PENDAHULUAN
normal. Namun bila kebiasaan ini terus berlanjut pada periode gigi permanen
adalah penyimpangan letak gigi atau malrelasi lengkung geligi diluar rentang
kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi juga bisa merupakan variasi biologi,
sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian tubuh yang lain. Variasi
letak gigi mudah diamati dan terkadang mengganggu estetika sehingga timbul
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Faktor
Sedangkan faktor intrinsik meliputi gigi sulung tanggal prematur, persistensi gigi,
trauma, pengaruh jaringan lunak, dan kebiasaan buruk. Sebagian anak mempunyai
kebiasaan menghisap jari yang tidak memberi nilai nutrisi. Kebiasaan menghisap
jari biasa terjadi pada anak yang tidak terpenuhi insting menghisapnya pada fase
oral. Apabila kebiasaan ini tetap dilakukan dalam waktu yang lama dapat
periode geligi sulung hanya menimbulkan efek yang sedikit atau sama sekali tidak
linguoversi, open bite anterior, dan lengkung rahang atas yang sempit.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MALOKLUSI
a. Defenisi Oklusi
Oklusi adalah hubungan kontak antara gigi maksila dengan gigi mandibula
saat mulut ditutup. Oklusi ideal merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang
sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia. Oklusi dikatakan
normal ketika susunan dalam lengkung gigi teratur dengan baik serta adanya
Andrew (1972) menyebutkan enam kunci oklusi normal, yang berasal dari
hasil penelitian yang dilakukannya terhadap 120 subyek yang oklusi idealnya
bidang sagital.
transversal,
sagital.
2
6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.(1)
b. Defenisi Maloklusi
diluar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi juga bisa merupakan
variasi biologi sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian tubuh
yang lain, tetapi karena variasi letak gigi mudah diamati dan mengganggu
peningkatan ini sebagian dipercayai sebagai suatu proses evolusi yang diduga
tidak adanya atrisi proksimal dan oklusal yang terjadi pada gigi. Dimana atrisi
adalah suatu keadaan dimana gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah saling
beradu sehingga gigi menjadi aus. Pada masa lalu kelompok aborigin di
lebar mesio - distal gigi karena adanya atrisi pada gigi. Panjang lengkung gigi
c. Penyebab Maloklusi
geligi atau rahang. Secara garis besar penyebab maloklusi dapat digolongkan
3
maloklusi sukar ditentukan secara tepat etiologinya karena adanya berbagai
Faktor Herediter(2,4)
Cara yang lebih baik untuk mempelajari pengaruh herediter adalah dengan
oleh faktor lokal. Urutan pengaruh genetik pada skelet yang paling
4
tinggi adalah mandibula yang proknatik, muka yang panjang serta
tepat.
Kelainan Gigi
5
transposisi gigi misalnya kaninus yang terletak diantara premolar
Kelainan jumlah gigi dapat berupa tidak ada pembentukan gigi atau
tetapi meskipun gigi sulung ada bisa saja gigi permanennya agenesis.
Gigi yang agenensis biasanya adalah gigi sejenis tetapi yang letaknya
garis median rahang atas yang biasa disebut mesiodens. Jenis gigi
6
mempunyai empat premolar pada satu sisi. Adanya gigi-gigi kelebihan
Disharmoni Dentomaksiler
Adalah suatu keadaan disproporsi antara besar gigi dan rahang dalam
antara besar gigi dan lengkung gigi maka keadaan klinis yang dapat
geligi normal, meskipun hal ini jarang dijumpai. Keadaan yang sering
normal atau gigi-gigi yang normal pada lengkung geligi yang kecil
klinis yang khas gambaran maloklusi seperti ini bisa terjadi di rahang
7
kemungkinan besar akan terjadi gigi berdesakan bila gigi-gigi
tanggal premature.
Faktor Lokal
pasien pasa saat terjadi tanggal premature gigi sulung semakin besar
akibatnya pada gigi permanen. Insisivi sentral dan lateral sulung yang
8
bila terjadi tanggal premature sulung karena resorbsi insisivi lateral
(bila tinggi tonjol gigi pergeseran semakin sedikit) dan waktu tanggal
Persistensi gigi
teeth berarti gigi sulung yang sudah melewati waktunya tanggal tetapi
tidak tanggal. Perlu diingat bahwa waktu tanggal gigi sulung sangat
9
bervariasi. Keaadaan yang jelas menunjukkan persistensi gigi sulung
region tersebut.
Trauma
mencapai oklusi yang normal bahkan kalau parah tidak dapat dirawat
ortodonti dan tidak ada pilihan lain kecuali dicabut. Kalau ada dugaan
Tekanan dari otot bibir, pipi dan lidah memberi pengaruh yang besar
terhadap letak gigi. Meskipun tekanan dari otot-otot ini jauh lebih
10
Menurut penelitian tekanan yang berlangsung selama 6 jam dapat
bibir,pipi dan lidah yang menempel terus pada gigi hampir selama 24
Kebiasaan Buruk
Dari ketiga faktor ini yang paling berpengaruh adalah durasi atau lama
11
insisivi bawah. Maloklusi yang terjadi ditentukan oleh jari mana yang
dihisap.(2,4,5)
bawah, satu sama lain dengan gigi-gigi berada dalam oklusi, disebut sebagai
basis gigi atau pola skeletal. Klasifikasi dari hubungan skeletal sering digunakan,
yaitu:
yang ideal pada keadaan oklusi. Skeletal kelas I dibagi lebih lanjut
retrognatik.
12
Divisi 2 : Gigi incisivus rahang atas yang cenderung ke lingual
3. Skeletal Kelas III, dimana rahang bawah pada keadaan oklusi lebih
Kelas I (Netroklusi)
Kelas II (Distoklusi)
relasi yang normal terhadap lengkung gigi geligi atas dilihat pada
relasi molar. Relasi ini juga biasa disebut distoklusi. Maloklusi kelas
13
Kelas III (Mesiooklusi)
daripada lengkung geligi atas bila dilihat dari relasi molar pertama
d. Penanganan Maloklusi
geligi.
14
susunan gigi kearah normal. Perawatan maloklusi klas II tergantung
a. Removable Appliance
15
maloklusi klas II devisi I dengan overjet lebih kecil dari 5 mm
b. Fixed appliance
maloklusi klas I.
16
2.4 PERAWATAN ORTODONTIK PADA ANAK(11)
tulang craniofacial sejak bayi sampai tercapai bentuk muka yang serasi
merupakan tanggung jawab yang sangat penting dan langkah pertama yang
menentukan bagi seorang dokter gigi. Kalau seorang anak dibawah oleh orang
tuanya dalam klinik dokter gigi, tidak berarti orang tua itu hanya
mengharapkan agar gigi anaknya bebas dari rasa sakit dan mempunyai susunan
yang bagus pada waktu itu saja, tetapi orang tua mengharapkan agar anaknya
pada waktu dewasa nanti mempunyai gigi geligi yang baik fungsinya, dan
bentuk susunannya tidak menyimpang dari normal serta raut wajah yang
estetis.
yaitu gigi sulung dan gigi permanen. Beberapa permasalahan orthodontik yang
sering terjadi pada anak-anak dapat disebabkan oleh faktor genetik yang
17
mungkin diwariskan oleh orang tua mereka. Anak-anak kemungkinan
mengalami gigi berjejal, terdapat ruang yang banyak diantara gigi geligi yang
protrusi dan gigi berlebih atau gigi yang hilang dan kadang pertumbuhan
menghisap ibu jari lainnya, bernafas melalui mulut, penyakit gigi, kebiasaan
menelan yang abnormal, kebersihan mulut yang buruk, kehilangan gigi sulung
terlalu dini, kecelakaan atau nutrisi yang buruk. Trauma ataupun kondisi
Untuk mencegah maloklusi akibat gigi yang hilang akibat karies sebagai
1. Gerakan vertikal
atas dan bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang
ini terdapat kekurangan, yaitu bila menggosok gigi tidak benar dapat
18
menimbulkan resesi gingival/ penurunan gusi sehingga akar gigi
terlihat.
2. Gerakan horizontal
lengkungan.
19
B. Perawatan Orthondotik Interseptif
perawatan yang mungkin dilakukan pada gigi geligi sulung atau peralihan dan
termasuk mengatur kembali gigi yang mengalami erupsi ektopok, slicing atau
pencabutan gigi sulung, memperbaiki gigi yang mengalami cross bite atau
secara normal. Usia khas untuk perawatan dini adalah antara 7 dan 9 tahun,
pada saat keempat incisivus maupun molar pertama sudah erupsi. Beberapa
tujuan tertentu dari penanganan dini dapat diperoleh sebagai tambahan dari
orthondotik yang dilakukan pada maloklusi yang baru atau sedang dalam
proses terjadi dengan tujuan memperbaiki kearah oklusi normal. Beda antara
interseptif adalah suatu tindakan yang harus segera dilakukan (fait accompli)
karena terdapat suatu gejala atau proses terjadi maloklusi walau dalam
20
tingkatan yang ringan sehingga maloklusi dapat dihindari atau tidak
berkembang. Contoh:
diberikan lebih besar daripada kerugian yang mungkin terjadi aspek psikologi
dalam perawatan orhtodontik dapat menjadi bahan pertimbangan dan tidak bisa
perawatan. Selain itu, dokter juga harus menilai dan mengontrol pasien selama
perawatan dan setelah perawatan agar diperoleh hasil akhir yang baik.(11)
21
2.5 MASA ERUPSI GIGI(10)
A. Gigi Decidui
22
B. Gigi Permanen
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
geligi diluar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi juga bisa
merupakan variasi biologi, sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian
tubuhyang lain.
dan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik meliputi genetik, kelainan kongenital, dan
prematur, persistensi gigi, trauma, pengaruh jaringan lunak, dan kebiasaan buruk.
Sebagian anak mempunyai kebiasaan menghisap jari yang tidak memberi nilai
nutrisi. Kebiasaan menghisap jari biasa terjadi pada anak yang tidak terpenuhi
insting menghisapnya pada fase oral. Apabila kebiasaan ini tetap dilakukan dalam
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Foster TD. Buku Ajar Ortodonsi 3th Ed. Jakarta: EGC, 2012.
Press, 2012.
2011.
2011.
11. Achmad MH, Handayani H, Fajriani. Buku Ajar Maloklusi Pada Anak,
25