Anda di halaman 1dari 5

 

Evaluasi Besar Gaya Elastomeric Chain Akibat Perendaman Minuman Teh


Kemasan

(Evaluation of Force Elastomeric Chain on The Immersion of Tea Packaging)

Medina Nanda Utami, Hafiedz Maulana, Rudy Joelijanto


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Korespondensi: Medina Nanda Utami. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Email:
medinananda18@gmail.com

ABSTRACT
Background: Force decay elastomeric chain can be caused by evironmental
factors at in the oral cavity, such as temperature, pH, saliva and mastication. Objective: To
know how much force is lost on elastomeric chain due to immersion in tea beverage
packaging. Method: Sample consisted of two groups, they are control group using artificial
saliva and the treatment group using artificial saliva then added to the tea beverage. The
treatment groups were immersed in the solutions three times a day for 5 minutes every 24
hours. Force (gF) was measured with Autograph Machine, initially (0 hours), 0.5 hours, 1.5
hours, 3.5 hours, 7.5 hours, 24 hours and 48 hours. Result and Conclusion: The result showed
significant different between the groups of artificial saliva and artificial saliva group the
added to tea beverages. The conclusion from this research showed that elastomeric chain
soaked in tea beverages packaging group loss of force from elastomeric chain sevenfold
from initially force during 24 hours.

Keywords : elastomeric chain, force decay,tea beverage packaging.

Pendahuluan bentuk semula ketika beban


Dasar dari perawatan dihilangkan.4,5 Pada perawatan
ortodontik adalah mengkoreksi ortodontik fungsi dari elastomeric
keadaan maloklusi dengan chain adalah sebagai pemberi gaya
memberikan tekanan dan ruang, dalam mekanisme pergerakan gigi
sehingga diharapkan adanya suatu dan efektif menutup diastema,
pergerakan gigi.1 Tekanan dalam hal retraksi caninus, mengkoreksi rotasi
ini adalah tekanan dari piranti serta menggeser midline.2,5
ortodontik yang salah satunya Elastomeric chain banyak
adalah elastomeric chain pada alat digunakan karena keuntungannya
ortodontik cekat.3 Elastomeric chain yaitu kompatibel dengan mukosa,
diperkenalkan pada tahun 1960-an murah, mudah di dapat dan mudah
dan kemudian berkembang pesat digunakan serta tersedia dalam
dalam perawatan ortodontik.2 berbagai macam warna yang bisa di
Elastomeric chain adalah pilih sesuai dengan keinginan
sebuah material yang terbuat dari pasien.14 Elastomeric chain mudah
karet sintetis yaitu elastomer mengalami kehilangan gaya (force
polyurethane dan memiliki sifat elastik decay), bahkan hingga 50-70% dari
yang diperoleh dari struktur kekuatan awal setelah 24-48 jam
penyusunnya yang memiliki ikatan pertama dan terus berkurang
silang (cross-link) sebagai shape dengan lambat selama durasi
memory sehingga dapat kembali ke pemakaian.5,6,7,8 Force decay dari

89 | PROSIDING THE 3th DENTISTRY SCIENTIFIC MEETING OF JEMBER 
 
 

elastomeric chain dipe


e engaruhi ole eh kemmasan). Be esar samp pel setiap
k
kondisi rong gga mulut diantarany ya, kelo
ompok adala ah 8 sampell.
s
saliva, pe
erubahan pH, enzim, Penelitia
an diawali dengan
m
makanan dan minuman yanng pemmbuatan ak krilik jig deng gan ukuran
d
dikonsumsi ataupun produk 5x6xx1 cm deng gan 5 pasang g pin yang
k
kesehatan rongga mulut yanng dipaasang deng gan jarak anttar pasang
s
sedang diguunakan.7,8,9 pin adalah 25 5 mm seba agai jarak
Indonesia merup pakan nega ara pereegangan.12 Kemudian n semua
d
dengan koonsumsi minuman
m te
eh sam
mpel pada kkelompok kontrol k dan
k
kemasan yang tinggi komposisi kelo
ompok p
perlakuan dilakukan
u
utama dari teh kemasan yaitu penngukuran be esar gaya awal a (initial
t
theaflavin dan thearrubigin yan ng forc
ce) pada 0 ja am.
m
memliki pH asam. Didu uga pH asa am Waktu perendama an sampel
d
dalam minuman te
eh kemasa an adaalah 48 jam m dengan perlakuan
b
berperan dalam terjadinyya yanng berbeda a setiap kelompok.
p
peningkatan n force decay d pad da Waktu perendaman pada p teh
e
elastomeric chain ya ang nantiny ya kemmasan dilaku ukan 3 kali per p 24 jam
a
akan mem mpengaruhi besar gay ya sela
ama 5 me enit dalam inkubator
y
yang dihasilkan sehingg ga pergeraka an denngan suhu 370C. Sedang gkan pada
g
gigi yang diinginkan
d t
tidak optimal. kelo
ompok ko
ontrol teta
ap pada
T
Tujuan darri penelitian n ini adala ah renddaman saliv va buatan. Pengukuran
u
untuk mengetahui
m pengaruh besar gaya diilakukan pa ada 0 jam
m
minuman teh
t kemasa an terhada ap perttama kemudian 0,5 jam m, 1,5 jam,
p
peningkatan n kehilangan gaya (forc ce 3,5 jam, 7,5 jam m, 24 jam dan 48 jam.
d
decay) pada karet ortodonntik Penngukuran besar gaya dilakukan
e
elastomeric chain. denngan uji tarikk mengguna akan Micro
Tenssile Streng ght Test Machine
Metode Penelitian
M (Autograph). Analisa data
Samp pel peneliitian adala ah men nggunakan independent T-test
e
elastomeric chain tipe mediu um denngan nilai siggnifikansi (p> >0,05).
d
dengan wa
arna hitam dan d panjanng
12 mm terd diri dari 4 loop. Samp pel Hassil Penelitian
t
terdiri dari dua kelo ompok yaitu Hasil pe enelitian menunjukan
m
k
kelompok ko
ontrol (saliva
a buatan) da an bahhwa. gaya a pada elastomeric
e
k
kelompok perlakuan
p (ssaliva buataan cha
ain turun de engan drasstis hingga
d
ditambah dengan minuman
m te
eh 50%
% lebih pad da 24 jam m pertama
padda kedua ke elompok.

Bessar Gaya (gF) Elastomerric Chain Padda Kelompo


ok Perlakuan
n
d
dan Kontrol.
600
Besar Gaya (gf)

500
400
300
200 Kontol
K
100
0 Perlakuan
P

0 0.5 1.5 3.5 7.5


5 24 48

Waktu Perrendaman (Jam


m)

Gambar 1. Histogram Rerata


R Besar Gaya (gF) Elastomeric
E C
Chain Pada Kelompok
Perlak
kuan dan Kontrol.

9
90 | PROSIDI NG THE 3th DENTISTRY SC
D CIENTIFIC MEEETING OF JEM
MBER
 

Tabel 1. Hasil Perhitungan Nilai Force Decay (%) Elastomeric chain


Nilai Force Decay (%)
Interval Waktu (jam)
Kontrol Perlakuan
0-5 11,9 15,48
0 - 1,5 16,67 19,05
0 - 3,5 25 32
0 - 7,5 28,57 33,33
0 - 24 72,62 78,57
0 - 48 77,38 79,76

Prosentase kehilangan gaya Kehilangan gaya pada


(force decay) pada elastomeric elastomeric chain disebabkan oleh
chain dihitung dari selisih waktu banyak faktor yang ada pada
tertentu dengan 0 jam (initial force). lingkungan rongga mulut.13 Pada
Pada kelompok perlakuan yang beberapa teori yang menjelaskan
direndam pada saliva dan ditambah tentang degradasi elastomeric chain,
dengan minuman teh kemasan mengatakan bahwa proses
mengalami peningkatan force decay degradadasi dapat terjadi akibat
dibanding dengan elastomeric chain dari mekanik ataupun kimiawi.5,10
pada kelompok kontrol yang hanya Perubahan besar force yang terjadi
direndam pada saliva. pada penelitian ini disebabkan oleh
Uji T-test menunjukan bahwa peregangan elastomeric chain
terdapat perbedaan yang signifikan dengan lamanya waktu peregangan
pada besar gaya yang dihasilkan serta pengaruh lingkungan yaitu
pada 24 jam pertama. Prosentase artifisial saliva dan rendaman teh
kehilangan gaya (force decay) kemasan yang dicampur dengan
terjadi peningkatan hampir 7 kali lipat saliva buatan serta suhu yang
pada kelompok kontrol dan disesuaikan dengan keadaan
perlakuan. rongga mulut.
Elastomeric chain merupakan
Pembahasan polimer jenis elastomer yang memiliki
Dari hasil penelitian elastisitas seperti karet karena
menunjukan bahwa kehilangan gaya adanya struktur cross links. Ikatan
pada elastomeric chain sebesar silang pada rantai elastomer adalah
72,62% pada kelompok kontrol dan tidak mudah berubah-ubah, namun
sebesar 78,57% pada kelompok dalam batas tertentu dengan
perlakuan pada 24 jam pertama. adanya pengaruh suhu dan tarikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atau tekanan ikatan rantai dari
penurunan gaya secara lamban elastomer dapat mengalami
pada elastomeric chain terjadi ketidakteraturan ikatan polymer yang
dimulai dari 0,5 jam sampai 7,5 jam berujung pada peristiwa mechanical
kemudian terjadi penurunan drastis decay. 9,10,11,15,16
pada 24 jam pertama dan kembali Saliva dapat mempengaruhi
stabil setelah 48 jam. Hasil sesuai force decay elastomeric chain
dengan beberapa penelitian yang karena elastomeric chain terbuat dari
menunjukan bahwa kehilangan gaya bahan elastomer yaitu polyurethane
terbesar sekitar 50-70% terjadi selama yang bersifat hidrofilik sehingga
24 jam pertama kemudian stabil dapat menyerap cairan yang
setelah 24 jam.12,18 menyebabkan polyurethane
terhidrolisis. Proses tersebut

91 | PROSIDING THE 3th DENTISTRY SCIENTIFIC MEETING OF JEMBER 
 
 

menyebabkan adanya pembagian penelitian lebih lanjut pada struktur


ikatan internal dan deformasi tetap elastomeric chain untuk mengetahui
yang berujung pada peristiwa force pengaruh pH asam secara
decay. 15,16 mikroskopik dengan SEM (Scanning
Minuman teh kemasan Electron Microscope). Selain itu juga
memiliki komponen theaflavin dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
thearubigin yang bersifat asam. Sifat dengan berbagai macam merek,
asam menunjukan bahwa terdapat bahan dan warna yang ada pada
banyak ion H+ pada minuman teh karet ortodontik elastomeric chain.
kemasan dibanding dengan saliva.
Ion H+ bereaksi dengan gugus karbon Daftar Pustaka
pada ujung matriks elastomer, 1. Britto AO, Isaacson RJ, dan Morte
sehingga gugus yang berikatan J. In-vitro Evaluation of Three
dengan ion H+ akan terputus dari Dimensional Orthodontic
polimer dan terbentuk polimer sisa . Mechanical Force System. Semin
Proses inilah yang disebut dengan Orthod 2001; 7: 207-214.
degradasi matriks. Ion H+ juga 2. Singh VP, Pokhrael PR, Pariekh K,
berperan sebagai katalisator pada Roy DK, Singla A, dan Biswas KP.
proses reaksi hidrolisis yang terjadi Elastics in orthodontics: A review.
pada polymer polyurethane, oleh Health Renainss 2012; 10: 49-56.
karena itu proses force decay lebih 3. Proffit WR, Fields HW, dan Sarver
meningkat pada rendaman teh DM. Contemporary orthodontics.
kemasan dibanding dengan 4th ed. St. Louis : Mosby Elsevier.
saliva.14,17 1986. p. 331 – 372.
Rongga mulut sebenarnya 4. Masoud AI, Tsay TP, BeGole E,
memiliki kondisi lingkungan yang lebih dan Bedran-Russo AK. Force
kompleks untuk mempengaruhi Decay Evaluation of
terjadinya kehilangan gaya pada Thermoplastic and Thermoset
elastomeric chain.13 Suhu rongga Elastomeric Chains A Mechanical
mulut, pH, saliva, enzim, Design Comparison. Angle
pengunyahan dan lain-lain yang Orthod 2014; 84(6): 1026-1033.
juga berperan terhadap terjadinya 5. Eliades T, Eliades G, Silikas G, dan
force decay.5,16 Oleh karena itu, perlu Watts DC. Tensile Properties of
dilakukan penelitian lebih mendalam Orthodontic Elastomeric Chains.
agar elastomeric chain dapat European Journal of Orthodontic
beradaptasi dengan baik pada 2004; 26: 157-162.
lingkungan rongga mulut, sehingga 6. Storie DJ, Regennitter F, dan Von
pasien juga tidak perlu khawatir Fraunhofer JA. Characteristics of
tentang minuman yang dikonsumsi A Flouride-Releasing Elastomeric
agar tetap menghasilkan perawatan Chain. The Angle Orthod 1994;
ortodontik yang baik. 64(3): 199-210.
7. Oshagh M, Khajeh F, Heidari S,
Kesimpulan Torkan S, dan Fattahi HR. The
Berdasarkan hasil penelitian Effect of Different Environmental
yang telah dilakukan, maka dapat Factors On Force Degradation of
ditarik kesimpulan bahwa terjadi Three Common System of
penurunan gaya elastomeric chain Orthodontic Space Closure.
sebesar 7 kali lipat dari besar gaya Dental Research Journal 2015;
awal (0 jam) selama 24 jam pertama 12(1): 50-56.
pada perendaman teh kemasan. 8. Rock WP, Wilson HJ, dan Fisher SE.
Saran yang dapat diberikan dari A Laboratory Investigation of
penelitian ini adalah perlu dilakukan

92 | PROSIDING THE 3th DENTISTRY SCIENTIFIC MEETING OF JEMBER 
 
 

Orthodontic Elastomeric Chains. Mechanical Properties of In Vivo


Br J Orthod 1985; 12(4): 202-207. Aged Orthodontic Ligatures.
9. Nattrass C, Ireland AJ, dan Dental Press J Orthod 2013;
Sherriff M. The Effect of 18(3):107-112.
Environmental Factors On 14. Baty DL, Volz JE, dan Fraunhofer
Elastomeric Chain and Nickel JAV. Force delivery properties of
Titanium Coil Springs. European colored elastomeric modules.
Journal of Orthodontic 1998; 20: Am J Orthod Dentofac Orthop
169-176. 1994; 106: 40 – 46.
10. Killiany DM dan Duplessis J. 15. Da Silva DL, Kochenborger C,
Relaxaton of Elastomeric Chain. dan Marchioro EM. Force
Journal of Clinical Orthodontics degradation in orthodontic
1985; 19: 592-593. elastic chain. Rev. odonto cìênc
11. Von Fraunhofer JA, Coffelt MTP, 2009; 24(3): 274 – 78.
dan Orbell GM. The effect of 16. Matasa CG. Materials
Artificial Saliva and Topical orthodontist use: elastomer.
Fluoride Treatments on The Ortho Cycle 1996; 9(2): 2 – 5.
Degradation of The Elastic 17. Darvel BW. Materials Science for
Properties of Orthodontic Chains. Dentistry 4 ed. University of
Angle Orthod 1992; 62: 265-267. Hongkong. 1997. p.43-56.
12. Mirhashemi AH, Saffarhahroudi A, 18. dos Santos RL, Phiton MM, dan
Sodagar A, dan Atai M. Force- Romanos MTV. The Effect of
Degradation Pattern of Six Differet pH Levels on
Different Orhtodontic Elastomeric Conventional vs. Super-force
Chains. J Dent (Tehran) 2012; Chain Elastics. Material Research
9(4): 204-215. 2012; 15(6): 1-6.
13. Guimarães DM, Gomes DS, dan
Elias. Superficial Morphology and

93 | PROSIDING THE 3th DENTISTRY SCIENTIFIC MEETING OF JEMBER 
 

Anda mungkin juga menyukai