Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KARIES DINI PADA ANAK DAN PENCEGAHANNYA


(Early Childhood Caries and its Prevention)

BIDANG KEGIATAN
PKM Artikel Ilmiah


Diusulkan Oleh:
Ulfa Rahmawaty (120600107/2012)
Reva Oktriani (120600116/2012)
Rahma Annida (120600047/2012)


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

2

PENGESAHAN PKM-ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan :
2. Bidang Kegiatan : PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas/Institut/Politeknik :
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
f. Alamat email :
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3
orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

Medan,

Menyetujui
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana Kegiatan
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa


(__________________________) (_________________________)
NIP/NIK. NIM.


3


Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping
Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,


(__________________________) (_________________________)
NIP/NIK. NIP/NIK.

Halaman pengesahan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan usulan, oleh sebab itu setelah ditandatangani oleh Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi perguruan
tinggi dan dicap kemudian discan dan disimpan dalam format PDF dan
digabungkan ke le usulan yang akan diunggah ke SIM-LITABMAS.















4

KARIES DINI PADA ANAK DAN PENCEGAHANNYA
(Early Childhood Caries and its Prevention)

Ulfa Rahmawaty, Reva Oktriani , Rahma Annida
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan
Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan

ABSTRAK
Karies gigi saat ini memiliki prevalensi tertinggi dari tingkat keparahan
diantara masalah gigi lainnya. Proses karies dapat berkembang dengan cepat, segera
setelah gigi erupsi di rongga mulut. Karies anak usia dini (ECC) adalah penyakit
mulut terjadi pada bayi di bawah usia 3 tahun. ECC adalah penyakit multifaktorial
yang disebabkan oleh interaksi beberapa faktor termasuk mikroorganisme kariogenik,
kesalahan makan karbohidrat dan faktor sosial ekonomi. Faktor utama yang
mempengaruhi kejadian ECC adalah inang, mikroorganisme, substrat dan waktu dan
upaya pencegahan ECC adalah program diet, kebersihan mulut yang baik dan
penggunaan fluoride. Disarankan sebaiknya orang tua harus mengajarkan anak-anak
untuk menjaga kesehatan gigi. Berkunjung ke dokter gigi anak juga diperlukan agar
kita dapat mencegah terjadinya karies pada anak-anak.
Kata kunci : Karies anak usia dini (ECC), pencegahan ECC, anak-anak.

ABSTRACT
Dental caries still holds the highest prevalence and severity among other
dental problems. The caries process can develop right away, as soon as the tooth
erupted in the oral cavity. Early childhood caries (ECC) is an oral disease happened
in infants under 3 years old. ECC is a multifactorial disease caused by the interaction
of several factors including cariogenic microorganisms, carbohydrate feeding errors
and socioeconomic factors. The main factors influencing the incidence of ECC are
host, microorganism, substrate and time and the ECC prevention efforts are diet
program, good oral hygiene and fluoride use. Suggested that parents should teach the
children to keep the dental health. Visitting the pediatric dentist is also required so
that we can prevent the occurrance of caries in children.
Keywords : Early childhood caries, ECC prevention, children.
5


PENDAHULUAN
Karies gigi telah menjadi masalah kesehatan gigi terutama pada anak-anak.
Prevalensi karies dikalangan balita di Indonesia adalah sekitar 85%, sedangkan
prevalensi karies dikalangan umum adalah sekitar 90,05%.
Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm,
dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri
plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi
jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.
Karies yang terjadi pada anak-anak biasa disebut Early Childhood Caries
(ECC), Nursing Mouth Caries (NMC), Nursing Bottle Syndrome, Bottle Milk Caries,
Baby Bottle Tooth Decay, Sugar Bottle Caries, dan Breast Milk Caries.
Masalah karies pada anak ini dimana terjadi pada gigi sulung pada usia 7
30 bulan kehidupan memiliki prevalensi cukup tinggi sehingga bila kerusakan tidak
segera dirawat dapat menyebabkan maloklusi gigi, gangguan fonetik dan rasa rendah
diri. Hal ini sering terjadi disebabkan oleh gula yang terdapat dalam susu dan sari
buah yang kadang diminumkan saat anak menjelang tidur. Bakteri pada plak gigi,
seperti Streptococcus mutans, lalu mengubah gula tersebut jadi asam yang merusak
hingga menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi.
TUJUAN
Untuk mengetahui penyebab dan upaya pencegahan Early Childhood Caries
(ECC)

METODE
Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak ini adalah kerusakan
gigi pada anak yang paling banyak terjadi dan umumnya orangtua belum atau bahkan
6

tidak mengetahui penyebab dan upaya pencegahannya karena kurangnya informasi
sehingga diperlukan adanya sumber informasi mengenai pencegahan ECC ini.
Metode penulisan makalah ilmiah ini adalah dengan metode kualitatif yakni
menggunakan sumber literatur seperti buku-buku, jurnal, majalah dan internet.
Tahap penulisan makalah ilmiah adalah dengan mengumpulkan semua
sumber informasi untuk memperoleh data yang valid melalui buku-buku teks, jurnal,
majalah ataupun internet yang berkaitan. Kemudian semua bahan dirangkum dan
memuat gagasan upaya pencegahan karies dini pada anak.

PEMBAHASAN
Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak merupakan suatu
bentuk karies pada gigi desidui yang disebabkan oleh menyusui, penggunaan susu
botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti sari buah yang
mengandung gula dalam jangka waktu yang panjang, dulu disebut juga dengan karies
botol susu. Gambaran klinis diawali dengan bercak putih yang dikenal dengan white
spot. ECC ditandai dengan pola khas yaitu kerusakan pada gigi depan atas.
The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) : Menyusui dan
minum melalui botol penyebab karies karena berhubungan dengan gigi terpapar
dalam waktu lama dan berulang tanpa penjagaan oral higiene yang baik
ECC adalah masalah kesehatan utama yang harus dipecahkan dengan
langkah-langkah serius dan dikendalikan dengan prioritas, karena sampai batas
tertentu ECC dapat menyebabkan tidak berfungsinya sistem pengunyahan dan
pencernaan, mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, menggangu
fonetik dan artikulasi, dan pada akhirnya menyebabkan kurangnya rasa percaya diri
pada anak.
Faktor Etiologi
7

Faktor etiologi karies melibatkan adanya interaksi antara agen penyebab (bakteri
kariogenik atau mikroorganisme), substrat (diet), host (gigi dan saliva), serta
pengaruh waktu.

1. Mikroorganisme
Streptococcus mutans (SM) adalah penyebab utama karies pada
mahkota karena sifatnya yang : (1) menempel pada email; (2) menghasilkan
dan dapat hidup di lingkungan asam; (3) berkembang pesat di lingkungan
yang kaya sukrosa; dan (4) menghasilkan bakteriosin, substansi yang dapat
membunuh organisme kompetitornya.
2
Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal.
Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam.
Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang
melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak. Plak
akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan
menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang
paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans.

2. Substrat (diet)
Sisa makanan terutama golongan karbohidrat apabila melekat terus
pada gigi dapat diubah oleh bakteri menjadi asam, bila suasana di sekitar gigi
menjadi asam maka mineral kalsium dan fosfor akan lepas dari gigi sehingga
gigi menjadi rapuh dan akhirnya terbentuk karies.
Susu merupakan asupan bagi anak yang menjadi faktor utama substrat
yang dapat menimbulkan terjadinya karies. Kandungan glukosa dalam susu
dapat terakumulasi di dalam rongga mulut dan di sela-sela gigi terutama jika
pemberian menggunakan botol atau pada pemberian ASI. Cara pemberian
8

ASI atau susu melalui botol dapat menyebabkan lengketnya cairan susu pada
gigi anak sehingga perlu kesadaran ibu untuk segera membersihkan gigi anak
setelah menyusui dan penggunaan botol untuk meminum susu sebaiknya
diganti dengan menggunakan gelas.
Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang
menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan
demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan
asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel.
Tindakan pencegahan pada karies dini lebih menekankan pada
pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula.
3. Host (gigi dan saliva)
Faktor gigi berupa morfologi dan anatomi gigi berpengaruh pada
pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi
lokasi perkembangan karies. Dengan bentuk lengkung gigi yang tidak teratur
dengan adanya gigi yang berjejal maupun yang berlapis kadang-kadang sulit
dibersihkan secara sempurna dan dapat mempercepat proses terjadinya karies.
Saliva berperan penting pada proses karies. Fungsi saliva yang adekuat
penting dalam pertahanan melawan serangan karies. Mekanisme fungsi
perlindungan saliva, meliputi: (1) aksi pembersihan bakteri; (2) aksi buffer;
(3) aksi antimikroba, dan (4) remineralisasi.
4. Waktu
Semakin lama gigi terpapar gula, semakin cepat enamel menjadi
demineralisasi. Hal ini terjadi terutama pada bayi yang minum susu sambil
tertidur
9

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral
selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies,
menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan
perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam
lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari
atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian
sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.
Patogenesis
Pada waktu menyusui, puting susu atau dot berada dibagian palatal rongga
mulut si bayi sehingga palatum tertekan menyebabkan otot oral menekan susu ke
dalam mulut. Kemudian bayi tertidur dengan dot atau puting susu dalam mulut. Saat
itulah susu tergenang antara palatum dan gigi depan atas dan tidak adanya aktifitas
otot mulut, sehingga proses karies pun terjadi. Susu tidak atau sedikit mengenai gigi
depan bawah karena terlindung oleh lidah. Hal inilah yang membuat pola khas
kerusakan gigi pada ECC terdapat pada gigi depan atas.
Penatalaksanaan
Pada dasarnya karies merupakan penyakit yang dapat dicegah. Adapun
pedoman umum antisipasi terjadinya ECC, antara lain:
1. Instruksi kebersihan rongga mulut
Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai
komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan
gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur. Anak di bawah
umur 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan
efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya
sampai anak berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus
menerus.
Orang tua haruslah mengajarkan dan membiasakan anak untuk
menjaga kesehatan gigi. Disini, ibu memiliki peran yang penting, karena pada
10

umumnya anak lebih dekat kepada ibunya. Ibu harus membiasakan pada anak
mereka untuk mengubah kepribadian yang dibutuhkan untuk kebersihan dan
kesehatan rongga mulut. Pendidikan dasar tentang prosedur kesehatan mulut
penting dilakukan pada anak sejak tahun pertama kelahiran (0-12 bulan).
Kegiatan membersihkan plak dari rongga mulut harus dimulai saat gigi
pertama erupsi.


2. Diet
Apa yang dimakan dan diminum oleh anak berdampak pada kesehatan
giginya. Gula dalam makanan itulah yang membantu membentuk asam yang
merusak gigi. Gula yang berbahaya terutama adalah sukrosa seperti yang
terdapat pada makanan olahan, permen dan kue karena lebih mudah
dihancurkan didalam mulut. Untuk itu, orang tua perlu menghindari anaknya
dari makanan kariogenik, serta jangan pernah membiarkan anak tertidur
sambil menyusui atau dengan botol yang berisi selain air putih sebagai upaya
preventif.
Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup
jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat basa dari saliva,
memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair
yang akan bersifat membersihkan dan merangsang sekresi saliva, menghindari
makanan yang manis dan lengket serta membatasi jumlah makan menjadi tiga
kali sehari serta menekan keinginan untuk makan di antara jam makan.
3. Penggunaan Fluoride
Fluoride pada anak adalah aman dan efektif untuk dapat mencegah dan
mengontrol karies gigi, apabila dipakai secara tepat. Fluoride diperlukan
sehari-hari sepanjang hidup dalam jumlah sedikit tetapi teratur untuk
mencegah kerusakan gigi (karies).
11

Cara terbaik penggunaan fluoride pada gigi anak adalah dengan
menyikatnya dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluoride. Gunakan pasta gigi dengan kadar fluoride rendah untuk anak di
bawah umur 8 tahunan, karena mereka bisa menelannya. Menelan fluoride
bisa mengakibatkan perubahan warna yang disebut fluorosis pada gigi yang
sedang berkembang.

KESIMPULAN
Early childhood caries (ECC) atau karies pada anak merupakan penyakit yang
dapat dicegah. Banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah karies. Mengetahui
penyebabnya merupakan hal penting agar mengerti bagaimana melakukan
pencegahannya. Oleh karena itu, peran orang tua terutama ibu sangat penting dalam
upaya pencegahan karies dini pada anak ini. Sebaiknya ibu memberikan asi atau susu
melalui botol dengan posisi yang tepat. Jangan pernah biarkan anak terpapar cairan
susu atau minuman lainnya yang mengandung gula dalam waktu yang lama dan
dengan posisi sambil tertidur. Berikan ASI dengan posisi duduk atau setengah
berbaring. Ajarkan anak minum dengan menggunakan gelas sejak dini. Orang tua
haruslah mengajarkan dan membiasakan anak untuk menjaga kesehatan gigi.
Kegiatan membersihkan plak dari rongga mulut harus dimulai saat gigi pertama
erupsi. Dan kemudian, anak dibiasakan untuk menjaga kebersihan rongga mulut
dengan menyikat gigi dan penggunaan dental floss dibantu orang tua. Sebaiknya anak
juga diperkenalkan ke dokter gigi. Dengan berkunjung ke dokter gigi anak juga akan
tahu cara menyikat gigi yang benar dan pentingnya menjaga kesehatan gigi, sehingga
dapat mencegah terjadinya karies pada anak.



12




DAFTAR PUSTAKA
Angela A. (2005). Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi.
Dental Journal, 38(3), 130-134.

Anonymous. (2012). Early childhood caries. Diambil dari
http://myblogofdentist.wordpress.com.

Chumbley J, & Walters C. (2012). Merawat gigi bayi : Cara menjaga kesehatan
gigi dan gusi anak. Jakarta : Erlangga

Kidd EAM, & Bechal SJ. (2012) Dasar-dasar karies: penyakit dan
penanggulangan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Mozartha M. (2012). Penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan karies Gigi.
Diambil dari http://hanifatunnisaa.wordpress.com.

Noerdin S. (2010). Pencegahan karies dengan pemberian fluoride pada anak.
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM, 7(1), 31-36.`

Putri MH, Herijulianti E, & Nurjannah N. (2012). Ilmu pencegahan penyakit
jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Riyanti E. (2012). Penatalaksanaan perawatan nursing mouth caries. Diambil
dari http://resources.unpad.ac.id.

Rizal MF, Sutadi H, Bachtiar BM, & Bachtiar EW. (2010). The frequency of
bottle feeding as the main factor of baby bottle tooth decay syndrome. Dental
Journal, 43(1), 44-48.

Sugito FS, Djoharnas H, & Darwita RR. (2008). Breastfeeding and early
childhood caries (ECC) severity of children under three years old in Jakarta.
Makara Kesehatan ,12(2), 86-91.

Sutan A. (2012). Perawatan karies botol pada anak. Diambil dari
http://chakraproject.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai