Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
jamu atau sering disebut obat tradisional merupakan bahan atau racikan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun-temurun bisa digunakan sebagai pengobatan berdasarkan
pengalaman (Wirastui, 2016).penggunaan BKO ini padat menimbulkan kecemasan warga
dengan ditemuan beberapa jamu tradisonal diketahui mengandung BKO 1
Macam – macam Jenis jamu yang sering dicari oleh masyarakat baik laki-laki maupun
perempuan dewasa adalah jamu pegel linu dan asam urat. Penelitian yang akan saya lakukan
menunjukkan bahwa ada beberapa jamu pegel linu dan asam urat mengandung BKO yang
mempunyai khasiat sebagai antiradang dan penghilang rasa sakit. Contohnya ibu profen,
natrium diclofenac dan phenylblutazone.2
Pada umumnya penggunaan BKO pada jamu akan mengakibatkan buruk untuk
kesehatan.karna efek yang jamu munculkan biasanya tidak instan, oleh karena dalam
mengkonsumsi jamu perlu waktu yang cukup lama dan rutin. Sementara itu apabila pada
jamu yang ditambahkan BKO tentunya akan memberikan efek yang cepat, dan ini akan
memberikan kepercayaan pada masyarkat akan manfaatnya3
Berdasarkan latar belakang di atas tentang penyalahgunaan Bahan Kimia Obat (BKO)
natrium diklofenak,fenylbutasone dan ibu profen pada jamu pegel linu membuat peneliti
ingin melakukan identifikasi kandungan natrium diklofenak, fenylbutasone dan ibu profen
dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah jamu tradisional yang mengandung BKO

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi komponen bahan kimia obat pada jamu yang
bebas dari BKO khususnya di wilayah magelang dan dapat di referensikan tentang keamanan
mengonsumsi jamu pegel linu.

1
D. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Menghindari efek samping yang tidak diinginkan pada saat mengonsumsi jamu
tradisional yang sering.
b. Mengetahui bahwa jamu tradisional di daerah magelang terhindar dari kandungan
BKO.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMU
Jamu atau obat tradisional banyak dijual di pasar-pasar Indonesia dalam bentuk
serbuk siap seduh atau dalam bentuk rebusan segar yang biasanya disediakan para
penjual jamu gendong. Jamu yang banyak digemari oleh masyarakat khususnya
masyarakat magelang adalah jamu pegel linu yang berkhasiat untuk menghilangkan
nyeri dibagian seluruh tubuh maupun memperkuat daya tahan tubuh .5.Jamu juga
banyak berbagai merk atau banyak macam nama dagang dengan produsen yang
berbeda. Jamu tidak boleh mengandung bahan kimia obat beruba apapun sekecil
apapun .adapun produsen yang ingin jamu dengan merk dagang yang laku ada
penambahan BKO didalamnya. kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan
produsen akan bahaya mengonsumsi bahan kimia obat secara tidak terkontrol baik
dari segi dosis maupun cara penggunaannya, atau bahkan semata-mata demi
meningkatkan penjualan karena masyarakat menyukai produk obat tradisional yang
bereaksi cepat pada tubuh. Masyarakat mungkin tidak menyadari adanya bahaya dari
obat tradisional yang dikonsumsinya, apalagi memperhatikan adanya efek samping
penggunaan beberapa bahan kimia bagi penderita penyakit tertentu 2 contoh efek
samping untuk ibu hamil adalah menghambat persalinan, bayi asfiksia, Hypertrophic
pyloric stenosis, ketuban keruh 5. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan
(2006) Bahan Kimia Obat (BKO) yang sering ditambahkan pada jamu yaitu obat-obat
yang termasuk ke dalam golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs)
seperti Ibuprofen, Fenilbutazon, Antalgin, Natrium Diklofenak, Piroksikam,
Parasetamol, Prednison dan Deksametason.6 Pada saat tahun 2015 terdapat 54 Obat
Tradisional yang ditarik dan dimusnakan oleh BPOM dengan Bahan Kimia Obat
(BKO) yang memenangi adalah fenilbutazon.7
B. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel diwilayah magelang yang meliputi tiga pasar tradisional pasar
ngluwar 2 sampel jamu, pasar muntilan 2 sampel jamu dan pasar japuan 2 sampel
jamu. Yang masing masing sampel berbeda merk ataupun komposisi yang ada dalam
kemasan.
C. Klomatografi Lapis Tipis

3
Metode yang digunakan adalah klomatografi lapis tipis yaitu pemisahan dengan
dilakukan beberapa kali menggunakan beberapa eluen dengan tingkat kepolaran yang
berbeda untuk mendapatkan pelarut yang mampu memberikan pemisahan yang baik
serta noda zat warna yang bagus. Bercak pada plat KLT dimonitor di bawah lampu
UV 254 nm dan UV 365 nm. Penentuan golongan senyawa pada uji KLT dilakukan
dengan penyemprotan plat KLT dengan beberapa pereaksi. 8. Klomatografi lapis tipis
juga merupakan teknik pemisahan campuran yang berdasarkan perbedaan distribusi
dari komponen-komponen campuran diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak
Keuntungan dari metode kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi
cair kinerja tinggi adalah analisis beberapa sampel dapat dilakukan secara simultan
dengan menggunakan fase gerak dalam jumlah kecil9

4
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. penelitian yang menggunakan
pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis. Jurnal
yang digunakan pada penelitian ini adalah produk obat tradisional dengan jenis sediaan
jamu serbuk yang beredar di Kabupaten Magelang.
A. Alat yang digunakan
Alat yang akan digunakan pada penelitian kali ini adalah erlemeyer 50ml,cawan
100ml,gelas beker 50ml ,sendok tanduk,timbangan ,water bath,digital shaker,gelas
ukur 10ml dan 100ml, labu takar,fial,alumunium foil, kertas saring , pipa kapiler, plat
KLT, gunting dan pipet tetes.
B. Bahan yang digunakan
Bahan bahan yang digunakan adalah standar ibu profen, standar natrium diklofenak,
standar fenylbutazone,etanol 96% ,kloroform,aceton,etil asetat,dan heksana.
C. Preparasi sampel .
Sampel jamu J ditimbang kurang lebih 1 gram di masukkan kedalam erlemeyer,
kemudian di tambahkan etanol 96 % sebanyak 100 mL, kemudian dimaserasi selama
3 x 24jam,sebelum tahapan penyaringan lakukan penggojokan diamkan selama 2 jam
lalu saring dan tampung ekstrak cair dari sampel jamu. Lakukan perlakuan yang sama
untuk masing-masing sampel jamu K L, M,N dan E (Wirastuti, 2016).
Sampel setelah di maserasi selama 3 x 24jam di lakukan remaserasi dengan
perlakukan pembahan etonol 96% sebanyak 50ml diremaserasi selama 3 x 24 jam,
lalu lakukan pengojokan diamkan selama 2 jam, lalu saring campurkan maserasi dan
remaserasi di jadikan satu pada cawan uapkan sampai mendapatkan ektrak kental.
D. Pembuatan standar
Standar akan digunakan adalah natrium diklofenk, ibu profen dan phenylbutazone.
Timbang maisng- masing sebanyak 10mg di masukkan dalam labu takar, kemudian
dilakutkan dengan etanol sebanyak 10ml, lalu gojak sampai larut hingga menyampai
konstrasi 1000ppm, kemudian pindahkan pada fial tutup menggunakan alumunium
foil dan simpan pada lemari pendingin.
E. Analisis kualitatif dengan KLT

5
Larutan sampel dan larutan stndar ditotolkan pada plat menggunakan metode seperti
berikut:

Fase gerak yang digunakan


Standar Ibu profen Natrium diklofenac Phenylbutazone
Fase gerak Kloroform: etanol Etil asetat : heksana Etanol : kloroform :
8:1 3:2 aceton
3 10
6:4:1
7

Fase diam Silika gel 60 GF254 Silika gel 60 GF254 Silika gel 60 GF254
Totolan 10µl 10µl 10µl

Analasis data yang di peroleh dilihat secara kualitatif dengan perbandingan bercak plat
kromatografi lapis tipis pada sampel dengan standar apakah bercak mmepunyai
kesamaan atau tidak jika mempunyai kesamaan maka jamu mengandung bahan kimia
obat yang dilihat pada UV254.
F. Uji Organoleptis sampel
Uji ini dilakukan dengan pengamatan terhadap bentuk, warna dan rasa dari sampel
jamu. Pada sampel jamu yang berbentuk kemasan, maka sampel dikeluarkan terlebih
dahulu dari bungkusnya untuk langkah selanjutnya dilakukan uji organoleptis.9

6
A. Pementaan

MULAI

PERSIAPAN Timbang jamu J,K,l,M,N Cawan,erlemeyer,alumunium


ALAT DAN dan E,1000mg foil,kertas saring,dan corong
BAHAN

Sampel diletakkan pada


PEMBUATAN Dimaserasi selama 3 x 24
erlemeyer dan ditambahkan
MASERASI jam
etanol 96% 100ml

PEMBUATAN Sampel disaring lalu


REMASERASI tambahkan etanol 96% 50ml Dimaserasi selama 3 x 24 jam

PEMBUATAN Sampel disaring lalu


EKTRAKSI diuapkan sampai
mendapatkan ektrak kental

PEMBUATAN Timbang standar sebanyak


STANDAR 10mg diletakkan pada labu Dipindahkan kedalam fial
takar di encerkan 10ml
etanol

Plat ditotolkan standar


METODE KLT Plat klt yang sudah digaris disebelah kiri 3 sebelah
plat dengan ukuran 5 x 10cm kanan sempel

METODE KLT Pembuatan fase gerak Dilihat pada box UV254

Jika hasil standar dan


MWTODE KLT warna sama maka hasilnya
posisif menggandung BKO

7
BAB IV
SELESAI
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bakan kimia obat dalam jamu pegel linu di
daerah magelang. Dan pengambilan sampel dari tiga tempat pasar di daerah magelang yaitu
pasar ngluwar, pasar muntilan dan pasar japuan. Sampel yang di uji adalah jamu pegal linu.
Sampel pegal linu yang di uji terdapat beberapa kriteria diantaranya jamu dengan berbagai
macam racikan dan berbagai kemasan yang tidak berBPOM.7 penelitian ini menganalisis
kualitatif yang meliputi uji organoleptik dan uji KLT. Metode KLT yang digunakan karna
mudah dilakukan,sederhana,jumlah bahan yang digunakan sedikit serta lebih akurat jika
dibandingkan dengan melakukan reaksi kimia. Sedangkan kekurangan metode ini tidak
efektif untuk skala besar karena akan memerlukan banyak plat sehingga biaya menjadi
mahal, pada satu kali percobaan hanya bisa mengidentifikasi satu senyawa dan hanya bisa
untuk analisa kualitatif.Dan uji organoleptik terdiri dari warna,bau,bentuk dan rasa 11. Dengan
cara pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk 11
Sampel Bau Rasa Bentuk Warna
J Khas jamu Pahit Serbuk halus Kuning
K Khas jamu Pahit Serbuk halus Kuning gelap
L Aroma cengkeh Pahit Serbuk halus Kuning gelap
M Khas jamu Pahit Serbuk halus Kuning
kecoklatan
N Khas jamu Pahit Serbuk halus Coklat pudar
E Khas jamu Pahit Serbuk halus Kuning
Tabel 1. uji organoleptik
Berdasarkan tabel di atas mempunyai bentuk yang sama semua yaitu serbuk halus,
mempunyai rasa yang sama semua yaitu pahit mempunyai warna sampel K dan L kuning
gelap sampel N coklat pudar sampel J dan E kuning dan juga mempunyai bau yang sama
semua khas jamu kecuali sampel L yaitu bau yang khas aroma cengkeh.
Pengujian yang ke dua yaitu uji KLT Sampel dan baku pembanding standar ditotolkan pada
plat KLT kemudian letakkan kedalam chamber yang sudah jenuh dengan fase gerak.
Kemudian ditunggu sampai fase gerak terelusi naik sampai batas yang diamati noda pada plat
KLT dengan lampu sinar UV 245nm12. Hasil dari metode KLT sebagai berikut.

8
Gambar 1.fenylbutazone sampel J,K,L,M,N, dan E
Berdasarkan gambar 1 yaitu hasil dari fenylbutazone dengan sampel J,K,L,M,N dan E.tidak
mengandung fenylbutazone atau negatif mengandung BKO. Tapi Berdasarkan beberapa
kasus tentang BKO dalam jamu pegal linu yang berhasil diungkapkan pada BPOM, bahan
kimia obat atau BKO yang paling sering ditemukan adalah fenilbutazon. Pada lampiran
publik warning BPOM menunjukkan data bahwa tahun 2014 terdapat sekitar 6 jamu yang
positif mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) fenilbutazon.7. jika jamu mengandung
fenylbutasone. Fenylbuatsone akan memberikan efek kepada tubuh manusia efek dari
fenylbutazoen adalah mual, muntah, ruam kulit, retensi cairan dan elektrolit (edema).

Gambar 2. Ibu profen dan standar J,K,L,M,N,dan E


Berdasarkan gambar 2 yaitu hasil dari ibu profen dengan sampel J,L,M,dan N.tidak
mengandung ibu profen atau negatif mengandung BKO.tetapi pada sampel E dan K
mengandung kandungan ibu profen. Hal ini dapat membuktikan bahwa masih ada produsen
jamu yang dengan sengaja menambahkan bahan kimia obat Ibuprofen dalam jamu olahannya.
Penambahan ibuprofen dalam campuran jamu pegal linu ini tidak dapat dilihat secara
organoleptis atau dilihat dari perbedaan bentuk, bau atau rasanya.karena ibuprofen berupa
serbuk hablur berwarna putih sedangkan serbuk jamunya berwarna kuning. Penambahan ibu
profen dalam jamu akan sangat membahayakan bagi kesehatan.jika digunakan dalam waktu
yang lama,Efek samping yang dapat terjadi antara lain dapat menyebabkan tukak lambung,
gagal ginjal dan gangguan hati (liver).begitupun produsen tidak mempikirkan dampak dari
perilakukan yang akan memberikan efek yang membahayakan bagi konsumen.

9
Gambar 3. Natrium diklofenac dan standar J,K,L,M,N,dan E
Berdasarkan dari gambar yaitu hasil dari ibu profen dengan sampel J,L,M,dan N.tidak
mengandung ibu profen atau negatif mengandung BKO.

KESIMPULAN

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudewi NKAPA, Budiartha INP, Ujianti NMP. Perlindungan Hukum Badan Pengawas
Obat Dan Makanan (BPOM) Terhadap Peredaran Produk Jamu Yang Mengandung
Bahan Kimia Obat Berbahaya. J Analog Huk. 2020;2(2):246-251.
doi:10.22225/ah.2.2.1928.246-251
2. Furijika F, Mosy K, Program S, et al. SURYA MEDIKA Identifikasi Senyawa Jamu
Pegal Linu Yang Beredar Di Kabupaten Bantul Dengan Metode Kromatografi Lapis
Tipis. Vol 14.; 2019.
3. Harimurti S, Ulandari S, Widada H, Damarwati VL. Identifikasi Parasetamol dan
Asam Mefenamat pada Jamu Pegel Linu dan Asam Urat yang Beredar di Daerah
Istimewa Yogyakarta. JPSCR J Pharm Sci Clin Res. 2020;5(2):179.
doi:10.20961/jpscr.v5i2.41929
4. Di B, Dengan P, Kesehatan F, Mulia US, Selatan K. Angelyna Surya Nata , Anisa
Putri Ayu M . Ayin , Bima Sabda Wibawa , Dedek Yahya Darmadi , Sinta
Rahmawati , Vita Mayasari , Tuti Alawiyah. 2022;6(2).
5. Rubio PF. No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に
関する共分散構造分析 Title. 2013;1:81-109.
6. Kumalasari E, Wahyuni LF, Alfian R. Analisis Kualitatif Kandungan Ibuprofen Dalam
Jamu Pegal Linu Yang Beredar di Pasar Baru Permai Banjarmasin. J Pharmascience.
2018;5(1):32-38. doi:10.20527/jps.v5i1.5783
7. Agustin NN, Oktavia A in. Analisis Bahan Kimia Obat (BKO) Fenilbutazon pada
Jamu Pegal Linu W, X, Y, Z di Toko Jamu Wilayah Pasar Besar Kota Malang.
2018;45:102.

11
8. Tsuchida S. Test and repair of non-volatile commodity and embedded memories.
IEEE Int Test Conf. 2002;3(May):1223. doi:10.1109/TEST.2002.1041926
9. Roni A, Minarsih T. Identifikasi Allopurinol dan Deksametason Dalam Jamu Secara
Simultan Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Indones J Pharm Nat
Prod. 2021;4(2):150-155. doi:10.35473/ijpnp.v4i2.1211
10. Padanun MAV, Tri Minarsih. Analisis Natrium Diklofenak Dalam Sampel Jamu Pegal
Linu Yang Dijual Di Kabupaten Semarang Secara Klt-Spektrofotometri Uv-Vis. J
Holistics Heal Sci. 2021;3(2):163-175. doi:10.35473/jhhs.v3i2.95
11. Ilmu J, Metode D, Kromatografi K, Kinerja C. BHAMADA. 2022;13(1).
12. Nasution PA, Diyah HS. ANALISIS NATRIUM DIKLOFENAK PADA JAMU
PEGAL LINU DI. 2022;1(September):1076-1081.

12

Anda mungkin juga menyukai