan pembesaran gingiva. Pembesaran
gingiva terjadi pada 50% pasien pengguna obat tersebut dan lebih sering terjadi pada pasien
yang usianya lebih muda.
Phenytoin merangsang proliferasi sel-sel fibroblast dan epithelium. Juga dapat menginduksi
penurunan kolagen. Terjadinya pembesaran gingiva dipengaruhi oleh faktor genetik host dalam
memberikan respon terhadap penggunaan Phenytoin.
Patogenesis pembesaran gingiva akibat Phenytoin tidak diketahui secara pasti, namun beberapa
bukti menghubungkannya dengan peningkatan subpopulasi fibroblast yang ditentukan
sebelumnya oleh genetik. Inaktivasi kolagenase dan inflamasi akibat plak.
Gambar 3. Kombinasi pembesaran gingiva akibat inflamasi sekunder dan penggunaan phenytoin
Immunosupresan
Siklosporin merupakan agen imunosupresan yang digunakan untuk mencegah reaksi penolakan
organ transplantasi dan terapi terhadap penyakit autoimun. Vaskularisasi pembesaran akibat
siklosporin lebih banyak dibandingkan pembesaran akibat phenytoin. Selain itu juga lebih sering
terjadi pada anak-anak.
Calcium channel blocker merupakan obat yang digunakan untuk perawatan kardiovaskular
seperti hipertensi, angina pectoris, spasme arteri koroner dan aritmia cardiac.
Mekanisme kerjanya yaitu menghambat influx ion kalsium melewati membrane sel hati dan sel
otot halus, mencegah mobilisasi kalsium intraseluler,dan menyebabkan dilatasi arteri koroner
dan arteriol. Contoh obat golongan ini yang menginduksi terjadinya pembesaran gingiva yaitu
nitredipine.
Gambar 4. Pembesaran gingival pada pasien yang mengkonsumsi Calcium channel blocker
Pembesaran dapat terjadi pada marginal dan menyebar, atau berupa massa seperti tumor
(tunggal/multiple). Selama kehamilan terjadi peningkatan progesteron dan estrogen (pada akhir
trimester ketiga meningkat 10-30 kali dibandingkan ketika menstruasi) yang menyebabkan
terjadinya perubahan permeabilitas vaskular. Kemudian terjadi edema gingival dan peningkatan
respon inflamasi terhadap plak. Terjadi perubahan mikrobiota subgingiva termasuk peningkatan
jumlah Prevotella intermedia. Pembesaran gingiva akibat kehamilan disebut
juga angiogranuloma.
1) Pembesaran marginal
Pembesaran marginal disebabkan oleh bertambah parahnya inflamasi yg sudah ada sebelumnya.
Gambaran klinis:
Biasanya menyebar dan cenderung lebih jelas pada interproksimal daripada fasial/lingual
Keadaan ini bukan suatu neoplasma dan merupakan respon inflamasi oleh bakteri plak dan
dimodifikasi oleh keadaan pasien. Muncul setelah usia kehamilan diatas 3 bulan, atau bisa lebih
awal.
Gambaran klinis :
Berbentuk seperti jamur, discrete, bulat pipih (flattened spherical), menonjol dari tepi
gingiva/dari interproksimal dan dilekatkan oleh dasar yang bertangkai
Tidak terasa sakit, kecuali bila mengganggu oklusi dan terjadi ulserasi
Pembesaran gingiva selama kehamilan dapat dicegah dengan menghilangkan plak dan kalkulus
serta pemeliharaan oral hygiene yg baik sesudahnya. Perawatan yang dilakukan yaitu
penghilangan jaringan dan diikuti penghilangan iritan lokal. Hilangnya pembesaran gingiva pada
kehamilan dapat terjadi secara spontan setelah kehamilan berakhir, namun harus tetap diikuti
pembersihan deposit dental.
Pembesaran gingiva akibat pubertas dapat terjadi pada pria/wanita. Biasa disebabkan oleh faktor
hormonal, dimana terjadi peningkatan proporsi provotella intermedia dan provotella nigrescens.
Berhubungan dengan faktor lokal, dimana umumnya muncul pada daerah yang terdapat
akumulasi plak.
Terjadi pembesaran pada marginal dan interdental, disertai tonjolan membulat pada papila
interdental yang terlihat jelas. Pembesaran lebih sering terjadi pada permukaan fasial daripada
lingual karena mekanisme aksi lidah dan pergerakan selama makan, mencegah akumulasi iritan
lokal pada lingual.
Gejala klinis pembesaran gingiva akibat pubertas relatif sama dengan inflamasi gingiva kronis,
namun yang membedakan pembesaran gingiva akibat pubertas dengan akibat inflamasi kronis
adalah pembesaran gingiva akibat pubertas bersifat rekuren walaupun deposit plak relatif sedikit.
Setelah masa pubertas pembesaran akan menghilang dan harus diikuti pembersihan
plak/kalkulus.
Gambaran klinis :
Konsistensi lunak
Permukaan nekrosis
Gingivitis sel plasma merupakan pembesaran dari gingiva margin sampai gingiva cekat. Terdapat
lesi yg terlokalisasi ( granuloma sel plasma). Berwarna merah, terkadang bergranular, dan mudah
berdarah. Biasanya disebut gingivitis atypical dan gingivostomatitis sel plasma.
e. Pembesaran gingiva akibat kondisi tertentu yang tidak spesifik (granuloma pyogenik)
Granuloma pyogenik merupakan pembesaran gingiva seperti tumor akibat respon berlebihan
terhadap trauma yg kecil. Bentuknya bervariasi dari massa seperti tumor yang spherical discrete
dengan perlekatan pedunculated, sampai bentuk keloid yang datar/pipih dengan dasar yang luas.
Warna merah terang atau ungu, konsistensi lunak/padat, dan pada beberapa kasus disertai
ulserasi dan eksudasi purulen. Lesi tersebut berkurang secara spontan menjadi papiloma
fibroepital atau bisa tetap tanpa mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Terapinya yaitu
menghilangkan lesi dan faktor iritan.
2. Pembesaran gingiva akibat penyakit sistemik
a. Leukemia
Bisa terlokalisasi/ menyeluruh, dan terjadi perluasan margin gingiva yang melebihi ukuran
normal atau bisa terbentuk massa seperti tumor yang mempunyai ciri-ciri tersendiri pada
interproksimal. Lesi berwarna merah kebiruan, permukaan mengkilap, konsistensi agak padat
dan ada kecenderungan menjadi lunak dan mengalami perdarahan. Lebih sering terjadi pada
leukemia akut daripada leukemia kronis/subakut.
2. Penyakit granuloma
Wegeners Granulomatosis
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun diduga terjadi cedera jaringan yang
dimediasi secara imunologis. Penyakit ini jarang terjadi dan dapat menyebabkan kematian karena
gagal ginjal dalam kurun waktu beberapa bulan. Penggunaan obat imunosupresif dapat
membantu pengobatan penyakit ini.
Manifestasi awal penyakit ini melibatkan regio orofasial: ulserasi mukosa oral, gingiva
enlargement, mobilitas gigi yang abnormal, dan respon penyembuhan yang tertunda. Pembesaran
pada papila interdental (palillary granulomatous) berwarna ungu kemerahan dan mudah berdarah
jika ada rangsangan. Pembesaran gingiva berwarna merah, berwarna merah dan tidak sakit.
Epulis
Fibroma
Papiloma
Kista Gingiva
Karsinoma
Melanoma maligna
Sarkoma
3. Epulis
Merupakan istilah umum untuk menunjukkan massa seperti tumor pada gingiva.
4. Fibroma
Fibroma pada gingiva muncul dari jaringan ikat atau ligamen periodontal. Pertumbuhannya
lambat, padat dan nodular atau bisa juga lunak dan vaskular. Biasanya bertangkai
(pedunculated). Secara klinis yang didiagnosis sebagai fibroma adalah pembesaran krn inflamasi.
5. Papilloma
Berhubungan dengan Human Papilloma Virus (HPV). Pada papilloma oral, terdapat HPV-6 dan
HPV-11. Papilloma gingiva berbentuk spt bungakol, berdiri sendiri/spt kutil, biasanya ukuran
kecil, keras, permukaan sedikit tidak teratur.
Muncul pada daerah interdental atau marginal, sering pada labial, dan bisa menutupi beberapa
gigi. Bentuknya bervariasi, teratur dan halus atau permukaan multilobulated dan berlekuk. Tidak
sakit, konsistensi padat atau seperti spons. Warna bervariasi dari merah muda/tua/biru keunguan.
Lesi ini muncul dan berasal dari dalam rahang dan membentuk kavitas sentral.
8. Kista gingiva
Ukuran kecil (mikroskop), jarang terlihat secara klinis. Bila terlihat secara klinis, lesi
terlokalisasi pada marginal gingiva dan gingiva cekat. Sering pada caninus RB dan premolar RB,
juga sering pada lingual dan tidak sakit. Bila disertai perluasan, dapat terjadi erosi permukaan
tulang alveolar.
9. Karsinoma
Karsinoma sel squamous merupakan tumor ganas gingiva yang paling sering ditemukan. Tampak
seperti pertumbuhan keluar yang tidak beraturan atau lesi erosi yang ulseratif, datar dan pipih.
Tidak menimbulkan gejala, sehingga tanpa disadari dapat menimbulkan komplikasi dan
menimbulkan sakit. Dapat melibatkan tulang dibawahnya, ligamen periodontal gigi didekatnya
dan mukosa didekatnya.
Terjadi pada palatum durum, dan gingiva RA pada orang yang sudah tua. Pigmentasi gelap,
diawali dengan pigmentasi yg terlokalisir.
11. Sarkoma
Sarkoma kaposi sering terjadi pada rongga mulut penderita AIDS, pada palatum dan gingiva.
Berwarna kemerahan