Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KURKUMINOID

DARI RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Danny Adham G

NO. MAHASISWA : 1904014

TANGGAL/HARI PRAKTIKUM : SENIN, 08 MARET 2021

DOSEN PEMBIMBING : MUCHSON ARRSOYID, S.Si.,


M.Pharm., Sci., Apt.

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH

KLATEN

2020
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KURKUMINOID

DARI RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

I. Tujuan Praktikum
Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan isolasi dan
identifikasi kurkuminoid dari rimpang kunyit / temulawak. serta analisis kualitatif
kurkuminoid dengan kromatografi lapis tipis.

II. Pendahuluan
Kurkuminoid dari tanaman Curcuma longa Linn telah menjadi perhatian para
peneliti di dalam maupun luar negeri, meliputi segala aspek antar lain, sifat fisika
kimia, farmakologi, farmakokinetik, toksikologi, sintesis dan sebagainya
(Sugijanto L, 1996).
Kurkuminoid selain terkandung dalam kunyit (Curcuma longa Linn) juga terdapat
dalam tanaman yang tergolong dalam famili Zingiberaceae, antara lain adalah
temulawak (Curcuma xanthorrhiza) (Sudarsono, dkk, 1996).
Perbedaan kurkuminoid dalam kunyit dan temulawak adalah pada kunyit
terdapat 3 senyawa kurkuminoid yaitu: kurkumin, bis-demetoksi kurkumin dan
demetoksi kurkumin, sedangkan dalam temulawak hanya 2 senyawa yaitu:
kurkumin dan bis-demetoksikurkumin.
Kurkuminoid merupakan kristal amorf, berwarna kuning gelap, tidak larut dalam
air, atau eter, larut dalam alkohol dan etil asetat. Dalam suasana basa
kurkuminoid berwarna merah, sedangkan dalam suasana asan berwarna
kuning.
Rimpang temulawak mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 5.8% dan
kurkuminoid tidak kurang dari 4,0% dihitung sebagai kurkumin, dan kurkuminoid
lebih stabil pada pH 1 -7. Kandungan senyawa kimia lainnya yang terkandung
dalam temulawak adalah: xantorizol, dan borneol.

III. Alat dan bahan

Bahan :

1. Serbuk temulawak 6. Kurkumin standart


2. Kertas saring 7. Methanol p.a.
3. Etanol p.a 8. Kloroform
4. Aquadest 9. Silika gel GF 254
5. Etil asetat p.a.

Alat :
1. Seperangkat alat soxletasi 6. Kompor
2. Lampu UV 254 dan 366 nm 7. Cawan penguap
3. Seperangkat alat KLT 8. Oven
4. Kapiler 9. Almari pendingin

IV. Cara kerja


50 gram serbuk rimpang temulawak,
masukkan dalam alat soxletasi yang telah diberi kertas saring
+ 250 ml etanol, ekstraksi 2 – 3 jam

Saring dengan kertas saring


Filtrat diuapkan sampai diperoleh ekstrak konsistensi kental

Ekstrak kental masukkan dalam corong pisah, kemudian dicuci dengan


2 x 40 ml heksana
Lapisan ekstrak ditambahkan kloroform 40 ml, gojog, (ekstraksi 3 kali),
pisahkan fase kloroform

Lapisan kloroform digabung (fase I)


Uapkan hingga kental (2 ml)

Ektrak kental dilarutkan dengan 0,5 ml kloroform, ditambahkan dengan heksana


untuk menurunkan kelarutan kurkumin.

lakukan beberapa kali sehingga terbentuk kristal kurkumin

Kristal dikeringkan dalam almari pengering pad suhu 45 oC sampai kering

Kristal yang terbentuk dievaluasi

V. Evaluasi
1. Organoleptik :
a. Makroskopis :
- Bentuk :
- Warna:
- Rasa :
- Bau :
Kristal + NaOH 5% = Merah
Kristal + HCl encer = Kuning

b. Mikroskopis :
2. Rendemen = Σ (ekstrak / kristal) x 100%

Σ simplisia

3. Identifikasi dengan KLT:


Fase diam : silika Gel GF 254
Fase Gerak : Kloroform : Etanol ( 25 : 1)
Sampel & standart : Larutan 10mg dlm 1 ml Metanol
Penotolan : 3 – 5 totolan (sampel & standart)
Deteksi : UV 254 dan 366 nm
Pereaksi penampak : Vanilin – Asam sulfat LP

VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai