0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan12 halaman
Makalah ini membahas tentang penyebab dan upaya pencegahan Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak. ECC disebabkan oleh interaksi bakteri Streptococcus mutans, konsumsi karbohidrat tinggi seperti gula dalam ASI dan susu botol, serta faktor waktu. Upaya pencegahannya adalah mengajarkan kebersihan mulut yang baik, mengurangi asupan gula, dan menggunakan pasta gigi berfluorida.
Makalah ini membahas tentang penyebab dan upaya pencegahan Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak. ECC disebabkan oleh interaksi bakteri Streptococcus mutans, konsumsi karbohidrat tinggi seperti gula dalam ASI dan susu botol, serta faktor waktu. Upaya pencegahannya adalah mengajarkan kebersihan mulut yang baik, mengurangi asupan gula, dan menggunakan pasta gigi berfluorida.
Makalah ini membahas tentang penyebab dan upaya pencegahan Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak. ECC disebabkan oleh interaksi bakteri Streptococcus mutans, konsumsi karbohidrat tinggi seperti gula dalam ASI dan susu botol, serta faktor waktu. Upaya pencegahannya adalah mengajarkan kebersihan mulut yang baik, mengurangi asupan gula, dan menggunakan pasta gigi berfluorida.
1. Judul Kegiatan : 2. Bidang Kegiatan : PKM-AI 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : b. NIM : c. Jurusan : d. Universitas/Institut/Politeknik : e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : f. Alamat email : 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : b. NIDN : c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Medan,
Menyetujui Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana Kegiatan Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa
Halaman pengesahan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan usulan, oleh sebab itu setelah ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi perguruan tinggi dan dicap kemudian discan dan disimpan dalam format PDF dan digabungkan ke le usulan yang akan diunggah ke SIM-LITABMAS.
4
KARIES DINI PADA ANAK DAN PENCEGAHANNYA (Early Childhood Caries and its Prevention)
Ulfa Rahmawaty, Reva Oktriani , Rahma Annida Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan
ABSTRAK Karies gigi saat ini memiliki prevalensi tertinggi dari tingkat keparahan diantara masalah gigi lainnya. Proses karies dapat berkembang dengan cepat, segera setelah gigi erupsi di rongga mulut. Karies anak usia dini (ECC) adalah penyakit mulut terjadi pada bayi di bawah usia 3 tahun. ECC adalah penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh interaksi beberapa faktor termasuk mikroorganisme kariogenik, kesalahan makan karbohidrat dan faktor sosial ekonomi. Faktor utama yang mempengaruhi kejadian ECC adalah inang, mikroorganisme, substrat dan waktu dan upaya pencegahan ECC adalah program diet, kebersihan mulut yang baik dan penggunaan fluoride. Disarankan sebaiknya orang tua harus mengajarkan anak-anak untuk menjaga kesehatan gigi. Berkunjung ke dokter gigi anak juga diperlukan agar kita dapat mencegah terjadinya karies pada anak-anak. Kata kunci : Karies anak usia dini (ECC), pencegahan ECC, anak-anak.
ABSTRACT Dental caries still holds the highest prevalence and severity among other dental problems. The caries process can develop right away, as soon as the tooth erupted in the oral cavity. Early childhood caries (ECC) is an oral disease happened in infants under 3 years old. ECC is a multifactorial disease caused by the interaction of several factors including cariogenic microorganisms, carbohydrate feeding errors and socioeconomic factors. The main factors influencing the incidence of ECC are host, microorganism, substrate and time and the ECC prevention efforts are diet program, good oral hygiene and fluoride use. Suggested that parents should teach the children to keep the dental health. Visitting the pediatric dentist is also required so that we can prevent the occurrance of caries in children. Keywords : Early childhood caries, ECC prevention, children. 5
PENDAHULUAN Karies gigi telah menjadi masalah kesehatan gigi terutama pada anak-anak. Prevalensi karies dikalangan balita di Indonesia adalah sekitar 85%, sedangkan prevalensi karies dikalangan umum adalah sekitar 90,05%. Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya. Karies yang terjadi pada anak-anak biasa disebut Early Childhood Caries (ECC), Nursing Mouth Caries (NMC), Nursing Bottle Syndrome, Bottle Milk Caries, Baby Bottle Tooth Decay, Sugar Bottle Caries, dan Breast Milk Caries. Masalah karies pada anak ini dimana terjadi pada gigi sulung pada usia 7 30 bulan kehidupan memiliki prevalensi cukup tinggi sehingga bila kerusakan tidak segera dirawat dapat menyebabkan maloklusi gigi, gangguan fonetik dan rasa rendah diri. Hal ini sering terjadi disebabkan oleh gula yang terdapat dalam susu dan sari buah yang kadang diminumkan saat anak menjelang tidur. Bakteri pada plak gigi, seperti Streptococcus mutans, lalu mengubah gula tersebut jadi asam yang merusak hingga menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi. TUJUAN Untuk mengetahui penyebab dan upaya pencegahan Early Childhood Caries (ECC)
METODE Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak ini adalah kerusakan gigi pada anak yang paling banyak terjadi dan umumnya orangtua belum atau bahkan 6
tidak mengetahui penyebab dan upaya pencegahannya karena kurangnya informasi sehingga diperlukan adanya sumber informasi mengenai pencegahan ECC ini. Metode penulisan makalah ilmiah ini adalah dengan metode kualitatif yakni menggunakan sumber literatur seperti buku-buku, jurnal, majalah dan internet. Tahap penulisan makalah ilmiah adalah dengan mengumpulkan semua sumber informasi untuk memperoleh data yang valid melalui buku-buku teks, jurnal, majalah ataupun internet yang berkaitan. Kemudian semua bahan dirangkum dan memuat gagasan upaya pencegahan karies dini pada anak.
PEMBAHASAN Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak merupakan suatu bentuk karies pada gigi desidui yang disebabkan oleh menyusui, penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti sari buah yang mengandung gula dalam jangka waktu yang panjang, dulu disebut juga dengan karies botol susu. Gambaran klinis diawali dengan bercak putih yang dikenal dengan white spot. ECC ditandai dengan pola khas yaitu kerusakan pada gigi depan atas. The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) : Menyusui dan minum melalui botol penyebab karies karena berhubungan dengan gigi terpapar dalam waktu lama dan berulang tanpa penjagaan oral higiene yang baik ECC adalah masalah kesehatan utama yang harus dipecahkan dengan langkah-langkah serius dan dikendalikan dengan prioritas, karena sampai batas tertentu ECC dapat menyebabkan tidak berfungsinya sistem pengunyahan dan pencernaan, mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, menggangu fonetik dan artikulasi, dan pada akhirnya menyebabkan kurangnya rasa percaya diri pada anak. Faktor Etiologi 7
Faktor etiologi karies melibatkan adanya interaksi antara agen penyebab (bakteri kariogenik atau mikroorganisme), substrat (diet), host (gigi dan saliva), serta pengaruh waktu.
1. Mikroorganisme Streptococcus mutans (SM) adalah penyebab utama karies pada mahkota karena sifatnya yang : (1) menempel pada email; (2) menghasilkan dan dapat hidup di lingkungan asam; (3) berkembang pesat di lingkungan yang kaya sukrosa; dan (4) menghasilkan bakteriosin, substansi yang dapat membunuh organisme kompetitornya. 2 Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak. Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans.
2. Substrat (diet) Sisa makanan terutama golongan karbohidrat apabila melekat terus pada gigi dapat diubah oleh bakteri menjadi asam, bila suasana di sekitar gigi menjadi asam maka mineral kalsium dan fosfor akan lepas dari gigi sehingga gigi menjadi rapuh dan akhirnya terbentuk karies. Susu merupakan asupan bagi anak yang menjadi faktor utama substrat yang dapat menimbulkan terjadinya karies. Kandungan glukosa dalam susu dapat terakumulasi di dalam rongga mulut dan di sela-sela gigi terutama jika pemberian menggunakan botol atau pada pemberian ASI. Cara pemberian 8
ASI atau susu melalui botol dapat menyebabkan lengketnya cairan susu pada gigi anak sehingga perlu kesadaran ibu untuk segera membersihkan gigi anak setelah menyusui dan penggunaan botol untuk meminum susu sebaiknya diganti dengan menggunakan gelas. Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. Tindakan pencegahan pada karies dini lebih menekankan pada pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula. 3. Host (gigi dan saliva) Faktor gigi berupa morfologi dan anatomi gigi berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Dengan bentuk lengkung gigi yang tidak teratur dengan adanya gigi yang berjejal maupun yang berlapis kadang-kadang sulit dibersihkan secara sempurna dan dapat mempercepat proses terjadinya karies. Saliva berperan penting pada proses karies. Fungsi saliva yang adekuat penting dalam pertahanan melawan serangan karies. Mekanisme fungsi perlindungan saliva, meliputi: (1) aksi pembersihan bakteri; (2) aksi buffer; (3) aksi antimikroba, dan (4) remineralisasi. 4. Waktu Semakin lama gigi terpapar gula, semakin cepat enamel menjadi demineralisasi. Hal ini terjadi terutama pada bayi yang minum susu sambil tertidur 9
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini. Patogenesis Pada waktu menyusui, puting susu atau dot berada dibagian palatal rongga mulut si bayi sehingga palatum tertekan menyebabkan otot oral menekan susu ke dalam mulut. Kemudian bayi tertidur dengan dot atau puting susu dalam mulut. Saat itulah susu tergenang antara palatum dan gigi depan atas dan tidak adanya aktifitas otot mulut, sehingga proses karies pun terjadi. Susu tidak atau sedikit mengenai gigi depan bawah karena terlindung oleh lidah. Hal inilah yang membuat pola khas kerusakan gigi pada ECC terdapat pada gigi depan atas. Penatalaksanaan Pada dasarnya karies merupakan penyakit yang dapat dicegah. Adapun pedoman umum antisipasi terjadinya ECC, antara lain: 1. Instruksi kebersihan rongga mulut Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur. Anak di bawah umur 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus menerus. Orang tua haruslah mengajarkan dan membiasakan anak untuk menjaga kesehatan gigi. Disini, ibu memiliki peran yang penting, karena pada 10
umumnya anak lebih dekat kepada ibunya. Ibu harus membiasakan pada anak mereka untuk mengubah kepribadian yang dibutuhkan untuk kebersihan dan kesehatan rongga mulut. Pendidikan dasar tentang prosedur kesehatan mulut penting dilakukan pada anak sejak tahun pertama kelahiran (0-12 bulan). Kegiatan membersihkan plak dari rongga mulut harus dimulai saat gigi pertama erupsi.
2. Diet Apa yang dimakan dan diminum oleh anak berdampak pada kesehatan giginya. Gula dalam makanan itulah yang membantu membentuk asam yang merusak gigi. Gula yang berbahaya terutama adalah sukrosa seperti yang terdapat pada makanan olahan, permen dan kue karena lebih mudah dihancurkan didalam mulut. Untuk itu, orang tua perlu menghindari anaknya dari makanan kariogenik, serta jangan pernah membiarkan anak tertidur sambil menyusui atau dengan botol yang berisi selain air putih sebagai upaya preventif. Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair yang akan bersifat membersihkan dan merangsang sekresi saliva, menghindari makanan yang manis dan lengket serta membatasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari serta menekan keinginan untuk makan di antara jam makan. 3. Penggunaan Fluoride Fluoride pada anak adalah aman dan efektif untuk dapat mencegah dan mengontrol karies gigi, apabila dipakai secara tepat. Fluoride diperlukan sehari-hari sepanjang hidup dalam jumlah sedikit tetapi teratur untuk mencegah kerusakan gigi (karies). 11
Cara terbaik penggunaan fluoride pada gigi anak adalah dengan menyikatnya dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Gunakan pasta gigi dengan kadar fluoride rendah untuk anak di bawah umur 8 tahunan, karena mereka bisa menelannya. Menelan fluoride bisa mengakibatkan perubahan warna yang disebut fluorosis pada gigi yang sedang berkembang.
KESIMPULAN Early childhood caries (ECC) atau karies pada anak merupakan penyakit yang dapat dicegah. Banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah karies. Mengetahui penyebabnya merupakan hal penting agar mengerti bagaimana melakukan pencegahannya. Oleh karena itu, peran orang tua terutama ibu sangat penting dalam upaya pencegahan karies dini pada anak ini. Sebaiknya ibu memberikan asi atau susu melalui botol dengan posisi yang tepat. Jangan pernah biarkan anak terpapar cairan susu atau minuman lainnya yang mengandung gula dalam waktu yang lama dan dengan posisi sambil tertidur. Berikan ASI dengan posisi duduk atau setengah berbaring. Ajarkan anak minum dengan menggunakan gelas sejak dini. Orang tua haruslah mengajarkan dan membiasakan anak untuk menjaga kesehatan gigi. Kegiatan membersihkan plak dari rongga mulut harus dimulai saat gigi pertama erupsi. Dan kemudian, anak dibiasakan untuk menjaga kebersihan rongga mulut dengan menyikat gigi dan penggunaan dental floss dibantu orang tua. Sebaiknya anak juga diperkenalkan ke dokter gigi. Dengan berkunjung ke dokter gigi anak juga akan tahu cara menyikat gigi yang benar dan pentingnya menjaga kesehatan gigi, sehingga dapat mencegah terjadinya karies pada anak.
12
DAFTAR PUSTAKA Angela A. (2005). Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Dental Journal, 38(3), 130-134.
Anonymous. (2012). Early childhood caries. Diambil dari http://myblogofdentist.wordpress.com.
Chumbley J, & Walters C. (2012). Merawat gigi bayi : Cara menjaga kesehatan gigi dan gusi anak. Jakarta : Erlangga
Kidd EAM, & Bechal SJ. (2012) Dasar-dasar karies: penyakit dan penanggulangan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Mozartha M. (2012). Penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan karies Gigi. Diambil dari http://hanifatunnisaa.wordpress.com.
Noerdin S. (2010). Pencegahan karies dengan pemberian fluoride pada anak. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM, 7(1), 31-36.`
Putri MH, Herijulianti E, & Nurjannah N. (2012). Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Riyanti E. (2012). Penatalaksanaan perawatan nursing mouth caries. Diambil dari http://resources.unpad.ac.id.
Rizal MF, Sutadi H, Bachtiar BM, & Bachtiar EW. (2010). The frequency of bottle feeding as the main factor of baby bottle tooth decay syndrome. Dental Journal, 43(1), 44-48.
Sugito FS, Djoharnas H, & Darwita RR. (2008). Breastfeeding and early childhood caries (ECC) severity of children under three years old in Jakarta. Makara Kesehatan ,12(2), 86-91.
Sutan A. (2012). Perawatan karies botol pada anak. Diambil dari http://chakraproject.blogspot.com.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis