FITOKIMIA II
“PENETAPAN KADAR TERPENOID DAN STEROID“
Disusun oleh :
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Untuk menentukan kadar senyawa terpenoid dengan berbagai metode
Untuk menentukan kadar senyawa steroid dengan berbagai metode
Metode Kadar
Spektrofotometer UV-VIS Basah : 91,39%
Kering : 8,06
Spektrofotometer FTIR Basah : 91,39%
Kering : 8,06
Destilasi 0,59999%
Metode Kadar
Kromatografi Kolom 65,30 %
Densitometri 2,7526 mg/g
KCKT Tangkai daun, 35,24%
(b/b) dan polong,
29,67% (b/b).
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas penetapan kadar terpenoid dengan
berbagai metode. Pada praktikum ini menggunakan metode yaitu
Spektrofotometer UV-VIS, Spektrofotometer FTIR, dan Destilasi. Sampel yang
digunakan berbeda-beda tanaman dari setiap metode yang akan diujikan. Dari
praktikum ini kita melakukan studi jurnal untuk mengetahui metode dan cara
pembuatan serta alat dan bahan pada pengujian steroid ini. Tujuan dari
praktikum kali ini untuk menentukan kadar yang dihasilkan dari tanaman yang
digunakan.
Terpenoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang dibangun oleh
dua atau lebih unit atom C5 yang disebut unit isopren (2-metil-1,3-butadiena).
Unit-unit isopren tersebut saling berikatan secara teratur dalam molekul, di mana
“kepala” dari unit yang satu berikatan dengan “ekor” dari unit yang lain.
Keteraturan mengenai struktur terpenoid disebut kaidah isopren. Terpenoid
diketahui dapat bersifat aktif terhadap bakteri, fungi, virus, dan protozoa dengan
mekanisme antimikroba dalam perusakan membran sel oleh senyawa lipofilik.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan suatu analisis berdasarkan atas
pengukuran serapan suatu larutan yang dilalui radiasi monokromatis.
Spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk menentukan secara deskriptif
senyawa triterpenoid yang didapat dari hasil pemisahan senyawa dengan KLT
preparatif. Berdasarkan data spektra UV-Vis, isolat 10 mempunyai serapan
panjang gelombang 253.50, dan 238.50 nm. Serapan- serapan tersebut
memungkinkan isolat ini termasuk dalam senyawa golongan triterpenoid, begitu
juga dengan hasil kenampakan noda pada kromatogram juga mendukung hal
tersebut.
Spektrofotometer FTIR dapat digunakan untuk menentukan gugus-gugus
fungsi yang terdapat pada suatu senyawa, sehingga serapan yang dihasilkan pada
spektrum FTIR dapat memperkuat dugaan bahwa isolat tersebut merupakan
senyawa triterpenoid. Hasil spektra dari FTIR dapat mendukung dari hasil
serapan spektrofotometer UV-Vis. Serapan yang dihasilkan oleh senyawa
triterpenoid terdapat pada rentang panjang gelombang ultraviolet yaitu 180-380
nm karena senyawa triterpenoid merupakan senyawa yang tidak berwarna.
Selanjutnya metode penetapan kadar terpenoid dengan destilasi stahl
Untuk penetapan kadar minyak atsiri daun cendana ini menggunakan cara II
dengan metode destilasi stahl yaitu menggunakan penambahan xylen. Cara ini
dilakukan karena bobot jenis minyak atsiri lebih besar daripada air. Dilakukan
destilasi Stahl 3 kali replikasi dengan menggunakan 50 gram daun cendana.
Hasil Analisis Kualitatif Minyak Atsiri Daun Cendana ( Santalum album L.)
yaitu didapatkan sebesar 0,59999%. Untuk waktu pengerjaan destilasi stahl yang
harusnya di lakukan selama 6 jam, namun dalam jurnal ini dalam waktu ± 2 jam
minyak yang telah tercampur xylen sudah memenuhi buret destilasi stahl.