Anda di halaman 1dari 12

SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK

Kelompok 20
Fachriszal Abdullah (20/454742/BI/10437)
Fachrul Lingga P. (20/461038/BI/10589)
Fadhilah Fikriyanti P. (20/461039/BI/10590)
Asisten : Nafisa Khoirun Widiasri

LABORATORIUM TEKNIK BIOKIMIA


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
IDENTITAS ARTIKEL

Judul SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK
Jurnal Jurnal Farmasi Lampung
Volume & Vol. 10, No. 1, Hal. 54-61
Halaman
Tahun Juni 2021
Penulis Isna Mulyani
Rizki Nisfi Ramdhini
Syaikhul Aziz
e-ISSN 2598-4896
PENDAHULUAN

❑ Latar Belakang
✓ Kulit pisang merupakan sampah organik yang memiliki beberapa manfaat bagi manusia
seperti, memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, menghambat pembentukan kristal
kolesterol dan batu empedu, efek diuretik serta efek mutagenik.

✓ Melihat banyaknya khasiat kulit pisang tersebut, tentunya dapat diketahui bahwa tanaman ini
mengandung bermacam-macam senyawa kimia yang berguna bagi kesehatan.

✓ Oleh karena itu, pada penelitian kali ini akan dilakukan analisis komponen kimia kulit pisang,
khususnya pada kulit pisang kepok (Musa paradisiaca Var. Balbisinia Colla) yang diperoleh di
wilayah Kota Bandar Lampung.

❑ Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam kulit pisang kepok dengan metode uji kualitatif (skrining fitokimia) dan
analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
METODE

❑ Alat dan Bahan


No. Bahan Fungsi
No. Alat Fungsi
1. Kulit pisang kepok Sampel uji
1. Pisau Memotong sampel kulit
pisang kepok
2. Etanol 96% Bahan pembuatan ekstrak
2. Oven Mengeringkan sampel kulit etanol kulit pisang kepok
pisang kepok
3. Metanol, serbuk Bahan dan pereaksi dalam
3. Blender Membuat serbuk simplisia magnesium, akuades, skrining fitokimia
kulit pisang kepok HCl, NaOH, vanillin
4. Alat gelas Media menyimpan dan sulfat, pereaksi mayer,
mereaksikan sampel uji dan steasny
5. Plat silika gel F254 Media dalam analisis KLT 4. Etil asetat dan n- Bahan elusi dalam analisis
dan bejana KLT heksana KLT
6. Lampu UV 254 nm Membantu dalam 5. Pereaksi Dragendroff, Pereaksi dalam analisis
dan 366 nm pengamatan analisis KLT FeCl3, sitroborat, KLT
Lieberman-Burchad,
*KLT : Kromatografi Lapis Tipis KOH, dan H2SO4
METODE

❑ Cara Kerja (Bagan Alir)

Persiapan sampel kulit Pembuatan ekstrak Pemeriksaan senyawa


melalui maserasi 48 Persiapan alat dan alkaloid, flavonoid,
pisang kepok yang perlu bahan untuk skrining
dipotong-potong kecil, gram serbuk kulit tanin, fenol, kuinon,
pisang kepok dengan fitokimia serbuk
dikeringkan, dan simplisia sampel kulit steroid,
diblender menjadi etanol 96% (1:10) monoterpenoid, dan
selama 3x24 jam pisang kepok
serbuk simplisia siskuiterpenoid

Persiapan alat untuk Ekstrak etanol kulit Plat dikeringkan Disemprot dengan
analisis Kromatografi pisang kepok ditotolkan kemudian diamati di penampak bercak
Lapis Tipis meliputi pada plat silika gel F 254, bawah lampu UV Dragendroff, FeCl3,
plat KLT gel F254, dengan panjang sitroborat,
dielusi dengan etil
bejana KLT, dan lampu gelombang 254 nm dan Lieberman-Burchad,
UV asetat dan n-heksana KOH, dan H2SO4
366 nm
(8 : 2)
METODE

❑ Cara Kerja (Prinsip Kerja Kromatografi Lapis Tipis)

✓ Penelitian kali ini menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang merupakan salah satu
metode isolasi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari
komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen.

✓ Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan kromatografi planar yang fase diamnya berupa lapisan
seragam (uniform) pada permukaan bidang datar dan didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau
plat plastik (Nurdiani, 2018).

✓ Pemisahan pada KLT memanfaatkan prinsip adsorpsi, desorpsi, dan elusi. Mekanisme yang terjadi
adalah perebutan fase diam oleh fase gerak dan solut. Persaingan tersebut disebabkan oleh
polaritas yang dimiliki oleh fase diam dan komponen cairan (Mulyani dkk., 2021).
METODE

❑ Cara Kerja (Keuntungan Metode Kromatografi Lapis Tipis)


1. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan beragam cara, meliputi pereaksi warna,
fluorosensi, atau radiasi dengan sinar ultraviolet.
2. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), dan cara elusi dua dimensi
3. Dapat memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang tidak bisa dilakukan dengan metode
kromatografi kertas.
4. Ketepatan penentuan kadar lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang
tidak bergerak.
5. Preparasi sampel yang mudah dengan jumlah pelarut yang sedikit.
6. Waktu analisis senyawa relatif lebih singkat, sekitar 15-60 menit.
7. Kebutuhan biaya yang ringan dan ruang yang minimum.
8. Kemungkinan hasil palsu oleh komponen sekunder tidak akan terjadi.
(Nurdiani, 2018)
METODE

❑ Cara Kerja (Prosedur Penggunaan Kromatografi Lapis Tipis)


1. Potong plat Kromatografi Lapis Tipis sesuai ukuran. Plat terbuat dari kaca, plat plastik, atau aluminium
foil dengan berbagai ukuran.
2. Biasanya, untuk satu spot menggunakan plat selebar 1 cm. Berarti jika menguji 3 sampel (3 spot)
berarti menggunakan plat selebar 3 cm.
3. Buat garis dasar (base line) di bagian bawah, sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan garis akhir di
bagian atas.
4. Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan yang telah disiapkan sejajar, tepat di atas base line.
Jika sampel padat, larutkan pada pelarut tertentu. Keringkan totolan.
5. Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-masing eluen ke dalam chamber dan campurkan.
6. Tempatkan plat pada chamber berisi eluen. Base line jangan sampai tercelup oleh ulen. Kemudian
tutuplah chamber.
7. Tunggu eluen mengelusi sampel sampai mencapai garis akhir, di sana pemisahan akan terlihat.
8. Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan ukur jarak spot. Jika spot tidak
kelihatan, amati pada lampu UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan pewarna tertentu.
(Nurdiani, 2018)
HASIL & PEMBAHASAN

❑ Hasil

Tabel hasil skrining fitokimia serbuk simplisia kulit


pisang kepok menunjukkan keberadaan senyawa Hasil analisis Kromatografi Lapis Tipis ekstrak etanol
golongan alkaloid, flavonoid, monoterpen/ kulit pisang kepok menunjukkan keberadaan senyawa
seskuiterpen, fenol/tanin, saponin, dan kuinon. golongan alkaloid, flavonoid, fenol, dan kuinon
HASIL & PEMBAHASAN

❑ Pembahasan
✓ Metode yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua, yaitu skrining fitokimia dan analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Metode skrining fitokimia membuktikan keberadaan beberapa senyawa pada Tabel 1. melalui reaksi warna (uji kualitatif)
dengan berbagai pereaksi dalam sampel serbuk simplisia kulit pisang kepok.

✓ Sementara itu, metode KLT membuktikan keberadaan beberapa senyawa dalam sampel ekstrak etanol kulit pisang kepok
yang telah dielusi dengan etil asetat dan n-heksana (8:2). Kemudian, sampel disemprot pereaksi dan diamati di bawah
cahaya tampak maupun sinar UV (254 nm dan 366 nm).

✓ Senyawa alkaloid terdeteksi melalui uji KLT menggunakan pereaksi Dragendroff yang ditandai dengan kemunculan
bercak jingga.

✓ Senyawa steroid/triterpenoid tidak terdeteksi melalui uji KLT menggunakan pereaksi Lieberman-Burchad karena tidak
ada bercak yang muncul.

✓ Senyawa flavonoid terdeteksi melalui uji KLT menggunakan pereaksi sitroborat yang ditandai dengan kemunculan bercak
berfluorosensi kuning terang setelah dipanaskan dan diamati di bawah lampu UV 366 nm.

✓ Senyawa fenol terdeteksi melalui uji KLT menggunakan pereaksi FeCl3 yang ditandai dengan kemunculan bercak hitam,
baik sebelum dan setelah diberi eluen metanol.

✓ Senyawa kuinon terdeteksi melalui uji KLT menggunakan pereaksi KOH yang ditandai dengan kemunculan bercak coklat
kehitaman, baik sebelum dan setelah diberi eluen metanol.
KESIMPULAN

Hasil skrining fitokimia simplisia kulit pisang kepok menunjukkan keberadaan senyawa
golongan alkaloid, monoterpen/seskuiterpen, fenol/tanin, saponin, dan kuinon. Hal ini
sejalan dengan hasil skrining fitokimia dari analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
ekstrak etanol kulit pisang kepok juga menunjukkan adanya kandungan senyawa
golongan alkaloid, flavonoid, fenol, dan kuinon
REFERENSI

Mulyani, I., Ramdhini, R. N., & Aziz, S. (2021). Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Kulit Pisang Kepok. Jurnal Farmasi
Lampung, 10(1), hal. 54-61.

Nurdiani, D. (2018). Buku Informasi: Melaksanakan Analasis secara Kromatografi


Konvensional mengikuti Prosedur. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai