1*) 1) 2)
Isna Mulyani , Rizki Nisfi Ramdhini , Syaikhul Aziz
1
Program Studi Farmasi, Akademi Farmasi Cendikia Farma Husada
2
Program Studi Farmasi, Institut Teknologi Sumatera
*Email : isna@akfarcefada.ac.id
0721-774471
Abstract
Kepok banana peel is an organic waste that has potential to be reused. Several studies
proofed that banana peels have antioxidant activity, antimicrobial, inhibit the formation
of cholesterol crystals and gallstones, diuretic effect, and mutagenic effect. This study
aims to identify secondary metabolites contained in kepok banana peels using
qualitative test methods (phytochemical screening) and thin layer chromatography
analysis. The results of the phytochemical screening of kepok banana peel indicated
the presence of alkaloids, monoterpenes/sesquiterpenes, phenols/tannins, saponins,
and quinones. Thin layer chromatographic profile of ethanol extract showed the
presence of flavonoid, phenol, and quinone compounds.
Keywords: Phytochemical, chromatography, banana peel
Abstrak
Kulit pisang kepok merupakan sampah organik yang berpotensi untuk dimanfaat
kembali. Beberapa penelitian membuktikan kulit pisang memiliki aktivitas antioksidan,
antimikroba, menghambat pembentukan kristal kolesterol dan batu empedu, efek
diuretik dan efek mutagenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-
senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam kulit pisang kepok dengan
metoda uji kualitatif (skrining fitokimia) dan analisis kromatografi lapis tipis. Hasil
skrining fitokimia kulit pisang kepok mengindikasikan adanya senyawa golongan
alkaloid, monoterpen/seskuiterpen, fenol/tanin, saponin, dan kuinon. Profil kromatografi
lapis tipis ekstrak etanol menunjukkan adanya keberadaan senyawa golongan
flavonoid, fenol, dan kuinon.
Kata Kunci: Fitokimia, kromatografi, kulit pisang
56
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021
58
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021
Gambar 1. Profil KLT ekstrak etanol kulit pisang kepok dielusi dengan pengembang etil asetat :
n-heksana = 8:2 dan dilamati dibawah lampu UV 254 nm, 366 nm dan sinar tampak,
dibandingkan sebelum dan sesudah disemprot dengan berbagai penambak bercak : (1)
Dragendorff, (2) sitroborat, (3) KOH, (4) FeCl3, (5) Lieberman Burchad, (6) H2SO4 10%
perubahan warna yang menandakan di
Uji KLT dengan berbagai penampak
dalam sampel ekstrak etanol kulit
bercak ditunjukkan pada Gambar 1.
pisang kepok tidak terdeteksi adanya
Pada sinar tampak bercak terlihat
senyawa alkaloid.
samar. Bercak terlihat agak jelas di
bawah lampu UV 254 nm. Ada 6
Senyawa golongan steroid/ triterpenoid
bercak dengan Rf 0,05; 0,32; 0,45;
tidak terdeteksi karena setelah
0,77; 0,86 dan 0,9. Senyawa yang
disemprot pereaksi Lieberman
berflouresensi di bawah lampu UV 366
Burchad tidak ada bercak yang timbul.
nm pada Rf 0 (titik awal); 0,32 dan
Hal ini sesuai dengan hasil skrining
0,45. Ini menandakan senyawa
simplisia.
tersebut memiliki gugus kromofor atau
ausokrom. Setelah disemprot dengan Senyawa yang teradsorpsi pada titik
H2SO4 dan dipanaskan, bercak terlihat awal Rf 0,05 menunjukan reaksi
jelas berwarna coklat kehitaman. dengan penampak bercak sitroborat.
Setelah disemprot dan dipanaskan,
Keberadaan senyawa golongan
lalu dilihat dibawah lampu UV 366 nm,
alkaloid dikonfirmasi dengan uji KLT
terlihat bercak berflouresensi
menggunakan pereaksi Dragendorff.
menghasilkan warna kuning terang. Ini
Senyawa alkaloid akan bereaksi
menandakan bercak tersebut
menghasilkan warna jingga setelah
mengandung senyawa flavonoid [13].
disemprot pereaksi Dragendorff [12].
Pada gambar 1. tidak terlihat jelas
59
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021
UCAPAN TERIMAKASIH
60
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021
Farma Husada atas dukungan fasilitas [8] Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik
yang diberikan. Bahan Alam. Jakarta. Karnunika
[9] Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Bahan Obat. Padang.
[1] Anonim. 2020. Produksi Tanaman Pusat Penelitian Universitas
Buah-buahan 2020. Andalas
https://www.bps.go.id/indicator/55/
[10] Gritter, R. J., Bobbit J. M.,
62/1/produksi-tanaman-buah-
Schwarting, A. E. 1991. Pengantar
buahan.html. Diakses tanggal 21
Kromatografi. Bandung. Penerbit
juni 2021 pukul 22:12.
ITB
[2] Sariamanah, W.O.S., Munir. A.,
[11] Gandjar, I.G., Rohman. A. 2009.
Agriansyah, A. 2016. Karakterisasi
Kimia Farmasi Analisis.
Morfologi Tanaman Pisang (Musa
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
paradisiaca L.) di Kelurahan
Tobimeita kecamatan Abeli Kota
[12] Wagner, H., Bladt, S.1996. Plant
Kendari. Jurnal Ampibi 1(3) hal 32-
Drug Analysis A Thin Layer
41.
Chromatography Atlas. Springer.
[3] Imam, Mohammad Zafar & Akter, Second edition
Saleha. 2011. Musa paradisiaca L.
and Musa sapientum L. : A [13] Mulyani, S., Lakasana, T.2011.
Phytochemical and Analisis Flavonoid dan Tannin
Pharmacological Review. Journal Dengan Metoda Mikroskopi
of Applied Pharmaceutical Mikrokimiawi. Majalah Obat
Science. 01. Tradisional. 16(3),109 – 114 2011
[4] Tiwari, P. Kumar, B. Kaur, M., [14] Markham, K.R. 1988. Cara
Kaur, G., Kaur, H. 2011. Mengidentifikasi Flavonoid.
Phytochemical screening and Bandung. Penerbit ITB
Extraction: A Review.
Internationale Pharmaceutica
Sciencia Vol 1 Issue 1
[5] Farnsworth, N. R. 1966. Biological
and Phytochemical Screening of
Plants. J. Pharm. Sci., 55(3), 243-
268
[6] Harborne, J. 1996. Metode
Fitokimia: Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Penerbit
ITB. Cetakan kedua
[7] Marliana, S.D., Suryanti V., dan
Suyono. 2005. Skrining Fitokimia
dan Analisis Kromatografi Lapis
Tipis Komponen Kimia Buah Labu
Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol.
Biofarmasi 3 (1): 26-31
61