Anda di halaman 1dari 8

JFL

Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK

PHYTOCHEMICAL SCREENING AND THIN LAYER CHROMATOGRAPHY


ANALYSIS OF KEPOK BANANA PEEL EXTRACT

1*) 1) 2)
Isna Mulyani , Rizki Nisfi Ramdhini , Syaikhul Aziz
1
Program Studi Farmasi, Akademi Farmasi Cendikia Farma Husada
2
Program Studi Farmasi, Institut Teknologi Sumatera

*Email : isna@akfarcefada.ac.id
0721-774471

Abstract
Kepok banana peel is an organic waste that has potential to be reused. Several studies
proofed that banana peels have antioxidant activity, antimicrobial, inhibit the formation
of cholesterol crystals and gallstones, diuretic effect, and mutagenic effect. This study
aims to identify secondary metabolites contained in kepok banana peels using
qualitative test methods (phytochemical screening) and thin layer chromatography
analysis. The results of the phytochemical screening of kepok banana peel indicated
the presence of alkaloids, monoterpenes/sesquiterpenes, phenols/tannins, saponins,
and quinones. Thin layer chromatographic profile of ethanol extract showed the
presence of flavonoid, phenol, and quinone compounds.
Keywords: Phytochemical, chromatography, banana peel

Abstrak
Kulit pisang kepok merupakan sampah organik yang berpotensi untuk dimanfaat
kembali. Beberapa penelitian membuktikan kulit pisang memiliki aktivitas antioksidan,
antimikroba, menghambat pembentukan kristal kolesterol dan batu empedu, efek
diuretik dan efek mutagenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-
senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam kulit pisang kepok dengan
metoda uji kualitatif (skrining fitokimia) dan analisis kromatografi lapis tipis. Hasil
skrining fitokimia kulit pisang kepok mengindikasikan adanya senyawa golongan
alkaloid, monoterpen/seskuiterpen, fenol/tanin, saponin, dan kuinon. Profil kromatografi
lapis tipis ekstrak etanol menunjukkan adanya keberadaan senyawa golongan
flavonoid, fenol, dan kuinon.
Kata Kunci: Fitokimia, kromatografi, kulit pisang

sentra penghasil pisang terbesar ke 3


PENDAHULUAN di Indonesia setelah Jawa Timur dan
Pengelolan sampah masih menjadi hal Jawa Barat pada tahun 2020
serius untuk diperhatikan di masa menghasilkan 1.208.956 ton pisang [1].
sekarang. Provinsi lampung sebagai Selain menghasilkan berbagai produk
54
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

olahan pisang tentunya Provinsi NaOH, HCl, akuades, vanilin sulfat,


Lampung juga menghasilkan sampah pereaksi steasny, sitroborat, KOH.
berupa limbah kulit pisang. Limbah kulit
Prosedur
pisang ini berpotensi menambah
masalah lingkungan jika tidak dikelola Persiapan sampel kulit pisang kepok
dengan baik. Penerapan 3R: reduce, Kulit pisang kepok dicuci, ditiriskan,
reuse dan recycle sangat penting dipotong kecil-kecil, kemudian
dalam menjaga lingkungan hidup. dikeringkan dengan oven pada suhu 40
Reuse yang berarti memanfaatkan 0
C selama 1 minggu. Selanjutnya kulit
kembali sampah bisa diterapkan pada pisang kepok kering diserbukkan
limbah kulit pisang. menggunakan blender.
Pisang kepok merupakan salah satu Ekstraksi sampel kulit pisang kepok
varietas pisang yang paling banyak
diolah menjadi aneka pangan. Kulit Sebanyak 48 gram serbuk kulit pisang
pisang kepok sangat mudah ditemukan kepok dimaserasi menggunakan etanol
di sekitar kita. Pisang kepok (Musa 96% dengan perbandingan 1:10
paradisiaca Var. Balbisina Colla.) selama 3 x 24 jam dengan tiap 24 jam
termasuk famili Musaceae [2]. dilakukan pergantian pelarut. Maserat
disaring dan diuapkan pelarutnya.
Beberapa penelitian menyebutkan kulit
pisang kepok mempunyai aktivitas Pemeriksaan golongan senyawa
antioksidan, antimikroba, menghambat metabolit sekunder [4] [5]
pembentukan kristal kolesterol dan batu Pemeriksaan alkaloid
empedu, efek diuretik dan efek
mutagenik [3]. Satu gram serbuk simplisia dibasakan
dengan ammonia 25%, digerus dalam
Melihat banyaknya khasiat kulit pisang mortir, kemudian ditambahkan
kepok diperkirakan tanaman tersebut kloroform, digerus kembali lalu fase
mengandung bermacam-macam kloroform disaring. filtrat kloroform
senyawa kimia yang berguna bagi dikocok kuat dengan HCl 2N hingga
kesehatan. Oleh karena itu, pada terbentuk 2 fase. Fase asam (HCl)
penelitian ini dilakukan analisis yang berada lapisan atas diambil lalu
komponen kimia kulit pisang kepok dibagi tiga bagian dan diperlakukan
yang diperoleh dari kota Bandar sebagai berikut:
Lampung.
(1) bagian pertama digunakan sebagai
METODE PENELITIAN blangko (pembanding)
Alat (2) bagian kedua ditambahkan
Alat gelas, penangas air, oven, plat pereaksi Mayer, jika menghasilkan
KLT silika gel F254, bejana KLT, lampu kekeruhan atau endapan berwarna
UV 254 nm dan 366 nm. putih menunjukkan adanya alkaloid

Bahan (3) bagian ketiga ditambahkan pereaksi


Dragendorff, jika terbentuk
Kulit pisang kepok yang diperoleh dari kekeruhan atau endapan berwarna
Pasar Tugu kota Bandar Lampung, jingga kekuningan/ merah bata,
etanol, metanol, n-heksana, etil asetat, menunjukkan adanya alkaloid.
kloroforom, serbuk magnesium,
pereaksi mayer, pereaksi Dragendorff,
FeCl3, pereaksi Lieberman-Burchard,
55
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

Pemeriksaan flavonoid larutan FeCl3. Terbentuknya warna


biru tinta menunjukkan adanya tanin
Satu gram serbuk simplisia
galat.
ditambahkan air, dipanaskan lalu
disaring dan didinginkan. filtrat yang Pemeriksaan kuinon
diperoleh ditambahkan asam klorida
Satu gram serbuk simplisia dipanaskan
(HCl 5N) dan serbuk magnesium
dengan air, kemudian disaring. Filtrat
dikocok kuat dan ditambahkan, amil
ditetesi dengan larutan NaOH 1N.
alkohol kemudian dikocok kuat,
Terbentuknya warna kuning hingga
diamkan hingga terbentuk dua lapisan.
merah menunjukkan adanya senyawa
Jika terbentuk warna kuning, jingga,
kelompok kuinon.
atau merah pada lapisan amil alkohol
menunjukkan adanya flavonoid. Pemeriksaan steroid/ triterpenoid
Pemeriksaan saponin Satu gram simplisia dimaserasi dengan
n-heksana selama 30 menit (tutup
Satu gram serbuk simplisia
rapat), kemudian disaring. Filtrat n-
ditambahkan air, dipanaskan lalu
heksana diuapkan diuapkan di atas
disaring. Setelah dingin filtrat dalam
cawan penguap hingga kering. Pada
tabung reaksi dikocok kuat-kuat selama
residu diteteskan pereaksi Lieberman-
lebih kurang 30 detik. Pembentukan
Burchard. Terbentuknya warna ungu
buih sekurang-kurangnya setinggi 1 cm
menunjukkan bahwa dalam simplisia
dan persisten selama sepuluh menit
mengandung senyawa kelompok
serta tidak hilang setelah penambahan
triterpenoid, sedangkan bila terbentuk
1 tetes asam klorida encer
warna biru-hijau menunjukkan adanya
menunjukkan bahwa dalam simplisia
senyawa kelompok steroid.
terdapat saponin.
Pemeriksaan Monoterpenoid/
Pemeriksaan tanin/polifenolat
seskuiterpenoid
Satu gram serbuk simplisia
Simplisia dimaserasi dengan eter
ditambahkan air, dipanaskan kemudian
selama 30 menit (tutup rapat),
disaring. Filtrat dibagi tiga bagian dan
kemudian disaring. Filtrat n-heksana
diperlakukan sebagai berikut:
diuapkan diuapkan di atas cawan
(1) Bagian satu, filtrat ditetesi larutan penguap hingga kering. Pada residu
FeCl3. Terbentuknya warna biru- diteteskan pereaksi vanilin sulfat dari
hitam menunjukkan adanya tanin pinggir cawan. Terbentuknya warna-
dan polifenolat alam. warna menunjuk-kan adanya senyawa
monoterpenoid/ seskuiterpenoid.
(2) Bagian dua, filtrat diuji ulang dengan
penambahan larutan gelatin 1%. Analisa Kromatografi Lapis Tipis
Adanya endapan putih menunjukkan
Ekstrak etanol kulit pisang kepok
adanya tanin.
ditotolkan pada plat silika gel F254,
(3) Bagian tiga, filtrat ditambahkan dielusi dengan etil asetat : n-heksana =
pereaksi Steasny, kemudian 8 : 2. Plat dikeringkan kemudian
dipanaskan dalam penangas air. diamati di bawah lampu UV 254 nm
Terbentuknya endapan merah muda dan 366 nm, kemudian disemprot
menunjukkan adanya tanin katekat. dengan penampak bercak Dragendroff,
Selanjutnya endapan disaring, filtrat FeCl3, sitroborat, Lieberman-Burchad,
dijenuhkan dengan natrium asetat KOH dan H2SO4.
dan ditambahkan beberapa tetes

56
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

HASIL DAN PEMBAHASAN kandungan alkaloid. Penambahan fase


asam bertujuan untuk merubah
Pemeriksaan Golongan Senyawa
alkaloid-basa menjadi alkaloid-garam,
Metabolit Sekunder
yang menjadikan senyawa alkaloid
Kandungan metabolit sekunder yang dapat larut pada pelarut polar (fase
terdapat dalam simplisia kulit buah asam) [6]. Alkaloid mengandung atom
pisang kepok dianalisis golongan nitrogen yang mempunyai pasangan
senyawanya menggunakan reaksi elektron bebas sehingga dapat
warna (uji kualitatif) dengan berbagai membentuk ikatan kovalen koordinat
pereaksi. Hasil skrining fitokimia dengan ion logam. Endapan yang
simplisia kulit pisang disajikan pada terbentuk setelah penambahan
tabel 1. pereaksi Mayer, Wagner dan
Dragendorff diperkirakan terjadi karena
Terbentuk endapan pada uji sama-sama terbentuk kompleks kalium-
Dragendorff, Mayer dan Wagner alkaloid [7]. Adanya perbedaan warna
menunjukkan bahwa dalam simplisia endapan terjadi karena perbedaan
kulit pisang kepok terdeteksi adanya produk samping hasil reaksi.
Tabel 1. Hasil skrining fitokimia simplisia kulit pisang kepok
Kandungan Pereaksi/ Perlakuan Hasil Keterangan
kimia
Alkaloid Dragendorff Tidak ada endapan Tidak Terdeteksi
Mayer Tidak ada endapan Tidak Terdeteksi
Wagner Tidak ada endapan Tidak Terdeteksi
Steroid/ Lieberman-Burchard Coklat Tidak Terdeteksi
triterpenoid
Monoterpen/ Vanilin sulfat Merah keunguan Terdeteksi
seskuiterpen
Flavonoid + HCl 2 N, sebuk mg Lapisan berwarna Terdeteksi
dan amil alkohol kuning muda (amil
alkohol)
Tanin/ + FeCl3 Biru kehitaman Terdeteksi
polifenol
+ gelatin Endapan putih Terdeteksi

+ Steasny Endapan putih Tanin galat

Saponin Kocok kuat, diamkan Lapisan buih tetap Terdeteksi


10 menit + HCl 2 N ada
Antrakuinon + NaOH Coklat muda Terdeteksi

Pada uji steroid/triterpenoid tidak membentuk turunan asetil dari steroid,


terdeteksi adanya golongan senyawa dan asam sulfat pekat yang ditetesi
ini. Hasil positif pada uji Lieberman- melewati dinding cawan akan
Burchad ditandai dengan terbentuknya menghasilkan warna hijau untuk
lapisan hijau yang merupakan hasil senyawa steroid [7]
reaksi antara steroid tak jenuh atau
Terbentuknya warna ungu setelah
triterpenoid dengan asam. Asam asetat
ditambahkan pereaksi vanilin sulfat
anhidrat pada pereaksi Lieberman
menunjukkan bahwa simplisia
Burchard akan mengekstraksi steroid,
terdeteksi mengandung senyawa
memastikan kondisi bebas air dan
57
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

golongan monoterpenoid atau dilakukan dengan cara menyemprotkan


seskuiterpenoid. plat KLT dengan berbagai penampak
bercak spesifik. Uji KLT kandungan
Flavonoid merupakan senyawa yang monoterpenoid/ seskuiterpenoid dan
mengandung cincin α-benzopiron. saponin tidak dilakukan karena tidak
Penambahan HCl yang dikatalis oleh ada ditemukan prosedur yang tepat.
serbuk magnesium mengakibatkan
terjadinya reaksi pembentukan garam Keberadaan senyawa kimia yang
flavilium yang berwarna merah tua [8]. terkandung pada ekstrak etanol kulit
Amil alkohol ditambahkan agar garam pisang ditandai dengan nilai Rf setiap
flavilium tertarik ke lapisan amil alkohol bercak. Nilai Rf menunjukkan
sehingga perubahan warna lebih perbedaan sifat senyawa berdasarkan
mudah diamati. Hasil skrining simplisia kepolarannya. Angka ini didapat
kulit pisang kepok menunjukkan dengan cara membagi jarak yang
perubahan warna pada lapisan amil ditempuh oleh bercak linarut dengan
alkohol yang menandakan adanya jarak yang ditempuh oleh garis depan
senyawa flavonoid. pelarut [10].

Adanya tannin/polifenol maka akan Nilai Rf berbanding terbalik dengan


memberikan warna biru kehitaman sifat kepolarannya. Senyawa yang
setelah ditambah pereaksi FeCl3. Tanin mempunyai Rf lebih besar berarti
akan mengendapkan protein sehingga mempunyai sifat semakin non polar,
setelah ditambahkan gelatin akan dan yang lebih kecil berarti memiliki
membentuk kopolimer mantap yang sifat semakin polar. Hal ini disebabkan
tidak larut dalam air [6]. fasa diam bersifat polar. Senyawa yang
besifat polar akan terabsorpsi kuat dan
Timbulnya buih setelah sampel dikocok tertahan pada fasa diam, sehingga
kuat dan tetap ada dengan menghasilkan nilai Rf yang rendah [10].
penambahan HCl 2N menunjukkan
adanya saponin. Saponin merupakan Pemisahan pada KLT memanfaatkan
senyawa glikosida yang mempunyai prinsip adsorpsi, desorpsi, dan elusi.
kemampuan membentuk buih dalam air Mekanisme yang terjadi adalah
karena terhidrolisis menjadi glukosa perebutan fase diam oleh fase gerak
dan senyawa lain [9]. dan solut. Persaingan tersebut
disebabkan oleh polaritas yang dimiliki
Antrakuinon akan memberikan warna oleh fase diam dan komponen cairan.
kuning setelah ditambahkan basa,
namun reaksi ini tidak spesifik, karena Komponen yang memiliki polaritas yang
basa bisa bereaksi dengan semua sama dengan fase diam akan
senyawa yang mengandung gugus berinteraksi lebih kuat dan komponen
hidroksil. tersebut akan terjerap pada fase diam
sedangkan komponen yang memiliki
Analisis Kromatografi Lapis Tipis polaritas yang hampir sama dengan
(KLT) eluen akan terelusi mengikuti eluen
(11).
Analisis kandungan kimia ekstrak
etanol kulit pisang kepok dilakukan Pengamatan bercak dilakukan dibawah
untuk menegaskan hasil yang diperoleh lampu UV 254 nm, 366 nm penampak
pada skrining fitokimia. Analisis bercak H2SO410%. Pengamatan pada

58
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

lampu UV 254 nm, bercak yang tampak berwarna gelap. Penggunaan


karena adanya interaksi antara sinar penampak bercak H2SO4 10% sebagai
UV dengan indikator fluoresensi yang penampak bercak universal didasarkan
terdapat pada lempeng KLT sehingga sifat asam sulfat yang merupakan
lempeng berflouresensi sedangkan oksidator kuat sehingga merusak gugus
bercak berwarna gelap. Sedangkan kromofor senyawa sehingga panjang
pada lampu UV 366 nm bercak yang gelombang berubah ke arah yang lebih
memiliki gugus kromofor dan ausokrom panjang dan bercak menjadi tampak
akan flouresensi dan lempeng oleh mata [10].

Gambar 1. Profil KLT ekstrak etanol kulit pisang kepok dielusi dengan pengembang etil asetat :
n-heksana = 8:2 dan dilamati dibawah lampu UV 254 nm, 366 nm dan sinar tampak,
dibandingkan sebelum dan sesudah disemprot dengan berbagai penambak bercak : (1)
Dragendorff, (2) sitroborat, (3) KOH, (4) FeCl3, (5) Lieberman Burchad, (6) H2SO4 10%
perubahan warna yang menandakan di
Uji KLT dengan berbagai penampak
dalam sampel ekstrak etanol kulit
bercak ditunjukkan pada Gambar 1.
pisang kepok tidak terdeteksi adanya
Pada sinar tampak bercak terlihat
senyawa alkaloid.
samar. Bercak terlihat agak jelas di
bawah lampu UV 254 nm. Ada 6
Senyawa golongan steroid/ triterpenoid
bercak dengan Rf 0,05; 0,32; 0,45;
tidak terdeteksi karena setelah
0,77; 0,86 dan 0,9. Senyawa yang
disemprot pereaksi Lieberman
berflouresensi di bawah lampu UV 366
Burchad tidak ada bercak yang timbul.
nm pada Rf 0 (titik awal); 0,32 dan
Hal ini sesuai dengan hasil skrining
0,45. Ini menandakan senyawa
simplisia.
tersebut memiliki gugus kromofor atau
ausokrom. Setelah disemprot dengan Senyawa yang teradsorpsi pada titik
H2SO4 dan dipanaskan, bercak terlihat awal Rf 0,05 menunjukan reaksi
jelas berwarna coklat kehitaman. dengan penampak bercak sitroborat.
Setelah disemprot dan dipanaskan,
Keberadaan senyawa golongan
lalu dilihat dibawah lampu UV 366 nm,
alkaloid dikonfirmasi dengan uji KLT
terlihat bercak berflouresensi
menggunakan pereaksi Dragendorff.
menghasilkan warna kuning terang. Ini
Senyawa alkaloid akan bereaksi
menandakan bercak tersebut
menghasilkan warna jingga setelah
mengandung senyawa flavonoid [13].
disemprot pereaksi Dragendorff [12].
Pada gambar 1. tidak terlihat jelas
59
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

Kebanyakan senyawa golongan


flavonoid bersifat sangat polar,
sehingga dibutuhkan eluen dengan
polaritaas tinggi untuk mengelusi
senyawa tersebut [14]. Oleh karena itu
dilakukan kembali uji KLT
menggunakan eluen metanol 100%.
Hasil pengujian dapat dilihat pada
gambar 3. Senyawa yang diduga
flavonoid pada Rf 0,16 – 0,35 setelah
disemprot pereaksi sitroborat
menghasilkan flouresensi kuning
terang di bawah lampu UV 366 nm.

Senyawa golongan fenol akan


bereaksi dengan FeCl3 terlihat pada
gambar 1. bercak titik awal dan Rf 0,86 Gambar 2. Profil KLT ekstrak etanol kulit
berubah warna menjadi hitam setelah pisang dielusi dengan eluen metanol 100%
disemprot. Kedua bercak tersebut juga diamati pada (1) sinar tampak, (2) lampu
UV 254 nm (3) lampu UV 336 nm (4) sinar
bereaksi dengan KOH memberikan
tampak setelah disemprot FeCl3 (5) sinar
warna coklat kehitaman, sehingga tampak setelah disemprot KOH, (6) lampu
diduga mengandung senyawa UV 366 nm setelah disemprot sitroborat.
golongan kuinon. Akan tetapi bercak
kembali pudar setelah beberapa menit KESIMPULAN DAN SARAN
didiamkan. Untuk memastikan
keberadaan senyawa fenol dan kuinon KESIMPULAN
maka dilakukan uji KLT menggunakan
eluen metanol 100%. Hasil analisis Hasil skrining fitokimia simplisia kulit
disajikan pada gambar 2. Bercak pisang kepok menunjukkan keberadaan
dengan Rf 0,35 – 0,51 berubah warna senyawa golongan alkaloid,
menjadi hitam setelah disemprot FeCl3 monoterpen/seskuiterpen, fenol/ tanin,
dan coklat kehitaman setelah saponin, dan kuinon. Sejalan dengan
disemprot KOH. Hal ini semakin hasil skrining fitokimia, hasil analisis
meyakinkan bahwa sampel ekstrak KLT ekstrak etanol kulit pisang kepok
kulit pisang kepok mengandung juga menunjukkan adanya kandungan
senyawa fenol dan kuinon. senyawa golongan flavonoid, fenol, dan
kuinon
SARAN
Perlu dilakukan fraksinasi dan
pemurnian lebih lanjut agar senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam
kulit pisang kepok bisa dikarakterisasi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih


kepada Akademi Farmasi Cendikia

60
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.10. No.1 Juni 2021

Farma Husada atas dukungan fasilitas [8] Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik
yang diberikan. Bahan Alam. Jakarta. Karnunika
[9] Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Bahan Obat. Padang.
[1] Anonim. 2020. Produksi Tanaman Pusat Penelitian Universitas
Buah-buahan 2020. Andalas
https://www.bps.go.id/indicator/55/
[10] Gritter, R. J., Bobbit J. M.,
62/1/produksi-tanaman-buah-
Schwarting, A. E. 1991. Pengantar
buahan.html. Diakses tanggal 21
Kromatografi. Bandung. Penerbit
juni 2021 pukul 22:12.
ITB
[2] Sariamanah, W.O.S., Munir. A.,
[11] Gandjar, I.G., Rohman. A. 2009.
Agriansyah, A. 2016. Karakterisasi
Kimia Farmasi Analisis.
Morfologi Tanaman Pisang (Musa
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
paradisiaca L.) di Kelurahan
Tobimeita kecamatan Abeli Kota
[12] Wagner, H., Bladt, S.1996. Plant
Kendari. Jurnal Ampibi 1(3) hal 32-
Drug Analysis A Thin Layer
41.
Chromatography Atlas. Springer.
[3] Imam, Mohammad Zafar & Akter, Second edition
Saleha. 2011. Musa paradisiaca L.
and Musa sapientum L. : A [13] Mulyani, S., Lakasana, T.2011.
Phytochemical and Analisis Flavonoid dan Tannin
Pharmacological Review. Journal Dengan Metoda Mikroskopi
of Applied Pharmaceutical Mikrokimiawi. Majalah Obat
Science. 01. Tradisional. 16(3),109 – 114 2011
[4] Tiwari, P. Kumar, B. Kaur, M., [14] Markham, K.R. 1988. Cara
Kaur, G., Kaur, H. 2011. Mengidentifikasi Flavonoid.
Phytochemical screening and Bandung. Penerbit ITB
Extraction: A Review.
Internationale Pharmaceutica
Sciencia Vol 1 Issue 1
[5] Farnsworth, N. R. 1966. Biological
and Phytochemical Screening of
Plants. J. Pharm. Sci., 55(3), 243-
268
[6] Harborne, J. 1996. Metode
Fitokimia: Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Penerbit
ITB. Cetakan kedua
[7] Marliana, S.D., Suryanti V., dan
Suyono. 2005. Skrining Fitokimia
dan Analisis Kromatografi Lapis
Tipis Komponen Kimia Buah Labu
Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol.
Biofarmasi 3 (1): 26-31

61

Anda mungkin juga menyukai