Anda di halaman 1dari 13

SAP IKGM

EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT UNTUK MENCEGAH


KARIES GIGI ANAK PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI TK BAHAGIA
PESANGGRAHAN

Dosen Pembimbing:

Dr. Fauziah M. Asim, drg., M.Kes

DISUSUN OLEH:

Kelompok 1 – Kelas B

Afiya Hasana (2016-11-004) Faris Abdurrahman (2016-11-061)


Chintia Andriani (2016-11-035) Ghea Nameera (2015-11-059)
Devila Claudia (2016-11-044) Niska Shofwati (2015-11-121)
Eva Apriyani (2014-11-062) Rizki Bayuansyah H (2015-11-140)
Farhah Tajdidah (2016-11-060)

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
2020
A. Judul

Edukasi kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah karies gigi anak (early childhood

caries) pada anak usia 3-4 tahun di TK Bahagia Pesanggrahan.

B. Sasaran

Sasaran edukasi adalah anak-anak peserta didik di TK Bahagia Pesanggrahan.

C. Tujuan

1. Kognitif: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang karies

gigi.

2. Afektif: Menyadarkan peserta didik pentingnya mengubah perilaku kesehatan gigi

dan mulut untuk mencegah terkena karies gigi.

3. Psikomotorik: Membuat peserta didik dapat menerapkan perilaku untk mencegah

terjadinya karies gigi sejak dini.

D. Pokok Bahasan

1. Karies gigi pada anak.

2. Penyebab karies gigi pada anak.

3. Pencegahan dan penanganan karies gigi pada anak.

E. Materi

1. Karies Gigi Anak

Karies gigi anak atau yang dapat disebut juga sebagai Early Childhood Caries

(ECC) adalah penyakit kronis yang sering terjadi pada anak- anak dengan melibatkan

satu atau lebih gigi yang rusak (dengan lesi berkavitas atau tidak), gigi hilang (karena

karies), gigi dengan tambalan pada anak dengan usia di bawah 71 bulan. Karies yang

parah akan berdampak pada kualitas hidup yang mungkin dapat menyebabkan
komplikasi lebih serius. Kondisi ini akan menyebabkan rasa sakit, rasa tidak nyaman,

kerusakan, infeksi akut dan kronis, serta gangguan makan dan tidur.1

Karies gigi anak melibatkan permukaan gigi yang kurang rentan terhadap

perkembangan karies, beberapa terminologi yang digunakan untuk menggambarkan

kondisi seperti ini, antara lain nursing bottle caries, rampant caries, milk bottle

syndrome, dan prolonged nursing habit caries.2

Karies gigi anak merupakan penyakit yang dapat dicegah, namun penyakit ini

dapat mengenai anak pada usia dini dengan perkembangan yang cepat. Pencegahan

penyakit ini merupakan suatu komponen yang penting dalam setiap program

kesehatan untuk menyediakan dasar yang optimal bagi kesehatan rongga mulut anak.1

2. Etiologi Karies Gigi Anak

Etiologi dari karies gigi anak bersifat multifaktorial dan terutama disebabkan oleh

interaksi mikroorganisme dengan gula pada permukaan gigi. Streptococcus mutans

(SM) dan Streptococcus sobrinus adalah mikroorganisme paling umum yang terkait

dengan karies gigi. Lactobacilli juga berpartisipasi dalam pengembangan lesi karies

dan memainkan peran penting dalam perkembangan lesi, tetapi bukan sebagai

penginisiasi.3

Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau gigi, agen

atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah waktu. Untuk terjadinya karies,

maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu host yang rentan,

mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.4
Gambar 1.1
Pengaruh interaksi host-mikroba-diet dalam etiologi dan patogenesis
karies anak usia dini.5

 Faktor Host

Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah

terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur

enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat

rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah

tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang

kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu

perkembangan karies gigi. Gigi pada anak-anak lebih mudah terserang karies

dari pada gig iorang dewasa. Hal ini disebabkan karena email gigi

mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah

mineralnya lebih sedikit. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi


pada anak-anak tidak sepadat gigi orang dewasa. Mungkin alasan ini menjadi

salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak.4

 Faktor Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya

karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan

mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk

dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.

Mikroorganisme yang menyebabkan karies gigi adalah kokus gram positif,

merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,

Streptococcus sanguis, Streptooccus mitis dan Streptococcus salivarius, serta

beberapa strain lainnya. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan

adanya Lactobasilus pada plak gigi. Pada penderita karies, jumlah

Lactobasilus pada plak gigi berkisar 10.000-100.000 sel/mg plak. Walaupun

demikian, Streptococcus mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies

oleh karena Streptococcus mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik

(resisten terhadap asam).4

 Faktor Substrat atau Diet

Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena

membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada

permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri

dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk

memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya

karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi


karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi,

sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan

protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini

penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting

dalam terjadinya karies gigi.4

 Faktor Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang

berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang

dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,

diperkirakan 6-48 bulan.4

3. Pencegahan Karies Gigi Anak

Mempertahankan pertumbuhan gigi susu dalam kondisi yang sehat adalah hal

yang penting bagi kesehatan anak. Gigi susu diperlukan untuk pengunyahan, estetika,

fonetik, pemeliharaan ruang, dan untuk pencegahan kebiasaan menyimpang.

Mengurangi pembentukan plak gigi, mengubah komposisi bakteri plak, dan

modifikasi kebiasaan diet sangat penting untuk pencegahan karies gigi. Pencegahan

karies gigi anak dapat dicapai dengan bantuan restorasi, konseling diet, mendidik

orang tua tentang cara pemberian makan, menjaga kebersihan mulut yang baik, dan

penggunaan agen pencegahan seperti topikal fluorida.6

 Pengendalian plak

Pengendalian plak dapat dilakukan dengan tindakan secara mekanis yaitu

dengan penyikatan gigi.7


 Modifikasi diet

Memperbanyak memakan makanan kariostatik seperti lemak, protein, dan

fluor. Lemak dapat meningkatkan pH saliva setelah mengonsumsi

karbohidrat. Lemak harus dikonsumsi sebelum memakan makanan yang

manis. Protein meningkatkan urea saliva yang dapat menetralisir asam.

Mengkonsumsi makanan tinggi protein setelah makan karbohidrat dapat

mengembalikan pH menjadi 7 dengan cepat. Fluor dari makanan, air atau

minuman dapat melindungi gigi dari serangan asam. Fluor mempunyai efek

antibakteri dan antiplak.8

 Pemakaian Fluor

Fluor sangat efektif dalam mencegah karies gigi, termasuk pasta gigi

berfluoride, fluoridasi air, dan aplikasi fluoride topikal oleh tenaga

profesional, terutama dengan menghambat kehilangan mineral dari gigi. Pasta

gigi yang mengandung fluoride menunjukkan efek pencegahan yang kuat

pada gigi susu.8

F. Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah. Ceramah adalah suatu cara menerangkan suatu

pengertian atau pesan secara lisan disertai dengan tanya jawab kepada sasaran pendidikan

dan pendengar dengan menggunakan alat bantu poster.

G. Alat Peraga

Poster, phantom model gigi dan sikat gigi.


H. Waktu

30 menit

I. Kegiatan Promosi Kesehatan

1. Mahasiswa masuk ke dalam kelas dan meminta izin kepada guru, sementara anak-

anak dan wali murid berada di dalam ruangan.

2. Mahasiswa memberikan salam dan menerangkan kepada anak-anak menggunakan

poster. Memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pengertian dan

penyebab karies gigi atau gigi berlubang, serta pencegahan dan perawatan pada

kesehatan gigi dan mulut, agar anak-anak dapat mengetahui, memahami. dan disiplin

terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan karies pada gigi.

3. Setelah selesai melihat penjelasan menggunakan poster, phantom model gigi dan

anak-anak sudah mengerti, kemudian dilakukan tanya-jawab untuk memperoleh

timbal balik dari hasil pengarahan melalui poster.

4. Mahasiswa memohon diri untuk berpamitan kepada anak-anak, wali murid maupun

guru yang bersangkutan untuk keluar dari kelas, mengucapkan terimakasih atas

perhatian dan partisipasinya.

J. Evaluasi

a. Evaluasi sarana Pendidikan

Untuk menilai keberhasilan dalam promosi kesehatan, evaluasi dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab antara penyuluh dengan peserta penyuluhan.

1. Apa itu karies gigi?

2. Apa saja yang menyebabkan terjadinya karies gigi?


3. Bagaimana pencegahan dan perawatan dalam memelihara kesehatan gigi dan

mulut agar terhindar dari karies gigi?

4. Bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar?

b. Evaluasi proses

Untuk menilai keadaan peserta selama kegiatan promosi kesehatan berlangsung. Jika

keadaan peserta dinilai kurang memperhatikan dan kurang kondusif, maka promosi

kesehatan dihentikan sejenak dan memberikan pertanyaan seputar promosi kesehatan

bisa disertai pemberian reward kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan yang

telah diberikan dengan benar ataupun mengadakan ice breaking sehingga peserta

promosi kesehatan kembali fokus.

c.
DAFTAR PUSTAKA

1. Jeffrey. Pencegahan dan Perawatan Early Childhood Caries. Journal of Medicine and
Health. 2016; 3(1):296-304.

2. De Grauwe A, Aps JK, Martens LC. Early childhood caries (ECC): What’s In a


Name? Eur J Paediatr Dent. 2004; 5(2):62–70.

3. Kawashita Y, Kitamura M, Saito T. Early Childhood Caries. Int J Dent. 2011.

4. Chemiawan E., Gartika M., Indriyanti R. 2004. Perbedan prevalensi karies pada anak
sekolah dasar dengan program UKGS dan tanpa UKGS kota Bandung tahun 2004.
Bandung : Universitas Padjadjaran.

5. Paglia L, Scaglioni S, Torchia V, De Cosmi V, Moretti M, Marzo G, et al. Familial


and dietary risk factors in early childhood caries. Eur J Paediatr
Dent (2016) 17(2):93–9.

6.  Berkowitz RJ, Koo H, McDermott MP, Whelehan MT, Ragusa P, Kopycka


Kedzierawski DT, et al. Adjunctive Chemotherapeutic Suppression of Mutans
Streptococci In The Setting of Severe Early Childhood Caries: An Exploratory
Study. J Public Health Dent.  2009; 69(3):163.

7. Houwink B, et al. Preventive Tandheelkunde atau Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan.


Terjemahan : Suryo S.Yogyakarta:UGM;1993.

8. Brown JP and Dodds MWJ. Prevention Strategies for dental Caries. In: Cappelli DP
and Mobley CC. Preventionand Clinical Oral Health Care. Missuori : Mosby
Elsevier; 2008.
Skrip Pembicaraan

Assalamu’alaikum warahmutallahi wabarakatuh.

Sebelumnya mari sama-sama kita panjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang

telah memberikan kita kesehatan sehingga dapat berkumpul ditempat ini. 

Kepada Ibu Kepala Sekolah, Guru-Guru beserta Wali Murid dari peserta didik di TK

Bahagia Pesanggrahan yang saya hormati.

Kepada adik-adik peserta didik yang saya sayangi.

Perkenalkan kami dari Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UPDM(B) ingin

memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut untuk mecegah karies gigi pada

anak kepada bapak/ibu dan adik-adik sekalian.

Apakah disini ada yang tahu tentang kesehatan gigi dan mulut?

Kami akan menjelaskan kepada bapak/ibu dan adik adik sekalian mengenai apa itu

kesehatan gigi dan mulut, mengapa penting untuk memelihara kesehetan gigi dan mulut

sejak dini dan apa yang akan terjadi bila tidak merawat kesehatan gigi dan mulut dengan

baik.

Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam

kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak

dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih serta memiliki kekuatan yang baik.

Untuk dapat mencapai itu semua maka diperlukan pengetahuan, sikap, dan tindakan

mengenai cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar. Bila hal ini

sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka risiko timbulnya penyakit dan

kerusakan pada gigi dan mulut akan berkurang. Salah satu contoh kerusakan gigi yang

sering terjadi pada anak-anak yaitu karies gigi atau gigi berlubang.
Sebelumnya dari bapak, ibu dan adik-adik sekalian pernah mendengar tidak tentang

istilah karies gigi atau yang biasa disebut gigi berlubang?

Sekarang saya dan teman-teman akan menjelaskan kepada bapak/ibu dan adik-adik

sekalian mengenai apa itu karies gigi atau gigi berlubang, apa yang menyebabkan, dan

bagaimana cara mencegahnya.

Jadi bapak/ibu dan adik-adik semua yang dimaksud dengan karies gigi atau gigi

berlubang disini adalah keadaan di mana gigi mengalami kerusakan yang mengikis

bagian luar (email) hingga bagian dalam gigi (dentin), sampai membentuk lubang.

Dari penjelasan tadi apakah adik-adik sudah ada yang mengalaminya? Ada yang tahu gak

penyebabnya kenapa gigi bisa berlubang? Banyak sekali aktivitas kita sehari-hari yang

membuat gigi menjadi berlubang dan rusak contohnya yaitu sering mengonsumsi

makanan atau minuman yang manis, seperti permen, cokelat, es krim dan susu yang jika

menempel pada gigi dan tidak dibersihkan maka akan terjadi penumpukan bakteri pada

mulut, bisa juga karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut contohnya yaitu

tidak menggosok gigi secara rutin dan benar.

Adik-adik disini pasti gak mau kan gigi nya menjadi berlubang dan mengganggu aktivitas

belajar dan bermain? Makanya disini adik-adik harus rajin ya menjaga kesehatan gigi dan

mulutnya dengan cara menyikat gigi secara rutin dan benar.

Adik-adik disini kalau sikat gigi berapa hari sekali?

Apa Bapak/Ibu wali murid mendampingi anak-anak nya dan tau cara menyikat gigi yang

benar?

Jadi menyikat gigi itu harus dilakukan dua kali sehari, pada pagi setelah sarapan dan

malam sebelum tidur dan durasi menyikat gigi kurang lebih 2-5 menit.
Nah sekarang kami akan memperagakan cara menyikat gigi yang baik dan benar, agar

nanti bisa adik-adik praktikkan di rumah.

(Memperagkan cara menyikat gigi dengan metode Fones)

(Alat peraga yang dipakai: poster, phantom model gigi, sikat gigi)

Dari penjelasan tadi, sekarang kami akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

bapak/ibu dan adik-adik sekalian, kalau ada yang bisa silahkan dijawab ya.

Pertanyaan pertama “Apa itu gigi berlubang?”, yang kedua “Apa penyebab gigi

berlubang?”, yang ketiga “Bagaimana cara mencegah terjadinya gigi berlubang?”, yang

terakhir “Bagaimana cara menyikat gigi yang benar?”

Yaaa tepat sekali.. berarti bapak/ibu dan adik-adik disini kami harap sudah mengerti

tentang bahasan kita tadi dan nanti bisa diaplikasikan di rumah ya.

Jadi, saran kami untuk bapak/ibu wali murid agar selalu memperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya dan mendampingi mereka ketika menyikat gigi, serta memperhatikan

makanan yang dikonsumsi anak agar erhindar dari penyakit-penyakit pada gigi dan mulut

terutama gigi berlubang.

Baiklah bapak/ibu dan adik-adik sekalian, sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak

atas waktu dan kesempatannya pada hari ini, kurang lebihnya kami mohon maaf, semoga

yang kami sampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin..

Wabillahhitaufik walhiidayah  Wassalalamu’alaikum Warahmatullah hiwabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai